Misteri Kelenteng Sam Po Kong Simongan Semarang
OPINI | 07 January 2011 | 13:15Dibaca: 573 Komentar: 6 Nihil Begitu terkenalnya Kelenteng Sam Po Kong ini, hingga Salah satu mantan Menteri , mau menjadi Aktor pemeran Sam Po Kong.
Terletak didaerah Simongan sebelah Barat Daya kota Semarang. Dari RS Kariyadi kira kira 10 menit kearah Barat.
Dari Bandara A Yani atau Bunderan Kalibanteng lewat jalan Pamularsih kemudian belok kekanan , kurang lebih sepuluh menit.
Masuk bayar Rp.4.000,- untuk yang ingin bersembayang, kelengkapan sembayang ada disediakan kios khusus aksesori dan lilin didekat pintu masuk.
Ternyata kelenteng gedung batu Sam Po Kong, adalah sebuah petilasan atau persinggahan seorang Laksamana dari negeri Cina yang mendarat di daerah Semarang . Yang kebetulan seorang Islam , bernama Zheng He / Cheng Ho.
Karena salah paham tempat tersebut dikira sebuah kelenteng karena berarsitektur Cina. Oleh orang Indonesia keturunan Cina tempat tersebut dijadikan tempat bersembahyang serta ziarah.
Didalam gua batu diletakkan sebuah altar, patung patung Sam Po Tay Djien.
Laksamana Cheng Ho , adalah seorang muslim tetapi oleh mereka dianggap dewa.
Hal ini dapat dimaklumi karena dalam agama Kong Hu Cu atau Thao, orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Mereka memuja Sam Po Kong , sebagai orang yang patut dihormati karena jasa-jasanya, serta dimohon berkahnya.
Kelenteng Sam Po Kong sekarang sudah berubah menjadi megah karena pembangunan pesat serta perluasan area kelenteng dari para donatur cukup banyak.
Disana ada bangunan baru pintu raksasa disebelah selatan, sebagai gerbang Selatan.
Dan diseputar area dekat pohon beringin tua disediakan kios yang menarik yang menjual barang barang untuk keperluan sembahyang.
Disamping itu banyak patung ditempatkan diseputar area,
seperti patung barongsay, patung patung penjaga dari batu.
Di Kios ini bisa didapatkan Hio buat sembahyang sampai lilin lilin besar berwarna merah
Artikel II:
Indonesia terkenal dengan kemajemukan budaya. Keberagaman suku, agama, dan ras yang terkandung dalam nilai ke Bhineka an. Selain itu, Nusantara memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Kekayaan itu menjadikan Indonesia selalu menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Dan salah satu tempat wisata yang menarik untuk anda kunjungi adalah Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Berlokasi di sebelah barat daya kota Semarang , tepatnya di daerah Simongan. Jl. Simongan Semarang di bawah naungan Yayasan Klenteng Sam Poo Kong Gedung Batu. Saat ini , selain berfungsi sebagai tempat ibadah, kawasan Klenteng Sam Poo Kong Semarang juga menjadi salah satu tujuan wisata lokal di semarang yang menarik banyak minat wisatawan , baik Domestik maupun mancanegara. Pengunjung juga dapat berfoto dengan pakaian ala prajurit Cina di tempat tersebut.
Keberadaan Klenteng Sam Poo Kong Semarang tak lepas dari sosok Laksamana Tiongkok bernama Zheng He. Menurut sejarah, Laksamana Zheng He sedang mengadakan pelayaran menelusuri pantai laut Jawa untuk tujuan politik dan dagang, karena ada awak kapal yang sakit ia memutuskan untuk bersandar terlebih dahulu disebuah desa, yang bernama Simongan Karena merasa nyaman di tempat itu, ia memutuskan untuk beberapa waktu menetap ditempat tersebut.
Namun karena ia harus melanjutkan perjalanan ia pun meninggalkan tempat tersebut,tapi banyak awak kapalnya yang menikah dengan warga setempat dan menetap di daerah Simongan. Tak heran sampai sekarang daerah Simongan banyak dihuni oleh penduduk keturunan Tiongkok. Untuk mengenang jasa-jasa dari Laksamana Zheng He/Cheng Ho, penduduk setempat mendirikan sebuah Klenteng disekitar gua tempat dimana ia sering menghabiskan waktu untuk bersemedi, yang akhirnya disebut dengan Klenteng Sam Poo Kong atau Sam Poo Thay DJin.
Keberadaan Klenteng Sam Poo Kong Semarang ini memberikan inspirasi bagi berkembangnya berbagai legenda mengenai Kota Semarang. Tiap tahun bertepatan tanggal 29 Lak Gwee penanggalan Tionghoa, diadakan upacara ritual memperingati hari ulang tahun Sam Poo Tay Djien.
Klenteng Sam Poo Kong Semarang terdiri atas sejumlah anjungan. Bangunan pemujaan utama ialah Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong : tempat - tempat pemujaan Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng.Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting di antara semuanya ,dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan di komplek tersebut Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan dan dibangun sebagai duplikat tempat yang pernah ditinggali.
Sam Po Tay Djien ( Zheng Ho ),yang telah roboh. bangunan klenteng meerupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan type klenteng yang ada di Pecinan, klenteng ini tidak memiliki serambi atau balai gerbang yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.Gua batu sebagaimana tersebut di atas terdapat di dekatnya. Facade gua berlukisan sepasang naga dengan bola api yang terletak di tas ambang pintu masuk yang sempit.Klenteng Tho Tee Kong atau Toapekong Tanah atau Ho Tek Tjin Sin yang terletak di belakang pintu gerbang, merupakan yang paling populer.
Di kalangan masyarakat yang agraris, Dewa Bumi ini sangat dihormati dan selalu dimintai berkahnya. Klenteng Cap Kauw King, tempat pemujaan Tho Tee Kong pula, berkaitan dengan klenteng ini. Tidak pula dijumpai serambi seperti pada klenteng di Pecinan. Tempat pemujaan Kyai Jurumudi dipercaya sebagai makam Wang Jing Hong, wakil Zheng Hoo dalam pelayarannya.
Bangunan makam merupakan bangunan sederhana beratap pelana. Pintu masuknya terletak di tengah dan di kedua sisinya terdapat jendela bundar. Di bawah kedua jendela bundar terdapat lukisan berwarna yang mengisahkan perjalanan pelayaran Sam Po.
Anjungan Kyai Jangkar memiliki tiga altar, yaitu altar Hoo Ping, yaitu para pelaut dan pembantu Zheng Ho yang gugur pada saat menunaikan tugasnya; altar Nabi Kong Hu Cu di tengah; dan altar pemujaan mbah Kyai Jangkar di sebelah kanan. Anjungan Kyai Cundrik Bumi merupakan petilasan tempat anak buah Zheng Ho menyimpan segala macam senjata. Sedangkan anjungan Kayi Tumpeng yang terletak di ujung selatan komplek dipercaya sebagai tempat anak buah Zheng Ho bersantap pada masa lalu. Bangunan ini sekarang dipakai untuk bersemedi atau menyepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar