Pages - Menu

Pages

Selasa, 01 Mei 2012

Ritual Mandi Rupang (Yi Fo = 浴佛 )

Menyambut Waisak 2012
Homa Sakyamuni  & memandikan Rupang Sakyamuni. 1 mei 2012

Mantra Sakyamuni.
1. om moni moni maha moni se cia moni soha
2 namo samanto mo tuo nan bo

Ritual Mandi Rupang (Yi Fo = 浴佛 )

“Ritual Mandi Rupang” (Yi Fo = 浴佛 )”

Sejarahnya bermula dari Ketika Sang Buddha berada di suatukota, dikota tersebut ada sebuah gunung ketika itu ada 1 Boddhisatva yaitu Qing Qing Hui Pu Sa, atau Avalokitesvara Bodhisatva.
Lalu  Manjusri Bodhisattva bertanya kepada Sang Buddha
 “Bagaimana cara kita membersihkan diri?”
Sang Buddha menjawab “Dengan cara Memandikan rupang. ketika memandikan rupang”, visualisasikan, dan membaca doa  yaitu
“Saya pada hari ini atau sekarang memandikan Buddha untuk membersihkan pikiran, dan pahalanya adalah untuk menambah serta memperindah pahala di alam mana saja atau semua tanah alam bagaikan lautan yang tak bisa diukur, dan membersihkan 5 racun semua badan akan terlepaskan, serta bersama sama kita berhasil menjadi Buddha.
Selain itu ada beberapa pahala yang lain yaitu setelah mandi rupang perasaan menjadi tenang, Buddha hadir di hadapan kita dan bersama Buddha memandikan rupang.”
Pada saat mandi rupang (Yi fo) kita bisa mempersembahkan minyak wangi, dupa cendana, untuk membersihkan dan mencucikan diri Buddha. Kita dapat mengikuti ritual mandi rupang menandakan kita sudah punya pahala yang sangat bagus. Setelah selesai ritual,. Pada saat memandikan rupang, jangan lupa visulisasikan kita memandikan diri sendiri.
Setelah selesai Ritual memandikan Buddha rupang, airnya harus dikumpulkan dan disiramkan atau dituangkan ke tanah yang bersih, yaitu tanah yang tidak akan diinjak-injak orang. setelah itu Rhupang Sakyamuni Buddha haruslah dibersihkan dengan kain yang bersih, halus dan lunak, lalu dibasuhi dengan asap wewangian cendana yang harum, barulah di taruh di tempat semula (altar).
Makna dari Ritual memandikan Buddha Rhupang adalah melambangkan pembersihan tubuh sang Buddha, setelah kita membersihkan tubuh sang Buddha maka berarti kita juga telah membersihkan diri kita sendiri dari segala noda dimasa lalu dan sejak saat ini menjadi bersih. Makna terpenting lagi adalah dengan mengikuti ritual ini kita akan mengerti bagaimana seharusnya melatih diri dalam dharma agar dapat mencapai tubuh suci sang tathagata seperti sang Buddha Sakyamuni yang memperoleh tubuh Dharmakaya yang suci.
Tujuan memandikan Buddha Rhupang tidaklah hanya membersihkan bagian luar saja, tetapi yang terpenting adalah bermakna untuk membersihkan hati dan bathin kita dan seluruh jiwa kita. Banyak sekali pahala mengikuti upacara memandikan Buddha rupang ini
Di dalam Kitab “Pahala memandikan Buddha Rhupang” disebutkan dengan memandikan buddha rupang
* akan membuat kita terlahir di alam suci dan menghindarkan diri kita dari segala macam penyakit serta terhindar dari gangguan roh jahat.
* bila terlahir di alam manusia tidak akan dilahirkan dalam bentuk wanita (kecuali diri sendiri menginginkannya)
* semua yang kita peroleh adalah pahala baik & tidak akan terjadi sesuatu yang tak baik bagi kita.
* kelak akan memperoleh tubuh dharmakaya yang suci.

Ada sebuah Koan  dituliskan sbb : “Hari ini aku datang untuk memandikan para Tathagata.”
maksud dari koan ini adalah Ritual untuk memandikan Sang Buddha.
* bila kita sudah dapat membersihkan diri sendiri akan memperoleh prajna , kecerdasan, kemuliaaan dan pahala yang berlimpah-limpah.
* mengikat jodoh dengan sang Buddha berarti menanam benih buddha dalam diri sendiri sehingga pahala2 selanjutnya akan terus berdatangan.
Lanjutan dari Koan tersebut adalah Para mahluk hidup yang penuh dengan segala macam kekotoran kini telah meninggalkan kekeruhan itu.”
artinya : kita semua sebagai mahluk hidup penuh dengan bermacam-macam kekotoran, banyak sekali kebiasaan2 buruk yang diwariskan dari kehidupan lampau dalam diri kita ini. Lalu apa yang diperoleh setelah mengikuti ritual memandikan Buddha rupang ? Kita telah dapat meninggalkan segala macam kekotoran dan kekeruhan ini menjadi seorang manusia yang bersih.
Kalimat terakhir dari koan tersebut adalah : “ Bersama-sama kita mencapai tubuh Dharmakaya sang Tathagata”.
Karena kita telah memperoleh pahala dan kelak akan mengerti bagaimana cara melatih diri dalam dharma, bagaimana tahap perkembangan (Utpannakrama), dan tahap kesempurnaan (Nispannakrama) lalu melatih nya bersama-sama agar dapat mencapai tubuh suci Dharmakaya sang Tathagata.
Didalam Tantrayana Ritual mandi rupang ini mempunyai makna sama seperti menerima Abhiseka.
Ada 4 tingkatan Abhiseka :
1. Abhiseka Tirta /abhiseka air atau abhiseka kendi = abhiseka penyucian
bermakna abhiseka yang menandakan kesucian untuk membersihkan diri kita dari segala kekotoran dan kekeruhan yang menempel di tubuh kita. menggunakan media air seperti umumnya kita membersihkan tubuh kita / mandi dengan air baru terasa bersih dan segar. Dengan mengikuti ritual memandikan rhupang juga bermakna kita menerima abhiseka tirta. Abhiseka yang umum dilaksanakan dan dibuka untuk umum niasanya adalah abhiseka tirta yang bertujuan untuk menyucikan tubuh. abhiseka selanjutnya 2,3, dan 4 sudah termasuk abhiseka rahasia tidak dibuka untuk umum hanya untuk internal.
2. Abhiseka internal = abhiseka bodhicita merah dan putih untuk melatih dharma internal seperti kundalini.
3. Abhiseka Sparsa = abhiseka sentuh
abhiseka yang memberi izin kepada kita untuk melatih annutara tantra dharma untuk melatih dharma dengan metode penyentuhan. dengan metode ini kita dapat meningkatkan kwalitas seluruh tubuh kita memasuki ke tingkat kesucian
4. Abhiseka paripurna/Abhiseka Artha kula =Abhiseka Kesempurnaan Dharmakaya.
abhiseka ini tidak terikat dengan tata ritual tertentu. Yang terutama adalah bagaimana membangkitkan sifat-sifat ke-buddha-an dan dharma dalam diri kita sendiri.
Pada saat kita menerima abhiseka tirta/kendi  yaitu abhiseka penyucian , pada saat itu pula kita telah mulai memasuki tahap Utpannakrama (perkembangan). Sebagaimana kita ketahui dalam tantrayana ada pembagian antara tahap perkembangan dan tahap kesempurnaan.
Setelah mendapat abhiseka tingkat ke dua baru kita memasuki Dharma internal kita baru mulai mempelajari dan melatih diri pada tahap  Nispannakrama (kesempurnaan).
Dapat dibayangkan yang dapat melatih diri dalam dharma internal sudah termasuk pilihan, selama ini kebanyakan umat masih berkutat di abhiseka tirta yang pertama, masih berkutat dengan penyucian diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar