Pages - Menu

Pages

Rabu, 15 Agustus 2012

Homa Bodhisattva Ksitigarbha di Rainbow Temple

Dharmaraja Mahaguru Grandmaster Lu Memimpin Upacara Homa Bodhisattva Ksitigarbha di Rainbow Temple
Alangkah beruntungnya menjadi siswa Zhenfo Zong, Dharmaraja Mahaguru Grandmaster Lu yang welas asih, pada hari kepulangan ke Taiwan, masih sempat memenuhi permohonan dari para siswa, tanpa kenal lelah memimpin Upacara Homa Namo Bodhisattva Ksitigarbha dan abhiseka untuk 4 kelompok umat Buddha di Rainbow Temple.

Minggu, 7 Februari 2010 pukul 3 sore, tempat upacara tampak agung dan megah, MC memandu semua umat memasuki tataritual homa yang luar biasa, api homa mengepul naik, Dharmaraja Grandmaster Lu memperagakan mudra yang agung dan mengalir lancar untuk meredamkan bencana dan menanamkan berkah untuk seluruh umat.

Usai homa, Dharmaraja memberikan ceramah Dharma yang sangat berharga, setelah Bodhisattva Ksitigarbha dalam homa kali ini turun memberkati, Ia tidak lagi meninggalkan kita. Sebelum merayakan tahun baru, mengadakan homa Bodhisattva Ksitigarbha sangat bermakna, semoga seluruh insan memperoleh ketenangan dan kestabilan.



Dharmaraja berceramah: Bodhisattva Ksitigarbha tidak hanya penguasa akhirat, tetapi menguasai seluruh insan di enam alam tumimbal lahir, memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan terhormat, Dharmabala-Nya dapat menghancurkan neraka, di dalam Kitab Sutra juga disebutkan, Buddha Sakyamuni di Surga Trayastrimsa memuji Bodhisattva Ksitigarbha, dan mempercayakan dewa, manusia, dan makhluk di akhirat kepada Ksitigarbha.

Dharmaraja sempat menyebutkan bahwa di kalangan Agama Buddha pernah ada buah bibir bahwa di antara 8 Mahabodhisattva, mengapa Buddha Sakyamuni mempercayakan Bodhisattva Ksitigarbha untuk menguasai Buddhadharma? Dharmaraja menuturkan, karena di antara 8 Mahabodhisattva, hanya Bodhisattva Ksitigarbha satu-satunya yang berwujud Sravaka, oleh karena itu, Sang Buddha menomorsatukan bhiksu.

Dharmaraja juga memperingatkan 4 kelompok umat Buddha, di dalam Agama Buddha ada sebutir Sila yang sangat penting, jika bhiksu/ni berbuat salah, biarlah kulapati bhiksu/ni yang menegurnya, upasaka/sika tidak boleh memaki dan mengomentari bhiksu/ni. Kita harus punya tatakrama terhadap bhiksu/ni.

Selanjutnya, Mahaguru menerangkan DIKTAT HEVAJRA secara terperinci, tataritual sadhana yidam: VISUALISASI



Dharmaraja mengajarkan, ketika menekuni visualisasi Sadhana Hevajra, lebih dulu menjapa Mantra Visualisasi Sunya, segalanya diubah menjadi sunya, angkasa yang bersih tanpa polusi, di angkasa muncul aksara BANG, berubah menjadi teratai berkelopak delapan, di dalam teratai aksara LAN berubah menjadi cakra candra, juga boleh visualisasi cakra candra, atau cakra surya dan candra, berubah lagi menjadi wujud Hevajra.

Dharmaraja menuturkan, visualisasi berada di alam lingkup Dao, dengan kata lain, pikiran dan Dharma tiada pikiran. Semakin jelas visualisasi, maka semakin bagus. Semakin halus, semakin berpahala; visualisasi dikombinasi dengan japa mantra, yidam pun akan mudah sekali turun dan menyatu.

Usai ceramah, Dharmaraja pun memberikan abhiseka luar biasa dari Sadhana Yidam Bodhisattva Ksitigarbha.

Selanjutnya, hadirin dengan penuh sukacita menerima angpao pemberkatan yang diberikan oleh Dharmaraja seorang satu, setiap orang dengan rasa syukur, bahkan merasa beruntung sekali dapat bersarana pada seorang Arya yang begitu luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar