3 Dinasti Yang Membawa Cina ke Zaman Keemasan
Dinasti Tang adalah salah satu dari 3 dinasti yang menurut saya membawa Tiongkok (Cina) ke zaman keemasan pada zamannya. Selain Dinasti Tang adalah Dinasti Han (Barat) dan Dinasti Qing. Tentu jasa2 dinasti lainnya juga tidak boleh dikecilkan seperti Dinasti Qin yang mempersatukan Tiongkok dan Dinasti Ming yang meluaskan pengaruh Tiongkok ke belahan dunia lainnya
Dinasti Han muncul setelah Dinasti Qin yang berumur pendek. Hampir 300 tahun bangsa Tiongkok hidup dalam kekacauan pada zaman Negara2 Berperang (Dinasti Zhou) setelah itu baru dipersatukan oleh negara Qin (Qin Shi-huang) dengan menaklukkan 6 negara lainnya dan mendirikan Dinasti Qin dan memaklumatkan dirinya menjadi Kaisar. Sebelumnya dia hanya raja Qin. Istilah Kaisar dia ambil dari kata Huang dan Di. Dulu sekali, ada mitologi Tiongkok mengenai San Huang Wu Di. Huang dan Di ini sebenarnya adalah kata yang artinya lebih kurang mirip, yaitu merujuk kepada pemimpin. Kaisar Qin mengambil kedua kata dan menggabungkannya menjadi satu menjadikan ia seakan2 adalah pemimpin daripada pemimpin yang pernah ada. Jadi istilah Kaisar Tiongkok baru ada dari Dinasti Qin, Dinasti sebelumnya hanya punya raja (Wang).
Dinasti Han mewarisi Tiongkok bersatu yang sangat kacau dari Dinasti Qin. Itu makanya Kaisar Han Gao-di memutuskan untuk melaksanakan kebijakan "menenangkan rakyat" dengan program "Wen Jing". Pajak diringankan, hukuman juga diringankan, rakyat didorong untuk berproduksi sesuai keahlian masing2.
Kebesaran Han ini menjadikan orang Tiongkok memiliki satu identitas kebangsaan. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang Han, bukan orang Qin yang mempersatukan mereka. Dinasti Han juga mengalahkan Xiongnu, belajar keahlian menunggang kuda dan membuka Jalan Sutra. Saat ini, Tiongkok menjadi terkenal sampai ke Timteng ditandai dengan berkunjungnya diplomat dari Roma Byzantine ke Tiongkok. Oh, ya, Dinasti Han mencapai kejayaannya pada zaman pemerintahan Kaisar Han Wu-di.
Setelah itu, Tiongkok terpecah belah dalam kekacauan sampai berdirinya Dinasti Sui. Dinasti Tang mewarisi Tiongkok bersatu lagi dari Dinasti Sui. Dinasti Tang punya Kaisar Tang Tai-zong (Li Shi-min) yang meletakkan dasar2 kejayaan Tiongkok. Kaisar yang satu ini sangat ingin tahu pendapat rakyat tentang gaya pemerintahannya. Lain dari kaisar-kaisar lainnya yang tidak peduli akan kehidupan rakyat. Program reformasinya di bidang administrasi pemerintahan kemudian digunakan beribu tahun sampai Dinasti Qing pada abad ke-20, misalnya pembagian wilayah administrasi, sistem ujian negara, menasionalisasi produksi garam dan lain2.
Saat ini juga ia meluaskan pengaruh ke utara, selatan, timur dan barat. Di utara, Mongolia pertama kali diperintah oleh Tiongkok, di selatan, Vietnam (Annam) juga jadi protektorat Tiongkok. Di timur, Korea (Xinluo) dan Jepang juga mendapat pengaruh dari Tiongkok. Zaman inilah, Korea dan Jepang mulai menggunakan karakter Han sebagai bahasa tulisan mereka. Gaya feodalisme Korea dan Jepang juga mencontoh sistem kekaisaran Tang. Di selatan, pengaruhnya begitu kuat sehingga orang2 di selatan tidak lagi menganggap mereka sebagai orang Han, namun adalah orang Tang. Inilah apa yang saya bilang Dinasti Tang menanamkan identitas kebangsaan bagi orang Tiongkok setelah Han. Dinasti Tang juga terkenal akan kebebasannya, itu makanya perkembangan sastra mencapai puncaknya, ditandai dengan puisi2 Tang yang terkenal itu.
Dinasti Qing, yang bisa dibanggakan hanya jasa mereka memperluas wilayah kekuasaan Tiongkok menjadi seperti sekarang ini dan menahan serangan Rusia dari utara, waktu itu Rusia memperluas kekuasaan ke Siberia dan ingin menaklukkan Tiongkok. Bila tidak, mungkin saja Tiongkok itu tidak sebesar sekarang ini, atau malah mungkin tidak akan ada Tiongkok lagi. Namun Qing juga punya zaman keemasannya sendiri, terutama di bidang perekonomian. Kita mengenal zaman keemasan Kang-Yong-Qian, ini singkatan dari 3 kekaisaran Kangxi, Yongzheng dan Qianlong. Kangxi meletakkan dasar stabilitas politik, Yongzheng mereformasi sistem administrasi pemerintahan (Yongzheng paling anti korupsi) dan Qianlong meneruskan kebijakan Yongzheng membawa Tiongkok berjaya selama 60 tahun. Sayang, di akhir pemerintahan Qianlong korupsi merajalela dan menyebabkan Qing pelan2 kembali terpuruk.
Di masa Qing, sastra tidak banyak berkembang karena ada kebijakan "Wen Zi Yu" yang kira2 berarti "Hukuman atas Tulisan yang Tidak Benar". Semua tulisan yang tidak sesuai dengan kehendak pemerintah akan dibreidel dan penulisnya akan dihukum. Bahkan di zaman Yongzheng, ada seorang penulis yang sudah mati, namun dibongkar kuburannya dan sang mayat dihukum cambuk. Kebijakan yang sangat ketat ini menyebabkan sastra tidak banyak berkembang karena perkembangan sastra memerlukan kebebasan berpikir dan bersuara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar