Diantara Pandava, Arjuna-lah yang paling banyak melakukan perjalanan dan cerita Mahabharata
1. Kelahiran Pandava
Pandhu bersama kedua istrinya, Kunti dan Madri dari Hastinapura melakukan perjalanan menuju Pegunungan Sataringa (gunung dengan ratusan puncak). Setelah mendapat anugrah kelahiran Pandava dan kematian Pandhu & Madri, Kunti bersama Pandava menuju ke Hastinapura bertemu dengan Dhrstrarastra dan Bhisma.
2. Perjalanan Pertama
Dalam perjalanan pertama ini Arjuna selalu bersama Pandava lainnya.
- Perjalanan ini ketika Pandava dan Kurava menuju tempat Drona untuk berlatih ilmu militer. Belajar kurang lebih selama 12 tahun di Pramanakoti
- Perjalanan militer untuk menangkap Drupada di Panchala
- Perjalanan ekspedisi militer ke Shindu dan Kerajaan Sauvira (barat sungai Shindu/Indus)
- Perjalanan menuju Varanavata atau hutan Vanabrata setelah selamat dalam peristiwa Laksagraha dimana bangunan mereka dibakar.
- Mereka juga sampai ke Ekachakra (dekat Panchala).
- Setelah itu menuju Kampilya (ibukota Panchala). Disini mereka mendapatkan pengantin (Drupadi).
Hastinapura ke Pramanakoti
Pramanakoti merupakan tempat indah di tepi Sungai Gangga. Di sanalah Kurava dan Pandava berlatih oleh Guru Drona dan Asvatama selama 12 tahun.
Hastinapura ke Panchala
Setelah selesai pendidikan militer selama 12 tahun oleh Guru Drona. Pandava dan Kurava kembali ke Hastinapura. Selanjutnya mereka menuju ke Panchala untuk membalas perbuatan Raja Panchala (Drupada) terhadap Guru Drona. Dalam cerita peperangan, Pandava + Kurava melawan pasukan Panchala yang dipimpin oleh Drupada dan Srikandi, Kurava maju lebih dulu. Tetapi tentara Kurava dikepung oleh tentara Srikandi. Setelah itu, Pandava maju ke medan perang, membebaskan Kurava dan menangkap Drupada. Setelah Panchala menyerah, Arjuna memerintahkan untuk menghentikan peperangan dan pengrusakan kota. Kemudian Arjuna dan pasukannya mengepungan Kota Ahichatra (Istana Panchala). Setelah itu, Drupada dipindahkan ke Kampilya dengan tata kota kerajaan yang baru (atas perintah Guru Drona).
Dalam kekalahan ini, Drona memberi bagian Kerajaan Panchala ke Drupada atas dasar persahabatan (Drona adalah Brahmana dan memaafkan). Drona di bagian utara Sungai Gangga (Ahicatra dan sekitarnya) dan Drupada di bagian selatan Singai Gangga (Kampilya dan sekitarnya).
Perbandingan tata kota saat ini :
Peta diatas menunjukkan dari utara ada sepanjang Himalaya dan hingga ke selatan ada Sungai Gangga dengan ibu kota yang bernama Ahichatra. Kota ini diidentifikasi menjadi reruntuhan Ahichatra yang digali oleh ASI (Archeological Survey of India) di Ramnagar, di sebelah barat Bareilly di Uttarpradesh. Panchala selatan yang dikuasai oleh Drupada terdiri dari semenanjung Gangga sebelah utara hingga ke selatan sampai ke Sungai Charmanwati (Chambal). Di tempat itu ada desa bernama Ekachakra dimana nantinya Pandava sampai disana setelah selamat dari Pembakaran Laksagraha (akan dijelaskan selanjutnya). Disana mereka menyamar menjadi Brahmana. Ekachakra terletak antara Charmanwati dan Sungai Yamuna. Sekarang Ekachakra dikenal sebagai Chakar Nagar. Di dekatnya ada tempat disebut Bakewar tempat Raksasa Baka
Kuru dan Kuru – Janggala
Pada masa pemerintahan Pandava di Hastinapura, daerah kerajaan itu dinamai Kerajaan Kuru yang terbentang antara Sungai Gangga dan Sungai Yamuna. Ini (daerah Kuru) termasuk daerah yang nantinya dibangun Kerajaan Indraprastha (akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya). Daerah Kuru yang bukan merupakan Hastinapura saat itu dinamakan Kuru-Janggala yang artinya hutan dari Kuru. Kuru – Janggala terbentang dari tepi sungai Yamuna ke barat yang sekarang disebut Hariyana dan Delhi. Setelah kota Indraprastha dibangun di Kuru – Janggala, Indraprastha juga disebut bagian dari Kuru dan sisanya tetap dianggap Kuru-Janggala.
Perluasan Wilayah (Barat)
Setelah masa pendidikan Drona Charya dan membantu Gurunya menaklukkan Panchala, Arjuna bersama dengan Pandava lainnya melakukan ekspansi militer menuju arah barat India. Pandava berhasil menaklukan Sauvira selama 3 tahun dan tak gentar melawan serangan Gandharvas (diperkirakan Kandahar di Afganistan). Raja Yavana telah berhasil ditaklukkan Arjuna dimana sebelumnya Pandhu telah gagal menyerang Raja tersebut. Raja Vipula (Kerajaan Sauvitas) yang dilengkapi dengan kekuatan besar juga berhasil ditaklukkan Arjuna di daerah selatan. Selain itu Raja Sumitra dari Sauvira juga dapat ditaklukkan yaitu sekitar Bhawalpur di Punjab (selatan Pakistan). Dibantu oleh Bheema, Arjuna dan Pandava lainnya berhasil mendapatkan jarahan dan kekuatan besar dari peristiwa penaklukan ini. Mereka juga telah memperluas daerahnya itu. Ada kemungkinan Arjuna dan Pandava bertemu dengan Jayadrata yang diperkirakan telah menikah dengan Dursala (Anak Dhrstrastra + Gandhari) sehingga Arjuna tidak melakukan penyerangan.
Sauvira dikenal sebagai kerajaan seratus orang pemberani. Ada 12 kerajaan Sauvira yang terletak di semenanjung Sindhu/Indus dan diperintah oleh 12 Raja, dimana semua kerajaan tersebut diperintah oleh Raja Sindhu Jayadrata.
Sivi merupakan daerah pegunungan di sebelah barat bagian utara India. Daerah mereka membentang sekitar kota Sibbi di Pakistan (Baluchistan). Sivi yang dikenal sebagai Sibi adalah yang tertua diantara Sivi, Shindu dan Sauvira. Diantara 3 daerah tersebut hanya Sivi yang disebut oleh RgVeda. Dalam Mahabharat dan Purana menyebutkan Raja Sivi merupakan nenek moyang raja – raja yang kemudian mendirikan Kerajaan Sindhu, Sauvira dan Vrishadarbha (Mithankot). Vhrishadarba adalah anak sulung dari Raja Sivi yang mendirikan kerajaan sendiri dan akhirnya dianggap sebagai bagian dari Kerajan Sivi. Raja Sivi dan Vrishadarbha ini bukanlah Raja yang ada dalam dongeng tentang seorang raja yang memberi bagian dari tubuhnya untuk elang. . Vrishadarba terbentang sekitar lembah Pegunungan Sulaiman (Salomo) yang dikaitkan dengan Raja Solomon. Ada kemungkinan bahwa Suku Sulaiman atau Solomon berasal dari Kerajaan Sivi/Vrishadarbha.
Pendiri kerajaan Sauvira adalah Suvira yang merupakan anak dari Raja Sivi. Daerah Sauvira terbentang sepanjang sungai Sindhu yang berbatasan dengan Kerajaan Shindu. Kerajaan ini memiliki pusat perdagangan dengan Dvaraka (Dvarka, Gujarat) dan negara lainnya seperti Muskat dan pelaut Mesir. Mereka dikenal sebagai Sofir (Mesir) atau Ophir (Bible). Bagian utara Sauvira dikuasai oleh Punjab di Pakistan, khususnya Saraikistan (Punjab) sebelah selatan – barat yang berbahasa Saraiki.
Dalam Mahabharata menyebutkan ada perang antara Sindhu dan Raja Saina. Shindu adalah kerajaan yang memberi nama “India” yang sebelumnya bernama Bharatavarsha. Negara barat saat itu sangat akrab/ mengenalkerajaan Sindhu, Sauvira dan Siwi daripada kerajaan lainnya. Mereka lebih dekat dengan wilayah Sindhu daripada wilayah di sepanjang Sungai Gangga. Karena itulah, mereka menyebut India (diambil dari Sindhu) untuk menyebutkan daerah keseluruhan.
Sudra dan Abhiras adalah dua suku yang hidup di sepanjang Sungai Sarasvati. Mereka adalah generasi dari suku Sindhu dan Sauvira. Beberapa menganggap Abhiras sebagai generasi dari Sauvira. Ada juga yang menganggap Abhiras berhubungan dengan Sindu dan Sudra (dikenal juga sebagai Sura). Karena kedekatan geografis daerah tersebut juga dikena sebagai Sudrabhiras, Surabhiras, Sindhuauviras, atau Sauvirabhiras. Samal halnya dengan Kurupanchalas. Setelah Dvaraka tenggelam, daerah sisa Dvaraka tersebut dikuasai oleh Abhiras.
Perluasan Wilayah (Timur)
Arjuna diceritakan mengalahkan Raja Yavana (Indo-Yunani) yang kerajaannya membentang ke timur dekat Magadha Vanga dan Pundra dan tidak di Lembah Indus. Daerah ini sebelumnya tidak dapat ditaklukkan oleh Pandhu. Sebelumnya Pandhu melakukan ekspedisi militer ke arah timur hingga daerah Pundra (Bangladesh selatan). Tampaknya Pundra dan Yavana diperintah oleh pemerintahan yang sama (pantai laut selatan barat – bengal dan Bangladesh). Dikenal sebagai daerah Mechas. Nenek moyang Yavana diperkirakan adalah Gaya yang berada di selatan Magadha. Dalam ekspedisi ini, Arjuna dibantu oleh Bheema. Dalam cerita, ekspedisi Arjuna dan Bheema ke arah timur dan selatan sangat sedikit disebutkan. Namun diperkirakan daerah timur ini sangat pintar perang menggunakan gada dan gajah (karena itu Arjuna membawa Bheema) .
Setelah selamat dari Laksagraha
Dimanakan posisi Laksagraha. Dalam cerita tempat tersebut dibangun di dekat sungai yang berarus deras. Sungai tersebut merupakan anak Sungai Gangga di dekat Haridwar atau Rishikesh.
Varanavata (kota yang padat) adalah ibukota kuno yang merupakan nenek moyang Bangsa Kuru. Faktanya tercantum dalam Vana Parwa yang menyebutkan Varanavata sebagai kota besar dari Bangsa Kuru. Daerah ini dipilih Pandava (dari 5 tempat lainnya) untuk bersembunyi dan menghindar dari perang melawan Kurava (Udyoga Parva). Varana artinya gajah dan Vata artinya wilayah. Diasumsikan daerah tersebut banyak dihuni oleh gajah. Daerah tersebut ditemukan berada di suatu tempat di sekitar Hardwar dan Kota Rishikesh di Uttarakhand. Alternatif daerah yang diperkirakan adalah Varanavata adalah Barnawa (UttarPradesh) dan Lakhamandar (Uttarakhand di Himalayas). Selain itu alternatif lainnya adalah Shivpuri (dekat Rishikesh dan Uttarkashi).
Dalam cerita, Vidura mengirim tenaga penambang untuk membuat terowongan agar Pandava dan Kunti selamat dalam kejadian Laksagraha. Melewati bawah tanah menuju dekat Sungai Gangga. Terowongan tersebut diperkirakan sekitar 2 kilometer dengan kedalaman 3 sampai 4 meter.
Lepas dari Laksagraha, Pandava dan Kunti menuju selatan menyeberangi Sungai Gangga sekitar 4 -5 kilometer dari ujung terowongan selama 3 -4 jam menuju hutan lainnya saat tengah malam. Dalam cerita menunjukkan mereka menuju wilayah Rakshasas seperti Hidimbi. Wilayah Raksasa tersebut menyebar dari Varanavata bagian barat (Rishikesh) di Uttarakand utara – barat menuju ke Himachal_Pradesh. Di kota Manali terdapat kuil Hidimba untuk menghormatinya. Bheema dan Pandawa lainnya menuju barat-utara mencapai Pusat Rakshasas (pusat kota Manali). Diperkirakan mereka kesana dalam waktu satu bulan dari Varanavata. Pusat kota berada di Manali (Himachal_Pradesh) dimana Bheema menikah dengan Hidimbi. Sebelah timur wilayah tersebut ada daerah Kinnara (suku Rakshasas). Sebelah barat ada Trigarta yang dihuni oleh orang – orang penganut Vedanta (tidak seperti Rakshasas dan Kinnaras). Setelah itu, Pandava menuju ke Trigarta.
Bheema dan Hidimbi diperkirakan berumah tangga di tepi sebuah danau. Danau itu bisa saja Tso-moriri atau Manasarovara di dekat Kailas yang terletak jauh di timur Guhyakas (Kinnara dan Kimpurushas). Terutama sekitar Himachal_Pradesh. Mereka berdua berumah tangga selama satu tahun. Dan melahirkan Gatotkaca (Gatha dan pot artinya botak).
Bertemu Vyasa (Putra Setyavati) dan Menuju Ekachakra
Setelah Gatotkaca lahir, Pandava pergi menuju Trigarta yang merupakan sebelah barat daerah Rakshasa. Trigarta adalah wilayah yang terbentang dari kaki bukit Himalaya di Kangra (Himachal_Pradesh) menuju ke arah barat melalui pertengahan Punjab. Ibukotanya adalah Prasthala (Jalandhar, Punjab).
Dari sana mereka memasuki wilayah Matsya yang terbentang sepanjang Sungai Yamuna. Tepi barat Yamuna dari kaki bukit himalaya hingga Matsya (Alwar dan Bharatpur, Rajastan) diduduki oleh Matsyas. Tempat ini adalah asal dari Satyavati. Ayah Satyavati adalah Kepala daerah tersebut. Trigarta dan Matya saling bermusuhan. Ketika kerajaan Pandava dibentuk, beberapa daerah Matsya menjadi bagian dari Kerajaan milik Pandava tersebut. Setelah sampai di perbatasan Matya, Pandava bertemu dengan Bhagavad Vyasa dimana menjadi tempat tinggal Setyavati. Vyasa menyarankan agar mereka menyamar menjadi Brahmana. Vyasa juga ikut dalam rombongan hingga menuju Panchala. Selanjutnya, Pandava melakukan perjalanan sepanjang Matsya melalui pantai barat Yamuna. Dari sana mereka menuju ke arah timur yaitu Kichaka yang terbentang sepankang tepi selatan Yamuna berbatasan dengan Panchala dan Matsya.
Mereka melalui Matsya, Kichaka dan Panchala. Akhirnya, ditemani oleh Vyasa, mereka sampai ke Panchala tepatnya di desa Ekachakra yang sekarang dikenal sebagai Chakar Nagar (Distric Etawah, Uttar Pradesh). Ekachakra merupakan daerah yang bagian dari Panchala dengan Raja bernama Vetrakiya. Ekachakra didominasi oleh aturan Raksasa bernama Vaka yang diperintah dari Bakewar. Raja Vetrakiya tidak berdaya melawan Vaka. Pandava tinggal di Ekachakra selama setahun menyamar sebagai Brahmana. Vaka (Baka) melindungi daerah tersebut dengan syarat harus diberi “makan” dan mengingat Vaka adalah seorang Rakshasa yang kanibal. Akhirnya Vaka dibunuh oleh Bhima.
Pada intinya, apakah Vaka (atau yang lainnya) benar – benar kanibal ? Atau ini hanya ungkapan lain yang memberitahu kita semua bahwa Vaka memerintah sangat kejam kepada rakyatnya (bukan kanibal dalam pengertian sebenarnya).
Pandava melanjutkan perjalananya ke arah utara menuju Kampilya dan mereka bertemu Gandharva yang bernama Angaraparna yang diperkirakan berambut merah. Semua daerah hutan di dekat Gangga dipanggil dengan hutan Angaraparna sebagai wilayahnya. Hutan tersebut juga merupakan bagian dari Hutan Naimisha. Gandharva Angaraparna disebut ada hubungannya dengan Gandharva Chitraratha yang berkuasan di dekat Pegunungan Kalakuta, dimana telah dikunjungi oleh Pandhu. Kemungkinan Angaraparna adalah anak/saudara dari Chitraratha yang ada hubungannya dengan Kuvera, Raja Yaksa.
Angaraparna menceritakan tenpat nenek moyang Kuru ke Arjuna. Dinasti Kuru berasal dari Tapati. Dia berasal dari Raja Dinasti Surya yang memerintah di tepi Sungai Tapati (Tapti) di Maharashtra. Raja Samvarana kemudian tinggal di selatan-barat dari Sungai Sindu (Indus) yang telah dibuang oleh Panchala dari kerajaan mereka di tepi Sungai Gangga. Samvardhana menikah dengan Tapati dan berputra seorang Raja yaitu Kuru. Dari sini menunjukkan ada garis maternal (garis dari ibu) bahwa Kuru berasal dari Dinasti Surya.
Angaraparna juga menceritakan cerita tentang Vishvamitra, Raja dari Kerajaan Kanyakubja (Kanauj) dan berada di dekatnya. Selain itu ia juga menceritakan tentang Vasistha (tinggal di dekat Gaya, selatan Magadha), Kalmashapada (Raja kota Ayodya, Kerajaan Kosala), asmaka, Bhargava-Rama dan Parasara. Angaraparna mengarahkan Pandava menuju tempat yang disebut Utkochaka untuk bertemu dengan Daumnya sebagai guru dalam keluarga,
Menuju Kampilya
Pandava melanjutkan perjalanan menuju Kampilya bersama Vyasa dan akhirnya sampai di Kuil Siva di hari pertama. Diperkirakan selama 3 hari dari Utkochaka. Setelah sampai di tengah kota Kampilya, Arjuna mengikuti semacam Swayamwar dengan Drupadi (Panchali) sebagai putri Raja. Setelah memenangkan Panchali, Pandava bergabung dengan Krshna dan Balarama untuk kembali ke Hastinapura. Mereka mendapat undangan dari Dhrstrarastra.
Kembali ke Hastinapura
Pandava, Kunti, dan Krshna menuju Hastinapura
3. Kehidupan di Kota Indraphrasta (Bukan masa pengasingan)
Perjalanan berikut ini kebanyakan dilakukan sendiri kecuali saat membunuh Jarasandha :
- Dimulai dari Indraprastha menuju sepanjang tepi Sungai Gangga hingga menuju sebelah timur Pantai Vanga
- Setelah itu Arjuna melakukan perjalanan sepanjang pantai Lau India menuju selatan
- Dari lau pantai selatan tersebut menuju (berbalik) arah utara melalui pantai sebelah barat dan sampai ke Dvaraka. Ditempat inilah Arjuna menikah dengan Subadra dan kembali ke Indraprastha
- Arjuna, Bheema dan Krshna menuju Magadha untuk membunuh Jarasandha yang merupakan ancaman Pandava
- Untuk keperluan Upacara Rajasunya yang diadakan oleh Yudhistira, maka Arjuna menuju ke utara hingga ke Kerajaan – kerajaan sekitar Himalaya termasuk suku – suku yang ada di utara.
Pandava setelah sampai Hastinapura, diminta menuju ke Khandavaprastha yang terbentang di pinggiran Kuru. Mereka diceritakan diberi setengah dari Kerajaan. Tanah tersebut adalah tanah yang belum dikembangkan (unreclaimed desert).
Khandavaprastha (sekarang dekat New Delhi) berasal dari Kandava yang terbentang di wilayah Naga. Disana hidup seorang raja bernama Naga Takshaka, anaknya bernama Aswasena, istrinya banyak Nagas dan Rakshasas. Asura arsitek Maya benerka untuk Takshaka membangun sebuah rumah yang indah untuk Raja Naga. Asura dan Nagas adalah sekutu yang sering hidup bersama, seperti di Kota Asura, Hiranya Pura dan di Kota Naga seperti Bhogavati. Asura juga disebut sebagai kepala Naga. Penyebutan Asura dan Naga sering tumpang tindih. Kedua istilah, Asura dan Naga sering diterapkan pada sejumlah besar suku dengan terbalik. Keduanya tersebar di seluruh dunia berbagai dunia. Dan tampaknya Peradaban Maya di Meso – Amerika juga perpanjangan dari budaya Asura-Naga ini. Khususnya budaya Maya yang menyebar di India. Faktanya bisa dilihat pada bangunan yang didirikan.
Kepala Naga lainnya bernama Kaliya yang berkuasa di barat – selatan tepi sungai Yamuna dekat Mathura. Di bawah kepeminpinan Krshna, Kaliya Naga pindah tempat ke tempat lain dan akhirnya daerah tersebut kini dipenuhi oleh Naga.
Berdirinya Indraprastha
Dengan bantuan Dwaipayana, Pandava dan Krshna mendirikan bangunan – bangunan kerajaan di Khandavarastha, yang disebut dengan Indraprastha yang menjadi sebuah kota. Indraprastha berarti kota Raja Indra. Perbandingan Indraprastha seringkali dibandingkan dengan Bhogavati yang terletak di Tibet. Ini membuktikan Naga adalah pendiri perkotaan yang unggul sebelum Kuru. Dimana Kuru berkompetisi untuk membangun kota – kota megah. Kota/bangunan Kuru biasanya muncul di bekas kota Naga. Seperti Hastinapura dan Ahichatra, nama lama Hastinapura adalah Nagapura dan Ahichatra berarti tanah Ahis yaitu Nagas.
Berdirinya kota Indraprastha dilakukan melalui pembersikan dan penghancuran hutan Khandava yang mengakibatkan relokasi dan penghancuran banyak Nagas. Arjuna dan Krshna adalah penyebab kebakaran besar di wilayan Naga Takshaka. Saat itu Naga Takshaka berada di Kurushetra. Seluruh hutan Khandava terbakar. Apinya bertahan hingga 15 hari. Istri Takshaka tewas dan anaknya, Asavasena berhasil melarikan diri. Arjuna mendapat perlawanan dari Naga, dan berhasil dikalahkan oleh Arjuna. Sebagian besar dari mereka (Nagas) tewas. Beberapa Naga dibantu oleh beberapa prajurit dan kemungkinan berasal dari Suku Gandharva atau Deva (Indra, yang memerintah di Tibet)
Arsitek Asura kemudian membangun aula pertemuan untuk Yudhistira yang awalnya diperuntukkan untuk Takshaka. Dalam cerita disebutkan bangunan aula tersebut seperti beralaskan air.
Kota yang megah ini menyebabkan banyaknya Brahmana, ahli Veda, Pedagang untuk tinggal disana dan melakukan perdagangan. Turut berdatangan juga orang yang ahli dan seniman untuk tinggal disana. Kota tersebut juga dilengkapi dengan berbagai flora dan fauna.
Setelah dibangunnya Indraprashta, Arjuna melakukan perjalanan ziarah atau expansi selama 12 tahun, namun dalam analisa beberapa ahli diperkirakan hanya dua tahun saja. Arjuna menuju tempat di berbagai semenanjung india kuno. Ia memutar sepanjang Gangga, timur dan pantai barat india dan akhirnya kembali ke IndraPrastha.
Tempat pertama yang dituju Arjuna adalah Gangadwara (Haridwar) yang dikenal sebagai sumbernya Sungai Gangga. Disana Arjuna bertemu dengan Ulupi (putri seorang Raja Naga yang berasal dari keturunan Kauravya dan Naga Airavata). Tempatnya di Nagal, dekat Rishikesh. Arjuna tingga disana selama sehari dengan Ulupi. Dari situ lahirlah Iravat yang berarti keturunan Ras Naga Airavata. Kemudian Arjuna menuju Gangadwara.
Arjuna kemudian berangkat ke Himavat tepatnya di Agastyavata, selanjutnya menuju Puncak Vasishtha. Kemudian menuju ke Puncak Brigu dan akhirnya ke Hiranyavindu. Tempat – tempat itu dinamai sesuai dengan Nama Brahmana disana yaitu Agastya, Vasistha dan Bhrigu. Agastya dan Vasistha adalah anak dari Mitra – Varuni. Yang diasumsikan sebagai anak dari Mitra dan Varuna. Hal lain juga diasumsikan sebagai keturunan Bhargava (Bhrigu) karena Bhargava juga dikenal sebagai Varunis. Hiranyavindu adalah tempat terakhir yang dituju Arjuna. Setelah melakukan tapa, Arjuna turun gunung dan kembali ke Gangadwara (Haridwar). Cerita lain juga mengatakan Ia pergi ke Sumber sungai Gomati. Dengan jalur itu Arjuna sampai ke Hutan Naimisha. Vasistha juga adalah nama sumber Sungai Gomati. Arjuna pergi ke timur – selatan menuju Hutan Naimisha (Distrik Sitapur modern di Uttarpradesh), melalui sungai Gomati.
Perjalanan ke timur
Hutan Naimisha menyebar di tepi Sungai Gomati dan membagi Panchala dan bagian timur Kosala. Tempat ini masih dikenal sebagai Naimisharanya. Utpalini adalah sungai kecil yang melintas hita tersebut dan banyak ditumbuhi oleh lotus.
Perjalanan sepanjang pantai barat tepatnya tepi Gomati, Arjuna mengikuti aliran Sungai Gangga ke arah timur. Menelurusli bagian selatan dari sungai tersebut. Disana Ia sampai di tempat bernama Gaya. Tempat itu dialiri sungai Phalgu (Falgu). Sungai itu bergabung dengan Sungai Punpun yang telah menyatu (merge) dengan Gangga 25 km sebelah timur Patna di Fatuha. Sungai Pupin (punpun) dan Falgu terkadang disebut Sungai Gaya. Setelah mencapai Gaya, Arjuna melanjutkan perjalanan menuju tempat pertemuan sungai Gangga. Ini adalah kerajaan Magadha. Kausiki (Sungai Kosi) adalah sebuah sungai besar yang bergabung dengan Gangga arah timur dari pertemuan Gaya-Gangga. Pertemuan Kausaki dan Gangga terletak di Kerajaan Angga.
Seorang garis keturunan Vasistha tinggal di Gaya dan dilindungi oleh suku – suku pelaut seperti Dravidas, Yavanas (Indo – Yunani / Ionian Yunani) dan China. Suatu hari, Raja Viswamitra dari Ras Kusika yang juga Raja Kanyakubja (Kanauj) menyerang Vasistha. Tentara Dravidas, Yavanas dan lainnya melindungi Vasistha dari tentara Visvamitra. Visvamitra dapat dikalahkan, dan akhirnya ia bertapa. Dan akhirnya Visvamitra menyerahkan kerajaannya dan memilih hidup menjadi seorang petapa di tepi Kausiki. Nama Kausiki berasal dari Ras Kusika.
Ada sungai sebelah timur Sungai Koshi yang disebut dengan Mahananda. Dan tampaknya berubah menjadi Nanda. Sungai Apara-Nanda tampaknya adalah sungai lain yang berjalan paralel menuju ke timur. Saat ini Sungai Karatoya terletak di sebelah timur Mahananda. Nama Karatoya disebutkan dalam cerita Mahabharata. Dan bila Arjuna telah mengunjungi tempat ini, maka akan disebutkan demikian. Jalur sungai ini telah berubah drastis selama periode sejarah. Kausiki telah bergerak ke arah barat.
Arjuna juga mengunjungi tempat yang bernaa Vanga dan Kerajaan Kalinga. Melalui Pegunungan Mahendra dan pergi ke Manipura (dekat Orissa) dan menuju ke sepanjang pantai laut.Pegunungan Mahendra adalah batas barat wilayah Kalinga.
Setelah melihat Chitrangada, putri dari Manipura, Arjuna pergi ke Gokarna. Ada banyak tempat di India yang bernama Gokarna. Gokarna yang ada di pesisir Karnataka adalah yang terkenal. Di Bengal Barat. Dari Gokarna Arjuna pergi ke Singai Godavari (mencapai pantai barat antara Mumbai dan Surat). Daerah ini di jaman kuno dikenal sebagai Saurashtra dan sekarang disebut Semenanjung Gujarat. Akhirnya Arjuna sampai ke posisi kunci yang disebut Prabhasa. Yang sekarang juga disebut semenanjung Gujarat atau pantai selatan Gujarat. Disana Arjuna bertemu dengan Basudeva Krshna dan mereka pergi ke Pegunungan Raivataka. Sekarang gunung itu dikenal sebagai Gunung Girnar yang terletak di Timur Junagadh.
Setelah menghabiskan beberapa waktu di Raivataka, Krshna membawa Arjuna ke Dwaraka, ibukota Yadavas. Kota yang berada di sebuah pulau dekat dengan bukit Raivataka. Sebuah kota di Gujarat sekarang bernama Dvarka di pantai selatan- barat Gujarat yang merupakan sisa – sisa kota kuno ini. Arkeolog juga telah menggali sebuah kota sekitar 9 km di lepas pantai Dvarka. Bisa jadi ini menjadi bagian dari Dvaraka yang disebutkan dalam Mahabharata. Dvaraka adalah kota pelabuhan yang banyak hubungan dagang sekitar 3000 SM. Daerah lain yang juga berdagang dengan Dvaraka adalah Surat (Saurashtra) dan Sopara (Surparaka) di pantai barat, Pattanam di Kerajaan Kerala dan Pelabuhan di Kota Pandya, Chola, Kalinga dan Kerajaan Vanga. Dengan demikian sebagaian besar pusat pelabuhan di semenanjung India dan pertukaran budaya ada di Dvaraka. Itu juga termasuk perdagangan Sauvira (Sidh, Pakistan) dan Muscat kuno. Selain itu Dvaraka juga center perdagangan dari Madra, Kekaya, Gandhara, Kamboja dan Kasmira, sehingga menjadikan kota ini sangat kaya.
Di Dvaraka Arjuna menikahi Subadra dan menghabiskan waktu selama satu tahun. Tahun terakhir dari perjalanannya akhirnya Arjuna kembali ke Khandavaprastha melalui daerah Pushkara (disini tinggal juga beberapa bulan). Pushkara adalah danau besar yang sekarang dikenal sebagai Pushkar Lake. Di daerah Rajastan di sebuah kota bernama Pushkar distrik Ajmer. Dari Pushkara, Arjuna melewati Nishada, Matsya/Kerajaan Salva menuju Indraprastha.
Berdasarkan analisa perjalanan
Total perjalanan adalah 2 tahun (menurut cerita hingga 12 tahun) berdasarkan analisa yang ada di ancientvoice.wikidot.com sebagai berikut :
- Tinggal di sekitar Gangadwara : 1 bulan
- Tinggal di Manipura, Kalinga : 1 Tahun
- Tinggal di Raivataka & Dvaraka : 1 bulan (sebelum menikahi Subadra)
- Tinggal di Dvaraka : 1 bulan (setelah menikahi Subadra)
- Tinggal di Pushkara : 1 tahun
- Semua Perjalanan : 8 bulan
Setelah Arjuna memasuki wilayah Kalinga ia bepergian bersama dengan pembantu dekatnya dan kelompok besar Brahmana telah berhenti mengikutinya dari titik itu. Oleh karena itu adalah mungkin bagi Arjuna untuk melakukan perjalanan di atas kuda-atas dari titik itu dan seterusnya. Dalam hal ini, perjalanannya akan beberapa kali lebih cepat. Tapi Mahabharata tidak memberikan informasi untuk mendukung hal ini.
Jika perjalanan Arjuna dari Kalinga ke Gokarna dan Prabhasa adalah sepanjang sungai Krishna daripada melalui Kanyakumari ia akan menyimpan satu bulan waktu bepergian. Jika ia melakukan perjalanan bersama Godavari ia akan menyelamatkan dua bulan waktu bepergian. Hal ini sangat penting terutama untuk wisatawan pada kaki. Waktu perjalanan yang disimpan dapat digunakan untuk beristirahat di tempat menengah. Periode istirahat dapat beberapa hari sampai seminggu.
Arjuna, Bheema, dan Krshna menuju Magadha
Tujuan Arjuna, Bheema dan Krshna ke Magadha adalah untuk mengalahkan Raja Magadha bernama Jarasandha. Yudhistira melakukan upacara Rajasunya sebagai bentuk pengorbanan. Ini dilakukan dengan seperti pengorbanan Aswamedha. Dimana dilakukan pelepasan kuda – kuda menuju keluar batas kerajaan. Bila ada kerajaan lain yang menghentikan langkah kuda tersebut, atau mengikat kuda tersebut atau membuat luka kuda tersebut, maka Kerajaan itu dianggap mengumumkan perang dengan Indraprastha. Dari hasil tersebut, tidak ada Kerajaan yang mengumumkan peperangan yang artinya banyak daerah kerajaan lain yang berhasil tunduk pada Indraprastha kecuali Kerajaan Magadha.
Kerajaan Magadha memiliki kekuatan militer lebih hebat daripada Kuru. Krshna mengetahui bahwa Jarasandha sangat suka perang dengan cara satu lawan satu (duel) sehingga dengan usulan Krshna, Yudistira adalah mengirim Bheema untuk melakukan duel itu. Lagipula sama – sama menggunakan Gada sebagai senjata andalan. Arjuna ikut serta untuk meningkatkan kekuatan pasukan. Krshna juga ikut serta ditugaskan untuk menjaga keselamatan Bheema dan Arjuna. Yudhistira juga mengirim dua jenderal terbaik untuk mengambil resiko yang sangat tinggi. Kekuasaan Jarasandha terbentang dari Surasena (Mathura, sebelah barat Uttarpradesh) menuju ke barat yaitu Pundra (Purnia, timur Bihar) sepanjang Sungai Gangga dengan Magadha (Bihar arah selatan – barat) sebagai pusat kekuasaan. Sekutu kerajaan ini adalah Surasena, Dasarna, Chedi, Vatsa, Kasi termasuk sebelah barat Magadha seperti Anga dan Pundra bagian timur. Pundra adalah sekutu Jarasandha. Untuk keperluan Rajasunya ini, sebagian besar daerah timur dari Kurus berhasil ditaklukkan oleh Bheema.
Arjuna, Bheema dan Krshna pergi ke Magadha menggunakan pakaian Snataka Brahmana. Mereka melewati Kuru-Janggala, perbukitan Kalakuta, melintasi Gandaki, Sadanira (Karatoya), dan Sarkaravarta. Lalu menyebrangi Sarayu, Kosala bagian timur dan pergi ke Mithila. Lalu menyebrangi Pria dan Charamanwati. Mereka menyebrangi Sungai Gangga dan Sone melanjutkan ke arah timur. Akhirnya sampai di Magadha (jantung Kushamva). Dilanjutkan ke perbukitan Goratha. Namun tempat – tempat yang tersebut diatas tidak sesuai dengan kondisi geografis.
Tempat – tempat yang dilakukan mereka bertiga bukanlah rute normal ke Magadha. Jalur tercepat adalah dari Indraprastha ke Hastinapura dan langsung ke utara Magadha mengikuti Sungai Gangga. Hal tersebut kemungkinan agar tidak diketahui oleh mata – mata (telik sandi) dari Duryudhana. Bahkan perjalanan Arjuna sebelumnya pun juga dengan kondisi demikian. Hal tersebut juga disebabkan karena Jarasandha adalah sekutu Duryudhana. Jarasandha telah menyerahkan kota Malini ke Karna.
Cara singkat lainnya adalah dengan melakukan perjalanan sepanjang Sungai Yamuna dekat Indraprastha sendiri lalu menuju Sungai Gangga untuk sampai ke Magadha. Jika melewati rute tersebut mereka akan melalui Kerajaan Mathura (ibukota Kerajaan Surasena) yang juga merupakan daerah kekuasaan Jarasandha. Cara lain lagi melalui Sungai Gomati. Dapat disimpulkan dari berbedanya rute yang diambil disebabkan untuk menghindari mata – mata Hastinapura dan semua kerajaan di selatan Sungai Gangga dan Yamuna seperti Kasi, Vatsa, Chedi, Surasena dan lainnya. Mereka melewati kerajaan dan daerah yang tidak bersentuhan dengan kekuasaan Jarasandha. Singkatnya demi keamanan dan kerahasiaan. Mereka melalui rute sepanjang Kosala dan Videha.
Rute yang dilalui Arjuna, Krshna dan Bheema adalah sepanjang selatan Pegunungan Himalaya yang merupakan rute lain menuju Pragjyotisha yang akan melewati Kirata. Tempat ini (Pragjotisha) dikuasai oleh seorang Raja bernama Bhagadatta (Guwahati di Assam). Dia sama kuatnya dengan Jarasandha. Namun Bhagadatta bersahabat dengan Pandhu sehingga juga merupakan sekutu Pandava. Sama halnya dengan Duryudhana, Bhagadatta pernah berperang dengan Jarasandha sehingga mengingat kekuatan yang sama kecil kemungkinan untuk berperang kembali (saling menghancurkan). Arjuna menggunakan cara diplomasi untuk menundukkan Bhagadatta.
Tentang Kosala bagian Timur dan Videha (Ramayana)
Saat mereka Arjuna melewati Kosala bagian timur, mereka melewati sepanjang kaki bukit selatan Kalakuta, menyebrangi Sungai Sarayu (Ghaghara) dan mencapai wilayah timur – Kosala. Pada masa terdahulu saat masa Ramayana, hanya ada 2 kerajaan yang bernama Kosala. Salah satunya adalah Kosala selatan (Chhattisgarh), tempat asal Kausalya (Ibu dari Rama) dan yang lainnya diperintah oleh Rama (terbentang tepi Sarayu) dengan ibukota Ayodhya. Pada masa Mahabharata, kedua wilayah Kosala ini dibagi menjadi beberapa kerajaan. Salah satunya Kosala bagian timur, yang pernah diperintah oleh Rama sebagai Raja dari Ayodhya. Kosala bagian timur ini kemudian diperintah oleh Lava (Putra Rama) yang beribukota di Sravasti. Di sebelah barat Sarayu terbentang Kosala bagian barat yang bernama Naimisharanya (Sitapur). Sebelah selatan Sarayu terbentang daerah Ayodhya. Daerah selatan ini kemudian dikuasai oleh Jarasandha.
Kerajaan Videha (Utara Bihar) terbentang daerah timur Kosala. Ini merupakan rumah (asal) Shinta, istri dari Rama selama periode Ramayana. Ibukotanya di Mithila. Ketiganya (Arjuna, Krshna dan Bheema menyebrangi Sungai Gandaki dan masuk ke Videha dan lanjut ke Mithila (Janakpur, dekat Nepal – Indonepal). Sungai Mala mengalir di dekat Mithila dan bergabung dengan Bagmati (Sarkaravarta). Sungai Charamanwati adalah Sungai Mainawati yang merupakan anak Sungai dari Sungai Kamala (Mala). Beberapa narator Mahabharata menyebut Kamala/Mala ini adalah Charmanwati (Chambal) yang merupakan anak Sungai Yamuna yang membentang dari barat Mainawati menuju ke Charamanwati. Arjuna, Bheema dan Krshna menyusuri Mithila menyebrang Mala dan Mainawati (Charamanwati). Selanjutnya menuju Sarkaravarta (Vagmati) dan mencapai Sungai Gangga.
Jauh sebelum Jarasandha, di masa periode Ramayana, keseluruhan daerah tersebut diatas diperintah oleh Raja Kusamba bernama Kerajaan Vatsa dengan ibukota di Kaushambi. Keseluruhan daerah yang dipimpin oleh Jarasandha kemudian diperintah oleh Kusama dan raja – raja di Kushika seperti Vishvamitra. Batas – batas Vishvamitra termasuk Kanyakubja (Kannauj), Vatsa, Kasi, Magadha, Angga dan beberapa daerah di sekitar Sungai Kaushiki. Saingan Vishvamitra, yaitu Vasistha, tingga di dekat Gaya yang terbentak di dalam wilayah Magadha sebelah selatan-barat yang beribujita Giriraja.
Teritorial Magadha
Setelah mencapai Sungai Gangga, mereka bertiga melakukan perjalanan ke arah barat menggunakan perahu (masih di Gangga) untuk belok ke arah selatan yaitu Sungai Swarna (Son). Lanjut ke timur dan sampai ke Magadha. Sungai Svarna adalah batas Magadha bagian barat.
Perbukitan Goratha merupakan bagian selatan – barat dari pegunungan yang membentak dari selatan-barat ke arah utara-timur. Sekitar 45 km menuju utara-timur daerah Gaya. Memiliki beberapa puncak. Pegunungan ini dikelilingi kota Magadha yakni Giriraja yang seolah – olah sebagai benteng alami. Sehingga sulit untuk beberapa pasukan menghancurkan kota – kota tersebut. Goratha (Go:sapi, Ratha:cart) yang berarti Sapi membawa gerobak. Sekarang Goratha dikenal sebagai Bathani-ka-Pahad atau Bukit Bathani. Dari kejauhan terlihat seperti 3 buah puncak. Girivraja (Giriraja) “dilindungi” oleh lima bukit seperti Vaihara, Varaha, Vrishava, Rishigiri dan Chaitya yang sambung menyambung. Arjuna, Krshna dan Bheema sampai di puncak Chaityaka (Chaitya).
Girivraja (Giri : bukit, Vraja : tanah) memiliki arti tanah atau wilayah yang dikelilingi beberapa bukit. Nama bukit – bukit tersebut berubah nama sesuai dengan jamannya, sebagai berikut :
Sonagiri terletak antara Gijhakuta dan Udayagiri dan bertemu di sebelah selatan-timur. Pada masa Budhist Girivraja disebut Rajagriha. Berikut detail teritorialnya :
- North-West: Vaihara
- North-East: Chaityaka
- East: Rishigiri
- West: Vrishava (and Chakra a part of Vaihara)
- South: Varaha (and Sonagiri and Udayagiri)
- Gerbang Utara : diantara Bukit Vihar dan Chaitya yang lebih dikenal sebagai Surya Dvara (Gerbang Matahari) yang dilindungi oleh Deva Jara yang diyakini penduduk lokal Girivraja. Dari cerita Mahabharata, Arjuna, Bheema dan Krshna memasuki gerbang ini setelah membuat kerusakan.
- Gerbang Selatan-Barat : diantara Bukit Varaha dan Vrishabha sebelah barat. Disebut juga Gaja Dvara atau Gerbang gajah.
- Gerbang selatan : berada diantara Udayagiri (puncak Varaha) dan Rishiri sebelah timur
- Gerbang Barat : berada diantara Vrishaba dan Chakra (begian dari Vaihara)
- Gerbang Timur : gerbang timur antara Chaitya dan Rishigiri.
Tempat Pertarungan Jarashandha – Bheema
Istana Jarasandha terletak di sebelah barat kota antara bukit Vaihara dan Vrishava di sebelah barat. Tanah tempat pertarungan (Ranga-Bhoomi) terletak di kaki bukit Vaihara yang berjarak 1,6 km menuju barat gua yang bernama Swarna-Bhandara (dipenuhi dengan emas). Tanah Bheema (Ukhara atau Malla-Bhoomi) terletak di kaki Sonagiri, yaitu puncak bukit Varaha yang berada di sebelah tanah Jarashanda. Tempat pertarungan terletak antara dua tanah tersebut. Pertarungan dilakukan selama 13 hari dengan diakhiri dengan kematian Jarashanda di tangan Bheema.
Jarasandha memenjarakan para raja dan pangeran yang menentangnya. Ia penjarakan di kaki Sonagiri sebelah selatan. Tidak begitu jelas apakah mereka di penjara bisa melihat pertarungan Jarashanda dengan Bheema. Setelah membunuh Jarashanda, dalam Mahabharata disebutkan Arjuna, Bheema dan Krshna menggunakan kereta milik Jarasandha untuk pergi ke penjara tersebut. Mereka melepaskan para raja dan pangeran dan mengalahkan para raja dan pangeran yang bersekutu dengan Jarashanda.
Sepanjang utara-timur dari perbukitan Chaitya dikenal sebagai Bukit Giriyaka yang dialiri oleh sungai Panchana di sebelahnya. Di bukit tersebut ada menara terkenal yang disebut Jarasandha-ka-Baithak dimana diasumsikan tempat Jarashanda mengamati rakyatnya di kota.
Setelah kematian Jarashanda
Anak Jarashanda yang bernama Sahadeva (bukan Saadeva, Pandava), dinobatkan menjadi raja baru Magadha dan menjadi sekutu Yudhistira. Semua raja dan pangeran yang dibebaskan oleh Arjuna, Bheema dan Krshna bersama – sama menuju Indraprastha. Mereka siap melayani Indraprastha dengan Yudhistira sebagai Raja. Inilah asal mula Yudhistira diangkat sebagai Raja Indraphrasta. Kerajaan Magadha selanjutnya menjadi bagian dari Indraprastha. Dari 4 arah pengorbanan Rajasunya, Magadha merupakan daerah yang memberikan pasukan terbanyak.
Literatur lainnya menyebutkan Bheema, Krshna dan Arjuna dalam misi Rajasunya ini melewati perjalanan pada peta berikut (belum dapat info lengkapnya) :
Rajasunya Indraprastha – Arjuna menuju Utara
Dalam acara Rajasunya, setelah ke Magadha bersama Bheema dan Krshna, Arjuna melanjutkan perjalanan menuju Utara. Arjuna berhasil menundukkan raja Bhagadatta di Pragjyotisha dengan cara – cara diplomatis. Daerah yang ingin dikuasai dalam misi ini adalah Kulinda, Pragjyotisha dan Kinaara. Semua daerah tersebut terbentang di Himachal Pradesh. Dari tempat tersebut Arjuna bergerak ke Punjab yang berada dibawah kekuasaan Trigarta yang meliputi Uluka, Trigarta, Kuru-Bahlika dan Paurava. Arjuna melanjutkan pernalanan ke utara dan sampai di daerah yang dikuasai oleh Kambojas yaitu Kerajaan Kashmira, Kamboja, Darada, Loha dan Rishika yang terbentang di Jammu dan Kashmir. Akhirnya Arjuna sampai perjalanannya di Tibet sepanjang Sungai Shindu. Disana Arjuna melewati daerah Kimpurusha, Guhyakali – Yakshas, Gandharvas dan Uttarakuru (dipercaya merupakan bagian dari daerah para Deva di area Harivarsha). Daerah tersebut terbentang di daerah Satadru (Sutlej) dan Sungai Sindu (Indus) di Tibet. Demikianlah eksspansi militer Arjuna dalam rangka Rajasunya yang dilakukan oleh Yudhistira.
Rajasunya Indraprastha - Arjuna menuju Utara (Pragjyotisha/Himachal-Pradesh)
Raja Bhagadatta adalah hambatan lain dari Upacara Rajasunya yang dilakukan oleh Yudhistira. Berhubung Raja Bhagadatta adalah sahabat dari Pandhu, maka Arjuna menggunakan cara diplomasi untuk menaklukkannya. Jika Kerajaan milik Jarasandha terbentang sepanjang Sungai Gangga, maka Kerajaan milik Bhagadatta terbentang sepanjang kaki Himalaya dari Himachal Pradesh menuju Assam. Kerajaan milik Jarasandha terbentang sepanjang selatan dari kerajaan Vedic seperti Kuru-Panchala dan Kosala-Videha dimana Kerajaan milik Bhagadatta juga terbentang pada bagian utara kerajaan milik Jarasandha. Kerajaan Jarasandha menangani perdagangan Uttarapatha sepanjang Sungai Gangga, sedangkan Kerajaan Bhagadatta menguasai perdagangan Uttarapatha di sepanjang kaki Himalayas dan jalur perdagangan dari Himachal Pradesh menuju Tibet hingga Sangla Valley sepanjang Sungai Satadru (Sutluj). Kerajaan milik Jarasandha dan Bhagadatta terpampang mulai dari timur menuju barat yang merupakan wilayah rute perdagangan.
Banyak kerajaan yang terpampang di kaki Himalaya yang sekarang berada di Himachal Pradesh, Uttarakhand, Nepal, Bhutan, Assam, Meghalaya dan Bangladesh yang semua itu semula adalah kerajaan besar milik Bhagadatta.
Rumpun / suku Kiratas yang tinggal di kaki Himalaya berada di bawah kekuasaan Bhagadatta. Kinnaras (Kinnaur, Himachal Pradesh) yang tinggal di Himalaya juga dibawah kekuasaan Bhagadatta. Rumpun China juga bersekutu dengan Bhagadatta. Pasukannya sebagian besar berasal dari Kiratas dan manusia yang hidup di gunung Himachal Pradesh, Uttaranchal, Nepal dan Bhutan. Bhagadatta juga menguasai Yavanas (Indo-Greeks / Ionian Greeks) dan Suku Mleccha yang kawasannya berada di pantai (Bay of Bengal) sepanjang tepi Gangga dan Brahmaputra. Yavanas dan Mlecchas hidup berdampingan melalui perdagangan yang beroperasi di perairan. Yavanas melalui daerah Punjab sebagai path jalur perdagangan. Sebelah timur daerah kekuasaan Bhagadatta (Assam) banyak dihuni oleh gajah. Bhagadatta memanfaatkan daerah tersebut untuk latihan menggunakan gajah sebagai kendaraan perang sehingga pasukannya dikenal sebagai pasukan gajah.
Untuk menghindari kehancuran, Bhagadatta hidup damai dengan daerah kekuasaan Jarasandha. Bhagadatta juga memiliki hubungan baik dengan Raja Kuwera dari Kerajaan Yakshas. Kerajaan Yakshas terbentang sepanjang utara kaki Himalaya di sebelah selatan Tibet, mengelilingi danau Manassas (Manasarovar). Daerah Rakshasas (Manali), Kinnaras (Kinaur) dan Kimpurusha di Himachal Pradesh berada di bawah kekuasaan Yaksha. Kawasan teritorial Yakshas di sebelah utara dan timur dikuasai oleh Devas yang diperintah oleh Raja Indra. Kawasan kerajaan Deva tidak diketahui. Namun, kerajaan tersebut disebutkan dalam Mahabharata. Bhagadatta memiliki hubungan baik dengan Indra.
Kota Pragjyotisha disebutkan hanya sekali dalam Mahabharata. Nama Pragjyotisha digunakan untuk menamai kawasan yang dikuasai Bhagadatta, yang meliputi kawasan utara Indraprastha. Lokasi Pragjyotisa masih dicari kebenarannya ada yang menyebutkan di daerah Gohati (Assam) atau di Himachal Pradesh terutama di Desa Kamaru (Kanru) di Baspa Valley (Sangla) Kinnaur. Nama Kamaru bisa dihubungkan dengan Kaparupa yang juga nama lain dari kawasan Bhagadatta. Namun nama Kamarup tidak ditemukan dalam Mahabharata. Nama Kamaru atau Kamru juga ditemukan di Tibet sebelah utara Bhutan. Tidak jelas apakah daerah itu dimiliki China yang disebutkan bersekutu dengan Bhagadatta. Mahabharatta menyebutkan tentang kawasan China yang berdekatan dengan Sungai Sindhu di Tibet.
Pragjyotisha berarti cahaya timur. Dimana cahaya tersebut bersinar menuju arah timur. Mahabharata juga menyebutkan daerah lain seperti Uttarayotisha yang artinya cahaya utara. Jyotisha juga berarti astronomy/perbintangan. Uttarayotisha merupakan kawasan ekspedisi militer yang dipimpin oleh Nakula dalam Mahabharatta menuju arah barat India.
Beberapa versi dari Mahabharata menyebutkan bahwa Arjuna menyerang Kulindas, Kalakuta, para Avatas dan Sakaldwipi sebelum bertemu Bhagadatta di Pragjyotisha.
Rajasunya Indraprastha - Arjuna menuju Utara (Trigarta/Punjab)
Dari Bhagadatta, Arjuna dan pasukkannya bergerak ke Uluka, daerah Punjab. Uluka merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Trigarta. Arjuna dan pasukkannya mendapat serangan sering dari Pasukan Trigarta. Setelah itu, Arjuna dan pasukkannya bergerak menuju Prasthala, sebuah kota di Trigarta yaitu menuju utara kawasan Ukuka. Namun disana mereka juga dihadang oleh Tentara Trigarta. Lalu, Arjuna menuju ke arah Devaprastha yang dikuasai oleh Raja Senavindu (ke arah timur).
Arjuna bersatu dengan kerajaan Vrihanta dan bersama – sama menyerang Senavindu dilanjutkan menundukkan Madapura, Vamadeva, Sudaman, Susan Kula, sebelah utara Ulukas. Di tepi Sungai Satadru, ada tempat bernama Seoni (daerah Shimla). Tempat tersebut mengindikasikan Senavindu yang dikuasai oleh Devaprastha. Ada juga desa bernama Deo yang dapat diasumsikan daerah Devaprastha. Dimana Deo berarti Deva. Setelah menyerang Raja Senavindu di Kerajaan Devapratha, Arjuna ditempatkan disana atas perintah Yudistira. Hal tersebut disebabkan dekat dengan Prasthala (Trigarta). Trigarta merupakan sekutu Kurava. Trigarta mempunyai rencana untuk menyerang Arjuna. Trigarta mengirim pasukan menyebar ke timur dan utara seperti Modapura (Raja Vamadeva), Sudaman dan Susankula dan terakhir di sebelah utara Ulukas. Arjuna menyerang Modapura saat tinggal di Devaprastha. Arjuna juga menyerang Prasthala lalu menuju ke Uluka sebelah utara. Saat itu Arjuna tinggal di Devaprastha. Sebelah utara Uluka diidentifikasikan sebagai Amritsar, Gurdaspur (Punjab) yang dialiri Sungai Ravi.
Setelah menundukkan beberapa raja, Arjuna melanjutkan penyerangan ke Raja Viswagasva, yang terdiri dari Ras Puru. Daerah Puru terbentang dekat dengan wilayah Utsava-Sanketa (Rg Veda). Dalam Rg Veda disebutkan 10 Raja (Baratas) melawan Purus. Sesuai silsilah raja – raja, para Kuru termasuk Pandava adalah termasuk Ras Bharata. Perang ini menyerupai dengan peperangan kuno antara Purus dan Bharatas yang telah disebutkan dalam Rg Veda. Mahabharata juga memungkinan bahwa Bharatas adalah ranting dari rumpun Purus. Setelah mengalahkan Raja di Purus, Arjuna tinggal di Puru. Selanjutnya Arjuna dan pasukannya menyerang daerah Sohma dan Sumala.
Pada intinya, dalam penyerangan Trigartas. Arjuna telah berhasil menaklukkan daerah tersebut dan tidak dapat menaklukkan Prasthala (kota di Trigartas). Trigartas meminta bantuan ke Daravas dan kokonandas untuk menyerang Arjuna. Suku Darava berada di sekitar ujung barat Trigarta dalam periode Mahabharata. Tempat tersebut sangat dekat dengan Lahore yang merupakan sebuah kota di Pakistan. Kemudian, Suku Daravas pindah ke barat. Mereka adalah sub-rumpun dari Romani yang bremigrasi dari India ke Eropa. Bukan pada 250 SM tapi jauh sebelumnya yaitu 1000 SM. Dalam periode Mahabharata mereka hidup di bawah kekuasaan Trigarta. Suku Darava bersama dengan Trigarta menyerang pasukan Arjuna. Pasukan Daravas ini menjadi penyebab pasukan Arjuna bergerak ke utara Uluka.
Suku Kokanadas hidup di sekitar daerah Punjab, dekat dengan sungai. Disana ada sebuah desa yang bernama Koka pada daerah Kangra diantara Gagal dan Mataur. Tempat itulah yang menjadi asumsi dari Kokanada. Ada sebuah danau di dekat Sungai Vipasa yang ditumbuhi lili air merah. Kokanadas kemudian hidup di utara Vipasa (Beas) di Kangra yang merupakan daerah Himachal Pradesh. Kemungkinan Kokanadas ini juga menjadi penyebab pasukan Arjuna bergerah dari Puru ke Vahlika.
Rajasunya Indraprastha - Arjuna menuju Utara (Kamboja/Jammu-Kashmir)
Jammu dan Kashmir merupakan bagian dari India dan bertetangga dengan Pakistan dan Tibet. Dari daerah Punjab (Trigarta), Arjuna dan Pasukannya lanjut melakukan Rajasunya menuju daerah yang dikuasai oleh Kambojas seperti kashmira, Kamboja, Darada, Loha dan Rishika. Dari kota Puru, Arjuna menuju utara dan memasuki Kerajaan Kashmira (valley) yang dikelilingi pegunungan. Kemungkinan Arjuna dan pasukannya masuk dari Banihal Pass, pintu gerbang sebelah selatan menuju Kashmi valley. Daerah tersebut berjarak 36 km menuju barat dari kota Singpur, yang diperkirakan menjadi kota Kamboja (Simhapura). Kerajaan Kasmira diasumsikan berada di kashmir valley sepanjang Sungai Vitastha (Jhelum) yang dikelilingi pegunungan. Pada jaman es tempat tersebut merupakan tempat glacier besar. Dimana setelah itu menjadi sebuah danau. Tempat tersebut merupakan tempat tinggal Kashyapa termasuk Ras Naga. Nama Kashmira sendiri berasal dari Ka:water dan Shimeera : mengering. Sebelum Indian-plate bergabung dengan Eurasian-plate, Kashmir Vally berada di bawah Tethys_Ocean. Saat Indian-plate dan Asia-plate bergabung, daerah ini terangkat dari lautan. Itu menjadi danau besar yang dikelilingi oleh pegunungan. Danau tersebut membeku saat jaman es dan menjadi glacier. Setelah Jaman Es kembali menjadi danau. Pernah sekali terjadi gempa besar yang merusak pegunungan Baramulla (Varaha-mula). Danau yang mengering sepanjang Sungai Vitasta (Jhelum) membentuk lembah Kashmir. Perubahan alam tersebut tersebut kemungkinan terjadi karena Awatara Varaha (Avatara Vhisnu) yang memunculkan banyak daratan. Danau yang mengering ini menjadi ciri kas daerah Kashyapa di cerita – cerita lainnya.
Raja Lohita diperkirakan berada di lembah pegunungan Lohara dimana sekarang dikenal sebagai Loran, Poonch, Kashmir. Ada sebuah kota yang dinamakan Rajpur yang berjarak 8 km dari barat Loran. Namun masih diragukan apakah daerah tersebut menjadi ibukota Raja Lohita atau tidak. Di sekitar lembah Kashmir terdapat sepuluh daerah yang masing – masing dikuasai oleh Kepala (Nagas). Tampaknya lembah Kashmir merupakan tanah asli dari Suku Nagas dimana generasinya sering ditelusuri hingga Kashyap dan Kadru. Tempat yang bernama seperti Skardu sering dihubungkan dengan Kadru. Dalam Bahasa Kashmiri Nag atau Naga diartikan sebagai air tawar di musim semi. Di Kashmir, ada banyak tempat yang diberi nama Nag seperti Anant-nag, Neel-nag, Konsar-nag dan lainnya dimana memiliki musim semi yang berbeda.
Setelah mengalahkan Kashmiras, Raja Lohita dan daerah minor lainnya, Arjuna pergi menuju Avisari, sebuah kota yang dihuni Rumpun Abhisara. Dipercayai daerah tersebut berada di lembah Poonch yang berada di sebelah barat lembah Kashmir. Arjuna juga menduduki Uragas yang dirajai oleh Rochamana. Daerah tersebut berada di sebelah utara Avisari. Kota Avisari bernama Abhisaras (diasumsikan berada di poonch, Rajauri dan Nowshera, daerah Kaamu dan Kashmir). Dalam periode Mahabharata, daerah tersebut berada di bawah kekuatan Kamboja. Agresi Alexander, poonch merupakan sebuah kota dari Raja Abhisara. Uraga diasumsikan merupakan daerah Hazara di Pakistan. Nama tersebut berasal dari Urasa dalam Sanskrit dimana ada hubungannya dengan Rumpun Abhisara. Ada sebuah kota bernama Uri di sebelah otara Poonch. Diasumsikan itu merupakan lokasi Kota Uraga dimana tempat Raja Rochamana.
Dari Uraga, Arjuna menuju ke utara dimana merupakan daerah Kamboja yang kata karena merupakan daerah perdagangan dan sangat dilindungi yang dinamakan Singhapura (sering disebut juga Sinhapura, Simhapura dll yang artinya kota singa). Daerah tersebut berada di bawah kekuasaan Kamboja. Nama daerah ini sering dikontraskan dengan Hastinapura yang artinya kota gajah. Ada beberapa tempat seperti Singur (Bengal barat), Srilanka (Sinhala) dan Singapore yang diperkirakan mendapat pengaruh dari perdagangan di Kamboja ini. Simhapura menghubungkan Gandhara, Kamboja dan beberapa negara bagian barat menuju kerajaan timur di Tibet seperti Kerajaan Kimpurushas dan Yakshas. Karena itulah Simhapura sangat kaya. Karena Arjuna berhasil menguasai tempat kaya ini sering diberi nama Dhananjaya (kemakmuran, kejayaan) yang diperuntukkan ke Rajasunya.
Dari Simhapura, Arjuna pindah ke Darada menuju Utara Sungai Sindhu/Indus. Kamboja merupakan kekuatan utama dari Kashmir. Kota utamanya adalah Rajapur (Rajauri). Kawasan Darada berada di utara lembah Kashmir. Terbentang sepanjang utara Sungai Shundu / Indus. Dimana Kamboja terbentang di selatan Shindu. Kota Daradas dikenal sebagai Ghallata yang dituntukkan sebagai kota Gilgit. Pada periode Mahabharata, Darada merupakan jalur perdagangan kuno.
Arjuna berseutu dengan rumpun Lohas, sebelah timur Kambojas dan utara Rishikas. Dalam peperangan dengan Rishikas Arjuna berperang sangat sengit. Daerah Kamboja-Darada-Rishika dikenal sebagai daerah penghasil kuda yang berkualitas dalam hal kecepatan. Dalam Mahabarata dikenal Kuda Sindhu dan kuda Kamboja. Sepanjang mengikuti jalur perdagangan Sungai Sindhu menuju Tibet, daerah tersebut disebut daerah kaya dengan nama Yakshas, dikuasai oleh Raja Kuvera (Raja Kekayaan). Daerah timur kamboja msepanjang sungai Sindhu terbentang juga lembah Skardu. Rishikas bersekutu dengan Kambojas. Dalam Mahabharata Rishikas dekat dengan Vidarbha. Lohas juga merupakan sekutu Kamboja lainnya. Loha merupakan penghubung jalur perdagangan antara Daradas dan Kambojas dengan Kimpurushas dan Yakshas (Tibet).
Perjalanan Arjuna dilanjutkan ke Pegunungan Putih (Sweta) melalui Nushkuta. Dan selanjutnya menuju Kimpurushas melalui Sungai Satadru (Sutruj).
Rajasunya Indraprastha - Arjuna menuju Utara (Tibet)
Setelah mengaruhi Pengunungan Putih, Arjuna memasuki daerah Kimpurusha yang terbentang di sebelah selatan Sungai Satadru (Sutluj), yang berada di sebelah timur Kinnara (Kinnaur, Himachal Pradesh). Kinnaras merupakan daerah kekuasaan Bhagadatta. dimana juga dibawah Yaksha dengan Raja Kuvera di Alaka. Kimpurusha diperintah oleh Raja Durmaputra (anak Druma). Kimpurusha berada di bawah kekuasaan Yaksha dengan Raja Kuvera (Kubera, Kuber). Kota Durmaputra menjadi Kota Zanda yang merupakan tepi dari Sungai Satadru. Setelah mengalahkan Kimpurusha dalam peperangan, Arjuna menuju timur sepanjang Sungai Satadru dan memasuki Guyhaka – Yaksha.
Setelah menguasai Kimpurusha, Arjuna bersama pasukannya bergerak menuju Negeri Harataka yang dikuasai oleh Raja Guhakas. Arjuna dapat menunjukkan Harataka dengan cara konsiliasi. Kerajaan Yaksha tediri dari Burang County di Ngari Prefecture Tibet. Danau Manasa dan Gunung Kailasa terletak di Burang County. Kerajaan Yaksha dirajai oleh Raja Kuvera meliputi Kerajaan Kimpurushas dan Kinnaras di sebelah barat. Banyak suku seperti Gandharvas, Rakshasas, Kinnaras, Kimputushas dan Yakshas tinggal di Kerajaan Kuvera seperti Alaka (Alaka Putri) Alaka diasumsikan menjadi Kota Burang yang terbentang ke sebelah selatan Gunung Kailasa dan Danau Manasa di lembah sungai Sarayu. Sekarang menjadi ibukota Burang County. Itu terletak di persimpangan antara India, Nepal dan batas China. Suku Yakshas juga dikenal sebagai Yakkha di Pali, Yaksa di Tai, Yaksha di Jepang, Yecha atau Taucha di Chine, Bali di Bumese dan Gnod-sbin di bahasa Tibet. Raja Kuvera juga dikenal sebagai Kubera, Kuber, Vaisravana, Vessana, Jambhala dan Zambala. Kubera nampaknya nama paling populer yang digunakan oleh Raja dari Yakshas, seperti nama Indra digunakan untuk menunjukkan Raja dari Deva. Vaisravana tampaknya adalah raja Yaksha itu sendiri dan yang paling terkenal diantara Raja – raja Kubera. Vaisravana dapat diartikan sebagai Putra dari Sage Visrava. Kata Visravana dapat juga berarti orang yang mendengar jelas atau orang yang pendengarannya baik atau orang yang dikenal baik.
Harataka adalah kerajaan yang diperintah oleh Suku Guhyaka. Kerajaan tersebut merupakan bagian dari Kerajaan Yaksha yang diperintah oleh Raja Kuvera (Kubera). Dalam Mahabharata, Guhakas disebutkan sama dengan Yakshas. Kemungkinan Guhakas adalah bagian atau ranting dari suku Yaksha. Kata Guha berarti gua atau bangunan seperti gua. Suku Guhakas kemungkinan hidup di sebuah bangunan yang berada di bawah tanah. Kerajaan Tibet Kuno pada abad ke – 10 disebut dengan Guge (Guhyaka – Guhyag : – Guge) yang kemungkinan muncul kembalinya kerajaan rumpun Guhyaka tersebut yang berasar dari era Mahabharata. Arjuna disebutkan tidak pernah mencapai ibukota Kuvera yaitu Alaka. Kemungkinan Arjuna dan pasukannya mengambil utpetti dari Suku Guyhaka yang hidup di dataran tinggi sebelah barat kawasan Yaksha yang dimenangkan dengan cara diplomatis (konsiliasi), hal tersebut disebut dalam Mahabharata. Arjuna dan pasukannya melanjutkan perjalanan ke Danau Manasa yang masih di dalam kawasan Yaksha. Kemungkinan disana Arjuna membuat semacam “perjanjian” dengan Kuvera seperti yang dia lakukan dengan Raja Bhagadatta di Pragjotisha. Dan perjanjian tersebut juga kemungkinan direkomendasikan oleh Bhagadatta. Bhagadatta diasumsikan telah mengirim utusan ke Raja Kuvera perihal rekomendasi tersebut.
Danau Manasa adalah Danau Manasarovar di Tibet, yang terbentang menuju sebelah selatan Gunung Kailasa. Manasarovar merupakan air murni (freshwater, lake) tertinggi di dunia. Sebelah barat dari tempat tersebut ada sebuah danau yang dinamakan Danau Rakshastal (Rakshasas), dimana bukan merupakan freshwater. Rakshasas yang hidup di kawasan Raja Kuvera bertempat tinggal di tepi danau tersebut. Setelah mencapai Danau Manasa, Arjuna bersama pasukannya menaklukkan kawasan Gandharva yang berdekatan dengan kawasan Harataka.
Dalam Mahabharata disebutkan tentang Rumpun Gandharva yang tinggal di kawasan Yaksha, Raja Kuvera. Arjuna tampak mencapai daerah tersebut. Gandharva bersekutu dengan Devas (Raja Indra) dengan baik. Karena itulah, kemungkinan kawasan Gandharva terbentang diantara Yaksha dan Deva. Gandharva berasal dari daerah berbukit di sebelah barat Gandhara yang terbentang sepanjang Afganistan – Perbatasan Pakistan, terutama di Kandahar. Mereka kemudian bermigrasi ke Sungai Sindhu (Indus), Sungai Saraswati dan Sungai Satadru (Sutlej) dan akhirnya mencapai Tibet melalui sungai – sungai tersebut. Selama Era Mahabharata Populasi Gandharva menetap di kawasan Yaksha. Beberapa diantara mereka ada yang bermukin dan bersekutu dengan Yaksha dan yang lain dengan Raja Indra di Kawasan Deva. Gandharva memiliki kuda dengan kualitas yang sangat baik. Arjuna dalam cerita lainnya di Mahabharata disebutkan mendapatkan kuna dari Gandharva. Kuda tersebut diberi nama Jangkar Aparna (dikenal sebagai Chitraratha, anak dari Gandharva). Gandharva ini disebutkan sebagai bawahan Raja Kuvera di Yaksha. Arjuna mengambil kuda – kuda Gandarva yang dimiliki oleh Tittiri, Karmasha dan Manduka sebagai utpeti. Kawasan tersebut tampaknya terbentang menuju utara Danau Manasa (Manasarovara) sampai ke kawasan Deva. Bagian selatan Gar County di Ngari Prefecture of Tibet diasumsikan dulunya merupakan kawasan Gandharva yang ditaklukkan oleh Arjuna. Nama Gar tampaknya bagian dari kata Gandharva.
Arjuna bersama pasukannya dalam perjalanan selanjutnya menuju daerah Harivarsha sebelah utara. Dimana merupakan kawasan Deva. Diasumsikan Kerajaan Deva terbentang dari Sungai Brahmaputra (Tsangpo) di selatan menuju batas utara Tibet dan sampai ke Khasmir. Beberapa lokasi kawasan Indra berada di Pamir atau Asia Tengah. Namun, kawasan tersebut tidak mungkin berada di sebelah barat atau utara Khasmir. Karena dalam budaya barat dan utara – barat dari India, Indra sering diasumsikan dengan demon. Namun di sebelah timur seperti China, Jepang, Burma dan Asia Tenggara, Indra diasumsikan sebagai pelindung dan menjadi “noble king” dari Devas. Referensinya silahkan lihat disini. Bahkan arah timur seringkali diasumsikan dengan posisi Indra. Dalam Ajaran Buddhism, Indra disebut dengan Sakra (the powerfull), nama tersebut telah disebutkan sebagai sinonim Indra dalam Mahabharata. Rg Veda juga menyebutkan nama lain Indra adalah Sakra dan Vasava. Di China, Indra dikenal sebagai Dìshìtiān atau Shìtí Huányīn. Di Burma Indra dikenal sebagai Thagyamin. Di Jepang, Indra dikenal sebagai Taishakuten. Ini menunjukkan bahwa Suku yang mendiami kawasan Deva merupakan migrasi dari Kawasan Sindhu – Sarasvati yang menuju ke Tibet. Dan selanjutnya menempati sebelah selatan dan barat kawasan Tibet. Budaya (yang meng-sumsikan Indra sebagai pelindung) tersebut selanjutnya migrasi ke sepanjang sebelah timur Lembah Brahmaputra menuju Burma dan Asia Tenggara. Menuju sepanjang Yangtze dan Sungai Kuning, selanjutnya menyebar hingga sampai ke China dan Jepang. Kota Indra seperti Amaravati atau sering disebut dengan Deva-Nagari kemungkinan berlokasi di tepi sepanjang Sungai Sindhu, dimana merupakan tempat asal dari Suku Deva yang selanjutnya bermigrasi menuju Tibet. Kota Shiquanhe yang disebut juga dengan Ali, Ger dan kota Ngari di tepi Sungai Sindhu diasumsikan dulunya adalah Kota Devas, dimana Ngari didapat dari Deva – Nagari. Script Devanagari untuk menulis Sanskrit mungkin berasal dari Kota Devas. Kota lain bernama Gegyai juga terbentang menuju timur Sungai Sindhu. Ada sebuah budaya pre-historic di dekat kota Rutog , sebelah utara Ali. Kota Rutor tersebut juga diasumsikan (alternatif) sebagai Kota Devas.
Upeti dari Uttarakuru termasuk Sutra (kain dan ornamen langit, tekstur langit – surgawi). Ini menunjukkan Uttarakuru berlokasi di Chines. Dalam cerita, Harivarsha disebutkan terdiri dari sebelaum utara Kurus (disebut Uttarakuru). Kawasan ini dihubungkan dengan Suku Kuru, sebelah utara Kuru dan kemungkinan nenek moyang Kurus. Dalam Mahabharata, Pururavas disebut Raja Leluhur dari Suku Puru – Bharata – Kuru yang menguasai daerah tersebut, yang berada di Gandharvas. Cerita dalam Brahmana Purana dan Vayu Purana menyebutkan “Pururavas” (Raja leluhur Puru) pernah hidup dengan istrinya Apsara – Urvasi di Uttarakuru. Dalam cerita Aitereya Brahmana menyebutkan bahwa Uttarakuru merupakan kawasan dari Kevas (deva – ksetra). Maka Harivarsha, dan Uttarakuru dikuasai oleh Deva (Kerajaan Deva). Kawasan Uttarakuru juga ada dalam Era Buddha. Dalam Ptolemy Geografi menyebutkan Suku Ottorokorai (Uttarakuru), sebagai kota dan Ottorokoras sebagai sungai. Dalam Amminianus Marcellinus menyebutkan Uttarakuru sebagai Ottorogorae. Beberapa text Buddhist menyebutkan Raja dari Uttarakuru adalah Kuvera. Daerah tersebut sering disebutkan dalam literatur Nikayas. Informasi detailnya dijelaskan di Atanatiya Sutta yang menyebutkan Uttarakuru sebagai kota. Alakamanda disebutkan menjadi kota inti dari Kuvera, yang disamakan dengan Alaka (ibukota Kuvera). Karena itulah kemungkinan Uttarakuru adalah kawasan Yaksha yang dikuasai oleh Kuvera. Seperti cerita era Mahabharata, Uttarakuru dan kerajaan Kuvera terpisah, dan selanjutnya menjadi satu di Era Buddhist. Kesimpulannya, kawasan Uttarakuru berdekatan dengan kawasan Yaksha. Maka, alternatif kawasan tersebut berada di sekitar Sungai Sindhu (Indus) yang berdekatan dengan hulu sungai di sebelah utara Kailasa. Kemungkinan juga berdekatan dengan kawasan Yaksha.
Rajasunya Indraprastha - Tempat yang tidak berhasil diduduki Arjuna saat menuju Utara
Dari semua tempat yang menjadi tujuan Arjuna ke utara, tidak semuanya berhasil diduduki olehnya.
- Arjuna gagal menduduki Trigarta yang beribukota di Prasthala (Jalandhar). Dia mencoba menyerang Trigarta dari Uluka di sebelah selatan menuju utara. Dia juga coba menyerang dari Velika (Kuru-Vahlika) di sebelah utara. Namun tetap saja gagal. Trigarta mendapat pertolongan dari Daravas dan Kokanadas untuk melawan pasukan Arjuna. Mereka selain berusaha mengalahkan Arjuna juga bertujuan agar Arjuna tidak melanjutkan ekspansi Rajasunya ke daerah Utara lainnya.
- Arjuna juga gagal menduduki Kambojas yang memiliki kota utama di Rajapura (Rajouri). Tapi Arjuna dan pasukannya berhasil merebut daerah lain yang dikuasai Kambojas seperti Avisari dan Samhapuri dan daerah Kashmira, Uraga dan sekutu Darada, Rishika serta Loha.
Posisi dari beberapa rumpun seperti Rakshasa (Manali, Mimachal-Pradesh) Kinnara (Kinaur, Himachal Pradesh), Kumpurusha (Zanda, Tibet), Yaksha (Burang, Tibet), Gandharva (Ger, Tibet) dan Deva (Ger, Rutog dan Gegyai, Tibet) yang merupakan daerah kelanjutan Himachal Pradesh India dan Tibet (China), dijelaskan dalam Mahabharata saling terkait. Suku – suku tersebut membentuk kelompok yang berbeda selama masa Mahabharata meskipun berada di wilayah geografis yang sama. Namun, daerah – daerah mereka pada saat itu sangat sulit diakses oleh orang – orang Indo – Gangatic. Kebudayaan mereka diperkirakan tidak jauh dari nenek moyang Indo-Gangatic. Indraprastha sering dibandingkan dengan kota – kota mereka seperti Kota Devas seperti Amaravati – Yaksha (Kuvera), Devanagari (Indra) dan Bhogavati (Nagas). Daerah Uttarakurus di area Deva menjadi panutan Kuru dalam daratan Indo-Gangatic.
Mahabharata juga menyebutkan Kerajaan Asura yaitu Kerajaan Asura-Vrishaparva di Tibet ke sebelah utara Uttarakhand. Nagas juga disebutkan berdekatan dengan Nagarze, Nang dan Nagchu. Kemungkinan di daerah inilah terjadi pertempuran Deva vs Asura dan Naga vs Garuda.
Demikianlah misi Arjuna dan pasukan dibawahnya untuk memenuhi Upacara Rajasunya yang diadakan oleh Yudhistira di Indraprastha. Sumber lain menyebutkan berikut peta perjalanan yang dilakukan Arjuna dalam misi Rajasunya tersebut :
Pandava lainnya, Nakula disebutkan juga menjalankan tugas Rajasunya ke arah barat, berikut peta yang didapat (belum dapat infonya) :
4. Perjalanan selama pengasingan di hutan
Setelah kalah bermain dadu dengan Kurava, Pandava, Drupadi dan Kunti melakukan pengasingan ke hutan selama 12 tahun dan 1 tahun penyamaran. Berikut adalah rutenya :
- Dimulai dari Hastinapura menuju hutan Kamyaka dan Dwaita
- Arjuna melakukan perjalanan seorang diri untuk mendapatkan senjata. Ia menuju ke utara yaitu Himalaya. Disini Arjuna hidup dalam Kerajaan Indra dan membantu menbunuh para Asura. Saat Arjuna di Himalaya, Pandava dan rombongan lainnya memutari sepanjang pantai India dan balik lagi ke tempat semula. Setelah itu rombongan tersebut menuju Himalaya untuk bertemu dengan Arjuna. Mereka bertemu di Gandhamadana (sekitar Himalaya) dan balik lagi ke hutan (tempat semula)
- Setelah 12 tahun di hutan. Rombongan pengasingan ini pergi ke Kerajaan Matsya yang saat itu diperintah oleh Raja Wirata
5. Perjalanan setelah Bharatayuda
Setelah berakhirnya Bharatayuda, Yudhistira melakukan upacara pengorbanan yang bernama Aswamedha. Untuk itu, Arjuna bersama militer ditugaskan untuk mengumpulkan utpeti dari kerajaan di sekitarnya. Berikut path yang dilaluinya :
- Dari Indraphrasta, Arjuna dan pasukannya mengalahkan kerajaan di timur dan barat
- Arjuna pergi ke Dvaraka namun saat itu Dvaraka tenggelam. Arjuna lantas balik lagi ke Indraprastha
- Berselangnya waktu Pandava bersama – sama kembali ke Pegunungan Himalaya dan bertemu kematiannya
Kesimpulan Ekspedisi militer :
- Dalam ekspedisi militer pertama yang dilakukan oleh Arjuna, Ia pergi ke barat, timur dan selatan. Satu – satunya arah yang ditinggalkan adalah utara.
- Dalam ekspedisi militer kedua untuk mengumpulkan utpeti Rajasunya, Arjuna pergi ke arah Utara. Bhima menuju timur (bersama Arjuna dan Krshna), Nakula menuju Barat dan Saadeva menuju selatan.
- Ekspedisi militer terakhir (Aswamedha oleh Yudistira), Arjuna pergi ke barat dan timur.
Sekian dulu, untuk perjalanan di masa pengasingan di hutan (setelah kalah berjudi), dan setelah Baratayuda akan dilanjutkan, to be continued …………
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar