Sadhana Pertobatan atau Puja Pertobatan adalah sebuah aspek penting dalam Buddhisme. Ritual Pertobatan Namaskara adalah salah satu dari banyak sadhana pertobatan dalam Buddhisme.
Ada banyak macam ritual-ritual pertobatan lainnya, antara lain :
| 1. | - Pertobatan Kaisar Liang,
diciptakan oleh Kaisar Liang demi isterinya, berdasarkan sutra-sutra Mahayana. |
| 2. | - Pertobatan Air,
diciptakan oleh Master Wu Da setelah Beliau mempelajari Shen Zen. |
| 3. | - Pertobatan Terang Emas,
diciptakan oleh Master Tien Tai berdasarkan Sutra Terang Emas. |
| 4. | - Pertobatan Avalokitesvara,
berdasarkan Sutra Avalokitesvara untuk menghapuskan semua kemungkinan bencana. |
| 5. | - Pertobatan Amitabha Buddha,
berdasarkan kekuatan 48 Sumpah Agung-Nya. |
| 6. | - Pertobatan Buddha Obat (Bhaisajyaguru Buddha),
diciptakan oleh Master Tien Tai berdasarkan Sutra Avatamsaka, juga dikenal sebagai Enam Organ Indra dan Samadhi Avatamsaka. |
| 7. | - Fang Deng - Persamaan,
diciptakan berdasarkan kombinasi dari beberapa Sutra Dharani |
| 8. | dan sebagainya. |
Mengapa kita harus melakukan ritual pertobatan ?
Dikatakan dalam Sutra Penembusan Pikiran bahwa "
dosa /
pelanggaran akan menjadi besar bila disembunyikan dan akan menghilang sewaktu pelakunya bertobat".
Kita semua mengenal ayat pertobatan berikut ini "
Semua karma buruk saya semenjak dahulu kala timbul karena loba (
keserakahan)
, dosa (
perbuatan buruk)
dan moha (
kebodohan)
saya yang berkepanjangan dan dilakukan oleh tubuh, ucapan dan pikiran saya. Sekarang, saya menyesali semua kesalahan-kesalahan saya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali".
Sebuah paragraf dari Sutra Maha Persamuan "
Sepotong pakaian berusia 100 tahun dapat dibersihkan dalam sehari.
Demikian pula semua karma buruk yang dihasilkan selama banyak reinkarnasi dapat dilenyapkan bila kita mau meluangkan sedikit waktu untuk mentaati pikiran yang benar seperti yang telah diuraikan oleh Buddha Dharma".
Berikut ini adalah sebuah ayat pertobatan aliran esoteris - Tantrayana Satya Buddha :
Dihadapan Penjelmaan dari Tri Ratna, saya bernamaskara kepada Maha Mula Guru saya, Teratai Bersinar, telah gagal mentaati ajaran-ajaran Maha Mula Guru dan para Buddha, menyerang dan memfitnah Guru. Dan dihadapan saudara-saudari se-Dharma, telah muncul pandangan-pandangan yang menyimpang dan komentar-komentar saya yang bersifat menghina, tidak memvisualisasikan yidam dan mandala dengan jelas, tidak membaca sutra dengan benar dan menjapa mantera dengan ejaan yang tidak sesuai, membocorkan rahasia-rahasia yang dipercayakan kepada saya, membuka ke sepuluh hal rahasia dari Tantra dan menipu Guru. Sewaktu menjalankan tugas-tugas dan Pancasila, tidak berlatih dengan tekun mengenai penjapaan, meditasi dan sila, memboroskan waktu dan tidak melaksanakan enam latihan harian. Karena kemalasan dan kikir harta, saya tidak memberikan persembahan, tenggelam dalam kenikmatan indra dari tubuh, pikiran dan ucapan serta melanggar sila-sila. Kini saya mengakui semua pelanggaran akar dan bertobat. Saya mengakui semua pelanggaran cabang dan bertobat. Saya bertobat atas semua kesalahan-kesalahan, pelanggaran dan kekotoran saya. Saya mengakui semuanya dan bertobat dengan tulus hati untuk dapat mencapai kesucian yang absolut.
Ada 3 jenis pertobatan :
| 1. | Mengakui semua karma buruk yang ditimbulkan oleh tubuh, pikiran dan ucapan dihadapan para Buddha dan Bodhisattva. Jenis ini digunakan untuk menambal sila-sila yang telah kita langgar.
Ini dikenal sebagai "Pertobatan Karma". |
| 2. | Dalam meditasi, kita mengundang para Buddha dan Bodhisattva untuk menyentuh kepala kita atau memancarkan sinar kepada kita. Tanda-tanda positif ini menolong untuk melenyapkan semua jenis karma-karma buruk kita.
Ini disebut sebagai "Pertobatan Bentuk". |
| 3. | Berusaha menghapuskan avidya (kebodohan) dari jalan tengah dengan cara perenungan atau meditasi mengenai konsep "Tak Timbul".
Ini disebut "Pertobatan Tak Timbul".
Dikatakan dalam sutra Avatamsaka "Bodhisattva menggunakan pandangan benar-Nya untuk mengamati dunia dan menyadari bahwa semua fenomena disebabkan oleh karma. Semua fenomena muncul karena sebab. Tak ada "timbul" dan tak ada "akhir"". Dan "Pencapaian seorang Buddha sungguh sangat sulit untuk dimengerti. Hanya para Buddha sendiri yang dapat benar-benar mengerti kebenaran dari semua fenomena".
Sedangkan dalam ulasan tentang Sutra Hati "Inti dasarnya Hukum Karma adalah kekosongan. Kekosongan itu bukanlah ciptaan Buddha maupun ciptaan manusia". |
Ada 5 hal penting dalam ritual pertobatan dalam Satya Buddha, yaitu :
| 1. | Pengundangan para Buddha dan Bodhisattva sebagai saksi |
| 2. | Menerima pancaran sinar para Buddha dan Bodhisattva untuk penyucian |
| 3. | Menyebut nama para Buddha atau Bodhisattva dan menjapa mantera |
| 4. | Membentuk mudra dan visualisasi |
| 5. | Penyaluran Jasa dan Pertobatan |
Ritual pertobatan Satya Buddha ini harus dilaksanakan sebagai bagian dari Sadhana Catur Prayoga dan Sadhana Guru Yoga. Bila selalu dilakukan setiap saat dengan benar, maka karma baik kita akan meningkat dan karma buruk kita akan tertekan hingga titik terendah dan bila telah mencapai pengertian kekosongan secara baik, maka karma buruk tersebut akan melebur dengan kekosongan dengan sendirinya, sehingga secara otomatis karma tersebut akan menghilang dalam kekosongan.
Mantera Sata-Aksara Vajrasattva dikenal sebagai mantera terbaik untuk pertobatan didalam aliran esoteris karena memiliki tiga manfaat utama yaitu,
| 1. | sebagai pertobatan |
| 2. | sebagai media penerimaan berkah dari Panca Dhyani Buddha |
| 3. | dan penambalan ketidak-sempurnaan sadhana |
Dua alasan untuk menjalankan Sadhana Vajrasattva yang perlu ditekankan ialah semua karma buruk semenjak masa lampau dapat terhapuskan, serta perbuatan dan sumpah sang sadhaka akan menjadi seteguh vajra.
Sebuah pertobatan yang tulus dapat membakar semua penderitaan, memadamkan api neraka dan memberikan kesejukan duniawi. Dengan menjalankan Sadhana Pertobatan, kita dapat mencapai tingkat meditasi dan kebijaksanaan yang tertinggi dan mendalam serta usia panjang, yang pada akhirnya akan membawa kita kepada tubuh ke-Buddha-an dan penerangan yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar