Pages - Menu

Pages

Senin, 05 Desember 2011

Tradisi Banting Semangka pada acara kematian

 
Ada yang udah tau tentang tradisi Banting Semangka? Penasaran?! Semoga bermanfaat.. Tradisi Banting Semangka dilakukan di depan mobil jenasah saat mobil jenasah mau diberangkatkan.

Tradisi ini mengacu kepada kisah legendaris tentang Kaisar Lie Sie Bin dari Dinasti Tang ang pernah mengalami mati suri, roh nya ditarik ke neraka (cerita ini dipengaruhi oleh paham Taois yang mengenal adanya roh). Sampai di pintu neraka di jemput oleh Malaikat Juikak (ber kepala kuda) yang berteman dekat dengan perdana menteri kaisar yang bernama Gui Tin. Malaikat Juikak berpikir ;”Mengapa Kaisar ini sudah hrs ke neraka padahal baru 13 tahun memimpin Negara ?”
 
Saat bertemu dengan Malaikat Juikak, Kaisar Lie Sie Bin memberikan sepucuk surat yang ada di tangan nya sambil berkata : “Ini ada titipan surat dari perdana menteri saya.” Perdana Menteri Gui Tin sebenarnya memang titisan dewa yang sengaja diturunkan ke dunia untuk mendampingi Kaisar Lie Sie Bin. Perdana Menteri Gui Tin inilah yang diam diam menyelipkan secarik kertas kuning (semacam surat Jalan / Ce Bun) ke kepalan Kaisar Lie Sie Bin ketika Kaisar dinyatakan meninggal sambil membisikkan kalimat ke telinga kaisar, “ Baginda nanti setibanya di pintu neraka saat bertemu dengan Malaikat Juikak (ber kepala kuda) tolong berikan titipan surat saya ini kepadanya.”

Surat itu berbunyi, “ Teman ku Juikak, tolong Bantu kaisar ku ini, kalau memungkinkan tolong upayakan agar beliau bisa dikembalikan ke dunia karena tugas nya di dunia masih banyak dan tenaga nya masih sangat dibutuhkan di dunia ini, demi kepentingan rakyat banyak di negeri Tang. Salam hormat dari teman mu, Gui Tin.” Begitulah kurang lebih bunyi surat tersebut. Setelah membaca surat tersebut, Malaikat Juikak memutuskan untuk memeriksa buku catatan mengenai orang yang harus meninggal.

Diam diam diperiksanyalah buku besar itu dan ternyata di buku tersebut tertulis bahwa Kaisar Lie Sie Bin memang harus meninggal setelah 13 tahun berkuasa menjadi kaisar. Dalam tulisan mandarin, angka satu di tulis dengan satu geret (strip garis), angka dua dengan dua garis strip dan angka tiga dengan tiga garis strip.
Oleh Malaikat Juikak, catatan tersebut ditambahkan dua garis strip sehingga jika dibaca sepintas bunyi nya jadi Kaisar Lie Sie Bin akan meninggal setelah 33 tahun memerintah.

Setelah mengganti catatan itu, Malaikat Juikak pun berbisik kepada Kaisar Lie Sin Bin, :” Nanti ketika baginda menghadap persidangan Raja Neraka Giam Lo Ong / Yen Lo Wang, baginda hendaklah bertanya kepadanya, mengapa saya ditarik sekarang, saya merasa belum waktunya untuk ditarik sekarang. Supaya nanti diperiksa lagi oleh Giam Lo Ong. “ Demikian bisik Malaikat Juikak kepada kaisar. Tiba lah saatnya Kaisar Lie Sie Bin dihadapkan kepada Giam Lo Ong / Yen Lo Wang untuk disidangkan.

Kaisar Lie Sie Bin lalu berkata, :” Yang Mulia Penguasa Negeri Im Kan (Neraka), saya merasa keberatan harus ditarik roh saya pada saat ini, tenaga saya masih dibutuhkan di dunia.” Giam Lo Ong / Yen Lo Wang mengatakan, :”Semua sudah ada suratan nya jika memang waktunya sampai, pasti semua akan ditarik kesini dulu untuk disidangkan, guna ditetapkan ke alam mana harus ditempatkan.”

“Tapi saya rasa, saya belum waktunya untuk ditarik kesini, jadi tolong di cek lagi.” Pinta Kaisar Lie Sie Bin. Akhirnya Giam Lo Ong / Yen Lo Wang pun urung menyidangkan Kaisar Lie Sie Bin, ditugaskannya kurir untuk mengambil Buku Besar Catatan Kematian. Dan begitu dibuka, terkejutlah Giam Lo Ong / Yen Lo Wang, karena di buku besar tersebut ternyata tertulis bahwa Kaisar Lie Sin Bin baru akan meninggal setelah ia berkuasa menjadi kaisar selama 33 tahun. Saat ini dia baru 13 tahun memimpin, jadi belum waktu nya untuk disidangkan di alam Im Kan (Neraka).

Maka dibuatlah titah kepada Malaikat Juikak untuk segera mengembalikannya ke dunia, “ Rupanya malaikat pencabut nyawa salah cabut roh, kamu harus kembalikan orang ini ke dunia karena dia masih punya waktu untuk hidup 20 tahun lagi,” Demikian perintah Giam Lo Ong / Yen Lo Wang kepada Juikak. Kaisar Lie Sie Bin pun berterima kasih kepada Giam Lo Ong dan sebagai ungkapan rasa terima kasih nya, Kaisar Lie Sie Bin pun berkata :”Dapatkah saya mengirimkan sesuatu dari dunia saya untuk dikirim ke Negeri Im Kan ini sebagai ungkapan terima kasih saya ?”

Lalu Giam Lo Ong berkata : “Bila memang ingin memberikan sesuatu, terus terang kami disini membutuhkan buah yang besar yang isi nya banyak air dan buah nya empuk(kurang lebih begitu).” Konon yang diminta adalah Mu Kua (Labu Parang), bukan Si Kua (Semangka), namun karena setelah hidup kembali Lie Sie Bin lupa dan yang dia ingat justru adalah Si Kua (Semangka).

Dalam perjalanan balik ke dunia, Roh Kaisar Lie Sie Bin sempat melihat suasana kehidupan roh gentayangan yang penuh azab derita, termasuk roh kakak kandung nya yang tewas karena memberontak kepada nya di kerajaan Dinasti Tang. Hati Lie Sie Bin memang mulia, ia pun terketuk & tergerak untuk sedapat mungkin menolong para roh gentayangan yg menderita itu. Ketika Kaisar Lie Sie Bin hidup kembali di dunia setelah mati suri selama lebih dari 23 jam maka dia pun merasa berhutang budi kepada Malaikat Juikak dan Giam Lo Ong / Yen Lo Wang.

Kaisar bertekad untuk mengirimkan Si Kua (Semangka) kepada Giam Lo Ong / Yen Lo Wang. Masalah pun timbul, bagaimana mengirimkannya ? Penasehat raja memberikan usul untuk titip saja kepada siapa yang ingin pergi ke neraka. Lalu siapa yang mau pergi ke neraka ? Untuk ke neraka kan berarti orang hrs mati dahulu, siapa yang mau ? Diadakanlah sayembara, barang siapa yang bersedia mati demi kaisar untuk kirim semangka ke neraka maka seluruh keluarga yang ditinggalkannya akan dijamin secara mewah semua keperluan kehidupannya oleh Negara.

Akhirnya saat itu ada satu orang nyonya muda yang siap bunuh diri karena sedang terhimpit permasalahan dalam hidupnya. Setelah nyonya itu meninggal karena minum racun dibisikkanlah pesan untuk mengingatkan bahwa ia harus membawa titipan Si Kua (Semangka) tersebut untuk Giam Lo Ong. Semangka itu pun dilekatkan di tangan jenasah namun akhirnya terjatuh dan pecah. Itulah yang akhir nya menjadi LEGENDA BANTING SEMANGKA.

Maka setiap ada orang meninggal, saat jenasah nya akan diberangkatkan maka dilakukanlah upacara bangting semangka. Cerita tersebut di atas memang hanya sebuah legenda. Tapi dalam sejarah memang tercatat bahwa Kaisar Lie Sin Bin / Li Se Min dari zaman Dinasti Tang tersebut memang pernah mengalami mati suri selama lebih dari 23 jam.

Dari kisah perjalanan Lie Sie Bin ke neraka inilah yg akhirnya juga banyak melahirkan / memunculkan legenda legenda lainnya, seperti kisah bakar uang kertas/kertas perak (Gin Coa)/ kertas mas(Kim Coa), rumah rumahan, kisah tentang roh gentayangan bila orang itu mati secara tidak wajar atau mati dalam penasaran, kisah kisah tentang mereka yang mati suri, kehidupan di alam dewa/khayangan atau neraka, kebiasaan orang mati disisipkan kertas kuning digenggaman tangan nya (sekarang lebih sering pakai uang logam), bahkan juga memunculkan kisah tentang Tan Kong Lee yang kemudian menjadi ayah dari Bhikshu Tripitaka (Tong Sam Cong), bhikshu yang sangat legendaries di dalam Kisah Perjalanan ke Barat (See Yu Ki) atau Kisah Kera Sakti (Sun Go Kong).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar