Banyak Melihat Kebaikan Insan Akan Meningkatkan Niat Menghormati dan Menyayangi
(Intisari Ceramah Dharma Raja Buddha Lian Sheng Pada Upacara Homa Ragavidyaraja Tanggal 15 Maret 2009 di Rainbow Temple, Seattle, Amerika Serikat)
Sembah sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye. Sembah sujud pada Triratna mandala, sembah sujud pada Yidam Homa Ragavidyaraja, sembah sujud pada Para Yidam Merah kerabat Ragavidyaraja. Gurudhara, Para Acarya, Para Lama, Dharmacarya, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat sekalian serta para umat yang menonton secara online di internet, salam sejahtera!
Hari ini kita mengadakan Homa Ragavidyaraja, mudra-Nya adalah mengepal ke dalam, kemudian jari tengah berdiri bersilangan; bersilangan berarti "Terdapat kekeruhan batin" ; dipisah menjadi Mudra Bodhisattva Ksitigarbha, "Tiada kekeruhan batin" ; disatukan menjadi Mudra Yamantaka; Saling bersilangan bermakna terdapat kekeruhan batin, karena kebanyakan Bodhisattva Ksitigarbha adalah berwujud selibat, maka terpisah. Ragavidyaraja bagaikan sebuah kobaran api, jari tengah dari Mudra Ragavidyaraja adalah bersilangan, saat mengundang kehadiran Ragavidyaraja harus menggunakan "Zha Hum Ban Huo" , "Zha Hum Ban Huo", "Zha Hum Ban Huo" , "Zha Hum Ban Huo"....kemudian tangan membentuk Mudra Ragavidyaraja, saat jari tengah bersilangan harus digesekkan, menyentuh hati Vidyaraja, maka Beliau pun turun. Homa Ragavidyaraja kali ini, Ragavidyaraja turun dua kali, (tepuk tangan hadirin), ini agak istimewa, Beliau turun dua kali, berarti Dharmabala telah meningkat, Dharmabala yang dapat membuat permohonan kasih sayang kalian dapat terwujud, dengan meningkatnya Dharmabala kasih sayang, semua orang pun saling menghormati dan menyayangi.
Dulu saya pernah menerangkan banyak Sadhana Ragavidyaraja, diantaranya adalah Sadhana Busur dan Panah. Tadi saat homa, kalian juga melihat saya melempar busur dan panah, panah ini tidak dapat melukai orang, karena di ujungnya ada sekuntum bunga Utpala, di ujung panah ada bunga Utpala, saat dilepaskan, visualisasi bunga merah Raga mengenai hati pasangan Anda, supaya di dalam hatinya timbul rasa cinta, maka timbullah rasa cinta. Ragavidyaraja punya banyak sadhana, tangan-Nya memegang padma merah, padma merah ini punya berbatang-batang putik, setiap kali melakukan sadhana homa, masukkan sebatang putik padma merah, pasangan Anda akan timbul rasa sayang pada Anda, ini juga suatu metode kasih sayang (wasikarana) dan penaklukan (abhicaruka). Jadi, kita mengadakan Homa Ragavidyaraja dengan harapan supaya para insan memperoleh pemberkatan Ragavidyaraja, semua memiliki hati yang saling menghormati dan menyayangi, dari skala kecil seperti perorangan hingga skala besar seperti mahavihara, vihara, dan cetiya, bahkan rumah tangga, semua orang dapat hidup rukun dan harmonis. (tepuk tangan hadirin)
Meski wajah Ragavidyaraja sangat garang, namun, sebenarnya Beliau adalah yidam merah, mengeluarkan kekuatan wibawa agung, yaitu kekuatan wibawa besar dari kasih sayang. Ragavidyaraja berwarna merah, melambangkan kasih sayang, merupakan yidam merah. Buddha Amitabha juga berwarna merah, juga yidam merah. Bhagawati Kurukulle juga berwarna merah, juga yidam merah. Karenanya, seluruh dewi yang berjubah merah adalah yidam merah. Ragavidyaraja memiliki banyak kerabat, semuanya disebut yidam merah. Homa Ragavidyaraja kita kali ini ada penyeberangan, ada keharmonisan, ada tolak bala, juga ada penaklukan dan kemakmuran, kemudian ada penyembuhan, Beliau juga punya sadhana penyembuhan. Jika semua orang menghormati dan menyayangi Anda, keuntungan Anda dengan sendirinya akan meningkat; Bila semua orang menghormati dan menyayangi Anda, dengan sendirinya Anda akan memperoleh kebijaksanaan yang besar dari mereka semua. Jadi, manfaat menekuni sadhana Ragavidyaraja adalah menambah berkah dan prajna, semua tercakup di dalamnya, manfaatnya sama dengan menekuni sadhana Bhagawati Kurukulle. Ragavidyaraja tampil dalam wujud angkara murka terutama adalah kasih sayangnya sangat kuat.
Hari ini kita kembali bahas sedikit mengenai Diktat Hevajra, bab ke-3: Mandala Hevajra. Saya pernah mengatakan bahwa altar adalah mandala, mandala sama halnya dengan lukisan di dalam Thangka, luarnya bujursangkar, dalamnya bundar, semua mandala itu demikian. Minggu lalu, saya pernah mengatakan, di Zhenfo Zong terpotret banyak foto titik cahaya di mandala, padat sekali, titik cahaya bundar turun dari angkasa, di tengah titik cahaya bundar tersebut terdapat Yidam Utama, kita menyebutnya Sinar Prajna. Lambang dari mandala, ada tembok kota, empat pintu dan empat tembok, di tengahnya terdapat mandala yang bertingkat - tingkat, ada Yidam Utama ada di tengahnya,di sekililngnya ada semua kerabat-Nya.
Di tengah Mandala Hevajra terdapat yidam utama Hevajra, disekeliling-Nya terdapat 8 Bharya, kita sebut sebagai 8 Dakini Utama, yaitu : Bharya Gauri (高利明妃), Bharya Cauri (可利明妃), Bharya Vetali (維多利明妃) , Bharya Ghasmari (噶思瑪利明妃)、Bharya Pukkasi (卜卡西明妃)、Bharya Shavari (沙瓦利明妃)、Bharya Candali (軍荼利明妃) dan Bharya Dombini (東比明妃),ada 8 Dakini Utama mengitari Hevajra, masing-masing memegang Dharmayudham. Bharya Gauri membawa candra, Bharya Cauri membawa Suryakalasa, Bharya Vetali membawa air suci, Bharya Ghasmari membawa obat. Bharya Pukkasi membawa Vajra. Bharya Shavari membawa amrta. Bharya Candali membawa damaru. Sedangkan Bharya Dombini tangan-Nya melakukan tarian. Delapan Dakini Utama ini mengitari Hevajra, 8 Bharya Utama ini adalah kerabat penting Hevajra. Setiap kali sadhaka melakukan visualisasi, boleh bervisualisasi mereka adalah 8 Dewi, semua Dewi yang sangat agung dan cantik. Delapan Bharya Utama ini seperti yang kita bahas kemarin malam, di angkasa ada delapan arah, 8 Bharya Utama mengitari Hevajra, berdiri di delapan arah tersebut, membentuk lingkaran.
Saat kita bervisualisasi istana Mandala Hevajra, terlebih dahulu bervisualisasi yidam berada di tengah Mandala, kemudian bervisualisasi Delapan Kerabat-Nya mengitari, Ratnasala emas berbentuk persegi empat, empat pintu di empat penjuru yang dihiasi beberapa perhiasan, semua adalah perhiasan yang sangat cantik. Dewi delapan penjuru mengitari Hevajra, yidam Hevajra berada di tengah istana, Beliau mempunyai 8 muka, 4 kaki, 16 lengan. Yang mudah dikenali dari Hevajra adalah Beliau membawa Kapala (Gabala - 嘎巴拉),Kapala adalah tengkorak.
Tentu saja, mandala Hevajra dijelaskan secara teori, mungkin kalian tidak begitu mengerti maknanya. Mandala itu sendiri adalah istana-Nya, di istana-Nya terdapat hiasan yang sangat indah, namun istana-Nya juga memiliki fungsi pertahanan atau simabandhana. Dewa biasa atau setan siluman dari luar ini tidak akan memasuki mandala dengan mudah. Karena temboknya merupakan simabandhana yang sangat kokoh, juga melambangkan Bodhicitta, maka dewa dan roh-roh dari luar sangat sulit memasuki istana-Nya. Maka bisa dikatakan mandala adalah sebuah simabandhana, persegi empat di luar, bundar di dalam.
Dulu, saya pernah mempelajari satu mantra Taoisme, yaitu langit bundar dan bumi persegi; menitahkan pada Sembilan Bagian,yaitu langit bundar dan bumi persegi yang memiliki sembilan tingkatan; lima organ dalam semua berfungsi baik, yaitu jantung, lever, limpa, paru-paru, dan ginjal bekerja dengan normal; semoga bersukacita dan sehat, maksudnya adalah rela menikmati kesehatan dan ketenteraman.
「Tianyuan Difang - 天圓地方」,
Langit bundar dan bumi persegi
「Lvling jiuzhang - 律令九章」
Menitahkan pada Sembilan Bagian
「Wuzhang junchang - 五臟均常」
Lima organ dalam semua berfungsi baik
「Yuan xiang ning kang - 願享寧康」
Semoga bersukacita dan sehat
Saat itu, demikianlah mantra yang diajarkan Guru Taois kepada saya, "Setiap malam saat Engkau hendak tidur, sentuhlah lima organ dengan tanganmu, dengan jantung sebagai pusatnya, kemudian japa: Tianyuan Difang; Lvling jiuzhang; Wuzhang junchang; Yuan xiang ning kang." Tiap malam sebelum tidur japa 7 kali, Beliau berkata bahwa dengan demikian maka tubuh akan sehat. (Mahaguru tertawa, para hadirin tepuk tangan) Dulu Guru mengajarkan demikian.
Kemarin saya mengatakan bahwa manusia itu sendiri adalah mikrokosmos (alam semesta kecil), sedangkan alam semesta ini adalah makrokosmos (alam semesta besar). Sebenarnya, tubuh kita, mikrokosmos ini adalah sebuah altar mandala, bila Anda melakukan simabandhana di tubuh Anda sendiri, bulu-bulu di seluruh pori-pori tubuh berubah menjadi panah, bila ada barang yang tidak baik mendekati Anda, maka bulu di pori-pori Anda menjadi panah yang melesat keluar, mematikan barang yang tidak baik tersebut. Istana juga memiliki makna yang sama, ia memiliki tembok panahan, tembok berpanah yang ada di empat penjuru yang dapat melesat keluar. Karena istana memiliki kekuatan pertahanan, yaitu simabandhana. Tubuh kita juga sama, merupakan semacam simabandhana.
Bulu mata kita kaum laki-laki lebih pendek, karena wanita menambahkan bulu mata palsu maka menjadi lebih panjang, bahkan bisa melengkung ke atas. Anda tidak tahu apa manfaat dari bulu mata Anda, hari ini saya beritahu, saat Anda menekuni sadhana Wasikarana, diri Anda berubah menjadi Ragavidyaraja, visualisasikan orang yang Anda sukai, ini bagi yang belum menikah, ada di hadapan Anda, kemudian bulu mata Anda berubah menjadi semacam kaitan, menjulur keluar, kemudian mengait erat tubuh, termasuk rambut, kulit, pakaian, tangan dan kaki, kemudian tarik dia ke hadapan Anda. Inilah kegunaan bulu mata Anda untuk sadhana Wasikarana, sebelumnya Anda tidak tahu dan mengira bahwa merias bulu mata hanyalah supaya melengkung kelihatan bagus, mata terlihat besar, sedap dipandang, bulu mata panjang, namun tidak mengetahui bahwa ada manfaat di baliknya, dia dapat berubah menjadi kaitan Vajra, helai demi helai semua berubah menjadi kaitan vajra, kemudian mengait erat orang tersebut, supaya dia selamanya tidak dapat kabur, maka jodoh pernikahan Anda akan segera tiba.
Dalam sadhana Tantra banyak Dharmayudam ada di tubuh Anda, hanya saja Anda tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Seperti saat kita menggunakan kaitan vajra, dalam melakukan pengundangan, Mahaguru seringkali menggunakan kaitan vajra, kaitan vajra ini adalah bijaksara HUM yang terbalik. Kemudian mengait awan dari Para Buddha dan Bodhisattva, awan Avalokitesvara Bodhisattva, maka awan tersebut tak akan bergerak lagi, kemudian Beliau pun turun, ini adalah kaitan vajra. Para Buddha dan Bodhisattva mondar-mandir di angkasa, bila saat melakukan api homa kita mengundang-Nya, namun Beliau tidak hadir, maka kita menggunakan kaitan vajra untuk mengait-Nya, mengait mereka satu persatu turun dari awan. Ada manfaat di dalamnya, ada makna di dalamnya. Bulu mata wanita adalah kaitan vajra dari tubuh kalian sendiri. Begitu mata Anda berkedip, maka laki-laki itu akan terkait.
Gurudhara menceritakan sebuah lelucon mengenai pernikahan, setelah dua orang menikah, tak lama kemudian si suami mempunyai selingkuhan, si istri mengatakan pada suami, "Bukankah dulu engkau mengatakan aku adalah seluruh duniamu? Tapi mengapa sekarang engkau memiliki selingkuhan?" Karena si suami sering berkata pada si istri, "Engkau adalah duniaku."; Suaminya menjawab, "Karena sekarang saya telah menemukan daratan yang baru!" , pernikahan biasanya tidak terjamin, kita harus sering menekuni Sadhana Ragavidyaraja, untuk mengikatnya.
Selain itu, ada satu lelucon yang pernah diceritakan, saat sepasang suami isteri masih dalam masa pacaran, keluar makan bersama, yang laki-laki makan kepala dan ekor ikan, daging ikan yang di tengah semua diberikan kepada si wanita. Si wanita merasa pria ini sungguh penuh perhatian, akhirnya menikah dengannya. Setelah menikah berubah menjadi sang suami yang makan daging ikan, sedangkan bagian kepala dan ekor ikan semua diberikan kepada sang istri. Istrinya bertanya : "Dulu engkau makan kepala dan ekor ikan, semua dagingnya diberikan kepadaku, namun apa yang terjadi sekarang ? " Suaminya menjawab, "Dulu saat aku masih berpacaran denganmu adalah memancing ikan. Setelah menikah saya makan ikan." Jadi tidak sama, memancing ikan dengan makan ikan itu tidak sama. Kebanyakan pernikahan saat masih baru baik-baik saja, selanjutnya seperti makan tebu. Setelah dikunyah lama akan menjadi ampas tebu, semuanya sama saja. Sangat sulit sekali bila hendak menghadirkan kembali rasa saling mencintai, maka saat memberikan pemberkatan pernikahan, saya menekankan mengenai tanggung jawab, bahwa Anda memiliki tanggung jawab terhadap anak. Anda harus bertanggung jawab pada keluarga. Kemudian adalah moral, dan lagi adalah hati nurani. Menitikberatkan moral, hati nurani dan tanggung jawab, maka rumah tangga mampu bertahan dengan baik. Atau akan seperti permen karet yang pada awalnya manis, akhirnya tidak manis lagi ! Sama dengan tebu, pada akhirnya hanya akan menjadi ampas. Maka, masa-masa indah pasangan suami istri adalah terbatas. Saya menekankan tanggung jawab demi anak-anak, satu adalah moral, satunya lagi adalah hati nurani, untuk mempertahankan rumah tangga tersebut, atau, langka sekali bertemu sepasang suami istri yang sangat harmonis selamanya.
Tentu saja ada pengecualian! Anda jangan menemukan kelemahan pasangan sekaligus, temukan perlahan-lahan, sehari temukan sedikit, satu bulan temukan sedikit, tiap tahun sedikit, bahkan sampai saat berusia 60-an tahun masih menemukan, maka pernikahan ini kemungkinan bisa baik. Atau, kalian harus mencari yang memiliki hobi yang sama, keyakinan yang sama, sama-sama berkeyakinan teguh, sama-sama membina diri, hiburan yang sama, maka pernikahannya bisa bertahan lebih lama. Atau, kata-kata yang dulu pernah diucapkan oleh suami istri tinggal masa lalu, kata-kata yang diucapkan sekarang hanya berlaku untuk saat ini, sedangkan, yang diucapkan kelak adalah untuk masa mendatang, semua tidak sama.
Jika Anda menekuni Sadhana Ragavidyaraja, atau Sadhana Bhagawati Kurukulle, atau Para Yidam Merah, ataupun Sadhana Buddha Amitabha, karena memiliki cahaya Wasikarana yang selalu hadir di hati Anda, maka Dharmabala pun akan meningkat, kekuatan Wasikarana akan meningkat, batin yang saling menghormati akan meningkat, dia akan bertumbuh dan bertumbuh, maka akan menjadi Wasikarana yang sempurna.
Kita sebagai sadhaka hendaknya melihat kelebihan orang lain, pasangan dan para insan. Jangan lihat kekurangan, maka Wasikarana akan menjadi sempurna. Tempat ibadah Zhenfo Zong, baik Leizang Si, vihara, maupun cetiya, masing-masing jangan melihat kekurangan orang lain, semua harus lihat kelebihan orang lain. Tiap orang punya kelebihan dan kekurangan, asalkan Anda melihat kelebihan orang lain dan kelebihannya dapat bertumbuh, maka akan bertambah rasa saling menghormati. Inilah intinya, jangan selalu suka menggunjingkan orang itu ada kekurangan, orang ini ada kekurangan, tiap orang punya kekurangan, termasuk Anda sendiri yang sedang bicara juga punya kekurangan. Maka Wasikarana dalam Buddhadharma adalah berada pada bagaimana kita melihat sisi positif para insan, maka barulah bisa timbul saling menghormati dan menyayangi, maka Anda jangan suka melihat kekurangan, bila tidak , rasa saling menghormati tidak akan muncul. Sekian untuk hari ini.
Om Mani Padme Hum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar