Pages - Menu

Pages

Minggu, 29 Juli 2012

Om Mani Padme Hum berasal dari sutra ini.

Referensi dari Buku “Aspect of Buddhist Culture from Tibetan Sources”, karya : DR.Anukue Chandra Banerjee, MA, LL.B, PhD, F.A.S, F.R.A.S (London), Ex-Director Sikkim Research Institute of Tibetology and Other, Buddhist Studies, Gangtok, Formerly Professor and Head of the Department of Pali, Ex-Dean, Faculty of Arts, Calcutta University. Terbitan thn 1984, dicetak oleh Sri Sakti Ranjan Mishra United Printers, Calcutta.
Quote
Sebelum Agama Buddha masuk ke Tibet disana telah ada aliran pemujaan (cult) yang bernama “Bon” dimana arti nama tsb tidak diketemukan dalam kamus, bahkan hingga kamus bahasa Tibetpun tidak menyajikan arti nama tsb. Istilah tsb dpt diketemukan dalam buku “A Tibetan-English Dictionary” karya S.C.Das yang dinyatakan “Bon” sebagai “Pemujaan (Fetisisme), Menyembah Setan (demon worship) dan perapalan mantera-2 (propitiation by means incantation), namun tidak menyediakan apa arti dari kata bon itu sendiri.

Dengan berjalannya waktu terjadi perpecahan aliran Bon ini menjadi terpecah sebagai “Bonchhal-nag (Black Bon)” yang menyatakan diri “Aliran Orisinil” dan “Bonchhal-kar with Bon-terma (White Bon and Treasured Bon)”.

Buku ini mencatat Agama Buddha mulai berkembang di Tibet sejak th.755-797, masa pemerintahan Raja Khri-srong-lde-btsen, yang dianggap sebagai inkarnasi Manjusri bahkan hingga saat kini. Mendapatkan pengaruh yang kuat sekali dari Ibundanya yaitu seorang Putri Kerajaan dari China yang merupakan pemeluk taat Agama Buddha. Beliau memproklamasikan agar seluruh pemeluk Bon berpindah keyakinan ke Agama Buddha. Salah seorang guru besar Bon bernama Rin-chen-mchog mendapat hukuman dari raja dikarenakan tidak mau memeluk Agama Buddha dan terkenal kemudian menjadi musuh besar Agama Buddha. Bersama seluruh pengikutnya beliau menyusun kitab suci mereka secara diam2 dengan memadukan Agama Buddha dan Agama Hindu.  Kitab suci ini dinyatakan sebagai “Kitab Suci Asli Bon” mereka kemudian disebut Nying-ma-pa, yang berarti yang tua, yang kemudian mendirikan sekte asli Buddhisme oleh Padmasambhava di Tibet. Orang-2 mencurigai keaslian Kitab Suci ini merupakan plagiat dari Buddhisme. Raja adalah pelindung Agama Buddha segera melakukan penekanan kepada mereka karena telah mengkonversi ajaran Agama Buddha kedalam Bon. Mereka bertahan dan konflik terbuka tidak terelakkan untuk pertama kalinya dalam sejarah Tibet dalam masa pemerintahannya. Beberapa pengikut Bon dan gurunya telah dipenggal, yang tersisa bersembunyi dalam gua-2 dan melanjutkan penulisan Kitab Suci mereka disana. Mereka dinamakan sebagai Bon-gter-ma (the Hidden Treasures of the Bon-pos), kitab-2 ini menjadi terkenal dengan nama Prajñāpāramitā, Dzogs-pa chen-po (Mahāsandhi) dan seperti, ada banyak kitab-2 yang tidak ada perbedaan sama sekali baik secara teknik dan pola ini adalah “Bonchhal-kar (Bon-kar, White Bon)”, Bon yang bertransformasi.

Ketika raja Glang-dar-ma turun dari tahta Agama Buddha kehilangan perlindungan, Bon kembali mendpt kesempatan memperkaya Kitab-2 Suci mereka lebih lanjut. Seseorang bernama Gahed-rgur-klu-dgah dari Tsang-pya mengkonversi banyak sekali naskah2 Buddhisme sebagai Bon disebuah tempat Ziarah Bon Dar-yul-dro-lag. Dia mentransformasi istilah-2 tehnikal dan material Buddhisme menjadi berbeda. Bahkan hingga banyak sekali nama-2 karya Buddhisme telah diubahnya. Prajñāpāramitā (Yum-chhen) menjadi dikenal sebagai Kham-chhen, Nyi-shu-nga-pa dalam 25 chapter sebagai Kham-chhung, Gtan-lad-bad-pa sebagai Bon-mdo, 5 kelas mantra (gZungs-sde-lnga—Pañcādhāraṇī) sebagai Klu-hbum-dkar-na-khra-gsum. Naskah-2 ini dia sembunyikan di bebatuan di Mtsho-lnga-hdren-chhung. Selanjutnya naskah-2 yg disembunyikan ini diketemukan dalam kesempatan penemuan. Bon yang bertransformasi ini dinamakan Chhal-dkar (white-water). Topik dari naskah-2 tersebut : segala sesuatu tidak kekal (anityatā), perbuatan (karma), akibat (phala), cinta kasih (maitrī), kasih sayang (karuṇā), berpikir tentang pencerahan (Bodhicitta) dan 6 kebajikan (pāramitā).  Juga ada subsitusi yang khas untuk 5 jalan (ways of emancipation), 10 tingkatan (daśa bhūmi), tiga tubuh suci (trikāya), tindakan-2 Tantra, inisiasi dan meditasi, sumpah, penyucian, persembahan api (homa), persembahan diagram (maṇḍala), ritual untuk kematian, Arahat, Bodhisattva, śunyatā, Tathāgata, Buddha, Vairacana, Śāriputra, Maudgalyāyana, dll. Dari hal-2 tsb diatas jelaslah Kitab Suci Bon plagiat semata dari Buddhisme. Untuk mengelilingi obyek suci, Bon-pos menggunakan arah terbalik dari Buddhisme yang searah jarum jam, tapi mereka dari kiri ke kanan. Mereka menggunakan formula pujian yg terkenal “Om Matri Muye Sale du” ditempat suci Avalokitesvara menjadi formula “Om Mani Padme Hum”. Aliran Bon-po dapat dikatakan pengulangan yang sama dengan Tao-sse yang mana ke-2 Aliran ini mengambil sebagian besar Buddhisme.
Yang tipe serupa untuk Adibuddha dalam sistim Vajrayana dinamakan kun-tu-bzang-po dalam Sanskrit Samantabhadra, sama sebagai Adibuddha dari Padmaisme. Filosofis menganggap Samantabhadra merupakan absolute tertinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar