Pages - Menu

Pages

Minggu, 05 Februari 2012

Liturgi dasar Satya Buddha II

5.
Sadhana yang bersifat Lokuttara dan Lokiya, khususnya tentang ke-Duniawi-an
Sadhana yang bersifat non-Duniawi (Lokuttara) dan Duniawi (Lokiya) :

Latihan ini bermakna "Dharma" dengan tujuan untuk menyingkirkan marabahaya, menambah kesejahteraan duniawi atau kekayaan, memupuk rasa kasih, kebahagiaan, kesuksesan, menaklukan dan mengendalikan Mara.

Latihan esoteris terbagi dalam dua bagian yaitu sesuatu yang bersifat teori dan sesuatu yang bersifat pelaksanaan. Sesuatu yang bersifat pelaksanaan dibagi lagi menjadi yang bersifat non-Duniawi (Lokuttara) dan yang bersifat Duniawi (Lokiya).

Pelaksanaan dari non-Duniawi yaitu Empat Langkah Dasar (Sadhana Catur Prayoga), Sadhana Guru Yoga, Sadhana Yidam Yoga, Vajra Dharma Yoga dan Anuttara Tantra.
Latihan yang bersifat Duniawi adalah untuk menyingkirkan marabahaya, menambah kesejahteraan duniawi atau kekayaan, memupuk rasa kasih, kebahagiaan, kesuksesan, menaklukan dan mengendalikan Mara dan sebagainya.

Di dalam semua pelaksanaan esoteris, yang terpenting adalah pelaksanaan Ritual Api Homa, di samping itu juga perlu adanya pembacaan mantera dan penggambaran kertas mantera dan lain-lain sebagainya.

Dalam latihan untuk menumbuhkan kesejahteraan Duniawi dari esoteris terdapat tiga unsur yang saling melengkapi agar sebuah permohonan dapat terlaksana, yaitu :
1.
Yidam Buddha atau Bodhisattva
Saat sadhana, visualisasi Yidam Buddha diharapkan dapat memancarkan sinar, maka sadhana tersebut akan bermanfaat
2.
Maha Mula Vajra Acarya
Sebagai mediator dari visualisasi segala keinginan-keinginan kita saat bersadhana
3.
Sadhaka
Sadhaka harus mempunyai ketulusan dan keyakinan yang mendalam, dengan demikian akan memberikan hasil yang maksimal atas apa yang diinginkannya
pada ketiga unsur tersebut harus mempunyai kesatuan batin, dan bila dijalankan sesuai dengan ajaran Dharma Satya Buddha, maka keinginan Duniawi yang diidam-idamkan pasti akan terkabul dalam waktu maksimal enam bulan.

Meskipun latihan-latihan tersebut bersifat Duniawi (Lokiya Dharma), namun sesungguhnya juga bersifat non-Duniawi (Lokuttara Dharma). Hal tersebut bermula dari sesuatu yang berbentuk menuju kepada sesuatu yang tidak berbentuk atau, dari sesuatu yang bersifat relatif menuju ke sesuatu yang bersifat absolut. Demikianlah metode-metode esoteris Tantrayana (rahasia yang mengandung kegaiban).

Beberapa sadhana Duniawi yang dapat dipelajari di Satya Buddha, dan memiliki "kunci pengundangan" Yidam-Nya masing-masing :
1.
Sadhana Dewa Rejeki Lima Penjuru
2.
Sadhana Pohon Uang
3.
Sadhana Rejeki "Panca Arwah"
4.
Sadhana Arah Magnet Dewa Bumi
5.
Sadhana Guru Yoga Panca Karman
6.
Sadhana Botol Harta Raja Naga
7.
Sadhana Jambala Merah
8.
Sadhana Jambala Putih
9.
Sadhana Jambala Hitam
10.
Sadhana Jambala Hijau
11.
Sadhana Jambala Kuning
12.
Sadhana Raja Dewa Harta
13.
Sadhana Penaklukan
14.
Sadhana Penanggungan Karma Buruk
15.
Sadhana Mata Ketiga
16.
Sadhana Pengendali Mimpi
17.
Sadhana Pemurnian Zat
18.
Sadhana Penyeberangan Mahkluk, dan sebagainya.
6.
Konsep Sadhana Pertobatan

Sadhana Pertobatan :

Sadhana Pertobatan atau Puja Pertobatan adalah sebuah aspek penting dalam Buddhisme. Ritual Pertobatan Namaskara adalah salah satu dari banyak sadhana pertobatan dalam Buddhisme.
Ada banyak macam ritual-ritual pertobatan lainnya, antara lain :
1.
- Pertobatan Kaisar Liang,
diciptakan oleh Kaisar Liang demi isterinya, berdasarkan sutra-sutra Mahayana.
2.
- Pertobatan Air,
diciptakan oleh Master Wu Da setelah Beliau mempelajari Shen Zen.
3.
- Pertobatan Terang Emas,
diciptakan oleh Master Tien Tai berdasarkan Sutra Terang Emas.
4.
- Pertobatan Avalokitesvara,
berdasarkan Sutra Avalokitesvara untuk menghapuskan semua kemungkinan bencana.
5.
- Pertobatan Amitabha Buddha,
berdasarkan kekuatan 48 Sumpah Agung-Nya.
6.
- Pertobatan Buddha Obat (Bhaisajyaguru Buddha),
diciptakan oleh Master Tien Tai berdasarkan Sutra Avatamsaka, juga dikenal sebagai Enam Organ Indra dan Samadhi Avatamsaka.
7.
- Fang Deng - Persamaan,
diciptakan berdasarkan kombinasi dari beberapa Sutra Dharani
8.
dan sebagainya.

Mengapa kita harus melakukan ritual pertobatan ?
Dikatakan dalam Sutra Penembusan Pikiran bahwa "dosa / pelanggaran akan menjadi besar bila disembunyikan dan akan menghilang sewaktu pelakunya bertobat".
Kita semua mengenal ayat pertobatan berikut ini "Semua karma buruk saya semenjak dahulu kala timbul karena loba (keserakahan), dosa (perbuatan buruk) dan moha (kebodohan) saya yang berkepanjangan dan dilakukan oleh tubuh, ucapan dan pikiran saya. Sekarang, saya menyesali semua kesalahan-kesalahan saya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali".
Sebuah paragraf dari Sutra Maha Persamuan "Sepotong pakaian berusia 100 tahun dapat dibersihkan dalam sehari. Demikian pula semua karma buruk yang dihasilkan selama banyak reinkarnasi dapat dilenyapkan bila kita mau meluangkan sedikit waktu untuk mentaati pikiran yang benar seperti yang telah diuraikan oleh Buddha Dharma".

Berikut ini adalah sebuah ayat pertobatan aliran esoteris - Tantrayana Satya Buddha :
Dihadapan Penjelmaan dari Tri Ratna, saya bernamaskara kepada Maha Mula Guru saya, Teratai Bersinar, telah gagal mentaati ajaran-ajaran Maha Mula Guru dan para Buddha, menyerang dan memfitnah Guru. Dan dihadapan saudara-saudari se-Dharma, telah muncul pandangan-pandangan yang menyimpang dan komentar-komentar saya yang bersifat menghina, tidak memvisualisasikan yidam dan mandala dengan jelas, tidak membaca sutra dengan benar dan menjapa mantera dengan ejaan yang tidak sesuai, membocorkan rahasia-rahasia yang dipercayakan kepada saya, membuka ke sepuluh hal rahasia dari Tantra dan menipu Guru. Sewaktu menjalankan tugas-tugas dan Pancasila, tidak berlatih dengan tekun mengenai penjapaan, meditasi dan sila, memboroskan waktu dan tidak melaksanakan enam latihan harian. Karena kemalasan dan kikir harta, saya tidak memberikan persembahan, tenggelam dalam kenikmatan indra dari tubuh, pikiran dan ucapan serta melanggar sila-sila. Kini saya mengakui semua pelanggaran akar dan bertobat. Saya mengakui semua pelanggaran cabang dan bertobat. Saya bertobat atas semua kesalahan-kesalahan, pelanggaran dan kekotoran saya. Saya mengakui semuanya dan bertobat dengan tulus hati untuk dapat mencapai kesucian yang absolut.

Ada 3 jenis pertobatan :
1.
Mengakui semua karma buruk yang ditimbulkan oleh tubuh, pikiran dan ucapan dihadapan para Buddha dan Bodhisattva. Jenis ini digunakan untuk menambal sila-sila yang telah kita langgar.
Ini dikenal sebagai "Pertobatan Karma".
2.
Dalam meditasi, kita mengundang para Buddha dan Bodhisattva untuk menyentuh kepala kita atau memancarkan sinar kepada kita. Tanda-tanda positif ini menolong untuk melenyapkan semua jenis karma-karma buruk kita.
Ini disebut sebagai "Pertobatan Bentuk".
3.
Berusaha menghapuskan avidya (kebodohan) dari jalan tengah dengan cara perenungan atau meditasi mengenai konsep "Tak Timbul".
Ini disebut "Pertobatan Tak Timbul".
Dikatakan dalam sutra Avatamsaka "Bodhisattva menggunakan pandangan benar-Nya untuk mengamati dunia dan menyadari bahwa semua fenomena disebabkan oleh karma. Semua fenomena muncul karena sebab. Tak ada "timbul" dan tak ada "akhir"". Dan "Pencapaian seorang Buddha sungguh sangat sulit untuk dimengerti. Hanya para Buddha sendiri yang dapat benar-benar mengerti kebenaran dari semua fenomena".
Sedangkan dalam ulasan tentang Sutra Hati "Inti dasarnya Hukum Karma adalah kekosongan. Kekosongan itu bukanlah ciptaan Buddha maupun ciptaan manusia".

Ada 5 hal penting dalam ritual pertobatan dalam Satya Buddha, yaitu :
1.
Pengundangan para Buddha dan Bodhisattva sebagai saksi
2.
Menerima pancaran sinar para Buddha dan Bodhisattva untuk penyucian
3.
Menyebut nama para Buddha atau Bodhisattva dan menjapa mantera
4.
Membentuk mudra dan visualisasi
5.
Penyaluran Jasa dan Pertobatan
Ritual pertobatan Satya Buddha ini harus dilaksanakan sebagai bagian dari Sadhana Catur Prayoga dan Sadhana Guru Yoga. Bila selalu dilakukan setiap saat dengan benar, maka karma baik kita akan meningkat dan karma buruk kita akan tertekan hingga titik terendah dan bila telah mencapai pengertian kekosongan secara baik, maka karma buruk tersebut akan melebur dengan kekosongan dengan sendirinya, sehingga secara otomatis karma tersebut akan menghilang dalam kekosongan.

Mantera Sata-Aksara Vajrasattva dikenal sebagai mantera terbaik untuk pertobatan didalam aliran esoteris karena memiliki tiga manfaat utama yaitu,
1.
sebagai pertobatan
2.
sebagai media penerimaan berkah dari Panca Dhyani Buddha
3.
dan penambalan ketidak-sempurnaan sadhana
Dua alasan untuk menjalankan Sadhana Vajrasattva yang perlu ditekankan ialah semua karma buruk semenjak masa lampau dapat terhapuskan, serta perbuatan dan sumpah sang sadhaka akan menjadi seteguh vajra.

Sebuah pertobatan yang tulus dapat membakar semua penderitaan, memadamkan api neraka dan memberikan kesejukan duniawi. Dengan menjalankan Sadhana Pertobatan, kita dapat mencapai tingkat meditasi dan kebijaksanaan yang tertinggi dan mendalam serta usia panjang, yang pada akhirnya akan membawa kita kepada tubuh ke-Buddha-an dan penerangan yang sempurna.
7.
Konsep Sadhana Catur Prayoga

Konsep Sadhana Catur Prayoga :

Latihan Dharma Tantrayana Satya Buddha terbagi menjadi lima bagian yaitu :
1.
Sadhana Empat Langkah Dasar - Catur Prayoga
2.
Sadhana Guru Yoga (tahapan awal dimana mulai muncul kontak batin tertentu dengan Maha Mula Vajra Acarya, Maha Guru Lu)
3.
Sadhana Yidam Yoga
4.
Sadhana Vajra Dharma Yoga
5.
Anuttara Tantra -> Maha Dzogchen

Empat Langkah Dasar meliputi :
1.
Sadhana Maha Namaskara
2.
Sadhana Catur Sarana
3.
Sadhana Maha Puja
4.
Sadhana Vajrasattva - Vajra Citta Bodhisattva, yang merupakan penjelmaan kemurnian Panca Dhyani Buddha

Empat Langkah Dasar atau Catur Prayoga ini merupakan latihan dasar yang menjadi pondasi utama di dalam latihan esoteris. Bagaikan sebuah bangunan kokoh yang harus memiliki dasar yang kuat, maka demikian pula Sadhana Catur Prayoga merupakan pondasi yang paling utama di dalam semua tingkatan sadhana-sadhana selanjutnya.

Ada banyak orang yang mempelajari esoteris atau Tantrayana tetapi meremehkan dan enggan memulai tahapan Sadhana Catur Prayoga. Sesungguhnya, Sadhana Catur Prayoga ini merupakan latihan dasar utama yang melatih semua aktifitas badan jasmani, pikiran dan ucapan untuk menyesali semua karma-karma buruk yang dimiliki oleh sadhaka, juga untuk menyingkirkan segala mara bahaya dan memunculkan kesejahteraan duniawi serta kebijaksanaan.

Seorang sadhaka Satya Buddha, seandainya di dalam latihan Sadhana Catur Prayoga telah memperoleh hasil, maka di dalam kehidupan yang sekarang atau yang akan datang akan memperoleh kesejahteraan duniawi atau kelahiran di alam dewa, selain itu juga dapat berhubungan batin dengan Vajra Citta Bodhisattva, sehingga saat itu sebenarnya sadhaka tersebut telah mencapai hasil dalam tingkatan Bodhisattva. Oleh karenanya, Sadhana Catur Prayoga meskipun sebuah latihan yang amat mendasar, tetapi sesungguhnya juga merupakan tingkat Anuttara Tantra pula.

8.
Konsep Sadhana Guru Yoga

Konsep Sadhana Guru Yoga :

Sadhana Guru Yoga merupakan Sadhana Vajra Guru Yoga dari silsilah Padma Kumara Bodhisattva, karena Maha Mula Vajra Acarya dari aliran Satya Buddha adalah Maha Guru Lu, maka Beliau merupakan manifestasi dari Padma Kumara Bodhisattva. Para sadhaka Satya Buddha pada waktu melakukan Sadhana Catur Prayoga dan telah berhasil mencapai kontak batin, maka dapat melanjutkan ke tahap latihan Sadhana Guru Yoga.

Renungan dari Sadhana Guru Yoga adalah Maha Mula Vajra Acarya bersama para Buddha dan Bodhisattva di alam Dharma Dhatu menjadi sebuah satu kesatuan makro kosmos yang berasal dari badan jasmani, pikiran dan ucapan para Buddha dan Bodhisattva serta Dharmapala di sepuluh alam dari masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang, dan Maha Mula Vajra Acarya dianggap sebagai sumber manifestasi dari 84.000 jalan Dharma.
Setelah dapat melakukan kontak batin di dalam Sadhana Guru Yoga, maka baru dapat melanjutkan ke sadhana yang berikutnya yaitu Sadhana Yidam Yoga, karena sudah bisa dipastikan tingkat pencapaian spiritual sadhaka tersebut telah dianggap layak untuk berhubungan langsung dengan Yidam Buddhanya, inilah makna terpenting dari Sadhana Guru Yoga, yaitu sebagai filter batin.

Di dalam aliran esoteris, kedudukan seorang Maha Mula Vajra Acarya sangat diagungkan. Bagi para sadhaka yang akan melakukan latihan di dalam Tantrayana harus memiliki kesungguhan hati dan keyakinan kuat untuk menghormati Maha Mula Vajra Acaryanya, karena Tantrayana sangat menitik beratkan pada kekuatan Abhiseka yang diberikan oleh Maha Mula Vajra Acarya tersebut. Seandainya para sadhaka tidak menghormati Maha Mula Vajra Acaryanya bahkan menipu atau memfitnahnya, maka semua latihan esoteris yang dilakukan setiap hari akan kehilangan kekuatannya dan menjadi tidak berguna.

Melakukan latihan di dalam Sadhana Guru Yoga yang terdiri dari visualisasi, mudra dan mantera, semua memiliki silsilah yang nyata dari para Guru Akar. Bila ketiga rahasia telah menjadi satu, maka akan muncul kekuatan dari kontak batin yang telah terjadi, dimana hal tersebut tidak bisa digantikan oleh latihan esoteris lainnya karena akan terjadi kekeliruan silsilah dan hasil yang tidak baik serta akan kehilangan kekuatan Abhiseka dari Maha Mula Vajra Acarya.

Silsilah warisan ajaran Yang Arya Maha Vajradhara Lian Sheng Rinpoche Lu Sheng Yen berasal dari :
Vairocana Tathagata   ->   Buddhacaksu Buddhamatrka   ->   Padma Kumara Bodhisattva.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar