Pages - Menu

Pages

Selasa, 17 Juli 2012

Lanjutan Pernapasn Botol

Sadhana Penyeberangan Terpintas
Langsung Terlahir di Buddhaloka


Sembah sujud pada Y.A. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye. Sembah sujud pada para arya di altar mandala. Gurudhara, para acarya, dharmacarya, lama, para umat se-Dharma, selamat siang semuanya.

Hari ini kita melakukan homa Padmakumara. Saat homa dimulai, adinata homa, Padmakumara telah hadir di sini. Sepertinya setiap kali homa seperti itu, sebelum homa dimulai pun, sebenarnya adinata homa telah tiba. Kita melakukan peragaan mudra homa, tangan membentuk mudra Padmakumara, bervisualisasi Padmakumara, Mahaguru, dan api berada di dalam api homa. Saat itu, tiga kali bersama, tiga kali berpisah, tiga kali datang, tiga kali pergi, bebas datang dan pergi. Sekali Padmakumara masuk, menyatu dengan api dan Mahaguru. Sebenarnya, tidak datang juga tidak pergi, dari awal memang sudah bersama. Demi menyeberangkan para insan, Ia menunjukkan datang dan pergi.

KITA HARUS MENDENGARKAN TBF SAAT MAHAGURU DAN GURUDHARA TIDAK ADA

Kita melanjutkan cerita lucu tentang interview yang kemarin sempat kita ceritakan. Seseorang melamar kerja menjadi seorang pengawal. HRD bertanya padanya, "Apakah Anda punya pengalaman?" Ia melihat-lihat sekitarnya, kebetulan seorang mabuk lewat, ia pun membekuknya, lalu dibanting, kemudian ditendang keluar pintu. Begitu HRD melihat, ya ampun, ahli kungfu, ia memang pantas menjadi seorang pengawal. Si pelamar mengatakan bahwa ia ingin bertemu General Manager, HRD pun mengatakan tidak mungkin, dan memintanya menunggu beberapa waktu, sebab General Manager sedang terluka karena ditendang oleh Anda.

Ada sebuah cerita tentang interview lagi. Seorang direktur dan General Managernya hendak menginterview para pelamar kerja yang akan direkrut menjadi sekretaris General Manager. Mereka menguji para pelamar dengan sebuah pertanyaan, "Ketika Direktur dan General Manager tidak sependapat, sebagai seorang sekretaris, pendapat siapa yang seharusnya didengar?" Salah seorang pelamar menjawab, "Posisi direktur paling tinggi, saya tentu mendengar pendapat direktur." Pelamar kedua terkesan lebih realistis, ia menjawab, "Saya akan mendengar pendapat General Manager, sebab saya adalah sekretarisnya, dia menggaji saya, saya justru mendengar pendapat orang yang menggaji saya." Pelamar ketiga terkesan lebih pintar, lebih bijak, ia menjawab, "Tergantung situasi dan kondisi." Begitu pelamar keempat mendengar, ia pun menjawab, "Saya akan mendengar pendapat direktur, tapi saya juga akan mendengar pendapat General Manager. Seorang setengah." Pendapat antara mereka berdua justru saling kontradiksi, bagaimana Anda bisa mendengar pendapat mereka berdua. Kemudian pelamar kelima ditanya, ia tidak menjawab, kemudian berdiri dan berbisik pada General Manager, "Saya dengar pendapat Anda." Kemudian ia menuju tempat direktur berada, juga berbisik tanpa didengarkan oleh orang lain, "Saya dengar pendapat Anda." Akhirnya, pelamar kelima yang terpilih.

Ada sebuah pertanyaan untuk Anda, ketika Mahaguru, Gurudhara, Acarya Dehui dari Vihara Ling Shen Ching Tze, dan para ketua departemen TBF mempunyai pendapat yang berbeda, dari keempat pendapat ini, pendapat siapa yang harus didengar? (Hadirin menjawab: pendapat Mahaguru!) Semua mendengar pendapat saya? Seharusnya, saat Mahaguru dan Gurudhara tidak ada, kalian harus mendengar pendapat TBF. Ketika ketua departemen TBF juga tidak ada lagi, ketiganya sunyi senyap, kalau begitu dengarlah pendapat Acarya Dehui. Kalian mengatakan bahwa kalian mendengar pendapat saya, itu memang menghibur saya. Sebenarnya, Mahaguru juga mendengar pendapat Gurudhara. Ini bercanda! (Mahaguru tertawa)

Tadi bicara tentang "sunyi senyap", ada lagi sebuah cerita lucu! Juga diceritakan oleh Chen Chuan-fang. Chen Chuan-fang bercerita bahwa ada tiga menantu laki-laki yang sedang menghadiri perayaan ulang tahun mertua mereka. Mertua mereka berkata, "Kalian harus mendeklamasikan sebuah sajak, di dalam sajak harus ada kata "bundar", "kurang sempurna", "kacau balau", dan "sunyi senyap". Menantu pertama adalah penyair, ia pun mendeklamasikan, "Rembulan tanggal 15 berbentuk bundar, sampai tanggal 20 menjadi kurang sempurna, bintang yang bertaburan di langit tampak kacau balau, begitu fajar merekah suasana menjadi sunyi senyap." Seorang menantu yang menjual biskuit wijen mendeklamasikan, "Biskuit wijen berbentuk bundar, digigit sesuap menjadi kurang sempurna, wijen berjatuhan di seluruh lantai membuat suasana kacau balau, sehabis biskuit wijen dimakan suasana jadi sunyi senyap." Menantu ketiga yang tidak begitu berpendidikan mendeklamasikan, "Melihat wajah ibu mertua berbentuk bundar, ayah dan ibu mertua begitu meninggal satu menjadi kurang sempurna, upacara duka berlangsung kacau balau, begitu keduanya meninggal suasana menjadi sunyi senyap."

UNTUK MEMBLOKIR KETUJUH LUBANG DALAM SADHANA PENYEBERANGAN TERPINTAS HARUS MENGGUNAKAN PERNAPASAN BOTOL

Hari ini kita mengadakan homa Padmakumara. Ia ada beberapa abhiseka. Salah satu yang terpenting adalah "Sadhana Penyeberangan Tercepat Padmakumara". Ini sangat penting. Bagi seorang sadhaka, kematian bukan apa-apa. Sebenarnya, setiap orang pasti akan meninggal dunia, "suatu hari nanti akan tiba giliran Anda." Ketika saya muda, saya mengira di Taiwan bisa berkembang, hingga usia 38 tahun juga belum apa-apa. Alhasil saya merintis Zhenfo Zong di Amerika Serikat hingga sekarang, dalam sekejap, dari usia 38 tahun berubah menjadi usia 60-an tahun. Ketika sedang mengadakan homa, begitu saya melihat daftar nama mendiang yang didaftarkan, ada yang berusia 50-an tahun, ada yang berusia 60-an tahun, ada yang berusia 70-an tahun, banyak yang berusia 70-an tahun sudah meninggal dunia. Saya pikir hidup saya tidak akan lama lagi, saya harus menekuni "Sadhana Penyeberangan Terpintas". Asal tahu saja, kalian harus menekuni pernapasan botol, sadhana ini ada hubungannya dengan pernapasan botol. Pada tahap inti sadhana, saat Anda menjelang ajal dan hampir meninggal dunia, dengan pikiran yang terakhir, Anda bervisualisasi teratai dan putiknya berada di hadapan Anda, kemudian gunakan aksara mantra "OM. AH. HUM." Aksara "HUM" berwarna biru, blokir pintu keluar masuk di tubuh Anda, blokir ketujuh pintu, yakni menekan aksara "HUM" pada kedua mata, kedua telinga, kedua hidung, mulut, cakra pusar, lubang urine, dan anus. Tekan ketujuh lubang, sisakan lubang ubun-ubun, jangan ditekan.

Di dalam hati Anda ada lagi sebuah aksara "HUM" biru. Itulah aksara "HUM" biru Anda yang terakhir, melambangkan roh Anda. Umumnya orang menyebutnya "arwah". Agama Buddha mengatakan, orang yang telah meninggal dunia disebut "bardo" atau "antara-bhava", bagi seorang sadhaka, itulah hati Anda, kesadaran Anda. Aksara "HUM" biru ada di ulu hati Anda, saat itu, tariklah napas terakhir--pernapasan botol, kemudian napas ini masuk ke nadi tengah, mendorong aksara "HUM" biru ini, agar roh menyatu dan langsung keluar lewat ubun-ubun kepala. Perhatikan putik di tengah teratai ini, Anda tembak secara membusur, sekali dorong, tembak ke dalam putik teratai laksana anak panah, sehingga Anda pun terlahir di alam suci. Terlahir di mana? Yakni terlahir di alam suci Buddhaloka, karena sekuntum teratai ini adalah titisan teratai Anda.

SADHANA GRONG 'JUG JUGA HARUS MEMBLOKIR KETUJUH LUBANG DENGAN PERNAPASAN BOTOL

Apa yang dimaksud dengan "Tulku"? Tulku juga menggunakan cara ini, memblokir ketujuh lubang, hanya tinggal lubang ubun-ubun, pernapasan botol yang sehari-harinya telah dilatih dengan baik, memasuki nadi tengah, roh menyatu, mendorongnya ke atas hingga lubang ubun-ubun, saat itu visualisasinya bukan teratai, melainkan visualisasi rahim wanita. Sebab jika bervisualisasi teratai berarti pergi ke alam suci Buddhaloka. Terus terang, saya tidak begitu mengerti rahim wanita, wanita pasti kurang lebih memahami bentuk rahimnya sendiri. Namun, Anda hanya boleh masuk ke rahim yang memancarkan cahaya putih yang sangat terang. Anda harus amati dengan kesadaran dan Pratyaveksa-jhana Anda, amati sebuah rahim putih dan sangat terang di dalamnya, kemudian roh Anda keluar lewat lubang ubun-ubun, terlontar ke dalam rahim, Anda pun terlahir menjadi tulku, dengan demikian, Anda akan tetap menjadi sadhaka dalam kehidupan yang akan datang, itulah Buddha Hidup.

Jika Anda melihat rahim merah, memancarkan cahaya merah yang sangat menyilaukan, ketika Anda melontarkan roh Anda lewat ubun-ubun kepala ke dalamnya, Anda pun lahir di keluarga yang kaya raya, dijamin seumur hidup Anda hidup berkelimpahan, sekaya putra Bill Gates. Jika Anda terlahir di rahim merah yang sangat cemerlang, itu rahim orang kaya, di kehidupan yang akan datang, Anda mungkin akan menjadi presiden. Bila Anda terlahir di rahim putih yang sangat cemerlang, itulah rahim Buddha Hidup. Inilah "Sadhana Grong 'jug". Di dalam ajaran Tantra terdapat "Sadhana Grong 'jug". Bila kita terlahir di putik teratai, berarti kita terlahir di alam suci Buddhaloka, langsung menitis, itulah "Sadhana Grong 'jug".

Saat itulah kemampuan visualisasi dan pengundangan Anda sehari-harinya boleh dikembangkan; pernapasan botol yang Anda latih sehari-harinya, saat ini boleh digunakan; biasanya, pada saat Anda melatih pernapasan botol, Anda sering menuntun prana ke dalam nadi tengah. Begitu Anda menyaksikan hati ini, saat ini akan terpakai. Paling tidak, setelah roh Anda keluar, di dalam wujud roh, Anda masih mengingat yidam Anda, saat itulah yidam Anda keluar, jika Anda dapat mendekati yidam, melebur dengan yidam, itu juga sangat baik, Anda bisa ke alam suci. Jika yidam Anda datang dengan membawa teratai putih, itu lebih baik lagi. Ada beraneka warna teratai, ada teratai emas, ada teratai perak. Jika Dharmapala Anda keluar, Anda boleh melebur ke dalam Dharmapala Anda; bila Mulaguru muncul, Anda boleh melebur dengan Mulaguru Anda, namun semua ini termasuk keberhasilan bardo, tingkatannya lebih rendah.

TANPA MELATIH DIRI DAN MELUPAKAN TRIMULA AKAN MENYEBABKAN TERJERUMUS KE ALAM HEWAN DENGAN MUDAH

Kondisi apa yang paling tidak baik? Anda tidak melatih pernapasan botol, Anda juga tidak mencapai keberhasilan dalam sadhana yidam, sehari-harinya Anda juga tidak japa mantra, juga tidak japa nama Buddha, juga tidak melatih visualisasi, apapun tidak mahir, saat itu Anda akan mengalami kondisi apa? Yaitu kondisi mimpi. Saat Anda meninggal dunia, begitu bardo Anda keluar, Anda pun mengalami mimpi, lantas Anda pun mengikuti mimpi dan Anda tidak sadar bahwa Anda sedang bermimpi, Anda akan terluntang-lantung. Saat itu, bila di dalam hati Anda tidak ada Guru, Yidam, dan Dharmapala. Anda akan terluntang-lantung ke mana-mana, Anda bergantung pada sebab akibat Anda, Anda akan berubah menjadi babi, anjing, atau kucing, semua terserah Anda.

Jika suatu pagi, saat Anda terbangun, Anda menemukan bahwa yang berbaring di ranjang Anda bukan Anda, melainkan seekor kucing, lalu apa yang Anda lakukan? Saya mau uji kalian. Sekarang, banyak lapangan kerja, saat interview, bos menanyakan Anda sebuah pertanyaan, "Jika besok pagi Anda menemukan diri Anda berubah menjadi seekor kucing, apa yang Anda lakukan?" Jika Anda dapat memberikan jawaban yang memuaskannya, Anda pun lolos. Jika jawaban Anda dirasa kurang kreatif, Anda pun gagal dalam interview.

Asal tahu saja, ini bukan cerita lucu. Jika di hati Anda tidak ada Mulaguru, Yidam, dan Dharmapala. Sehari-harinya Anda tidak bersadhana, Anda hanya sekadar diabhiseka, begitu pulang dari mendengar ceramah Anda masih kebingungan. Suatu hari nanti, begitu Anda bangun, Anda benar-benar menjadi seekor kucing, karena ini adalah sebab akibat Anda. Anda akan menjadi apa yang Anda sebabkan, berjalan mengikuti sebab akibat, itulah enam alam tumimbal lahir. Jadi, ingatlah, salah satu abhiseka yang akan diberikan hari ini sangat penting, Anda harus bervisualisasi teratai, saat Anda mengembuskan napas terakhir, saat roh Anda menerobos lubang ubun-ubun, bila Anda dapat terlontar ke dalam putik teratai, Anda pasti terlahir di alam suci, inilah "Sadhana Penyeberangan Terpintas". Jadi, kita juga harus menekuni pernapasan botol, memahami hati dan menyaksikan Buddhata, serta menyaksikan "kebenaran", mengerti untuk memblokir ketujuh lubang Anda, saat Anda hampir meninggal dunia dan terlahir di alam suci, Anda pun keluar dari lubang ubun-ubun. Sudah mengerti? Amituofo. Terima kasih. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar