Pages - Menu

Pages

Minggu, 15 Juli 2012

API HOMA 1

API HOMA 1


Makna dan Kebajikan Homa

Dalam Tantrayana, persembahan api homa menempati posisi yang sangat penting. Baik dalam Tantra Tibet, Tantra Timur maupun dalam Tantra Cina, semuanya sangat penting. Terutama dalam Tantra Timur, homa ditempatkan sebagai suatu metode Dharma yang sangat penting. Harus berlatih lebih dahulu "Yoga Delapan Belas Jalur", kemudian menyelesaikan "Prosedur Penjapaan Garbhakosadhatu" dan "Prosedur Penjapaan Wajradhatu". Terakhir, baru boleh berlatih "Metode Agung Homa". Homa adalah tataran yang cukup tinggi dan terakhir dari keempat Metode Utama Pelatihan Tantra Timur.

Homa merupakan metode utama pencapaian siddhi dalam Tantrayana.

Dalam Tantra Timur, setiap Acarya harus menyelesaikan dulu upacara homa sebanyak 100 kali, 200 kali, bahkan 500 kali, barulah memenuhi syarat sebagai Acarya.
Oleh karena itu homa sangat penting sekali.

Mengapa pelaksanaan homa begitu penting? Karena melakukan homa sama saja dengan melakukan persembahan. Persembahan yang lazim anda berikan hanyalah persembahan kecil. Misalnya memberi persembahan sebuah pisang, mempersembahkan sebuah lilin, menyalakan beberapa batang dupa. Sedangakan untuk melangsungkan sekali upacara homa, identik dengan memberi persembahan selama setahun, bahkan 10 tahun. Dalam hal menambah kesejahteraan dan menambah kearifan, merupakan suatu metode yang sangat efektif.

Buddha Shakyamuni bersabda kepada siswanya: "Persembahan api dapat mengubah nasib, mentransformasikan semua urusan, terutama berdasarkan kekuatan samadhi diri sendiri ditambah dengan bantuan adhisthana dari para dewa."

Saat kita melakukan homa, setiap dewa akan datang membantu persembahan api ini, 12 Dewa, 28 Dewa, 33 Dewa, Dewa Sakra, Dewa Mahabrahma dan lain sebagainya, semuanya mungkin saja datang memberi bantuan dan sokongan. Oleh karena itu, homa merupakan upaya pemunculan fenomena "manunggaling kawula gusti" yang bersandar pada "daya sokongan para dewa serta kekuatan samadhi dari Tantrika", dapat menghasilkan kekuatan siddhi (pencapaian) yang sangat besar.

Api homa juga memiliki makna yang sangat penting:

Api homa melambangkan "kekuatan pikiran". Pikiran manusia memiliki wujud yang sangat mirip dengan api. Ini merupakan rahasia besar.

Api homa melambangkan penerangan, dapat menyingkirkan segala kegelapan dan kebodohan (kegelapan batin).

Api homa melambangkan pembersihan, membakar habis semua kekotoran batin dan rintangan.

Api homa melambangkan kearifan. Api merupakan simbol dari kearifan.

Api homa melambangkan penghormatan kepada dewa, merupakan persembahan yang sangat istimewa, dapat menambah kesejahteraan.

Api homa melambangkan nirwana.

Kebajikan dari api homa besar sekali. Sadhaka Satyabuddha yang melaksanakan homa, dapat memperoleh penerangan dan kesucian, melenyapkan rintangan kegelapan batin, menyingkirkan karma buruk serta kekotoran batin, menambah kesejahteraan, meningkatkan kearifan. Kekuatan pikiran dan daya kemampuan batin diri sendiri pun akan bertambah dan meningkat dengan sendirinya.

Pencapaian pelaksanaan homa dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:

Pencapaian superior------bagai sang Maharesi Widyadhara, melesat dan mengembara di angakasa dengan leluasa.

Pencapaian medium-----memperoleh daya kemampuan batin yang besar, dapat menghilangkan wujud, menyembunyikan jejak.

Pencapaian inferior--- menolak bala, menambah kesejahteraan, merukunkan, menaklukan dan sebagainya, memperoleh pencapaian Karman, memenuhi semua permohonan duniawi.

Adhinatha dan Fungsi Homa

Dalam situasi apa harus melaksanakan homa?

Metode homa merupakan metode Karman yang bersifat duniawi. Keempat Karman Utama yakni Santika, Paustika, Wasikarana dan Abhicaruka, semuanya dapat diterapkan dalam homa.

Santika----menolak bala. Menyingkirkan anekan malapetaka, melenyapkan berbagai perselisihan dan penuntutan, mengobati bermacam-macam deraan penyakit, melenyapkan karma buruk, dosa berat, kekotoran, dan rintangan batin.

Paustika---menambah kesejahteraan. Memohon rejeki, memohon harta kekayaan, memohon keberhasilan dalam berdagang, minta rumah dan mobil, minta kenaikan gaji, minta kenaikan pangkat, minta panjang umur, minta kedudukan baik.

Wasikarana---merukunkan. Menyempurnakan semua hubungan antara manusia, meningkatkan hubungan baik antar manusia, membuat agar orang menghormati dan menyayangi Anda, minta jodoh, mohon kerukunan suami istri seta keluarga, memohon disayangi atasan mendapatkan kenaikan karier atau promosi.

Abhicaruka---manaklukan. Menundukkan pihak lawan, mematahkan niat dan pikiran jahat pihak lain membuatnya berpaling kepada kebaikan serta beriman kepada Buddha. Titik tolak dari pelaksanaan sadhana ini adalah cinta kasih.

(Tatacara Empat Karmawan Utama dapat dililhat dalam buku "Penerangan Saat Berkepala Gundul")

Akarsana (mengait) kerapkali digabungkan dengan Wasikarana.

Selain itu sebelum dan sesudah retret harus melaksanakan homa, memohon kelancaran dan keberhasilan retret.

Memohon perlindungan diri---saat memohon para dewa untuk datang melindungi Tantrika, harus melaksanakan homa.

Memohon agar gangguan Mara disingkirkan----bila ada yang sakit ditimbulkan gangguan mahluk halus, karma penyakit datang melanda, kebajikan tidak cukup, Dharmapada tidak hadir, harus melaksanakan homa.

Memohon para dewa melindungi dan menyokong upacara---sebelum dan sesudah upacara, memohon para dewa datang memberkati, harus melaksanakan homa.

Memohon adhisthana silsilah----ingin mendapatkan kontak (yoga) dalam sadhana, memohon daya adhisthana silsilah, mengadhisthana Anda agar berhasil dalam ber sadha-na, harus melaksanakan homa.

Memohon ketentraman dan kedamaian suatu lokasi----homa terbesar dapat menenteramkan pergolakan disuatu lokasi. Misalnya perang antar dua negara. Atau bencana alam dan malapetaka di suatu teritorial.

Memohon peingkatan kekuatan batin----melaksanakan homa dapat meningkatkan kesejahteraan seseorang, dapat meingkatkan kearifan; bila kebajikan (kesejahteraan) dan kearifan bertambah, itu sama saja dengan peningkatan kekuatan batin. Melenyapkan rintangan kegelapan batin, memperoleh cahaya kesucian.

Yang lainnya seperti peringatan para mahluk suci, abhiseka, pendoaan arwah (Chau Tu), pembangunan Vihara, memohon keramahan cuaca dan lain sebagainya, semuanya dapat melaksanakan homa.

Manfaat homa banyak sekali, keberhasilannya pun besar sekali.

Dalam Tantrayana ada ketentuan, setiap homa harus memiliki Adhinatha (mahluk suci yang diutamakan). Masing-masing sekte dalam Tantrayana pun memiliki Adhinatha Homa yang berbeda-beda.

Adhinatha Homa dalam aliran Satyabuddha adalah:

Santika(Si Cai Fa)-----Awalokiteswara sebagai Adhinatha. Karena pertolongannya yang penuh welas asih.

Paustika(Cen Yi Fa)---Jambhala(Dewa Waisrawana) sebagai Adhinatha. Karena kerelaanya untuk membantu dalam hal harta kekayaan.

Wasikarana(Cin Ai Fa)-----Bhagawati Cundi sebagai Adhinatha. Karena antusiasnya dalam hal menganyomi.

Abhicaruka(Siang Fu Fa)---Padmasambhawa atau Acalanatha sebagai Adhinatha. Karena keperkasaan dan kemampuan penaklukannya.

Memohon adhisthana silsilah---Mula-Acar ya (Pamakumara Putih) sebagai Adhinatha. Merupakan sumber/ akar adhisthana, mengadhisthana agar berhasil dalam sadhana.

Memohon kesejahteraan-----Padmakumara Putih sebagai Adhinatha, atau Jambhala sebagai Adhinatha.

Sebelum dan sesudah retret------Acalanatha atau Yamantaka sebagai Adhinatha, atau Catur Maharajakayika(Empat Raja Surgawi) sebagai Adhinatha.

Memohon penyembuhan sakit--------Tathagata Bhaisajyaguru(Buddha Pengobat) sebagai Adhinatha.

Memohon perlindungan diri------Acalanatha Widyaraja atau Catur Maharajakayika atau Yamantaka sebagai Adhinatha.

Memohon panjang umur-----Buddha Amitayus(Buddha Panjang Umur) atau Tara Putih sebagai Adhinatha.

Memohon agar gangguan Mara disingkirkan, penyakit yang ditimbulkan mahluk halus atau penyakit kejiwaan disembuhkan------Acalanatha atau Yamantaka(Pemimpin Dewa) sebagai Adhinatha.

Memohon lindungan dari para dewa---------Catur Maharajakayika sebagai Adhinatha.

Mendoakan para arwah (Chau Tu)---------Bodhisatwa Ksitigarbha atau Buddha Amitabha atau Padmakumara Putih sebagai Adhinatha.

Memohon peningkatan batin-----Mula Acarya( Padmakumara Putih) sebagai Adhinatha.

Selain itu ada "Dua Puluh Satu Tara", misalnya "Tara Penumbuh Kebajikan dan Kearifan", "Tara Penyelamat Bencana Pengurungan", "Tara Penyelamat Bencana Angin", "Tara Penyelamat Bencana Angin", "Tara Penyelamat Bencana Peperangan", "Tara Penyelamat Bencana Air" dan sebagainya, semuanya dapat dipilih sebagai Adhinatha Homa.

Homapun dapat digabungkan dengan Catur Karman Utama Guruyoga, Mengambil Padmakumara Putih sebagai Adhinatha untuk melakukan penolakan bala, peningkatan kesejahteraan, perukunan dan penaklukan, empat urursan.

Dalam homa jenis apapun, selain memberi persembahan kepada Adhinatha dan kerabatnya, juga harus memberi persembahan kepada Krodha (Dharmapala berwajah murka) serta para dewa Pelindung Dharma. Ini penting sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar