[Keunggulan Pelanggar terhadap Dia Yang Suci]
Para
dewa, saat mendengar Buddha sedang menjelaskan hal-hal ini, larut dalam
air mata dan berkata: Bhagavat, makhluk yang telah memasuki kepastian
(niyama) dari Sravaka dan Prateykabuddha adalah pasti hilang dicabut
(vipanna) dari Suramgamasamadhi ini.O Bhagavat, seorang yang bersalah dari lima pelanggaran dari hasil langsung (pancanantarya) yang mendengar Suramgamasamadhi dibabarkan/dijelaskan adalah lebih unggul terhadap [Dia Yang Suci] yang masuk ke dalam kepastian (avakrantaniyama) dan terhadap arhat yang telah menghancurkan semua kekotoran batin (ksinasrava). Mengapa? Orang yang bersalah dari pancanantarya, saat mendengar Suramgamasamadhi dibabarkan, membangkitkan anuttarasamyaksambodhicitta dan bahkan jika, karena kelakuan buruk dia sebelumnya (purvapapakarman), dia jatuh ke dalam neraka (Naraka), jasa kebaikan (kusalamula) karena telah mendengar Suramgamasamadhi memungkinkan dia untuk menjadi Buddha. Sebaliknya, para arhat yang telah menghancurkan kekotoran batin (Ksinasrava) adalah seperti wadah rusak (chinnabhajana): tidak pernah bisa dia membuat penggunaan Suramgamasamadhi.
Dengan demikian, Bhagavat, suatu hari ketika pembagian mentega (ghrta), minyak (Taila) dan madu (madhu) sedang berlangsung, kerumunan orang menampilkan diri mereka sendiri dengan segala macam wadah (bhajana). Antara orang-orang itu, melalui ketidaksengajaan (smrtihani), memecahkan wadah yang dia sedang pegang. Ia pergi ke pembagian namun tidak memperoleh keuntungan dari minyak, mentega dan madu. Dia menyegarkan dirinya hanya pada tempat itu, tetapi tidak bisa mengambil apa pun pulang untuk diberikan kepada orang lain. Sebaliknya, orang lain yang memiliki wadah utuh di pengasingan dirinya tidak hanya
menyegarkan dirinya di tempat, tapi bisa mengambil semangkuk yang terisi dengan baik (Paripurnabhajana) untuk menawarkan kepada orang lain.
Mentega, minyak dan madu itu menunjukkan Dharma yang baik {Saddharma) dari Buddha. Pria dengan mangkuk yang rusak yang hanya memperoleh kepuasan pribadi dari pembagian tetapi tidak bisa mengambil apa pun pulang untuk diberikan kepada orang lain menunjukkan Sravaka dan Pratyekabuddha. Pria dengan mangkuk yang utuh menunjukkan Bodhisattva yang, sementara memastikan kesejahteraan (svahita) sendiri, masih bisa memberikan kepada semua mahluk.
[Dua Ratus Bodhisattva yang Putus asa Mendapatkan Sepuluh Kekuatan]
Ketika
dua ratus Bodhisattva yang ingin menarik diri dari
anuttarasamyaksambodhi mendengar kata-kata tersebut dari para devaputra
itu dan belajar dari kebajikan tak terbayangkan dan kemampuan(acintyagunaprabhava) dari Manjusri kumarabhuta, Mereka memperbaharui tekad tinggi (adhyasaya) mereka dan membangkitkan anuttarasamyaksambodhicitta tersebut. Sepenuhnya memutuskan untuk tidak menarik diri dari itu lagi, Mereka berkata kepada Sang Buddha: Bahkan jika Kami harus menghadapi bahaya dan kehilangan hidup Kami, tidak pernah lagi akan Kami meninggalkan bodhicitta dan tidak akan pernah Kami meninggalkan makhluk. O Bhagavat, berdasarkan manfaat jasa kebaikan (kusalamula) akibat mendengar Suramgamasamadhi ini, semoga Kami memperoleh sepuluh kekuatan Bodhisattva (dasabodhisattvabala). Apa itu sepuluh kekuatan?
1. Kekuatan kesetiaan ketabahan dalam pemikiran Bodhi (bodhicittasaratabala),
2. Kekuatan keyakinan dalam sifat-sifat Buddha yang tidak terbayangkan (acintyabuddhadharmasraddhabala),
3. Kekuatan penyimpanan ingatan pada pengetahuan (bahusrutyasampramosabala),
4. Kekuatan tak kenal lelah dalam perjalanan melalui putaran kelahiran kembali (samsaranaparikhedabala),
5. Kekuatan kesetiaan ketabahan dalam kasih sayang yang besar terhadap makhluk {sattvesu mahakaruna saratabala),
6. Kekuatan pendirian teguh kemurahan Hati dalam memberi (danadrdhatyagabala),
7. Kekuatan tidak meninggalkan janji mengenai moralitas (silasamadanaparihanibala),
8. Kekuatan penyelesaian tegas dalam kesabaran dan kebaikan (ksantisauratyanivesanabala),
9. Kekuatan kebijaksanaan yang tidak bisa dihancurkan Mara,
10. Kekuatan keyakinan dalam ajaran yang mendalam (gambhiradharmadhimuktibala).
Kemudian Sang Buddha berkata kepada Bodhisattva Drdhamati: Jika seseorang, sekarang atau setelah Saya Parinirvana, mendengar Suramgamasamadhi ini dan mempercayainya,
ia pasti akan mendapatkan sepuluh bodhisattvabala itu.
[Mengapa dan Bagaimana Melatih Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani]
Sekarang, dalam perkumpulan ada seorang Bodhisattva bernama Namamati yang berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat,1. Dia yang mencari jasa kebaikan harus memberi penghormatan kepada Sang Buddha (punya paryesina buddhapujanam kartavyam).
2. Dia yang mencari kebijaksanaan (prajna) harus mengabdikan dirinya untuk belajar (Srutabhiyoga).
3. Dia yang mencari surga (svarga) harus memperhatikan moralitas (silaraksana).
4. Dia yang mencari kekayaan (upabhoga) harus melipatgandakan pemberian (Danavardhana).
5. Dia yang mencari kecantikan (rupa) harus mengembangkan kesabaran (Ksantibhavana).
6. Dia yang mencari kefasihan (pratibhana) harus tekun mengabdi untuk Guru nya (gurubhakti).
7. Dia yang mencari daya ingat (dharani) harus menghindari kesombongan (abhimanaparivarjana).
8. Dia yang mencari pengetahuan (Jnana) harus mengembangkan perhatian benar (Yoniso manasikara).
9. Dia yang mencari kebahagiaan (sukha) harus menghindari semua tindakan yang salah (Sarvapapakarana).
10. Dia yang berusaha untuk menjadi bermanfaat bagi makhluk (sattvarthakriya) harus membangkitkan pikiran pencerahan (bodhicittotpada).
11. Dia yang mencari suara manis (madhurasvara) harus menumbuhkan perkataan benar (satyavagbhavana).
12. Dia yang mencari kebajikan (guna) harus bersuka dalam kesunyian kesendirian (Pravivekapriti).
13. Dia yang mencari Pengajaran (dharma) harus sering dengan sahabat dharma (kalyanamitrasevana).
14. Dia yang mencari ketenangan (samatha) harus menghindari kerumunan (Samsargavipravasa).
15. Dia yang mencari wawasan pengetahuan yang dalam (vipasyana) harus menumbuhkan perhatian (manasikarabhavana).
16. Dia yang ingin terlahir kembali di dunia Brahma (Brahmaloka) harus berlatih empat tingkatan tak terbatas (caturapramanacittabhavana).
17. Dia yang ingin dilahirkan kembali di antara dewa dan manusia (devamanusyasampad) harus mengikuti sepuluh jalan perbuatan baik (dasakusalakarmapatha).
18. Dia yang mencari Nirvana harus mematuhi kekosongan dharma (dharmasunyatadhimukti).
O Bhagavat, Dia yang mencari pada saat yang sama jasa kebaikan, kebijaksanaan, surga, kekayaan, kecantikan, kefasihan, daya ingat, pengetahuan, kebahagiaan, manfaat bagi makhluk, suara manis, kebajikan, Dharma, ketenangan, wawasan pengetahuan dalam, dunia Brahma, dewa dan manusia dan Nirvana, orang itu, Saya katakan, harus mendengar Suramgamasamadhi, pegang, ingat, menjelaskannya secara terperinci
kepada orang lain dan memasukkannya ke dalam latihan. Bhagavat, bagaimana kemudian harus seorang bodhisattva melatih samadhi ini?
Sang Buddha menjawab: Namamati,
1. Bodhisattva yang menganggap Dharma sebagai kosong (sunya), tidak melawan (apratigha) dan binasa dari seketika ke seketika (ksanika), tanpa keengganan atau kasih sayang (ananunayapratigha), Bodhisattva itu melatih samadhi ini.
2. Selain itu, O Namamati, tidak hanya ada satu metode tunggal pengejaran (ekapratipatti) dalam berlatih samadhi ini. Bagaimana bisa begitu? Sebanyak keberadaan fungsi-fungsi (pravrtti) dalam pikiran dan jiwa
(Cittacaitta) dari makhluk, adalah banyaknya fungsi-fungsi dalam samadhi ini. Sebanyak pintu masuk (pravesa) ke dalam pikiran dan jiwa {Cittacaitta) dari makhluk, adalah banyaknya pintu masuk ke dalam samadhi ini. Sebanyak pintu masuk (pravesamukha) ke indra (indriya) dari makhluk, adalah banyaknya pintu masuk ke samadhi ini. Sebanyak nama dan bentuk (namarupa) diantara para makhluk, adalah banyaknya nama dan bentuk dalam samadhi ini. Mengetahui hal ini begitu adalah sedang berlatih samadhi ini.
3. Sebanyak nama (naman), bentuk (rupa) dan tanda (Laksana) dalam para Buddha, adalah banyaknya nama, bentuk dan tanda dalam samadhi ini. Mengetahui hal ini begitu adalah sedang berlatih samadhi ini.
4. Bodhisattva sendiri memperoleh bidang (ksetra) sebanyak yang Dia lihat dari mereka diantara para Buddha:itu adalah sedang berlatih samadhi ini.
Bodhisattva Namamati berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, metode dari pengejaran (pratipatti) dalam samadhi ini adalah sangat sulit (atiduskara).
Sang Buddha berkata kepada Namamati: Itulah sebabnya sedikit Bodhisattva yang tinggal di dalam samadhi ini, dan banyak para Bodhisattva yang berlatih samadhi-samadhi lainnya.
[Maitreya dalam Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani]
Kemudian
Bodhisattva Namamati berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Maitreya
Bodhisattva di sini dipisahkan dari lingkungan Buddha dengan hanya satu
kehidupan {ekajatipratibaddha) dan menurut Anda, Bhagavat, Dia akan
mencapai anuttarasamyaksambodhi. Apakah Maitreya memiliki
Suramgamasamadhi?Sang Buddha menjawab: Namamati, para Bodhisattva yang berada di Tahap kesepuluh (dasabhumistha), yang ekajatipratibaddha dan yang telah menerima pentahbisan (abhiseka) dari para Buddha semuanya memiliki Suramgamasamadhi.
Kemudian Bodhisattva Maitreya menampilkan perbuatan supernormal (evamrupam rddhyabhisamskaram abhisamskaroti sma) bahwa bodhisattva Namamati dan seluruh perkumpulan majelis (sarvavati parsad)
melihat Maitreya Bodhisattva di semua Jambudvipa dari trisahasramahasahasralokadhatu.
Di sini Dia berada di antara para dewa (devaloka), disana di antara manusia (Manusyaloka). Di sini Dia adalah seorang pengemis yang taat beragama (pravrajita), di sana Dia adalah orang awam (grhastha).
Di sini Dia adalah seorang pelayan (upasthayaka) dari Buddha seperti Ananda, disana Dia adalah yang paling utama dari orang bijak besar (mahaprajnavatam agryah) seperti Sariputra, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang memiliki kekuatan supernormal (rddhimatam agryah) seperti Maudgalyayana, disana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang mengamati praktek pertapaan (Dhutagunavadinam agryah) seperti Mahakasyapa, di sana Da adalah yang paling utama dari mereka yang membabarkan Dharma (dharmakathikanam agryah) seperti Purna, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang suka untuk melatih diri sendiri (siksakamanam agryah) seperti Rahula, di sana Dia adalah yang paling utama dari para penjaga Vinaya (vinayadharanam agryah) seperti Upali, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang memiliki mata surgawi (Divyacaksukanam agryah) seperti Aniruddha, di sana Dia yang paling utama dari penyerap (dhyayinam agryah) seperti Revata, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang tinggal didalam tidak adanya perselisihan (aranaviharinam agryah) seperti Subhuti. Jadi itu adalah yang mereka lihat Maitreya menjadi yang paling utama di antara semua.
Di sini mereka melihat Dia memasuki desa {grama), kota (nagara) dan provinsi (nigama) mengemis untuk makanan, di sana mereka melihat Dia menguraikan Dharma, atau lagi, duduk dalam kesunyian meditasi (pratisamlina).
Bodhisattva Namamati dan perkumpulan majelis besar melihat Bodhisattva Maitreya demikian mewujudkan kekuatan pendukung dari Suramgamasamadhi dan, setelah melihat Dia, mereka sangat bersukacita dan
berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, seperti emas (kancana), bahkan jika itu telah melewati penempaan, tidak pernah kehilangan kealamiannya (svabhava), jadi para Satpurusa Besar ini, di mana pun Mereka pergi, menyatakan dimana-mana kealamian dari kualitas-kualitas mereka yang tak terbayangkan (acintyadharma).
Kemudian Bodhisattva Namamati berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Saya menyatakan bahwa Bodhisattva yang dapat menembus Suramgamasamadhi juga menembus praktek dari semua jalur (sarvamargacarya) dan menembus Sravakayana, Pratyekabuddhayana dan Mahabuddhayana.
Sang Buddha menjawab: Ya, memang seperti yang Anda katakan: para Bodhisattva yang dapat menembus Suramgamasamadhi juga menembus praktek dari semua jalan.
[Manjusri Identik dengan Nagavamsagra Buddha]
Kemudian
Sang Sthavira Mahakasyapa berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Saya
menyatakan bahwa Manjusri kumarabhuta, di masa lampau (Bhutapurvam), di
masa lalu yang lama (atite dhvani), melakukan perbuatan Buddha
(buddhakarya), bahwa Dia duduk di Kursi Pencerahan (Bodhimanda), bahwa
Dia mengatur memutar Roda Dharma, bahwa Dia mengajar para makhluk dan
bahwa Dia memasuki Nirvana Yang Besar (Maha Parinirvana).Sang Buddha menjawab: Hal ini memang begitu, memang seperti yang Anda katakan (evam etad evam etad Yatha vadasi). Di masa berlalunya waktu yang lama, baik lebih dahulu yang sangat luas {Aprameya), tak terbatas (ananta) dan tak terbayangkan (acintya) asamkhyeyakalpa, ada seorang Buddha yang bernama Nagavamsagra "Puncak dari Bangsa Naga", Yang Telah Datang (Tathagata), Yang Suci (arhat), Yang Mencapai Pencerahan Sempurna (samyaksambuddha), Yang sempurna Pikiran dan Perbuatan (Vidyacaranasampanna), Yang Terbahagia (Sugata), Yang Maha Mengetahui dunia (lokavid), Pemimpin tak Tertandingi (Anuttara), Penjinak Nafsu makhluk-makhluk (purusadamyasarathi), Guru dewa dan manusia (Sasta Devanam ca manusyanam ca), Sang Buddha, Sang Bhagava (bhagavat).
Di wilayah selatan (daksinasyam disi), jika meninggalkan alam semesta ini disini seseorang melintasi seribu tanah Buddha (ito buddhaksetrad buddhaksetrasahasrany atikramya), ada tanah yang disebut Sama "rata", tiada gunung dan sungai {apagataparvatanada) tanpa pasir, kerikil dan batu, tanpa bukit atau batu kecil, bahkan sama seperti telapak tangan (sama panitalajata), menghasilkan rumput lembut (mrdutrna) seperti Kacilindika.
Itu adalah di dalam alam semesta (lokadhatu) itu bahwa Buddha Nagavamsagra mencapai anuttarasamyaksambodhi, mengatur memutar Roda Dharma, mematangkan dan memenangkan tujuh puluh koti lebih para Bodhisattva. Delapan puluh koti orang menjadi arhat dan sembilan puluh enam ribu orang didirikan pada ajaran hubungan sebab akibat dari Pratyekabuddha. Buddha Nagavamsagra memiliki perkumpulan Sravaka yang sangat besar sebagai pengikut-Nya O Kasyapa, umur-Nya (Ayuspramana) adalah dari empat ratus dan empat puluh tahun yang banyak sekali. Ketika Dia telah mengantarkan dewa dan manusia, Dia memasuki Nirvana. peninggalan relik tubuh-Nya (Sarira) dibagikan ke seluruh negeri, tiga puluh enam koti stupa didirikan pada Nya yang para mahluk datang untuk menghormati. Setelah Parinirvana dari Buddha itu, Dharma-Nya yang baik (Saddharma) berlangsung lebih sepuluh tahun yang banyak sekali.
Buddha Nagavamsagra, berada di titik masuk Nirvana, telah memberikan ramalan (vyakarana) kepada Bodhisattva Jnanaprabha "Pengetahuan Cemerlang" dan mengumumkan: 'Bodhisattva Jnanaprabha ini, setelah Diri-Ku sendiri, akan mencapai anuttarasamyaksambodhi dan akan menanggung nama 'Jnanaprabha'.
O Kasyapa, jangan mulai bertanya-tanya apakah, pada waktu itu, Sang Buddha Nagavamsagra dari alam semesta Sama tak lain [selain Manjusri]. Kenapa? Karena Manjusri kumarabhuta yang sekarang hadir waktu itu adalah [Sang Buddha Nagavamsagra].
Kasyapa, sekarang mempertimbangkan kekuatan dari Suramgamasamadhi. Itu adalah melalui kekuatannya para Bodhisattva Agung menyatakan:
1. turun ke dalam rahim (garbhavakranti),
2. kelahiran (janman),
3. penolakan terhadap dunia (abhiniskramana),
4. praktek dari pertapaan (duskaracarya),
5. yang pergi ke pohon pencerahan (bodhivrksagamana),
6. pemasangan di kursi pencerahan (bodhimandanisidana),
7. kemenangan atas Mara (maradharsana),
8. yang mencapai pencerahan (abhisambodhana),
9. pemutaran Roda Dharma (dharmacakrapravartana),
10. yang Mahaparinirvana,
11. pembagian relik (sariraniksepa).
Meskipun demikian, para Bodhisattva itu tidak pernah meninggalkan sifat alami Bodisattva Mereka (bodhisattvadharmatam notsrjanti) dan, [bahkan] di dalam Mahaparinirvana, Mereka tidak benar-benar sepenuhnya di Parinirvana (atyantaparinirvrtta).
Kemudian Mahakasyapa ayusmant berkata kepada Manjusri: Teman, Anda telah mencapai suatu hal yang paling sulit (atiduskara) dengan demikian mewujudkan diri-Kamu sendiri kepada para makhluk.
Manjusri menjawab: Kasyapa, apa pendapat Anda tentang hal ini (tat kim manyase): siapa yang menciptakan Grdhrakutaparvata dan di mana alam semesta (lokadhatu) ini berasal?
Kasyapa menjawab: Manjusri, semua alam semesta diciptakan seperti busa dan mereka berasal dari buah hasil tindakan yang tak terbayangkan (Acintyakarmavipaka) yang dicapai oleh para makhluk.
Manjusri berkata: Semua Dharma juga datang dari buah hasil dari tindakan yang tak terbayangkan. Dalam bidang lingkungan ini, Saya tidak perlu melakukan usaha apapun (Abhisamskara). Kenapa? Semua Dharma tergantung pada penyebab dan kondisi (Hetu-pratyayadhina), tidak menjadi bebas berdiri sendiri (asvamika) mereka ditempa pada keinginan (yathakamavithapita). Tidak ada yang sulit (duskara) untuk dia yang telah memahami hal ini. O Kasyapa, bagi orang yang belum melihat Empat Kebenaran Mulia (na drstasatya) untuk mendengar hal-hal ini dan mempercayainya, itulah yang sulit. Tapi untuk seorang yang telah melihat Empat Kebenaran Mulia (drstasatya) dan memperoleh Pengetahuan Super (abhijhaprapta) untuk mendengar ini dan mempercayainya , bahwa itu tidak sulit.
[Kemunculan para Buddha dari Sepuluh Wilayah]
Kemudian
Sang Bhagavat, naik ke atas udara dengan ketinggian tujuh pohon palem
(saptatalamatram vaihayasam abhyudgamya), duduk bersila (paryankam
abhujya nyasidat) dan memancarkan sinar (avabhasa) yang menerangi alam
semesta yang tak terhitung jumlanya dari sepuluh wilayah. Seluruh
perkumpulan majelis melihat para Buddha yang tak terhitung jumlahnya
dari sepuluh wilayah yang semuanya membabarkan Suramgamasamadhi, tiada
menambahkan apapun dan tiada menghilangkan apapun (anunanadhikam), dan
dari jauh para perkumpulan majelis mendengar Mereka.Pada gilirannya Mereka sendiri para Buddha dari sepuluh wilayah, naik ke atas udara dengan ketinggian tujuh pohon palem, duduk bersila dan memancarkan sinar (avabhasa) yang menerangi alam semesta yang tak terhitung jumlanya dari sepuluh wilayah. Para makhluk dari alam semesta tersebut juga melihat sang Buddha Sakyamuni duduk di atas udara, duduk bersila. Mereka para perkumpulan majelis itu mengambil bunga (Puspa) dan, dari jauh, menyebarkan bunga-bunga itu ke atas Sakyamuni Buddha. Mereka melihat bunga-bunga itu bergabung bersama di udara dalam bentuk payung bunga (puspacchattra).
Para Bodhisattva di alam semesta ini, serta para dewa, naga, Yaksa, gandharva, dan seterusnya, juga mengambil bunga dan menyebarkan bunga-bunga itu ke atas para Buddha [dari sepuluh daerah]. Dan, di atas para Buddha itu, bunga-bunga itu berubah menjadi payung bunga.
Kemudian Sang Buddha mencabut basis kekuatan supranatural-Nya (Rddhipadan pratisamharati sma) dan kembali duduk di tempat asli-Nya. Dia berkata kepada Drdhamati: Itulah kekuatan yang menakjubkan (pratiharyabala) dari Tathagata. Hal ini demikian sehingga kebajikan (guna) dari para makhluk dapat bertambah bahwa Tathagata mewujudkan hal-hal ini.
Pada saat itu Sang Buddha mewujudkan kekuatan ajaib-Nya (pratiharyabala), delapan ribu dewa dan manusia membangkitkan anuttarasamyaksambodhicitta. Dan, sebagaimana pengajaran dari Suramgamasamadhi akan berakhir, Bodhisattva Drdhamati dan lima ratus Bodhisattva Mahasattva memperoleh Suramgamasamadhi. Mereka melihat kekuatan yang luar biasa banyaknya (vikurvanabala) dari para Buddha dari sepuluh wilayah, Mereka memperoleh cahaya pengetahuan (jnanaloka) mengenai ajaran-ajaran yang mendalam {gambhiradharma) dari Buddha, Mereka mendirikan diri Mereka sendiri ke dalam tahap kesepuluh (dasama bhumi) dan menerima pentahbisan dari para Buddha (buddhabhiseka). Trisahasramahasahasralokadhatu berguncang dalam enam cara (sadvikaram akampata); Sinar Besar (mahavabhasa) mengisi alam semesta, banyak sekali ribuan alat musik (turya) dimainkan secara serempak bersamaan dan, dari langit antariksa (uparybantariksat), para dewa menurunkan hujan semua jenis bunga.