Pages - Menu

Pages

Selasa, 21 Maret 2017

Avalokitesvara 1000 Tangan 1000 Mata

Tanggal 26 Bulan 2 Imlek Lunar Merupakan Hari Kelahiran SAHASBHUJA SAHASRANETRA AVALOKITESVARA/Avalokitesvara 1000 Tangan 1000 Mata. Hari kelahiran beliau hanya beda 1 minggu dengan avalokitesvara bodhisatva.
Bagaimana kisah perubahan Avalokitesvara Bodhisattva menjadi Alokitesvara Tangan Seribu Mata Seribu?

Suatu kali Avalokitesvara Bodhisattva merasa sedih, setiap kali menolong umat yang menderita, umat tersebut selalu berbuat kejahatan lagi berulang ulang tiada habisnya.

Karena sangat sedih akhirnya Avalokitesvara Bodhisattva melepas sumpah yang pernah Beliau ikrarkan. Begitu melepaskan ikrar, kepala Avalokitesvara Bodhisattva pecah menjadi 9 keping, kemudian tangan pecah menjadi 1000 bagian, dan mata pecah menjadi 1000 bagian.

Buddha Amitabha sebagai guru dari Avalokitesvara Bodhisattva mengetahui kejadian ini. Oleh sang Guru kepingan dari tubuh Avalokitesvara Bodhisattva kemudian disusun kembali mulai dari 9 kepala, 1000 tangan dan 1000 mata disusun kembali menjadi sosok Avalokitesvara yang baru. Diatas kepala Avalokitesvara ditambah lagi kepala dari Vajrasatva dan kepala dari Buddha Amitabha sang guru.

Buddha Amitabha memberikan pengertian kepada sosok Avalokitesvara yang
baru ini dan akhirnya Avalokitesvara Tangan Seribu Mata Seribu mengerti
dan mencapai KeBuddhaan.
Mantra Hati Beliau Adalah: NAMO SAN MANTO MUTONAM WAJELA DA MO XIE 108 X😇😇😇

Sabtu, 11 Maret 2017

太上老君 - 道德天尊 tài shàng lǎo jūn - dào dé tiānzūn

太上老君 - 道德天尊
tài shàng lǎo jūn - dào dé tiānzūn

Ultah Thai sang lao jun 12 maret 2017 ( imlek 15/2)
Sang Dewa tertua pertama disebut-sebut adalah Thay Sang Lau Jun.
Berkali-kali turun ke dunia. Menciptakan Tao yang jujur menjadi aliran utama.
Mula-mula ia menjadi BAN KU SE si pembuka dunia, kemudian menjadi HUANG TI raja kesatria, kemudian lagi menjadi Profesor LAW ZHE ahli filsafat. Thay Siang Lo Kun atau Tai Shang Lao Jun dikenal juga dengan nama Maha Dewa Thay Siang, yang diwujudkan dalam diri Li Er alias Li Dan alias Lao Tse (Lao Zi) atau Lo Kun Ya (Lao Jun Ye), pendiri Taoisme.

Lao Tse atau Lao Zi dilahirkan pada tahun 604 SM, dengan nama Lie Djie (Li Er). Konon menurut cerita, sejak dilahirkan memang rambut dan alis Lie Djie sudah putih semua, mirip orang tua. Menurut buku Lao Zi Nei Zhuan (kisah-kisah Lao Zi), disebutkan bahwa Tai Shang Lao Jin menjelma sebagai Li Er, alias Bo Yang atau Zhong Er, berasal dari negeri Zhu. Ibunya menjadi hamil setelah intisari hati matahari yang berupa bintang, masuk ke dalam mulutnya. Kehamilan itu berlangsung selama 72 tahun, dan barulah Li Er dilahirkan di bawah pohon Li, dengan melewati ketiak kiri ibunya. Karena pada waktu lahir ia sudah terlihat tua, maka ia kemudian disebut Lao Tse (Lao Zi - si anak tua). Disebutkan pula bahwa ia bermuka warna emas, dan darahnya berwarna putih. Telinganya berlubang tiga, sehingga ia sering juga disebut dengan nama Lao Dan. Lie Djie tinggal di kota Lo Yang dan setelah dewasa bekerja sebagai pegawai perpustakaan kerajaan. Ia mengarang kitab Tao Te Cing (Dao De Jing), yang berisi 5.000 huruf. Suatu hari, saat ia berniat meninggalkan hidup duniawi dan pergi bertapa. Ia memberikan kitab Tao Te Cing tersebut kepada kawan-kawannya sebagai kenang-kenangan. Kitab Tao Te Cing ini kelak menjadi salah satu kitab suci Taoisme. Loa Tse pergi meninggalkan kota dengan mengendarai seekor kerbau hijau.

Berkat kegigihannya dalam berlatih, Lao Tse akhirnya mencapai kedewaan, dan terkenal sebagai Thay Siang Lo Kun (Maha Dewa Thay Siang). Ia mendapat tugas sebagai pengawas pemerintahan khayangan.

Dalam cerita klasik See Yu Ki (Xi You Ji) atau kisah perjalanan ke barat, diceritakan bahwa Thay Siang Lo Kun membuat pil dewa. Pil-pil tersebut dicuri oleh Sun Go Kong dan memporak-porandakan khayangan.

Sebenarnya tokoh Taoisme selain Thay Siang Lo Kun, juga ada Thio Thian Su (Zhang Tian Shi) dan Leng Koan Tiang Kun (Ling Guan Tian Jun).  Tetapi Lao Tse yang merupakan perwujudan dari Thay Siang Lo Kun, lebih dikenal oleh masyarakat umum.

Ajaran Tao sendiri sebenarnya sudah diterapkan sejak jaman Hwang Te (Huang Di) sekitar tahun 2697 SM – 2597 SM. Dari jaman Hwang Te inilah mulai diciptakannya huruf-huruf sebagai alat komunikasi. Dipercaya bahwa Hwang Te juga merupakan salah satu penjelmaan dari Thay Siang Lo Kun.

Arca Thay Siang Lo Kun biasanya ditampilkan sebagai seorang tua sesuai dengan perwujudannya sebagai Lao Tse, wajahnya berseri-seri, rambut putihnya digelung ke atas seperti konde, jenggot putihnya panjang, memakai jubah berwarna putih atau kuning cerah dan satu tangan memegang kipas. Biasanya didampingi dengan Ji Long Sin (Er Lang Shen) dan Kiu Thian Hian Li (Jiu Tian Xuan Nü) sebagai pengawalnya. Ada juga yang menampilkannya sebagai seorang tua yang mengendarai seekor kerbau. Kerbau ini asalnya adalah siluman yang bernama Gu Mo Ong (Niu Mo Wang) yang berhasil ditaklukkannya.