Seringkali kita umat Konghucu /Tao berhadapan dengan OKB (orang kristen baru)seringkali mereka bersikap sok suci, sok kudus. Bahkan Tradisi kita banyak yang dianggap pemujaan Iblis Setan padahal mereka tidak paham kebenarannya . Berikut pada seri Kristen Ideal ini kita Orang Tionghoa umat Tao dan Konghucu akan menjawab dengan kebenaran...
Meja sembahyang orang Tionghoa yang juga disebut meja sembahyang leluhur adalah altar untuk sembahyang Tian Di (Tuhan Allah) dan menyembahyangi almarmum ayah ibu dan kakek neneknya. Saya kenal seorang Tionghoa yang memutuskan untuk MEMELUK agama Kristen. Sebut saja dia OKB, Orang Kristen Baru. Dia menghancurkan meja sembahyang yang telah disembahyanginya bertahun-tahun dengan alasan itu adalah penyembahan berhala dan pemujaan Iblis. Apakah alasannya benar? Mungkinkah seorang Tionghoa menjadi Kristen yang saleh namun tetap mempertahankan meja sembahyangnya?
hai hai: Kenapa Altar sembahyangmu menjadi MASALAH?
OKB: Pendeta bilang itu penyembahan berhala dan Iblis yang membuka CELAH bagi Iblis untuk menyerang.
Hai hai: Apa yang terjadi bila Iblis menyerang? Bagaimana cara Iblis menyerang?
OKB: Iblis menyerang dengan mendatangkan kemiskinan, malapetaka dan sakit penyakit. Contohnya Ayub.
hai hai: Apa motivasimu ketika membangun meja sembahyang di rumahmu? Untuk apa engkau sembahyang?
OKB: Untuk sembahyang Tuhan Allah dan menyembahyangi orang tua.
hai hai: Yang kau lakukan itu baik sekali. Kenapa setelah menjadi Kristen kamu justru menggunakan meja sembahyangmu yang tadinya untuk menyembah Tuhan Allah dan orang tua untuk menyembah BERHALA dan memuja IBLIS?
OKB: Bukan begitu. Saya baru tahu setelah diberitahu pendeta bahwa SEMBAHYANG Tuhan Allah dan orang tua yang saya lakukan selama ini adalah penyembahan berhala dan pemujaan Iblis.
hai hai: Oooo, jadi selama ini kamu SALAH sembahyang? Maunya sembahyang Tuhan Allah dan orang tua namun jadinya sembahyang berhala dan pemujaan Iblis? Bila demikian, berhentilah sembahyang berhala dan memuja Iblis. Selanjutnya, hanya gunakan meja sembahyangmu untuk menyembahTuhan Allah dan Orang tua.
OKB: Jaka sembung. Nggak nyambung. Begini. Orang mati tidak bisa berinteraksi dengan orang hidup. Makanya, menyembah orang mati sama dengan menyembah berhala.
Hai hai: Kenapa kamu sembahyang orang tua?
OKB: Karena takut dibilang anak tidak berbakti.
Hai hai: Memangnya kenapa dengan anak tidak berbakti?
OKB: Anak tidak berbakti akan dihukum Tuhan Allah dengan kemiskinan, malapeta dan sakit penyakit.
Hai hai: Kamu tidak mau sembahyang orang tua lagi karena takut Iblis menyerangmu dengan kemiskinan, malapetaka dan sakit penyakit, bukan?
OKB: Benar!
Hai hai: Alasannya SAMA, bukan? Sebelum menjadi Kristen, kamu sembahyang orang tua karena takut NAAS. Setelah menjadi Kristen, kamu tidak mau sembahyang orang tua lagi juga karena takut NAAS. Apakah KETAKUTAN-mu benar?
OKB: Masak orang Kristen tidak tahu Tuhan akan membalas kesalahan orang tua kepada keturunannya bahkan keturunannya yang ketiga dan keempat?
Hai hai: Izinkan saya bertanya. Apakah sembahyang orang tua yang kamu lakukan sebelum menjadi Kristen menyebabkan Tuhan Allah tidak menghukummu dengan kemiskinan dan malapetaka serta sakit penyakit bahkan memberkahimu?
OKB: tidak! Semua kekayaannku, kesehatanku dan keselamatanku, adalah anugerah dari Allah bukan karena sembahyang orang tua.
Hai hai: Sebelum menjadi Kristen, apa yang kamu rasakan karena sudah melakukan sembahyang orang tua?
OKB: Merasa telah berbakti kepada orang tua.
Hai hai: Nampak gamblang sekali bukan? Sebelum menjadi Kristen, sembahyang orang tua tidak mendatangkan BERKAT apalagi mengundang KUTUK. Sebelum menjadi Kristen, Allah tidak mengutuk bahkan memberkati meskipun kamu sembahyang orang tua. Benarkah demikian?
OKB: Benar.
Hai hai: Sembahyang orang tua hanya membuat hatimu SENANG karena merasa TELAH berbakti kepada orang tua dan TENANG karena tidak takut dikutuk Tuhan Allah. Benarkah demikian?
OKB: Benar.
Hai hai: Kamu tidak mau sembahyang orang tua lagi karena takut diserang Iblis dengan kemiskinan dan malapetaka serta sakit penyakit.
OKB: Benar.
Hai hai: Sebelum menjadi Kristen, apakah Iblis menyerangmu dengan kemiskinan, malapetaka dan sakit penyakit karena kamu sembahyang orang tua?
OKB: Tidak.
Hai hai: Bila demikian, kenapa setelah menjadi Kristen Iblis menyerangmu?
OKB: Karena saya sudah menjadi milik Kristus.
Hai hai: Anggaplah anda benar. Sembahyang orang tua adalah penyembahan berhala dan pemujaan Iblis. Itu berarti setelah menjadi Kristen, melanjutkan sembahyang orang tua sama dengan TERUS menyembah berhala dan memuja Iblis dan BERHENTI sembahyang orang tua sama dengan berhenti berhala dan memuja Iblis? Apabila Iblis memang berkuasa menyerang manusia, siapa yang dia serang? Orang Kristen yang terus menyembahnya atau yang tidak mau menyembahnya lagi?
OKB: ?#@>/$%&?<?!?
Hai hai: Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
OKB: Orang mati tidak bisa berhubungan dengan orang hidup itu sebabnya sembahyang arwah adalah penyembahan berhala.
Hai hai: Sembahyang orang tua bukan untuk berhubungan dengan arwah. Memang banyak dukun yang berlagak berinteraksi dengan arwah orang mati, namun itu penipuan belaka. Bila menghadapi dukun demikian, suruh dia bertanya kepada almarhum tentang merek sepatu dan pakaian yang dikenakan almarhum guna membuktikan dia memang berinteraksi dengan arwah orang tuamu.
OKB: Bila bukan untuk berhubungan dengan arwah lalu untuk apa?
Hai hai: Raja Tiongkok kuno menegakkan kesusilaan sembahyang orang tua karena tiga alasan utama yaitu: Pertama, untuk menyatakan hormat dan sayang kepada almarhum. Perasaan sayang dan hormat kepada orang tua tidak hilang ketika dia meninggal. Keinginan untuk mengungkapkan rasa sayang dan hormat serta melampiaskan rindu kepada almarhum tidak sirna. Kedua, untuk mendidik masyarakat agar tidak takut mati. Apa jadinya bila masyarakat membuang mayat ke sungai atau membiarkannya membusuk dan atau dimakan binatang? Apa jadinya bila orang-orang mati dilupakan begitu saja? Masyarakat akan takut mati karena melihat perlakuan orang hidup kepada orang mati. Kesusilaan sembahyang orang tua mendidik masyarakat agar tidak takut mati, sebab meskipun dirinya mati, namun kedudukannya dalam keluarganya sama sekali tidak berubah. Rasa hormat dan sayang dari anak cucunya tidak sirna. Ketiga, untuk mengajarkan kesusilaan (Li 禮).
OKB: Saya tidak pernah mendapat pengajaran demikian.
Hai hai: Kamu tidak pernah mendapatkan ajaran demikian karena kesusilaan tidak diajarkan lagi dengan lengkap dan benar karena mereka menutup telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng-dongeng.
OKB: Sebagai orang Kristen kita harus menaati firman Tuhan.
Hai hai: Apa yang terjadi kepadamu setelah memeluk agama Kristen?
OKB: Saya punya jaminan keselamatan karena sudah ditebus oleh Yesus dan keberanian menjalani hidup sebab Dia memimpin setiap langkahku, juga mengerti kebenaran Alkitab.
Hai hai: Sebelum menjadi Kristen kamu tidak PAHAM makna sembahyang Tuhan Allah dan orang tua. Setelah menjadi Kristen kamu tetap tidak TAHU makna sembahyang Tuhan Allah dan orang tua. LAGU lama judul BARU. Sebelumnya kamu sembahyang Tuhan Allah dengan kiblat meja sembahyang dan liturgi orang Tionghoa, setelah menjadi Kristen kamu menyembah dengan kiblat mimbar gereja dan liturgi Kristen. Lagu LAMA kaset BARU.
OKB: Bagaimana dengan sesajen?
Hai hai: Sesajen? Orang Kristen dan Tionghoa sama-sama mengunjungi kuburan. Orang Kristen menaburkan bunga dan memercikkan minyak wangi ke atas pusara. Orang Tionghoa membakar Mingqi (barang sembahyang) dan menyajikan makanan. Orang Kristen makan bekal yang dibawanya sedangkan orang Tionghoa makan makanan yang disajikannya. Siapa yang sembahyang orang mati dan memberi sesajen? Keduanya.
OKB: Bagaimana dengan sembahyang Tuhan Allah?
Hai hai: Orang Tionghoa mempersembahkan mingqi (barang sembahyang) kepada Tuhan Allah. Meskipun bagi Tuhan Allah namun API yang melahapnya. Orang Kristen mempersembahkan pujian dan uang kepada Tuhan Allah. Meskipun untuk Tuhan Allah namun manusialah yang menerimanya. Jadi, siapa yang memberi sesajen?
OKB: Sembahyang orang tua sia-sia karena orang hidup tidak bisa berhubungan dengan arwah orang mati.
Mereka yang percaya tidak ada arwah (gui 鬼) bertanya, “Kenapa yang tidak mendatangkan kebaikan maupun kemalangan disebut perilaku berbakti?” Guru Mozi menjawab, “Sejak purbakala sampai hari ini, arwah tidak hanya satu. Ada Tian gui 天鬼 (arwah Tian), ada Shanshui guishen 山水鬼神 (arwah roh gunung dan sungai), ada arwah orang mati (gui 鬼). Saat ini ada anak yang meninggal mendahului ayahnya, adik meninggal mendahului kakaknya. Hal demikian memang terjadi. Ada pepatah yang mengatakan, ’di kolong langit ini, yang lahir duluan akan mati duluan,’ hal demikian juga benar. Bisa jadi, yang meninggal duluan bukan ayah namun ibu, bukan kakak namun ipar. Menurut tradisi, anggur dan kue manis disajikan untuk orang mati. Apabila guishen鬼神 (arwah roh) memang ada, itu berarti mengajak ayah, ibu, kakak dan ipar makan minum bersama. Hal demikian, bagaimana mungkin tidak membawa keuntungan? Apabila guishen musnah, meskipun mengeluarkan biaya untuk membeli anggur dan kue manis, namun keduanya berguna. Yang dibeli tidak tercemar, tidak dibuang dan tidak ditolak. Para kerabat dan teman-teman sekampung makan dan minum semuanya. Jadi, meskipun guishen musnah, bisa berkumpul, bersenang-senang dengan kerabat dan mempererat hubungan dengan teman sekampung.” Hari ini, mereka yang percaya tidak ada arwah berkata, “Guishen sudah pasti tidak ada. Itu bukan berkumpul dan beramah-tamah. Semua anggur dan kue manis untuk sembahyang harus dibeli dengan uang. Aku tidak menyayangkan uang untuk membeli anggur dan kue manis persembahan, namun apa keuntungan melakukan tradisi ini? Ke atas, bertentangan dengan kitab raja suci (shengwang聖聖), ke dalam bertentangan dengan tradisi anak berbakti di masyarakat yang diajarkan para sarjana (shangshi 上士) di kolong langit sebagai jalan suci (dao 道).” Inilah yang Guru Mozi katakan, “hari ini, menurutku, sajian sembahyang (jishi 祭祀) tidak tercemar, tidak dibuang juga tidak ditolak. Ke atas mendoakan kebaikan arwah. Di bawah berkumpul, bersenang-senang dengan para kerabat dan mempererat hubungan dengan teman-teman sekampung. Apabila roh (shen 神) memang ada, berarti aku melayani ayah, ibu, adik dan kakak dengan makanan. Melakukan hal demikian, bagaimana mungkin tidak membawa kebaikan di kolong langit ini?” Mozi Ming gui xia 19
Hai hai: Mozi lahir tahun 470 SM, sembilan tahun sebelum Kongzi meninggal. Mozi meninggal tahun 391 SM, sembilan belas tahun sebelum Mengzi lahir. Tentang Laozi, Kongzi, Mozi dan Mengzi, hai hai berkata, “Laozi mencatat intisarinya, Kongzi mengumpulkan ajarannya, Mozi mengujinya dan Mengzi menyebarkannya namun keempatnya sama-sama mengajarkan jalan (dao 道) dan kebajikan (de德).” Ayat di atas adalah salah satu ayat yang mencatat kisah Mozi menguji tradisi sembahyang orang mati.
OKB: Allah sejati menuntut penyembahan yang benar.
Hai hai: Kenapa bangsa Israel menyembah YHWH (TUHAN)? Karena YHWH senang disembah. Kenapa orang Yahudi memberi sesajen kepada YHWH? Karena YHWH suka sesajen. Untuk apa bangsa Israel melakukan sembahyang? Untuk menyenangkan YHWH. Kenapa bangsa Israel sembahyang? Karena takut hukuman dari YHWH. Benarkah?
OKB: Benar.
Para raja yang telah mendahului kuatir li 禮 (kesusilaan) tidak dipahami sampai ke bawah. Makanya melakukan sembahyang korban (ji 祭) kepada Di 帝 di altar jiao 郊 sehingga kedudukan Tian 天 ditetapkan. Melakukan sembahyang (shi 祀) di altar she 社 di seluruh negeri untuk menerima berkat dari Di 地. Kuil leluhur (zu miao 祖廟) sehingga didapat akar peri kemanusiaan (ren 仁). Di shan chuan 山 川 (altar gunung dan sungai) untuk menyambut guishen 鬼神 (arwah roh). Di wu shi 五祀 (lima pengabdian) untuk menetapkan akar pelayanan (shi 事) manusia. Ada zong zhu 宗祝 (pendoa) di kuil leluhur, ada san gong 三公 (tiga menteri agung) di istana, ada san lao 三老 (tiga tetua) di sekolah. Di hadapan raja ada wu 巫 (shaman), di belakangnya ada pencatat sejarah (shi 史). Bu wu 卜巫 (peramal batok kura-kura dan rumput shi), gu 瞽 (pemusik buta) dan you 侑 (pencicip makanan) ada di sebelah kiri dan kanannya. Raja ada di tengah-tengah sebagai hati (xin 心) yang tidak melakukan apa pun (wu wei 無為) untuk mengawal semuanya agar berjalan dengan benar. Liji VII:IV:2 – Liyun
Hai hai: Tujuan sembahyang Tiongkok kuno bukan menyenangkan yang disembah. Tujuan sesajen Tiongkok kuno bukan menyukakan yang diberi. Tujuan sembahyang dan sesajen Tiongkok kuno bukan mengelak hukuman sambil mengharapkan berkat namun mengajarkan KESUSILAAN (Li 禮) kepada umat manusia.
OKB: Aneh bin ajaib.
Hai hai: Wushi 五祀 terdiri dari huruf wu 五 yang artinya lima dan shi 祀 yang artinya pengabdian alias pemujaan alias sembahyang. MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) menerjemahkan wushi menjadi “altar dalam keluarga” atau altar keluarga. Maksudnya, wushi adalah lima altar untuk menyembah lima generasi leluhur. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, MATAKIN salah kaprah karena para leluhur disembah di kuil leluhur bukan di wushi. Apa itu wushi? Wushi adalah lima departemen pemerintahan Tiongkok kuno. Melayani masyarakat adalah mengabdi kepada masyarakat. Mengabdi (shi 祀) masyarakat di wushi sama dengan sembahyang (shi 祀) di altar she 社 di seluruh negeri.
OKB: Wow … Aku benar-benar berkata, “wow!”
Hai hai: Ketika orang tua meninggal, perasaan sayang dan hormat kepadanya tidak musnah. Kedua orang tua saya masih sehat walafiat, namun dua adik perempuan saya telah meninggal. Perasaaan sayang dan hormat saya kepada keduanya tidak hilang meskipun tahun-tahun telah berlalu. Sering sekali, perasan kangen kepada keduanya tak tertahankan. Saya pun keluar rumah dan menatap langit biru untuk melampiaskan rindu dengan menyapa keduanya. Perasaan rindu berkurang karena saya MENYAPA keduanya, bukan karena keduanya MEMBALAS sapaan saya. Itulah MAKNA sembahyang orang tua. Kamu merasa TELAH berbakti karena TELAH melakukan sembahyang bukan karena orang tua MENANGGAPI sembahyang anda.
OKB: Bila orang tuamu meninggal, apakah kamu akan menyambahyanginya?
Hai hai: Di rumah mamaku, kami menggantung foto almarhum kedua adikku juga foto almarhum ayah dan ibu papaku di ruang keluarga. Saya tidak kenal kakekku. Dia meninggal saat Papaku berumur 2 tahun. Karena tidak mengenalnya maka tidak merindukanya. Nenekku dikubur 17 November 1991, hari itu aku wisuda S1. Akulah cucu kesayangan nenek yang tidur seranjang dengannya waktu kecil. Meskipun tahun-tahun telah berlalu namun saya selalu merindukannya. Cilin adikku meninggal sekitar 10 tahun yang lalu dan Merry adikku meninggal sekitar 3 tahun yang lalu (Lupa tahun kematian keduanya dan tak pernah ingin mengingatnya). Setiap kali berkumpul di ruang keluarga, saya mendongak menatap foto-foto di dinding. Setiap kali melakukan hal demikian, hati ini berdesir, merasakan sedih yang haru. Itulah cara saya menyembahyangi kakek, nenek dan kedua adikku.
OKB: Sinkretisme
Hai hai: Meskipun orang Kristen percaya orang mati tidak berinteraksi dengan orang hidup, namun mereka mendandani orang mati sebelum menguburkannya dan membangun kuburan yang indah serta menulisi nisannya dengan kata-kata bermakna. Waktu-waktu tertentu, mereka mengunjungi kuburan untuk menebarkan bunga serta memercikan minyak wangi. Banyak pula yang mengadakan kebaktian. Perasaan NYAMAN muncul karena TELAH melakukan sesuatu, bukan karena mendapati TANGGAPAN dari almarhum yang pusaranya dikunjungi.
OKB: Beda. Beda sekali.
Hai hai: Yang penting maknanya, bukan caranya. Di Tibet, jenazah orang mati dipotong-potong untuk diumpankan ke burung bangkai. Mereka melakukannya bukan karena kejam namun demi cinta kasih. Bertahun-tahun melakukan sembahyang Tuhan Allah dan orang tua, meskipun tidak tahu maknanya namun paham perasaan ketika melakukannya. Hari ini kamu pun tahu makna sembahyang orang Tionghoa. MUSTAHIL kamu tidak tahu sembahyang Tuhan Allah dan orang Tionghoa bukan penyembahan berhala dan pemujaan Iblis. Bila kamu merasa tidak nyaman lagi melakukan sembahyang Tuhan Allah dan orang tua, silahkan berhenti melakukannya. Namun, tolong jangan membenarkan diri dengan menyebar FITNAH: sembahyang Tuhan Allah dan orang tua adalah penyembahan berhala dan pemujaan Iblis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar