Asal Usul Pujian :
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA SAMBUDDHASA
--------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah yang telah saya dengar: Pada suatu ketika Sang Bhagava
sedang menetap di dekat Savatthi di Hutan Jeta, di Vihara Anathapindika.
Saat itu brahmana Janussoni sedang keluar dari Janussoni melihat
pertapa Pitolika sedang mendatanginya dari jarak tertentu dan
melihatnya, ia berkata demikian kepada pertapa Pitolika: "Tuan, saya
datang atas kehadiran pertapa Gotama".
"Bagaimana menurutmu, Vacchayana? Apakah pertama Gotama memiliki kebijaksanaan yang luhur? Apakah menurutmu Beliau bijaksana?"
"Namun, siapakah saya ini, Tuan, sehingga saya seyogiannya mengetahui
apakah pertapa Gotama memiliki kebijaksanaan luhur atau tidak? Tentu
saja hanya orang seperti Beliau yang dapat mengetahui apakah pertapa
Gotama memiliki kebijaksanaan luhur".
"Tak diragukan lagi, dengan pujian yang luhur bahwa yang terhormat Vacchayana memuji pertapa Gotama".
"Namun, siapakah saya ini, Tuan, sehingga saya segoyianya memuji pertapa
Gotama? Dipuji oleh yang patut dipuji itulah Yang Mulia Gotama,
pemimpin para dewa dan manusia".
Ketika hal ini telah diucapkan, brahmana Janussoni turun dari
kendaraannya yang serba putih, dan setelah merapikan pakaian atasnya ke
bahu, setelah bernamaskara kepada Sang Bhagava, beliau memuji Sang
Buddha tiga kali dengan pujian berikut:
"Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa !
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa !
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa"
Serta merta, kalimat yang merupakan ekspresi pujian dan pujian ini cukup
luas diketahui, sehingga beberapa umat awam, beberapa umat Buddha dan
beberapa brahmana serta sedikitnya seorang Raja, telah mengucapkan
kata-kata pujian ini. Oleh karena itu, bilamana saat ini kita membacakan
kta-kata ini, ini merupakan rangkaian suara sejak masa lalu, sejak
zaman sang Buddha masih hidup. Kita dapat membacakannya seperti brahmana
ini melakukannya:
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA SAMBUDDHASSA !
Sebanyak tiga kali di dalam bahasa Pali, atau dengan menerjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia, yang artinya : "Terpujilah Sang Bhagava, Yang
Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar