Pages - Menu

Pages

Selasa, 31 Juli 2012

Mahamudra Itulah Yoga

大手印即是相應

Oleh Mula Guru Silsilah Budha Hidup Lian Sheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu
Sumber: lotuschef.blogspot.com.

Secara filosofis 'Yoga' berarti 'harmonis dan menyatu' (調和與統一). Lalu 'Yoga' juga mempunyai satu makna yang setingkat lebih dalam, manusia adalah 'aku kecil' (小我) sedangkan Alam Semesta adalah 'Aku Besar' (大我); aku kecil dan Aku Besar saling menyatu itulah 'Yoga'.

Alam Kesadaran 'Yoga' semacam ini, hanya mereka yang telah memasuki samadhi yang sangat mendalam baru memahami kebahagiaan besar dari Roh Sunya (空靈) yang laksana naik ke Alam Dewa itu, tidak hanya tubuh dan pikiran sendiri beryoga, juga waktu dan ruang, masa lalu dan masa depan seluruhnya menjadi manunggal, bahkan waktu telah berhenti secara total, ruang telah hilang secara total, lenyap seluruhnya. 'Kebijaksanaan Besar' ini, 'Kesucian Besar', 'Cahaya Besar' inilah 'Yoga'.

Di India, ada banyak sekali Aliran Yoga, ada sejarah yang sangat-sangat panjang, Yoga menyebar di sepanjang pegunungan Himalaya melalui aliran sungai Gangga, ada banyak sekali sadhaka yang terkenal, semua mendapatkan pengakuan besar, 'Aliran Yoga' dan 'Agama Budha', terkadang saling menyatu, terkadang saling terpisah, yang saling menyatu adalah 'Tantrayana', jadi 'Dharma Mahamudra' asalnya adalah ajaran rahasia dari 'Yoga'.

Di China juga ada ajaran tentang 'Penyatuan Langit dan Manusia' (天人合一), Penyatuan Langit dan Manusia dari Ajaran Tao ini, sebenarnya tidak lain adalah 'Yoga' juga, 'Langit' dan 'Manusia' menjadi satu, kalau bukan 'Yoga' apa lagi? Jaman sekarang, 'Yoga' India menyebar ke seluruh dunia, sedangkan metode 'Penyatuan Langit dan Manusia' dari China, masih belum ada yang menyebarkan, Aku pikir kelak kalau ada kesempatan, Aku akan menyebarkan faham 'Penyatuan Langit dan Manusia' dan metode latihannya secara besar-besaran keluar China.

Mengapa Dharma Mahamudra bisa ber-'Yoga', karena orang yang melatih 'Dharma Mahamudra', karena ketenangan tubuhnya mampu membuat tiga kesucian besar dari pikiran yaitu 'Kesucian Ucapan', 'Kesucian Tubuh', 'Kesucian Pikiran' sampai mencapai kondisi suci murni yang nyata, sampai mencapai kondisi ini adalah 'Kekosongan Sejati' (真空), sebagai pengetahuan 'Kekosongan Sejati' adalah wujud asal dari Alam Semesta, selanjutnya 'aku kecil' melebur ke dalam 'Aku Besar', 'Aku Besar' manunggal dengan 'aku kecil'.

Saat ini, tidak peduli Aku sedang berjalan, berdiri, duduk atau berbaring, asal begitu memusatkan pikiran, dengan sangat cepat Aku akan menyatu dengan Alam Semesta, ini adalah keahlian yang dicapai dari latihan yang sangat lama, mengandalkan secara total kekuatan pikiran dalam sekejap saja, maka masuklah Aku ke dalam 'Roh Sunya'. Pada saat ini, Cahaya dengan Cahaya saling menyinari, menampilkan Alam Semesta dan dunia yang benar-benar tak terbayangkan, 'segalanya jelas dan terang' 'segalanya difahami' 「一切全明白」’「一切全知」inilah menjadi 'Budha'.

Hari ini, kita belajar Budha Dharma, kita berlatih Dharma, tujuan paling akhirnya adalah 'menjadi Budha' yang juga artinya mencapai Alam Kesadaran Peleburan dengan Kekosongan Sejati, mencapai wujud nyata dari 'Kekosongan Sejati', barulah bisa disebut 'Orang Yang Telah Mencapai Pembuktian', seandainya belum mencapai wujud nyata dari 'Kekosongan Sejati', sebenarnya masih berputar didalam pratityasamutpada (dharma berkondisi, 緣起), belum mencapai akhir.

Pratityasamutpada ini masih ada halangan dari debu halus, belum mampu benar-benar memahami 'Wujud Nyata Kekosongan Sejati' 「真空實相」, jadi masih hanya di tingkat Dasabhumi Bodhisatva saja, poin ini ada perbedaan tingkatan bhumi pencapaian.

Dengan adanya Yoga Mahamudra, akan membuat seluruh hidup manusia mengalami perubahan, seorang yang benar-benar telah ber-'Yoga', adalah seseorang dengan 'Ketidakgentaran yang besar', Alam Kesadaran ini singkat kata adalah agung tak terungkapkan kata, sekarang Aku berusaha keras menjelaskan sebagai berikut:

Apa itu 'Hukum Sejati' 「真理」? Hukum Sejati adalah Aku, lalu apa itu Aku? Aku adalah Budha, singkat kata, Aku adalah Hukum Sejati, Selaksa Perkara dan Wujud dari Langit dan Bumi, semuanya adalah penjelmaan dari Aku, menjadi fenomena satu kesatuan wujud, Aku menjelma menjadi selaksa perkara dan wujud, meliputi seluruh Alam Semesta, melingkupi Alam Semesta, yang juga menjadi satu tubuh Alam Semesta, di antara keduanya kekal dan eksis secara bersama-sama, inilah Alam Kesadaran 'Tiada Reinkarnasi' 'Tidak Berubah' 'Satu Yang Demikian Adanya Yang Sejati' 「一真如如」.

Saat telah mencapai 'Yoga', adalah saat kembali kepada Wajah Asli, pada saat ini ketika memandang semua aliran agama, ilmu pengetahuan, bermacam-macam kehidupan manusia, perasaan dan persepsi secara alamiah menjadi tidak sama, merasa kebanyakan orang 'kehilangan yang inti dan mendapatkan yang ujung', yang mampu memahami makna hakiki sangat sedikit, para sadhaka ibarat orang buta meraba gajah, semua mengira pendapatnya yang benar.

Orang yang telah berlatih sampai 'Yoga', Langit dan Bumi adalah penjelmaan-Ku, Aku adalah penjelmaan Langit dan Bumi, dari sini tidak ada lagi masalah yang menakutkan dan merisaukan, 'Kesadaran Tertinggi' telah dimengerti seluruhnya, Cahaya Hati diri setiap saat memasuki Cahaya Hati 'Tuan', dalam satu pikiran bolak-balik berulang-ulang, AC-DC, hanya ada 'pikiran yang nikmat' yang berkembang, memang tidak pernah merasakan ada masalah yang merisaukan, juga tidak pernah merasakan ketakutan, karena telah menjadi Budha, Jatidiri yang bercahaya itulah Budha, Alam Kesadaran Budha sudah dari semula datang pergi berulang kali, entah sudah berapa kali.

Sampai di Alam Kesadaran 'Yoga', maka tahulah kita tubuh kita itu ilusi belaka, Langit dan Bumi adalah ilusi, selaksa perkara dan wujud adalah ilusi, manusia dunia tidak lebih daripada sedang melakukan urusan besar di dalam mimpi. Sejak saat ini selaksa harta benda mampu difahami hakekatnya dan dilepaskan, istri, harta, anak, kedudukan, jasa, nama, laba dan jabatan, semuanya mampu difahami hakekatnya, dan tidak terlilit olehnya, bisa dikatakan sebagai bebas leluasa, bahagia laksana para Dewa, segala klesha mampu diubah menjadi kebahagiaan, inilah Alam Kesadaran Klesha adalah Bodhi (煩惱即菩提的境界).

Sampai di Alam Kesadaran 'Yoga', Jesus pernah berkata: 'Ada orang mengambil jubah luar-Ku, pakaian dalam-Ku pun Kuberikan padanya, ada orang menampar pipi kanan-Ku, pipi kiri-Ku pun Kuberikan padanya.' Hari ini setelah ber-'yoga', Aku berkata: 'Ada orang yang ingin Aku minum air seni, kotoran pun akan Aku makan'. Segala penghinaan dan fitnah, bagi-Ku telah berubah secara total menjadi 'Ketakgentaran'. Pendapat-Ku adalah begini: air seni adalah 'Air Sorgawi Cairan Kumala', kotoran adalah 'hidangan dan seafood yang lezat'. Mengapa Aku berpendapat seperti ini, karena segala fenomena di dunia ini, tidak lebih daripada siklus sesaat, 'Air Sorgawi Cairan Kumala' berubah menjadi air seni, 'hidangan dan seafood yang lezat' berubah menjadi kotoran, hanya begitu saja!

Sampai di Alam Kesadaran 'Yoga', 'nyawa' pun tidak penting lagi, ada orang memegang pisau datang membunuh-Ku, Aku bisa dengan tertawa besar menjulurkan kepala, ada orang membawa senapan datang membidik-Ku, Aku bisa dengan tertawa besar mempersilahkannya membidik tepat di jantung-Ku, jangan sampai salah target, paling baik satu peluru mengantarkan-Ku ke Sorga. 'Nyawa' Ku pun tidak penting lagi, karena bagi-Ku yang telah memperoleh 'Budhatta', tubuh fisik ini tidak ada artinya lagi, tubuh fisik harus dibuang pagi dan malam, dibuang pagi, dibuang malam sama saja, dibuang pagi waktu menyelamatkan dunia berkurang sedikit, dibuang malam waktu menyelamatkan dunia panjang sedikit, hanya begitu saja. Kemudian, mati pagi atau mati malam tidak penting, karena orang yang telah ber-'Yoga', mampu memilih kembali lagi, setelah melewati waktu di Sorga, ingin kembali lagi maka langsung kembali, poin ini tidak mampu difahami oleh manusia awam duniawi.

Hari ini, Aku benar-benar menjadi tidak takut 'mati' lagi, Aku malah menyukai 'kematian', bersedia untuk 'mati', 'kematian' memang tidak mampu mengancam-Ku. Tidak hanya demikian, terhadap segala perkara, ingin membuat-Ku 'tergerak hati' benar-benar tidak bisa lagi, total tidak ada lagi, Aku tinggal di suatu Alam Kesadaran 'Kekosongan Sejati' yang tiada gerak hati.

Ada orang mengira, menuntut-Ku ke pengadilan dengan bermacam-macam cara mempermalukan Aku, maka Aku pasti timbul rasa takut, timbul kengerian, bisa membuat-Ku menyerah. Namun, Aku menonton sandiwara ini, seperti menonton 'opera' saja, saat adegan lucu dan menarik, Aku bertepuk tangan dan memuji, sedikitpun Aku tidak tergerak hati. Orang yang telah tiba di 'Budhatta', hanya merasa simpati pada mereka, kasihan pada mereka, mengapa orang-orang ini rasa kebencian dan kemarahan begitu berat, mengapa tidak merenungi diri bagaimana jika mereka salah? Mengapa tidak berpikir diri telah menyerang nama baik orang lain, telah mempermalukan orang namun tidak tahan dengan kritikan orang lain, benar-benar satu kelompok yang patut dikasihani!

Sampai di Alam Kesadaran 'Yoga', langit runtuh, bumi terbelah, gunung meletus, banjir melanda, bencana kemarau, peperangan, bagi Orang yang telah mempunyai 'Budhatta', alis pun tidak akan sedikit dikerutkan, Mereka memandang kejadian ini sebagai hal yang alami, kejadian ini adalah semacam sebab-akibat dunia manusia, adalah semacam keharusan hukum karma, segalanya adalah supranatural, adalah yang tertinggi, namun tetap memiliki hati yang menyelamatkan semua makhluk hidup, dari Alam Latihan dan Pencapaian sampai ke Alam mencapai Ke-Budha-an yang 'tiada latihan dan tiada pencapaian'.

Banyak hal yang dulu tidak dimengerti, sekarang telah difahami seluruhnya, banyak sekali kemelekatan telah terurai semuanya, banyak sekali pertentangan ternyata adalah 'tiada halangan'! Orang yang telah ber-'Yoga', ibarat orang yang berdiri diluar persoalan, menonton wayang, ternyata masalahnya hanya seperti itu, wujud nyata ternyata hanya seperti itu.

'Vajra Acharya Bermahkota Merah Suci' adalah seorang Acharya yang telah ber-'Yoga', jadi di antara Langit dan Bumi, telah tiada hal yang 'menakutkan', pukulan yang lebih besar lagi tetap 'tak gentar' lagi, 'nyawa' Ku telah diberikan pada orang lain, 'Pagi mendengar Tao, sore hari mati pun rela!' Aku adalah 'Pagi mendengar Tao, sore hari mati pun rela!' Aku berharap para murid 'Madzhab Satya Budha', semuanya berlatih Dharma Mahamudra, dari Catur Prayoga sebagai yang paling dasar sampai Guru Yoga, kemudian melatih Yidam Yoga sampai Vajra Yoga, terakhir Cahaya dengan Cahaya saling menyinari, saat telah mengalami 'peleburan' dan 'memasuki aku' maka Anda adalah Budha Hidup.

'Aku kecil' memasuki 'Aku Besar'.
Aku adalah makhluk hidup, makhluk hidup adalah penjelmaan-Ku.

'Hukum Tertinggi' manunggal dengan Aku, inilah Yoga yang senyata-nyatanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar