Bila Hantu Keluarga Almarhum yang menjemput saat menjelang kematian
Bila Hantu Keluarga Almarhum yang menjemput saat menjelang kematian
sebuah cerita hantu dari Maha guru Lu sheng Yen.
translate by lien hua shian
Tiap kali pergi ke Rumah Sakit Besar, hantu yang saya lihat, terus mengalir keluar masuk, suasananya bagaikan pasar.
Hantu di Rumah Sakit beraneka ragam bentuk dan rupanya, ada hantu tua, hantu dewasa, hantu remaja, hantu kanak-kanak, hantu pria dan hantu wanita, selain itu ada juga jenis yang tidak lazim.
Tiap kali melihat di depan kamar pasien atau di hadapan ranjang pasien telah berdiri banyak hantu, maka saya langsung mengetahui bahwa pasien itu sudah tiba saatnya meninggal dunia.
Saya menunjuk kamar atau ranjang pasien tersebut sambil berkata :
"Amitabha ! Pasien itu akan segera meninggal dunia."
Ternyata, pasien yang saya tunjuk itu benar-benar telah meninggal dunia dalam waktu sekitar 2 jam.
Orang bertanya :
"Kenapa bisa demikian ?"
Saya menjawab :
"Semua hantu kerabat keluarganya hadir setelah mendengar kabar, para hantu mengetahui telah tiba saatnya, maka mereka akan segera datang menjemput keluarganya." (sungguh jitu)
Ada yang bertanya:
"Bukankah petugas akhirat yang seharusnya menjemput ?"
Saya menjawab :
"Biasanya orang awam akan dijemput oleh hantu dari keluarganya . Sedangkan yang dijemput oleh petugas akhirat adalah yang berkarma buruk berat, sehingga dibawa menuju neraka."
Pada suatu ketika,
Ada sanak saudara saya yang hendak meninggal, pasien tersebut melihat almarhum suaminya datang menjemput, almarhum putranya juga telah datang, dia juga melihat semua kerabatnya yang telah meninggal dunia datang berkumpul.
Saya mengatakan :
"Ini tidak baik ! Dia akan menjadi hantu."
Saya mengambil japamala milik sendiri, memberikannya pada kerabat saya supaya dikenakan pada si sakit.
Begitu dikenakan, semua hantu langsung tidak nampak lagi. Yang nampak hanyalah Trini Arya yang muncul di angkasa, membawanya pergi ke Sukhavatiloka.
Saat detik-detik kematiannya, dia menuturkan bahwa semua hantu kerabat yang sebelumnya telah berkumpul, langsung lenyap setelah dia mengenakan japamala saya. Sekarang telah dijemput untuk terlahir di Sukhavatiloka.
Suatu kali, saya melihat satu petugas akhirat membawa borgol untuk menangkap orang. Petugas itu masuk ke sebuah ruangan operasi, saya berpikir pasiennya pasti meninggal dunia, mungkin saat tengah dioperasi, ia langsung dibawa pergi.
Namun, ternyata yang dibawa bukan pasiennya.
Yang dibawa pergi adalah dokter bedahnya.
Hanya terdengar terjadi keributan di ruang operasi.
Yang digotong keluar bukan pasiennya.
Melainkan seorang dokter yang mengenakan baju putih. Menurut yang saya dengar, saat tengah melakukan pembedahan, tiba-tiba dokter itu jatuh tak sadarkan diri, dan mendadak meninggal dunia. Ada yang mengatakan bahwa dokter itu meninggal karena kelelahan.
Sedangkan petugas akhirat yang masuk ke ruang operasi, saya melihatnya dengan sangat jelas.
Saya juga melihat sesosok hantu perawat, hantu itu mengenakan topi putih perawat, juga mengenakan seragam putih perawat.
Yang mengherankan adalah, dia mondar-mandir di dalam Rumah Sakit, memasuki semua kamar pasien, memeriksa semua pasien, menghitung tekanan darah, menghitung suhu tubuh, membantu menyelimuti pasien dan lain sebagainya.
Saya memperhatikan kartu tanda pengenal hantu perawat tersebut, tertulis "Wen Cui-hua".
Saya bertanya :
" Apakah di Rumah Sakit ini ada seorang perawat yang bernama Wen Cui-hua ?"
Petugas Rumah Sakit menjawab :
"Ada."
Dia menuturkan, "Dia telah meninggal dunia minggu lalu, dia terkena kanker pankreas, meskipun menderita kanker, tapi dia tetap rajin bekerja, sampai akhirnya dia meninggal dunia. Semangatnya sungguh membuat orang merasa salut."
Petugas Rumah Sakit mengatakan :
"Semua orang di Rumah Sakit ini salut terhadap perawat tersebut, dia sungguh memiliki rasa tanggung jawab yang besar, tekun dan sabar bekerja."
Saya mengatakan :
"Saya melihat dia, masih bekerja di Rumah Sakit !"
Petugas Rumah Sakit itu mengatakan :
"Ah, Anda bohong."
Saya hanya diam membisu , tidak dapat berkata-kata lagi, karena Suster Wen Cui-hua menghadap saya sambil tertawa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar