Pages - Menu

Pages

Kamis, 29 Maret 2012

kitab berkeliling dialam neraka XI (Giok Shi Thum Chi)

BAB 56
MENGUNJUNGI TINGKAT SEPULUH MENINJAU RUANGAN MENGURUS REINKARNASI
TAHUN 1978, GO GWEE CAP KAUW

Chi Hoet:
Enam Jalan Reinkarnasi bagaikan roda yang berputar terus dan tidak akan behenti. Manusia yang melewati roda itu sudah menjadi setan di bawah roda, kesempatan untuk lolos sudah tidak ada, saya mendoakan para umat supaya bisa selamat, jangan menerobos ke bawah roda, disitulah Pintu Neraka, apakah kamu tidak takut? Saya juga percaya orang yang pintar akan menghindarkannya, dan menyesali perbuatan yang telah lalu, sekarang naik ke dalam mobil mencari kebaikan, hari ini siap berkeliling Alam Baka lagi. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Hari ini kita tetap menemui Chuan Lun Wuang di Tingkat Sepuluh. Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen:
Chuan Lun Wuang sudah menanti kedatangan kita.
Yiam Wong:
Selamat datang lagi Chi Hoet dan Yang Shen dari Vihara Shen Shien, tempo hari waktunya terbatas sehingga tidak bisa satu per satu keadaan disini diperkenalkan, hari ini kalian sudah datang, mari ikut saya meninjau.
Yang Shen:
Terima kasih Yiam Wong.
Yiam Wong:
RODA BERPUTAR tidak mengenal ampun, setiap manusia akan mengikuti pembalasan Karmanya, menuju ke timur ke barat, atau ke selatan maupun utara, mereka akan tetap menerima takdirnya di Alam Dunia lagi, hari ini saya mengajak kalian meninjau ke Ruangan Besar Mengurus Reinkarnasi.
Chi Hoet:
Sesuaikan ajaran, manusia yang bisa bertapa sehingga mencapai kesempurnaan akan menuju ke Surga menikmati hasilnya, tidak usah ke ruangan ini lagi. Sebaliknya manusia yang telah melanggar hukum sehingga berdosa harus menerima Karmanya ditentukan dari ruangan mengurus Reinkarnasi ini.
Yiam Wong:
Cepat ikuti saya jalan, coba kau lihat lingkungan ruangan ini begitu luasnya, setiap bagian ada pengurus-pengurusnya, ruangan ini dibagi menjadi delapan bagian, kalian duduklah dalam ruangan ini, saya akan menjelaskan tugas-tugas setiap bagian, agar manusia di dunia bisa mengetahuinya.
Yang Shen:
Di depan terlihat tulisan RUANGAN MENGURUS REINKARNASI, banyak Roh dosa berkumpul, sedang dikawal prajurit Alam Baka dan prajurit menyerahkan berkas-berkas kepada Pejabat disini, apa yang mereka lakukan?
Yiam Wong:
Kalian duduk dan istirahat, saya akan menerangkannya.
Yang Shen:
Semua Pejabat begitu melihat kami yang datang, semua menunda dulu pekerjaannya, berbaris memberikan hormat.
Chi Hoet:
Duduklah Yang Shen. Yiam Wong begitu ramah mengadakan perjamuan, kamu tidak usah sungkan lagi.
Yiam Wong:
Inilah kepala ruangan.
Kepala Ruangan:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen.
Yiam Wong:
Silahkan minum, saya akan mengenalkan delapan bagian dalam ruangan mengurus Reinkarnasi, agar manusia bisa memahami keadaan Reinkarnasi ini, manusia setelah meninggal akan dibawa oleh Dewa Hoki ke tempat asalnya, melalui tempat markas itu dan dikawal oleh prajurit Alam Baka masuk ke Alam Baka melalui Pintu Hantu dan melaporkan diri di Ruangan Menyerahkan Berkas, kemudian mengelilingi Tingkat pertama sampai Tingkat Sembilan, disidang dan dihukum, yang berdosa setelah habis hukumannya akan diserahkan kesini untuk Reinkarnsasi dalam Tingkat Sepuluh disini, ruangan utama mengurus Reinkarnasi ada delapan bagian yaitu:
Ke-1 Bagian Meneliti
Ke-2 Bagian Pendaftaran Amal
Ke-3 Bagian Meluluskan
Ke-4 Bagian Pembalasan
Ke-5 Bagian Umur
Ke-6 Bagian Perangkapan
Ke-7 Bagian Karma
Ke-8 Bagian Kehidupan
Satu:
Bagian Meneliti, Roh dosa setelah dihukum atau selesai disidang, setelah berkas dirinya dibuat, yang sudah siap Reinkarnasi harus melapor ke bagian ini untuk diperiksa atau diteliti kembali berkas-berkasnya apakah masih ada kekurangan, kalau tidak rapi isi berkasnya akan ditolak, untuk menjaga kecolongan Roh yang akan Reinkarnasi lagi.
Dua:
Bagian Mendaftarkan Amal, memeriksa besar kecilnya amal Roh itu, untuk ditentukan miliknya yang akan didapat di dunia nanti, kalau banyak jasa amal kebaikan, harus Reinkarnasi menjadi pria yang akan dilahirkan di daerah yang subur, setelah dewasa akan menjadi pejabat atau mempunyai kedudukan yang tinggi, menjadi orang yang terkenal, terpandang seperti orang kaya, sebagai konglomerat atau menjadi orang kaya karena warisan leluhur, juga ada yang Reinkarnasi menjadi wanita dijodohkan dan bersuami orang yang terpandang atau orang kaya, atau anak orang kaya, sehingga anak ini tinggal meneruskan kekayaan itu, semua ini karena dirinya banyak jasa amal kebaikan di Kehidupan Yang Dulu, sekarang mendapat balasan Hokinya, hal ini didaftar dalam buku di bagian kedua ini, sedikitpun tidak boleh dikurangi atau ditambah.
Tiga:
Bagian Meluluskan, untuk meneliti kembali yang akan menuju ke dunia, apakah masih terdapat kesalahan atau tidak akan Reinkarnasi menjadi manusia, diperiksa kembali kelakuannya di masa lalu, kalau ada amal kebaikannya sedikit dan dirinya juga tidak ada kesalahan yang besar, maka akan diluluskan mencukupi pakaian dan makanan, dapat perlindungan oleh kedua orang tuanya, jodohnya bagus, akan diberi kehidupan di masa tuanya oleh anak-anaknya, dan bagi yang seimbang perbuatannya, tidak berdosa juga tidak ada amalnya, akan Reinkarnasi menjadi orang yang hidupnya sederhana, walaupun memiliki pakaian dan makanan yang lengkap juga punya orang tua, punya istri dan anak namun nasibnya repot, tidak bisa mendapat Hoki yang besar, bagi yang dosanya lebih banyak dibandingkan dengan amal kebaikannya, kehidupan yang akan datang kebanyakan sengsara, walaupun dirinya juga cukup makan dan cukup pakaian, namun jauh dari orang tua, akan menjadi janda, merana di perantauan orang. Bagi yang berdosa berat, hidupnya akan miskin sengsara, badannya cacat, anggota badannya tidak sempurna, menjadi tuli, buta, atau menjadi pengemis dan terakhir yang paling berat dosanya akan Reinkarnasi menjadi binatang yang terbagi dalam empat makhluk di kehidupan itu sebagai pembalasan atas kejahatannya, demikianlah tugas Bagian Ke-3 ini.
Empat:
Bagian Pembalasan, mengurus pria dan wanita yang Reinkarnasi di dunia sebagai manusia, diizinkan untuk membalas kebaikan dan kejahatan, seperti di kehidupan yang dahulu pernah mendapat kebaikan seseorang atau yang belum melupakan jodoh pasangannya akan diluluskan permintaan untuk membalas kebaikan itu. Sebaliknya bagi yang dulu pernah dihina, disiksa sampai meninggal sehingga masih penasaran, maka diluluskan pula untuk mengadakan pembalasan, ini semua disebut: YANG BAIK DIBALAS KEBAIKANNYA, YANG JAHAT DIBALAS KEJAHATANNYA, PUNYA DENDAM KINIPUN MENGADAKAN PEMBALASAN, ada juga Roh wanita yang masih penasaran benar, karena punya dendam di kehidupan yang dahulu belum sempat dibalas, setelah meninggal tidak mau menjadi manusia lagi, merelakan dirinya menjadi setan yang ganas, mengadakan pembaalsan, menangkap Roh musuhnya, biar musuhnya kaget sehingga meninggal atau mendapat kecelakaan sehingga meninggal dunia. Jika terdapat daftar berkas-berkasnya di bagian ini, sering diizinkan pembalasan itu, untuk menenangkan hati Roh yang meninggal penasaran itu.
Lima:
Bagian Umur, mengurus umur kehidupan manusia, ada orang kaya yang umurnya panjang dan ada yang umurnya pendek, ada orang miskin yang umurnya panjang dan ada yang umurnya pendek, ada yang baru lahir langsung meninggal, ada yang meninggal karena tenggelam, ada yang hanya hidup beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun kemudian meninggal, ada yang meninggal dihukum mati atau dibunuh orang. Ada yang juga meninggal karena kecelakaan, ada yang meninggal karena dirinya tidak hati-hati atau meninggal karena salah sasaran, karena hanya ulah perbuatan manusia sendiri, maka terdaftar disini.
Enam:
Bagian Perangkapan, mengurus perangkapan sebagai anak, orang tua maupun perangkapan jodoh sehingga ada anak yang berbakti, ada anak yang durhaka, ada yang beristri setia, ada yang bersuami jahat, semua yang terjadi itu ada sebabnya, perangkapan jodoh juga ada alasannya. Seperti si A waktu di kehidupan dulu sering menolong si B, meminjamkan uang untuk si B dan sampai si B meninggal hutangnya belum lunas, maka ditentukan si B setelah Reinkarnasi akan menjadi anaknya si A, jadi anak yang berbakti ini namanya anak yang membayar hutangnya. Seperti si C waktu di kehidupan dulu pernah menipu, membawa kabur harta benda di D, sampai si D meninggal karena perbuatan si C, setelah mengadukan perbuatannya pada Yiam Wong, maka si D diizinkan Reinkarnasi menjadi anaknya si C, menjadi anak yang durhaka untuk menghabiskan harta benda si C, itu namanya anak yang menagih hutang, untuk perangkapan jodohpun demikian, ada yang bisa mendapat istri yang setia, ataupun istri yang jahat, semua ini terjadi karena pembalasan Karma, ditambah satu, dikurangi satu, tidak akan meleset, inilah tugas bagian ke-6.
Tujuh:
Bagian Karma, mengurus dan mendaftar Roh atau binatang yang telah Reinkarnasi ke dunia, kalau terdapat manusia yang beramal besar maka dia akan didaftar hidupnya harus senang atau kaya sampai beberapa kehidupan. Yang berdosa besar harus miskin di beberapa kehidupan. Yang berdosa paling berat harus beberapa kali menjadi binatang, ada yang bisa kembali menjadi ujud manusia, ada yang tidak boleh, ada yang selamanya menjadi binatang. Dalam empat makhluk di kehidupan yang itu semua kejadiannya ditata dan didaftarkan mengenai yang takdirnya harus senang atau kaya, namun berbuat kejahatan, atau yang takdirnya miskin namun berbuat amal kebaikan, semua ini tidak dalam daftar perbatasan disini, ada Dewa lain yang mengawasi, sehingga lapor ke atas Langit dan Langit menurunkan Titah kepada Yiam Wong, maka diadakan perubahan menghapus atau menambah dalam daftar buku disini, demikianlah tugas Bagian ke-7.
Delapan:
Bagian Kehidupan, mengurus macam-macam manusia yang akan Reinkarnasi ke dunia, setelah berkas-berkasnya didaftar di tujuh bagian tersebut, kini diserahkan kemari menyesuaikan datanya masing-masing menerima tanda bukti diri, yang akan Reinkarnasi menjadi Pejabat di dunia, menerima stempel cap Roda Berputar, yang menjadi rakyat biasa menerima surat dan pensil, yang akan menjadi pedagang menerima sipua dan alat hitung, yang akan menjadi petani menerima cangkul, yang menjadi tukang bangunan akan diberikan alat pertukangan sesuai bidangnya, yang menjadi binatang menerima kulit atau bulu disesuaikan bentuk binatangnya, setelah menerima tanda bukti diri baru boleh pergi menuju ke Roda Berputar untuk Reinkarnasi. Karena waktu hampir habis, bagaimana terjadinya Reinkarnasi lain hari akan kita saksikan.
Chi Hoet:
Waktu sudah tiba, bersiaplah pulang ke Vihara, terima kasih atas penjelasan Yiam Wong.
Yang Shen:
Telah merepotkan Yiam Wong, kami mau permisi.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 57
MENGUNJUNGI TINGKAT SEPULUH MENINJAU MENG PHO THI (SURAU MENG PHO)
TAHUN 1978, GO GWEE JI CAP LAK




Chi Hoet:
Mengelilingi Alam Baka sudah sampai ke Tingkat Sepuluh dalam dua tahun ini, para murid melindungi juga membantu mengarang buku, bagi orang lain pasti berpikir ini merupakan hukuman berdiri, apa maksudnya? Sebenarnya berdiri itu artinya tegak. Ini memang satu gerakan dasar sebagai manusia hidup di dunia, melatih diri untuk kebaikan, kalau tidak betah berdiri atau berdirinya miring, tidak bisa lurus, bagaimana bisa menjadi Dewa? Semua juga ingin tiduran di kasur, bersantai ria, tetapi itu hanyalah Dewa malas atau setan yang punya kelakuan tersebut, tidak punya sifat mandiri, tidak bisa menjadi pria yang tidak punya pendirian, benar tidak Yang Shen.
Yang Shen:
Ya, benar kata Guru, tidak bisa berdiri sendiri artinya tidak punya pendirian, juga tidak ada tempat bagi dirinya, masih mau membicarakan bertapa?
Chi Hoet:
Berdiri sudah tidak benar, maka duduknya, tidurnya tidak akan benar, bagi orang yang bertapa diutamakan kebaikan, berdiri tegak, maksudnya memantapkan sifatnya, kembalikan pikiran-pikiran yang melayang itu. Yang Shen siap nak ke Teratai, hari ini kita meneruskan peninjauan kita di Tingkat Sepuluh.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen:
Selamat berjumpa lagi Yiam Wong Tingkat Sepuluh.
Yiam Wong:
Tidak usah sungkan, kalian berdua hari ini kemari lagi, saya sangat senang, tempo hari kita sudah meninjau Ruangan Mengurus Reinkarnasi, hari ini kita harus menyaksikan Enam Jalanan Roda Berputar, keadaan Reinkarnasi itu. Waktu terbatas, mari kita segera berangkat.
Yang Shen:
Terima kasih Yiam Wong dan Pejabat menemani jalan, sudah tiba lagi di Ruangan Mengurus Reinkarnasi, begitu banyak manusianya, yang bersuku barat maupun timur, segala bangsa terdapat disini, apakah mereka juga mau Reinkarnasi?
Yiam Wong:
Manusia setelah meninggal, yang berbuat dosa harus menerima sidang dan dihukum, Neraka merupakan PENGADILAN INTERNASIONAL. Setiap bangsa manusia jika mau Reinkarnasi harus punya benda tanda bukti diri seperti di dunia, jika mau keluar negeri harus memiliki paspor.
Yang Shen:
Sudah tiba di bagian kehidupan, disini paling banyak orang yang berkumpul, seperti orang sedang antri menunggu mobil di terminal.
Chi Hoet:
Ya, mereka sedang antri untuk naik ke Panggung Roda berputar seperti di dunia menanti kedatangan mobil penumpang, setelah mobil jalan rodanya akan berputar terus, mengantar para penumpang menuju ke tempat masing-masing sesuai dengan tujuan.
Yiam Wong:
Benar contoh yang dikemukakan oleh Chi Hoet, manusia setelah meninggal dan habis disidang dan dihukum, akan Reinkarnasi ke dunia sesuai dengan tujuannya, perjalanan roda berputar tidak mengenal ampun, walaupun sama-sama menumpang dalam satu mobil roda berputar, namun tujuan masing-masing berbeda-beda, sesuai dengan Karmanya, turun dari mobil maka terjadilah satu kehidupan baru lagi di dunia.
Yang Shen:
Di depan banyak orang sedang berkumpul, sedang minum karena kehausan, cuaca yang begitu panas, sayapun terasa haus, bolehkah saya juga kesana minta minum.
Yiam Wong:
Jangan! Disitulah tempat SURAU MENG PHO, Roh yang akan Reinkarnasi pasti minum KUAH MELUPAKAN DIRI, kalau kamu juga minum, setelah pulang ke dunia, kamu akan mabuk panjang, sehingga melupakan dirimu.
Yang Shen:
Begitu lihay!
Chi Hoet:
Kamu jangan bercanda, yang dikatakan oleh Yiam Wong itu benar.
Yang Shen:
Kalau begitu tolong Yiam Wong menjelaskan persoalannya.
Yiam Wong:
Ya, SURAU MENG PHO diurus oleh nenek MENG PHO atas perintah Giok Tee, tugasnya untuk membuat Roh menjadi lupa diri sebelum Reinkarnasi ke dunia, kalau Roh tidak minum KUAH MELUPAKAN DIRI maka setelah lahir kembali ke dunia dia bisa ingat kejadiannya di Kehidupan Yang Dahulu, kalau begitu anak kecilpun bisa mengaku dirinya adalah saudara si anu di Kehidupan Yang Dahulu itu, dunia bisa menjadi kacau balau. Sang Pencipta mengingat hal tersebut, maka biar Roh minum Kuah Melupakan Diri, sehingga melupakan semua apa yang dia alami waktu di Kehidupan Dahulu, Kuah ini rasanya tercampur dari lima macam rasa yaitu: pahit, asin, asam, manis, sepat menjadi satu, setelah diminum akan menjadi mabuk, sehingga tidak kenal arah empat penjuru lagi, jadi dirinyapun akan jatuh ke dalam Enam Jalanan Roda Berputar itu.
Yang Shen:
Saya baru mendengar dan mengetahui hal tersebut.
Chi Hoet:
Seperti arak, coba kamu lihat orang yang sedang mabuk arak, jalannya melayang, salah tujuannya atau salah masuk ke rumah orang, begitulah caranya Roh pergi Reinkarnasi, kalau tidak siapa yang mau pergi melahirkan, jika dianya tahu akan hidup sengsara di dunia nanti , seperti orang yang sudah mabuk arak, ke dalam lautpun berani melompatinya, biar apipun tidak takut, dirinya menjadi berani dalam keadaan yang tidak sadar, sudah terjadinya Reinkarnasi juga belum tahu, setelah sudah sadar dari mabuknya, dia berada di dunia lagi.
Yang Shen:
Kalau sudah tahu reaksinya KUAH MELUPAKAN DIRI begitu hebat, Roh mana berani minum Kuah itu lagi?
Yiam Wong:
Kamu belum tahu hal yang sebenarnya, Roh setelah disidang atau habis dihukum, setelah sampai kemari dirinya sudah kehausan benar, juga di Tingkat Sepuluh ini sudah mendekati alam dunia, dan di luar MENG PHO terdapat hawa yang panas dan menyesakkan, setiap Roh yang tiba SURAU kesini, siapapun jadi ingin minum untuk menghilangkan kehausan itu, maka terjadi jebakan ini. Contohnya kalau kamu sedang berjalan dalam jarak yang jauhnya puluhan kilometer, pasti akan kehausan, setelah sampai ke tempat tujuan terdapat satu SURAU yang sejuk, juga tersedia air dingin gratis, siapapun akan berebut minum dan masih ada yang belum puas hanya minum satu gelas minta tambah lagi, memang ada juga sebagian Roh yang pintar, biar dirinya haus, namun mereka tahu manfaatnya Kuah itu, jadi mereka tidak mau masuk ke surau itu, tidak tahunya tiba-tiba di dalam tanah timbul capitan besi, sehingga kakinya dicapit tidak bisa bergerak lagi, maka dipaksa minum, ini namanya Arak yang disediakan tidak mau diminum, harus dihukum minumnya dipaksakan.
Yang Shen:
Kalau memang benar, setelah habis minum Kuah ini bisa melupakan Kehidupan Yang Dahulu, kenapa sekarang kebanyakan anak setelah lahir lebih pintar dan cerdas, apakah Kuah ini mutunya kurang?
Yiam Wong:
Kamu belum mengetahuinya, sejak dari zaman dahulu sampai sekarang, manusia sudah beberapa puluh ribu kali Reinkarnasi, juga sudah beberapa kali minum Kuah ini, sehingga menjadi kebiasaan dirinyapun jadi lebih pintar, itulah sebabnya karena anak-anak zaman sekarang lebih cerdas, tetapi ini bukan suatu kebaikan, seperti orang yang kuat minum sudah menghabiskan lusinan arakpun masih belum , ini namanya sudah kram, tidak bisa membedakan perasaan itu lagi, sebab itulah sekarang jadi lebih banyak manusia yang tidak berguna karena terlalu pintar, maka gampang berbuat kesalahan.
Yang Shen:
Oh, begitu.
Chi Hoet:
Waktu sudah tiba, tentang Reinkarnasi Enam Jalan terpaksa lain hari kita saksikan lagi.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk Yiam Wong, kami mau permisi.
Yiam Wong:
Kalau begitu, lain hari kemari lagi, antarkan tamu.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 58
MENGUNJUNGI TINGKAT SEPULUH MENYAKSIKAN ENAM JALANAN RODA BERPUTAR
TAHUN 1978, LAK GWEE CHE SA




Chi Hoet:
Hari ini siap keliling Alam Baka lagi. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, hari ini Guru kenapa tidak banyak bicara?
Chi Hoet:
Banyak bicara nanti jadi salah omong, tidak ada artinya lagi. Siap berangkat. Sudah tiba.
Yang Shen:
Selamat berjumpa lagi, Yiam Wong. Oh, di depan ada sungai yang besar airnya berwarna merah dan arusnya bergerak deras, ini apa namanya?
Yiam Wong:
SUNGAI DARAH namanya, sungai yang menandakan perkawinan para nyawa kehidupan, coba kamu lihat gerakan arus air itu, seperti juga bergeraknya nafsu birahi para nyawa kehidupan.
Yang Shen:
Dalam sungai ada satu benda yang bentuknya seperti roda yang sedang berputar, itu benda apa?
Yiam Wong:
Itulah PANGGUNG RODA BERPUTAR, juga disebut MOBIL SUNGAI MERAH, BERPUTAR TERUS TANPA BERHENTI.
Yiam Wong:
Jembatan disanalah yang akan menuju ke jalanan Alam Dunia, terhitung ada Emas, Perak, Giok, Batu, Kayu, Bambu, enam macam benda bahan yang membedakan enam jembatan itu.
Satu:
Jembatan Emas khusus dibuat untuk Roh di masa kehidupan yang dahulu, pernah mengumpulkan banyak jasa kebaikan yang besar, setelah meninjau beberapa tingkatan, mengembalikan berkas-berkasnya ke Istana Bumi, kemudian melewati jembatan ini untuk menuju ke Surga. Mengenai yang sudah lulus dari jasa kebaikan atau pertapa yang sudah sempurna, ada juga di antaranya yang melewati PERBATASAN ALAM ANTARA ALAM DUNIA langsung menuju ke Surga, tidak usah melewati jembatan emas ini lagi.
Dua:
Jembatan Perak khusus dibuat untuk Roh yang telah terkumpul jasa baiknya di Kelas Dua, setelah meninggal tiba di RUANGAN KUMPULKAN KEAMALAN untuk dilatih dan diuji sampai lulus, kemudian badannya dibersihkan di SEMBILAN CABANG AIR TERJUN, lalu melewati jembatan perak ini menuju ke Alam Dunia menjabat sebagai Dewa di Kelenteng atau Vihara, menerima sembahyang dan disembah disana.
Tiga:
Jembatan Giok, khusus dibuat untuk Roh yang telah terkumpul jasa amal kebaikan Kelas Tiga, setelah habis disidang di tingkatan lain, maka akan Reinkarnasi ke dunia menjadi orang yang kaya dan terhormat, harus melewati jembatan Giok ini masuk ke dalam Panggung Roda Berputar itu.
Empat:
Jembatan Batu, khusus dibuat untuk Roh yang sebanding kelakuannya (dosa dan kebaikan seimbang) di masa kehidupan yang dulu, kini Reinkarnasi menjadi rakyat yang biasa, harus melewati jembatan ini dan masuk ke dalam Panggung Roda Berputar itu.
Lima:
Jembatan Kayu, khusus dibuat untuk Roh yang lebih banyak salahnya ketimbang kebaikannya, akan Reinkarnasi menjadi orang yang miskin dan sengsara kehidupannya, juga harus melewati Jembatan Kayu ini dan masuk ke dalam Panggung Roda Berputar itu.
Enam:
Jembatan Bambu, khusus dibuat untuk Roh dosa yang sungguh jahat, melanggar Hukum Langit, pembunuh, perampok, pemerkosa yang sungguh berat dosanya, akan Reinkarnasi menjadi binatang empat makhluk hidup, juga harus melewati jembatan ini, masuk ke dalam Panggung Roda Berputar itu.
Yang Shen:
Terima kasih atas penjelasan Yiam Wong, Roh yang melewati Jembatan Emas dan Jembatan Perak tidak banyak, namun di jembatan lain sungguh sesak, antri seperti mereka mau buru-buru menguber waktu.
Chi Hoet:
LANGKAH SAYA DI JEMBATAN TUNGGAL INI, DIAPUN MELANGKAH DI JALANAN LAIN, masing-masing tidak peduli Roh mereka ini, setelah minum Kuah Melupakan Diri, jalanpun sempoyongan, masing-masing telah menuju ke jalanan yang telah dipilih, ada yang berpakaian seragam pejabat, ada yang membawa alat-alat pertukangan, ada yang membawa pulpen, ada yang memakai kulit binatang, ada yang membawa tanduk binatang di atas kepalanya, masing-masing menunjukkan kebanggaannya, mau mangadakan show ke dunia.
Yiam Wong:
Mereka memang sudah hilang kesadarannya, seperti sedang membawa pisau, kini tidak tahu apa kamu yang akan mati atau saya yang akan meninggal, masih dalam hati kebanggaannya, seperti keadaan dalam Alam Dunia, biar sudah tahu di depan ada jurang, melihat api masih mau menabraknya, maka Reinkarnasi Roda Berputar kini terjadilah sudah.
Yang Shen:
Mereka sambil mabuk menuju ke atas Jembatan Giok, Batu, Kayu dan Bambu itu, masuk ke dalam Panggung Roda Berputar itu, begitu jatuh hilanglah bayangannya. Bagaimana mereka lahir ke dunia terjadinya Reinkarnasi itu?
Yiam Wong:
Memang manusia sungguh ingin tahu hal ini, saya akan menjelaskan terjadinya segala kehidupan, karena sudah bergabung dengan Hawa IM (kasar/pria) dan Hawa Yang (Halus/wanita) pria dan wanita, jika sudah timbul nafsu birahinya terjadilah hubungan, timbullah gerakan yang seperti di dalam air Sungai Merah yang terdapat di bawah Panggung Roda Berputar itu, air sungai bergerak, roda itu berputar, sehingga menimbulkan magnit yang menyedot Roh yang sudah tidak sadar diri itu mengikuti Karmanya masuk ke dalam Panggung Roda Berputar, ini diartikan sudah berada di dalam rahim ibunya, terjadilah kehamilan dan rohaninya sudah berada di dalam rahim, jika sebagai manusia setelah dikandung sembilan-sepuluh bulan, jika waktunya sudah tiba, Rohnya akan keluar dari Panggung Roda Berputar melalui MOBIL SUNGAI MERAH, darahpun keluar dan menangis, begitu melihat kaget sudah tiba di Alam Dunia lagi, tentang yang melahirkan melalui tetesan telur, bentuk lahirnya berubah atau yang lahir dengan cara amphibi, juga mengikuti waktu yang berbeda waktu yan berbeda-beda, namun kehamilan dalam Roda Berputar itu, manusia jika sedang mengandung, karena berputarnya roda sungai maka sering mau muntah, seperti naik mobil jadi muntah karena mabuk kendaraan.
Yang Shen:
Oh, begitu! Kalau Yiam Wong tidak ceritakan, manusia di dunia tidak akan tahu.
Yiam Wong:
Di atas RODA BERPUTAR ada bentuknya tanda Pak Kua (Delapan Penjuru/Diagram Delapan Jalan Utama), di dalamnya terdapat satu lingkaran, simbol gabungan IM dan YANG terjadinya kelahiran begitu roda berputar, prosesnya melalui enam lubang yang terdapat di lingkaran Im dan Yang itu, itulah namanya Enam Jalan Reinkaransi, lubang pertama akan dilahirkan sebagai Pejabat tinggi, Jendral berpangkat atau menjadi orang yang kaya, lubang kedua dilahirkan menjadi rakyat biasa atau orang yang miskin sebagai tukang, pedagang biasa, petani maupun sebagai perantauan dan di kemudian hari akan menjadi janda dan sebagainya, lubang ketiga sebagai binatang yang dilahirkan melalui kandungan, lubang keempat yang lahirnya sebagai binatang yang lahirnya melalui tetesan telur, lubang kelima sebagai binatang yang lahirnya di dalam air, lubang keenam sebagai binatang yang lahirnya melalui kepompong, setelah waktunya tiba, maka terjadilah kelahiran di Alam Dunia, karena proses Enam Jalanan Reinkarnasi ini.
Chi Hoet:
Seperti barang produksi di pabrik di dunia, ada yang bermutu tinggi, ada yang jelek, seperti nasib manusia juga berputar, karena amal kebaikan yang dibuat di Kehidupan Dahulu, kini terdapat jalanan yang bagus bagi dirinya, jika bahan asalnya jelek, maka lahir lagi satu manusia yang jahat lagi.
Yang Shen:
Seperti pernah terdengar apa arti dari perkataan ENAM JALANAN RODA BERPUTAR REINKARNASI itu.
Chi Hoet:
Yang artinya JALANAN LANGIT, JALANAN MANUSIA, JALANAN ALAM BAKA, JALANAN DI NERAKA, JALANAN SETAN KELAPARAN, JALANAN BINATANG. JALANAN LANGIT ialah jalanan ke Surga, tempat keberadaan Dewa Budha dan para Nabi disitu, setelah diri mereka sudah sempurna, tidak usah minum Kuah Melupakan Diri, melewati Panggung Roda berputar langsung menuju ke Surga, namun walaupun memisahkan diri dari Enam Jalanan Reinkarnasi, ada juga dia ntara mereka yang tidak tega, melihat umat masih belum tertolong, sehingga dirinya menjelma dan lahir kembali ke Alam Dunia jadi pertapa, atau jadi Guru untuk menurunkan ajaran kebaikannya, sebagai contoh untuk menyadarkan para umatnya, mereka termasuk Nabi, Budha, Dewa yang lain. Sejak Zaman dahulu sampai sekarang mereka tidak segan-segan berjanji dan turun ke dunia menolong manusia, maka REINKARNASI RODA BERPUTAR seharusnya dipanggil PULANG PERGI BERKUNJUNG, bukan hanya dilahirkan kembali ke dunia yang disebut Reinkarnasi, sebenarnya di dunia yang besar ini, jalanan yang untuk pulang pergi itu bukan hanya Enam Jalanan itu, bisa terdapat puluhan ribu, jalanan Roda Berputar Reinkarnasi, sebagai manusia harus menyadari hal ini.
Yiam Wong:
Keadaan roda berputar Reinkarnasi di Tingkat Sepuluh ini sudah banyak tertulis dalam buku ini. Sekarang manusia harus mengerti, walaupun terjadinya Reinkarnasi dilahirkan ke dunia terjadi di Alam Baka, namun ini semua terjadi karena ulah manusia sendiri, jika tidak cepat-cepat insyaf menjadi manusia yang benar, setelah hilangnya badan manusia ini, susah kembali ke asal mulanya lagi, mengantar pulangnya Chi Hoet dan Yang Shen ke Vihara juga saya ucapkan selamat mengarang buku ini, supaya lancar dan sukses, jangan sia-siakan perjuangan para murid agar bisa banyak umat manusia lagi yang tertolong karena membaca buku ini.
Yang Shen:
Terima kasih kepada Yiam Wong telah membukakan rahasia ini, beruntunglah manusia, selamat tinggal, saya sudah naik ke Teratai, Guru silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Sepuluh Tingkat Neraka telah selesai kita kunjungi, beban tugas ini sekarang sudah ringan, Yang Shen kamu juga cukup lelah, buku ini setelah tercetak pada bulan PE GWEE hari Cap Go, betapa gembiranya tiga lapisan Dewa, manusia dan hantu, diharapkan manusia banyak mencetak buku ini untuk disebarkan, ini adalah cita-cita saya, agar manusia bisa memahami ajaran-ajaran dalam buku ini, hilangkanlah pikiran yang sempit dan lapangkan dada yang luas, kegembiraan maupun kedamaian penuh di bumi dunia ini, maka jalanan yang bisa menuju ke alam Surgapun sudah berada di depan kamu. Vihara sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 59
MENGUNJUNGI DAERAH PENDUDUK BIASA
TAHUN 1978, LAK GWEE CHE KAUW




Chi Hoet:
Di dunia ratusan usaha bersaing, di Alam Baka biarpun di bawah sinar bintang-bintang juga penuh suasana berusaha, belum bisa menghilangkan perasaan duniawinya, di Alam Bakapun mengadakan kegiatan. Coba kamu pikir aneh tidak. Hari ini saya mengajak kamu meninjau ke DAERAH PENDUDUK BIASA, kamu akan menyaksikan sendiri, Yang Shen naik ke Teratai, sudah tiba cepat turun.
Yang Shen:
Dalam kota ini sungguh ramai suasananya, begitu banyak Roh mondar-mandir, mereka banyak tersenyum, tidak terlihat prajurit Alam Baka yang mengawasi mereka, sungguh bebas, di atas pintu kota tertulis DAERAH PENDUDUK BIASA, bagaimana keadaan di dalam kota ini?
Chi Hoet:
DAERAH PENDUDUK BIASA ialah DAERAH ROH BIASA, setiap Roh disini adalah manusia yang setelah meninggal dirinya seimbang dengan kelakuannya, karena hubungan dengan manusia di dunia tidak terdapat sangkut pautnya lagi, maka tidak usah Reinkarnasi, didaftar dan menetap di Daerah Penduduk Biasa, dalam kota ini boleh bebas melakukan kegiatan bertani atau berdagang, seperti yang pernah dilakukannya waktu masih hidup di dunia, namun disini diutamakan sebagai petani dan pedagang, harus berdikari, tidak seperti keadaan di dunia yang sudah begitu maju, tidak usah capai-capai bekerja, namun disini harus mengandalkan kedua tangan untuk bekerja untuk menghidupi dirinya, mari kita masuk ke dalam.
Jendral:
Dewa dari mana, sembarangan masuk kemari?
Chi Hoet:
Saya Chi Kung Budha atas Titah mengajak orang dari dunia mau meninjau kemari untuk dicantumkan dalam buku.
Jendral:
Keadaan disini mana boleh dibocorkan.
Chi Hoet:
Ini Titahnya, cepat lapor ke dalam.
Jendral:
Harap Chi Hoet mengampuni, sekarang saya mau melapor.
Kepala Daerah:
Harap Chi Hoet memaafkan dan Yang Shen memaklumi, karena Jendral tidak kenal, tidak tahu kalian yang datang, harap mengampuni dia.
Chi Hoet:
Karena tidak memberitahu dulu, mohon jangan menyalahkan.
Kepala Daerah:
Silahkan masuk.
Yang Shen:
Di dalam daerah ini banyak didirikan rumah-rumah, semua terbuat dari kayu tidak seperti gedung bertingkat yang ada di dunia.
Kepala Daerah:
Karena Roh yang mengisi di dalamnya, sifatnya kayu dan tanah bergabung, Roh tinggal di rumah kayu lebih cocok.
Yang Shen:
Ada toko minuman, juga ada toko makanan, warung dan sebagainya, keadaanya sama dengan di dunia, hanya disini terdapat Roh yang gondrong, juga rambutnya ada yang rambutnya berkepang, berpakaian zaman kuno, apa sebabnya?
Kepala Daerah:
Di dalam daerah ini terdapat Roh yang berbeda zaman dinastinya, karena sudah kebiasaan dengan kehidupan mereka, maka kamu merasa aneh melihat keadaan ini, mari saya ajak kamu melihat cara bertani di luar kota ini.
Chi Hoet:
Biar sudah beda alamnya, karena pikirannya sama, apa yang dikerjakan waktu masih hidup, sekarang melakukan kembali disini.
Yang Shen:
Ladang yang ada di luar kota ini banyak orang sedang bertani, mereka menggunakan kedua tangannya bercocok tanam, tidak ada sapi maupun mesin traktor yang membantu.
Kepala Daerah:
Setelah meninggal tidak bisa bersenang-senang seperti waktu masih hidup di dunia, harus menggunakan kedua tangannya.
Yang Shen:
Bagaimana kehidupan sehari-hari mereka ini?
Kepala Daerah:
Sama seperti di dunia, kehidupannya teratur, makannya juga tiga kali sehari, karena rohaninya masih memikirkan nafsu birahi, maka disinipun ada perkawinan, biar pekerjaannya memang capai, namun lama-kelamaan menjadi biasa.
Yang Shen:
Apakah mereka selamanya tinggal dan bekerja disini?
Kepala Daerah:
Tidak, mereka juga ada batas umurnya, setelah waktunya tiba, dirinya akan pensiun dan Reinkarnasi kembali ke dunia.
Yang Shen:
Apakah uang-uang kertas, pakaian serta uang emas, perak dan barang-barang sembahyang yang sudah dibakar dari dunia, apakah mereka menerima atau tidak?
Kepala Daerah:
Pertanyaan ini memang sering diributkan di dunia, saya akan menjelaskan. Setelah leluhur manusia meninggal ada yang membakar uang kertas, emas, perak dan lain-lain, maksudnya supaya bisa dipakai oleh leluhur mereka, namun tidak tahunya kebanyakan manusia yang sudah meninggal itu kini sebagai terhukum di Alam Baka, mana bisa menerima uang tersebut, ada pepatah "JIKA NASIB SUDAH TIBA, TANAHPUN MENJADI EMAS". Contohnya di dunia, di kota ini setiap meter tanah bisa berubah mendatangkan uang, juga mahal lagi, maka tanah bisa berubah menjadi emas memang kenyataan. Tentang uang kertas, uang emas, setelah dibakar akan menjadi abu juga, kembali ditanam dalam tanah diartikan tanah melahirkan emas, ini terjadi di rangkapan lahir dan menentang dalam pelajaran Panca Lima itu, kertas dibakar oleh api menjadi abu, namun bila emasnya tidak hilang, kini abunya ditanam ke dalam tanah dan dibasahi oleh hawa air, terjadilah hawa Panca Lima itu, hawa inilah yang diterima oleh Roh leluhur itu, setelah uang kertas, emas, perak dibakar oleh anak cucunya, seperti manusia yang sudah mendapatkan vitamin bisa menambahkan kehidupannya.
Yang Shen:
Kenapa ada juga leluhur yang sudah meninggal dalam mimpinya meminta anak cucunya membakarkan uang kertas untuk dipakai?
Kepala Daerah:
Yang dimakan oleh Roh adalah HAWA, barang untuk sembahyang kenapa tidak dimakan, ditelan oleh Roh, karena Roh hanya menghisap HAWAnya, Roh di Alam Baka karena berdikari kerjanya capai atau setelah dihukum hawa rohaninya menjadi lemah, maka kembali ke dunia minta makanan atau uang kepada anak cucu mereka, maksudnya minta dicukupi hawa rohaninya, karena itu jika mau membakar uang kertas, emas, perak dan sebagainya tidak usah banyak-banyak, cukup sebagai tanda berbakti saja, sebab kita sendiri bisa hidup senang di dunia, kesenangannya ini tidak bisa dirasakan oleh leluhur kita, mengadakan sembahyang untuk menenangkan rohani yang meninggal, ini ada sebabnya, seperti HAWA HOKI, HAWA MENYESAKKAN, juga sama-sama hawa namun berbeda manfaatnya. Membakar uang kertas, emas, perak untuk membantu Rohani Roh memang ada penggunaannya, namun jangan banyak-banyak, ini namanya pemborosan juga, harus tahu Roh hanya menerima hawa itu, bukan digunakan untuk jual beli, di Alam Baka terdapat alat pembayaran yang lain, bukan didatangkan dari Alam Dunia.
Chi Hoet:
Uang kertas hanya bermanfaat bagi Roh-roh biasa, kalau banyak berbuat jasa amal kebaikan di masa kehidupan atau orang yang bertapa sehingga sempurna, setelah meninggal rohaninya (hawa kebaikan/hawa ajaran) menembus ke Langit, tidak perlu ditambah HAWA UANG BIASA, HAWA BIASA lagi, hal ini diharapkan para umat bisa mengetahuinya.
Yang Shen:
Benar apa yang dikatakan oleh Guru Chi Kung, kalau tidak bagaimana, produksi yang terdapat di dunia, mutu uang kertaspun banyak berbeda, setibanya di Bank Alam Baka, masih bisa dipakai atau tidak masih menjadi tanda tanya?
Chi Hoet:
Ha ha ha, pabrik yang berproduksi uang kertas Alam Baka memang banyak, hanya karena mau mencari untung besar, bahan-bahannya banyak dikurangi jika tidak memproduksikan uang Alam Baka yang benar-benar, setelah dibakar dan ditolak di Alam Baka, ini bisa celaka luh!
Yang Shen:
Roh yang terdapat di DAERAH PENDUDUK BIASA, apa bedanya dengan Roh berdosa.
Kepala Daerah:
Roh di Daerah Penduduk Biasa lebih bebas, tidak banyak ikatannya, namun jika mau ke Alam Dunia, harus minta izin, jika ketemu bulan Chit Gwee boleh bergiliran keluar, jika Roh dosa keadaannya berbeda, selain menerima hukuman setiap hari, terkecuali ketemu hari kematiannya atau ada urusan yang istimewa, maka tidak diizinkan untuk keluar, juga tidak ketemu bulan Chit Gwee, hanya bagi yang dosanya ringan, baru boleh keluar untuk bermain-main.
Yang Shen:
Oh, begitu.
Chi Hoet:
Mengharapkan manusia di dunia banyak sembahyang, mendengar ajaran yang benar, sehingga diriya bisa sadar, ketahuilah sesungguhnya tubuh ini hanyalah titipan di dunia yang penuh kepalsuan ini bisa insyaf, janganlah setelah meninggal masih mempunyai pikiran seperti waktu masih hidup, sehingga masuk ke Daerah Penduduk Biasa disini tetap melanjutkan pekerjaan yang dulu, ini apa artinya. Tidak bisa menyadari apa maksudnya kehidupan dan kematian itu Reinkarnasi berputar terus, kapan mau kembali ke tempat asalnya lagi, hari ini waktunya sudah habis, siap pulang.
Kepala Daerah:
Perintahkan para Pejabat berbaris mengantar tamu.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk kepala, kami permisi.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 60
MENGUNJUNGI RUANGAN MENGUMPUL AMAL, BAGIAN MENERIMA AMAL DAN BAGIAN MEMBERIKAN HUKUM
TAHUN 1978, LAK GWEE CAP LAK

Chi Hoet:
Hari ini mengunjungi Alam Baka, kita diatur berjadwal ke RUANGAN MENGUMPULKAN AMAL BAGIAN MENERIMA AMAL DAN BAGIAN MEMBERIKAN HUKUMAN, setelah hampir selesai tugas kita mengarang buku ini, ini suatu kebaikan, pertanda amal masih berada di dunia ini, kalau begitu tidak sia-sia kelelahan Dewa dan manusia mondar-mandir ke Alam Baka, hanya saya berharap para umat kini bisa mengenal ajaran yang benar, banyak sembahyang dan berbuat amal kebaikan, buku ini tercantum ajaran yang murni yang sungguh bisa dimanfaatkan oleh umat agama masing-masing, kalau sering membacakan ada kebaikan bagi diri kita, saya tidak bosan-bosannya memberitahu, hanya berharap para umat bisa menghilangkan kejahatan, menekuni kebaikan, banyak melakukan amal akan mendapat julukan orang baik. Apakah kamu senang kalau mendapat julukan tersebut? Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap. Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen:
RUANGAN MENGUMPUL AMAL, ada di depan, seperti satu sekolah di lapangan luar sungguh bersih, juga ada tanaman bunga-bunga tidak seperti di Neraka yang begitu seram nampaknya.
Chi Hoet:
RUANGAN MENGUMPUL AMAL adalah sekolah di Alam Baka khusus mendidik dan mengajar Roh yang akan menjabat menjadi Dewa atau yang akan menjadi petugas di Alam Baka.
Yang Shen:
Pintu ruangan sudah terbuka, Pejabat sedang berbaris menyambut kedatangan kita.
Chi Hoet:
Kepala ruangan dan Pejabat sudah keluar, Yang Shen cepat berikan salam.
Kepala Ruangan:
Tidak usah sungkan, selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen, kami sudah lama menanti kedatangan kalian, cepat ikut saya masuk ke depan biar kamu bisa menyaksikan keadaan disini.
Chi Hoet:
Terima kasih, hari ini kami akan merepotkan harap kepala ruangan bisa banyak memberikan petunjuk, agar Yang Shen bisa tahu.
Kepala Ruangan:
Tentu disini dinamakan RUANGAN MENGUMPUL AMAL atau RUANGAN TERKUMPUL AMAL, setiap manusia waktu masih hidup di dunia, kalau banyak terkumpul jasa amal kebaikan, namun belum cukup pantas masuk ke Surga, maka harus dididik di Ruangan Mengumpul Amal, dilatih agar bisa lulus ke Surga, atau sebagai Dewa turun ke dunia, menolong dan melindungi para umat di dunia.
Yang Shen:
Orang itu bukankah ketua kami CHANG CHIAN AN yang sudah meninggal?
Chi Hoet:
Ya, hari ini kalian bisa berjumpa disini, sungguh ada jodoh.
Yang Shen:
Dia jadi sedih menangis, begitu ketemu saya.
Kepala Ruangan:
Roh Guru CHANG, kamu jangan bersedih, hari ini disengaja agar kalian bisa bertemu disini, sekarang ceritakan keadaan kamu setelah meninggal dunia.
Roh Chang:
Hari ini bisa ketemu tuan Yang Shen, saya sungguh senang namun juga sedih. Waktu masih hidup, di Vihara Shen Shien banyak mendapat ajaran Guru Kuan, juga dukungan ketua Chin dan para umat sehingga saya senang membantu, tiap hari ke tempat PENERBIT MAJALAH SHEN SHIEN bantu menulis, mengirim majalah dan menjilid buku-buku amal, berpikir dengan jasa ini saya bisa ke Surga bersenang-senang, tetapi karena masih punya ikatan kasih sayang di dunia, maka setelah meninggal, walaupun saya diajak Dewa Hoki dan dalam perlindungan Guru, karena berbuat kesalahan juga banyak, setelah ditimbang atas jasa amal kebaikan saya, tidak bisa lulus untuk masuk ke Surga. Waktu masih hidup, Guru sungguh menyayangi saya dan banyak berharap pada saya sehingga banyak menasehati saya, juga memberikan ajarannya, namun karena saya kurang cerdas, tidak bisa banyak memahami pelajarannya, sehingga cita-cita saya belum terlaksana, badan ini meninggal duluan, karena masih jujur, maka Guru tetap mengajak saya menyaksikan hukuman yang terdapat di Neraka, kemudian masuk ke Ruangan Mengumpul Amal melatih diri setiap hari, belajar bahasa dan menerima ajaran, juga sering diadakan ujian, untuk melatih hati kita, seperti melihat uang tidak serakah, melihat sexsual tidak tergoda, penuh hati yang mengasihani dan lain-lain, ini baru bisa lulus. Pertanyaannya kebanyakan adalah jelmaan Dewa Budha, contohnya kita sedang berjalan di suatu tempat, tiba-tiba di jalanan banyak emas permata, perempuan yang cantik menggairahkan untuk digoda, kalau hati kita tidak tenang akan tergoda, maka gagallah ujian tersebut, harus melatih lagi, disini sering kedatangan Dewa Budha berceramah dan mengadakan pelajaran, tidak dihukum, namun rasanya sekolah dan mengikuti ujian juga tidak menyenangkan luh.
Kepala Ruangan:
RUANGAN MENGUMPUL AMAL adalah tempat untuk melatih calon Dewa yang akan menjabat ke Alam Dunia, demi kedalaman ajaran Dewa itu, maka sering diadakan ujian agar mencapai kesempurnaannya sampai tamat, juga ada yang setelah tamat pelajarannya diajak oleh Guru mereka kembali ke Surga untuk dilatih lagi disana, namun juga ada yang langsung menuju ke dunia dan bertugas disana.
Roh Chang:
Saya mau titip tuan Yang Shen memberitahukan anak-anak saya agar mereka baik-baik melatih diri dan banyak sembahyang, anak saya Wun Shien hatinya keras, tidak bisa berguna jadi orang yang mulia, sungguh sayang saya harap para umat di Vihara baik-baiklah berjuang, pikir-pikir waktu itu saya juga ingin ikut kamu meninjau ke Neraka, tidak tahunya benar-benar menjadi kenyataan, ingin banyak membuat jasa kebaikan, karena sudah hilang tubuh itu, jadi tidak bisa lagi.
Chi Hoet:
Begitulah keadaannya sebagian RUANGAN MENGUMPUL AMAL, kita sekarang menuju ke BAGIAN MENERIMA AMAL, MEMBERIKAN HUKUMAN, menyaksikan keadaan kedua bagian itu, permisi.
Yang Shen:
Baik-baiklah membina diri Guru Chang, tidak usah banyak khawatir tentang Vihara.
Roh Chang:
Terima kasih.
Kepala Ruangan:
Para Pejabat berbaris mengantar tamu.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai, kita menuju ke tempat lain.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
BAGIAN TERIMA AMAL, sudah tiba.
Yang Shen:
Benar, bangunan ini terdapat tulisan BAGIAN TERIMA AMAL.
Kepala Bagian:
Selamat datang Chi Kung Budha dan Yang Shen.
Chi Hoet:
Hari ini kami kemari meninjau, tolong ceritakan keadaan bagian tempat ini.
Yang Shen:
Roh kemari diantar Dewa Hoki, tidak dikawal, diborgol dan dicambuk, sungguh bebas.
Kepala Bagian:
Roh yang di masa kehidupan, yang banyak membuat jasa kebaikan dibanding kesalahan, sebagian Roh menunggu sidang selanjutnya, maka merekapun benar-benar bebas, bisa minum teh sambil mengobrol atau main catur melepas lelah, Bagian Menerima Amal ialah tempat yang dibuat untuk Roh amal istirahat sementara disini, menantikan waktu untuk dikirim ke Ruangan Kumpul Amal atau ke masing-masing tingkatan disidang kembali atas berkas-berkas jasanya.
Yang Shen:
Oh, begitu.
Chi Hoet:
Karena terbatasnya waktu, kita meninjau ke Bagian Memberikan Hukuman, permisi Kepala bagian.
Kepala Bagian:
Perintahkan Pejabat berbaris mengantar tamu.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai, tidak jauh dari sini adalah Bagian Memberikan Hukuman...sudah tiba.
Yang Shen:
Keadaan disini berbeda dengan Bagian Menerima Amal, di atas bangunan terdapat tulisan BAGIAN MEMBERIKAN HUKUMAN, Roh yang kemari semua dikawal oleh prajurit Alam Baka, sepertinya baru ditangkap.
Kepala Bagian:
Selamat datang atas kedatangan kedua Guru, hari ini tiba disini, kami ,merasa bangga, kalian bertugas mengarang buku untuk menasehati dunia, sungguh berjasa.
Chi Hoet:
Tidak usah banyak memuji, kamu sudah datang karena waktunya terbatas, cepat ceritakan keadaan bagian ini.
Kepala Bagian:
Baiklah, bagian ini disebut BAGIAN MEMBERIKAN HUKUMAN, setiap manusia kalau berbuat jahat, melanggar Hukum Langit, maka dicatat terus oleh Dewa di bumi atau petugas yang berpatroli di dunia, kembali melapor ke Istana Alam Baka, kalau terdapat kesalahan yang berat, maka bagian ini bertugas mengambil rohaninya untuk dihukum, manusia yang dihukum akan merasa mabuk di dunia, perasaan badannya sungguh sakit, pertanda waktunya akan sakit, kepalanya pusing, sakit kepala, seluruh badan terasa tidak enak, manusia di dunia tahunya dirinya hanya akan sakit, badan tidak enak tetapi tidak tahu Rohnya sudah mendapat hukuman, setelah sembuh, itu karena Rohnya sudah dipulangkan lagi ke dunia, maka perasaannya sudah enak kembali, Roh yang tadi dikawal oleh prajurit Alam Baka itu mereka adalah Roh yang dari dunia, inilah kerjaan pertama kami untuk memberikan hukuman kepada manusia di dunia. Kerjaan kedua adalah setelah meninggal karena dosa yang berat, ada yang dihukum duluan disini, setelah berkas-berkasnya sudah habis diperiksa di masing-masing tingkatan, maka Roh dosa tersebut baru diserahkan ke masing-masing tingkatan, karena tugas inilah, bagian ini disebut Tempat Tahanan Sementara.
Yang Shen:
Oh begitu, terima kasih atas penjelasan Kepala Bagian.
Chi Hoet:
Waktu sudah tiba, siap-siaplah untuk pulang.
Kepala Bagian:
Perintahkan Pejabat berbaris mengantar tamu.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar