Hoki, Keberuntungan Dan Kamma
Bila membaca kamus, pengertian “Hoki” dan keberuntungan sering diartikan sama yaitu kemujuran atau nasib.Sedangkan, dari sumber yang berbeda diperoleh pengertian yang lain.
Bahwa seseorang dikatakan hoki apabila ia memiliki sekaligus tiga hal yaitu :
1. Memiliki keahlian.
2. Memiliki kemauan untuk menampilkan / mempertunjukkan keahliannya.
3. Memiliki kesempatan untuk menampilkan keahliannya tersebut.
Sedangkan “Keberuntungan” diartikan sebagai suatu kondisi yang tak terpikirkan sebelumnya, tidak terduga, tetapi memberikan hasil sesuai harapan.
Orang “Sukses” berbeda dengan orang beruntung, walaupun sekilas terlihat sama. Orang “Sukses” adalah orang yang memiliki keinginan, memiliki cara untuk mencapai keinginan tersebut, dan hasilnya tercapainya keinginan itu.
Sedangkan orang yang “Beruntung” itu adalah orang yg punya keinginan tapi tidak tahu bagaimana caranya untuk mencapai keinginan tersebut, namun keinginan itu tetap saja tercapai.
Sebagai umat Buddha tentu telah mengetahui bahwa kamma berarti niat. Oleh karena itu, kamma bersifat aktif. Sayangnya, banyak orang yang salah mengartikan kamma sebagai kondisi yang bersifat pasif.
Contoh, ketika seseorang menderita kerugian, lantas kita berkata “Rasain, kamma tuh!!” Padahal itu bukan kamma, melainkan buah kamma atau hasil dari kamma/niat yang pernah ia dilakukan sebelumnya. Buah kamma tidak hanya bersifat buruk, namun ada juga buah kamma yang baik.
Contoh lebih lanjut, seseorang yang menderita sakit. Berarti buah kamma buruknya sedang berbuah. Lantas bagaimana? Pertama harus diterima, bahwa sakit itu adalah buah dari kamma buruk. Setelah itu, kita perlu membuat kamma yang baru (secara aktif) dengan pergi berobat ke dokter disertai perbuatan baik. Maka dengan demikian, baru nasib itu bisa berubah yaitu memperoleh kesembuhan.
Telah dijelaskan dalam Dhamma bahwa keberhasilan seseorang ditentukan oleh dua hal yaitu :
1. Usaha yg keras
2. Kebajikan yang akan menghasilkan buah kamma baik dalam bentuk kesempatan.
Apabila seseorang hanya berusaha saja, bekerja keras siang malam, tetapi tidak pernah berbuat kebajikan, maka ia sulit untuk berhasil. Sebaliknya, jika seseorang hanya berbuat baik dan sembahyang saja, tanpa melakukan usaha apapun, maka ia juga tidak akan berhasil. Keduanya ini harus dijalankan bersamaan untuk mencapai keberhasilan.
Kembali ke topik, jika dikaitkan apa hubungan antara hoki, keberuntungan dan kamma, maka sudah jelas bahwa memiliki kemauan untuk memperlihatkan keterampilannya adalah kamma atau niat secara aktif untuk berusaha. Kemudian juga perlu memiliki kesempatan sebagai buah kamma baik yang telah mencukupi.
Adapun “Keberuntungan” adalah buah kamma baik yang mengkondisikan tercapainya harapan kita. Maka dari itu, untuk mencapai hoki, keberuntungan dan sukses, tidak ada cara lain selain berusaha dan terus melakukan kebajikan baik dengan pikiran, ucapan dan badan (perbuatan).
Pikiran yang baik dan positif terus dikembangkan. Ucapan yang bermanfaat serta perbuatan yang baik juga terus dikembangkan. Inilah yang bisa membawa keberuntungan, hoki, kebahagiaan serta menghindari kita semua dari malapetaka dan bahaya.
Penulis : Yolanda, Officer BUC
Sumber : Y.M Bhikkhu Uttamo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar