Pages - Menu

Pages

Minggu, 29 Juli 2012

Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra adalah Sutra Pencerahan

(Ceramah Dharmaraja Liansheng pada Kebaktian Sabtu Tanggal 22 Agustus 2009 di Ling Shen Ching Tze Temple)


Sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye! Sembah sujud pada Triratna Mandala! Sembah sujud pada yidam utama kebaktian Jambhala! Pemimpin kebaktian Acarya Lianhe, Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, para umat se-Dharma, juga umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya!

Hari ini kita masih menerangkan SUTRA ALTAR PATRIAK VI, Patriak VI berkata, "Di dalam Sutra jelas-jelas memuji, tidak dapat diungkapkan secara utuh. Dharma ini paling tinggi, disabdakan untuk orang berkebijaksanaan tinggi dan orang berbakat besar; orang berbakat kecil dan berkebijaksanaan rendah mendengarnya akan timbul keragu-raguan dalam hatinya." Maksudnya, di dalam Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra terdapat banyak pujian untuk Sutra ini, Dharma ini adalah Dharma tertinggi, Dharma yang disabdakan untuk orang berkebijaksanaan tinggi, Dharma yang disabdakan untuk orang berbakat besar. Orang yang berbakat kecil atau berkebijaksanaan rendah begitu mendengar Sutra ini, ia tidak akan percaya Sutra ini.

Maka saya katakan, Dharma tertinggi dari Sang Buddha dinamakan Agra-dharma (Dharma kebenaran tertinggi). Mengapa Agra-dharma tidak boleh diungkapkan secara langsung? Sebab, setelah diungkapkan mungkin bisa melunturkan keyakinan orang yang berbakat kecil dan berkebijaksanaan rendah. Sehingga, ketika Buddha Sakyamuni tengah bersabda tentang Sutra, bersabda tentang Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra, sabda Beliau menunjukkan kebenaran tertinggi, namun tidak secara langsung mengungkapkan kebenaran tertinggi. Sebab jika diungkapkan terlalu jelas, terlalu langsung, banyak orang berbakat kecil dan berkebijaksanaan rendah yang mendengarnya tidak akan percaya.

Sutra kebenaran tertinggi yang disabdakan Sang Buddha, antara lain Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra, Mahā-prajñā-pāramitā-sūtra, Lankâvatāra-sūtra, semua tergolong Sutra kebenaran tertinggi, Sutra kebenaran tertinggi cukup banyak, Sutra Pencerahan Sempurna juga.

Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra yang ada di dalam Mahā-prajñā-pāramitā-sūtra ini, menurut pujian dari Sang Buddha, pencerahan sejati dari segala Para Buddha, yang dinamakan Samyaksambodhi, semua muncul dari Sutra ini, boleh dikatakan, Sutra yang satu ini mengandung pencerahan sejati dari seluruh Buddha. Titik beratnya adalah, jika menjelaskan Vajracchedikā-prājñāpāramitā-sūtra ini pada orang lain, berkah dan kebajikannya mengungguli kebajikan berdana 7 jenis mustika, dengan kata lain mengungguli semua kebajikan yang ada.

Kebenaran tertinggi adalah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra adalah Sutra memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Namun, orang biasa membaca Sutra ini, belum tentu dapat mendalami Sutrapitaka, memahami kebenaran tertinggi-Nya. Jadi, orang yang belum mencapai pencerahan (memahami hati dan menyaksikan Buddha), tidak dapat menjelaskan Sutra ini. Tentunya harus orang yang telah cerah baru bisa menjelaskan Sutra kebenaran tertinggi, ini yang mau saya jelaskan, yang namanya Sutra tingkat tinggi, mahatinggi, kebijaksanaan tertinggi, Sang Buddha sangat memuji Sutra yang satu ini, Buddha Sakyamuni terus memuji Sutra yang satu ini. Sepulang nanti, kalian boleh memanjatkan Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra. Saya lihat banyak orang memanjatkan Sutra ini. Dapat memahami hati dan menyaksikan Buddhata dengan memanjatkan Sutra ini, itu justru luar biasa, sebab Sutra ini adalah Sutra yang digunakan Patriak V Zen untuk mengukuhkan Patriak VI Huineng, mengukuhkan-Nya sebagai seorang yang telah memahami hati dan menyaksikan Buddhata.

Mengenai yang dikatakan Acarya Lianhe tentang homa penyeberangan saya minggu lalu. Saya merasa penyeberangan saya ini tidak ada apa-apanya. Kita jangan terlalu sombong. Penjelasannya terkesan seperti Mahaguru sangat sombong, ini tidak baik. Mengenai malaikat hitam menyuruh Mahaguru loncat ke dalam api, tapi, Mahaguru bijaksana. (Hadirin tertawa) Kalau saya loncat, saya bisa mati terbakar, saya tidak akan bertindak sembarangan. Yaochi Jinmu pernah mengatakan, "Jika Anda ingin mangkat, ingin meninggalkan Dunia Saha ini, baiklah! Umur 66 tahun, saya boleh berpulang." Beliau mengatakan umur 66 tahun boleh berpulang, namun artinya tentu mengatakan, umur 66 tahun juga boleh tidak perlu berpulang. (Hadirin tepuk tangan meriah) Tapi, berpulang atau tidak, datang atau tidak, itu lain lagi, kita boleh tentukan sendiri.

Seperti yang dikatakan malaikat hitam, Beliau berkata, "Anda boleh loncat ke dalam tungku homa!" Namun, saya boleh tidak perlu loncat! Benar tidak! Yaochi Jinmu berkata, "Setelah Anda berumur 66 tahun", Beliau tidak mengatakan umur 66 tahun! Beliau mengatakan, "Setelah umur 66 tahun, Anda boleh memilih sendiri!" Jika Anda ingin berpulang pada usia 66 tahun, berpulanglah! Benar tidak! Tidak ingin berpulang, Anda juga boleh tentukan sendiri! Saya boleh tidak perlu loncat ke dalam tungku homa, saya juga boleh tidak perlu berpulang pada usia 66 tahun. Yaochi Jinmu berkata, setelah umur 66 tahun, Anda sudah boleh berpulang, Anda bebas memilih! Jika Anda pusing dengan Dunia Saha ini, atau merasa tidak ada artinya terus tinggal, Anda boleh berpulang!

Sebenarnya di dalam kebenaran tertinggi, tidak berpulang, juga tidak datang, ini barulah namanya Tathagata (Rulai)! Apa yang dimaksud Tathagata (Rulai)? Seperti dating, juga seperti pergi. Anda harus mengerti arti kata Tathagata, "Ru" artinya seperti, seperti "datang", seperti "pergi" adalah Tathagata. Seperti pergi, namun tidak pergi. Jadi, kita yang mengerti kebenaran tertinggi, mengerti apa itu Tathagata, arti Tathagata adalah seperti datang, sebenarnya tidak datang, juga tidak pergi. Inilah yang harus kalian hayati, renungkan, pahami apa itu kebenaran tertinggi.

Seperti yang dikatakan Acarya Lianhe, saya mengalami kerugian 50 Padmakumara Tubuh Pengganti. Begitu Acarya Lianning mendengar 50 Padmakumara Tubuh Pengganti saya telah mati, ia pun memberikan saya beberapa rupang tubuh pengganti. Ia mengira maksud saya adalah tubuh pengganti saya dalam ritual, sebenarnya bukan. Tubuh pengganti itu begini, ketika nadi tengah saya tembus, saya visualisasi sesosok Padmakumara di hati saya, kesadaran Padmakumara di hati menyatu dengan cahaya Buddhata di hati saya, itulah sesosok Padmakumara; kemudian Padmakumara ini keluar dari ubuh-ubun kepala, menuju alam surga, meminjam sinar bintang dan menyatu dengan sinar bintang, lalu menjadi Padmakumara Tubuh Pengganti. Jadi, saya harus memulihkan kembali 50 Padmakumara Tubuh Pengganti, saya mengerahkan Padmakumara di hati saya untuk menyatu dengan bintang di langit, sehingga berubah menjadi "tubuh sinar bintang". Tubuh sinar bintang ini bisa terbang ke berbagai pelosok, melakukan segala misi penyelamatan dan penyeberangan insan, inilah tubuh sinar bintang saya, bukan Sadhana Tubuh Pengganti seperti yang dilakukan di luar, tidak sama. Di sini harus klarifikasi sebentar, apa itu Padmakumara Tubuh Pengganti, sama halnya dengan Padmakumara tubuh sinar bintang, bukan orang-orangan yang dijadikan tubuh pengganti yang dibawa Acarya Lianning, bukan yang semacam itu.

Sebenarnya, homa penyeberangan sudah berlalu, saya juga tidak pikirkan lagi, berlalu ya berlalu. Kalian mau menonton VCD rekaman saya yang telah berlalu, silahkan, saya tidak tonton. Saya yang sekarang juga akan berubah menjadi masa lalu, besok pagi saya bangun tidur, saya tidak akan memikirkan apa yang saya katakan kemarin, apapun tidak dipikirkan lagi, yang sudah berlalu ya berlalu. homa penyeberangan, sungguh mulia, sombong sekali, sepertinya di kolong langit ini tidak ada orang lagi, hanya saya yang bisa mendobrak pintu neraka. Jangan berkata demikian, jangan lupa diri dan sombong, jangan terlalu arogan, orang pintar di kolong langit ini banyak sekali, jadi, jangan terlalu sombong.

Kita telah mencerahi kebenaran tertinggi, seperti seluruh Buddha, mencapai Samyaksambodhi, itulah pencerahan sejati. Walaupun kita telah mencapai pencerahan sejati, namun, tetap ada yang tidak percaya. Seperti minggu lalu saya melakukan homa penyeberangan, kita siswa Zhenfo Zong tentu percaya! Yang Mahaguru katakan, kalian semua percaya, "beginian!" orang kalangan luar belum tentu percaya. Jadi, jangan terlalu menyombongkan diri, supaya umur bisa lebih panjang.

Lama Lianlian menyebutkan tentang banjir 88; ia juga mengatakan Hari Ayah sangat mulia, sebenarnya Hari Ayah tidak mulia, Hari Ibu barulah mulia. Semua orang merayakan Hari Ibu, jarang ada yang merayakan Hari Ayah. Ada sebuah cerita lucu, ada seorang ayah, ia mengira anggota keluarganya akan ingat Hari Ayah ini, lalu tibalah tanggal 8 Agustus, tidak ada seorang anggota keluarga pun yang ingat. Anaknya buka kulkas, menoleh dan bertanya padanya, "Ayah, hari ini tanggal berapa?" Ayahnya pikir, akhirnya anak saya ini ingat Hari Ayah, ayahnya dengan gembira berkata, "Hari ini tanggal 8 Agustus." Alhasil anak itu mengeluarkan susu dan berkata, "Aduh! Susu sudah lewat masa berlakunya." Ia tetap tidak ingat Hari Ayah!

Hari Ayah tahun ini hanya 2 orang yang memberikan saya kado, satu adalah Foqing. Foqing mewakili seluruh keluarga besar saya, keluarga besar saya menulis kartu ucapan yang ditaruh di dalam sebuah kotak kecil, selembar kertas tipis, sepertinya Lujun, Luhong juga menggambar 1 gambar, ditempel sesuatu seperti kodok, digambar sebuah gambar yang mengucapkan Selamat Hari Ayah!

Banjir 88 Taiwan, karena ini masalah kampung halaman, tentu Mahaguru dan Gurudhara, dan banyak umat se-Dharma dari Taiwan, semua sangat peduli dan sangat menyayangkan saudara-saudara di sana. Namun, jika bukan orang dari Taiwan, mereka bahkan tidak tahu nama-nama tempat di Taiwan, mereka tidak begitu merasakannya. Jika Anda berasal dari negara yang lebih jauh lagi, mereka sama sekali tidak merasakan banjir Taiwan. Seperti negara yang tidak ada hubungan dengan kita mengalami gempa dahsyat, jika Turki mengalami gempa dahsyat, menurut Anda, kita bangsa timur akan segera mengerahkan bala bantuan?

Anda pikir sejenak, saat Turki mengalami gempa dahsyat, korban tewas yang berjatuhan juga sangat memprihatinkan! Namun, apakah Anda menolong korban bencana, apakah Anda menyumbang dana? Semua orang mendengar gempa dahsyat di Turki, ada yang berkata, "Oh! Gempa dahsyat! Bukan urusan saya." Mengapa bukan urusan saya? Karena tidak ada jodoh tersebut. Saya tidak pernah ke Turki! Kita tahu Itali bentuknya seperti sepatu, seperti shoes, ia di dalam lautan di tengah daratan, tiba-tiba Anda ditanya, di mana Turki, bagaimana bentuk Turki, berapa luas tanahnya, berapa jumlah penduduknya, Anda pun tidak tahu! Sekarang Turki adalah negara yang dipimpin presiden, perdana menteri, atau raja, tahukah Anda? Jika Turki adalah negara yang dipimpin presiden, siapa nama presidennya, tahukah Anda? Siapa tahu, semua tidak tahu.

Inilah yang namanya "kita baru akan kalang-kabut jika masalah berhubungan dengan diri sendiri". Karena Taiwan terjadi banjir 88, ini berhubungan dengan kampung halaman kita, begitu berhubungan dengan diri sendiri, dalam hati Anda muncul semacam perasaan khusus. Jadi, umumnya menyeberangkan insan, lebih dulu menyeberangkan orang yang berjodoh, lebih dulu menyelamatkan lingkup keluarga sendiri; kemudian menyelamatkan tetangga, kemudian menyelamatkan seluruh desa dan kota; kemudian menyelamatkan warga seluruh negara; kemudian menyelamatkan orang yang ada sangkut pautnya, orang yang berjodoh. Namun, yang benar-benar harus kita tolong, seharusnya adalah "mahamaitri tanpa jodoh, mahakaruna universal" yang sering dibicarakan dalam Agama Buddha. Ada orang yang layak kita tolong, jangan membeda-bedakan. Jadi, kita kelak menolong dan menyeberangkan insan, asalkan berjodoh, kita pun tolong.

Seperti orang yang tewas dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, seperti orang yang tewas oleh nukril, seperti banyak orang Yahudi yang dibunuh Adolf Hitler, Mahaguru sudah pernah seberangkan semua, ini baru dinamakan "mahamatri tanpa jodoh, mahakaruna universal", tidak hanya menolong orang kita sendiri. Jadi, Dharma tertinggi dalam Agama Buddha, asalkan insan, semua diseberangkan, termasuk alam neraka, alam pretta, alam hewan, semua adalah insan! Surga, semua adalah insan! Semua insan di 6 alam harus ditolong. Di dalam Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra yang disabdakan Sang Buddha, Beliau menyebutkan tidak hanya manusia, melainkan insan 6 alam, semua harus ditolong. Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra adalah kebijaksanaan tertinggi, kita semua harus memahami kebijaksanaan tertinggi dari kitab sutra ini.

Biasanya kebijaksanaan kecil kita, yang sangat sederhana bisa terlihat, seperti di sini ada yang menulis cerita lucu tentang kebijaksanaan kecil. Anda melihat di bandara ada suami istri sedang berpelukan dan berciuman, mesra sekali. Sekali kita lihat, orang itu mengantar kepergian sang istri, ia akan mengumbar kemesraan dengan istrinya. Di sampingnya ada seorang istri orang lain yang berkata, "Lihat, pasangan suami istri orang lain begitu mesra, begitu saling mencintai, kau tidak ada perasaan sedikit pun." Suaminya pun berkata, "Ia mengantarkan kepergian sang istri, kalau saya menyambut kedatangan sang istri." Ini adalah kebijaksanaan kecil, Anda harus lihat sebentar, jika Anda menjemput kepulangan istri, pasti terkesan asal-asalan; itu harus dibedakan, Anda pasti sangat dramatis, itu performa terakhir! Saat ia harus diantar pergi, itu performa terakhir. Ini harus bijaksana, menjemput istri dan mengantar istri itu beda.

Ada sebuah cerita lucu tentang kebijaksanaan yang disalahgunakan, di Rumah Sakit Jiwa, seorang penderita sakit jiwa berjalan terbalik, seperti Acarya Dehui, kepalanya datar, ia disuruh berdiri terbalik, ia segera akan berdiri terbalik. Mengapa penderita sakit jiwa ini mau berdiri terbalik, dokter pun berkata, "Anda jangan berdiri terbalik lagi, di antara sekian banyak orang, hanya Anda seorang yang berdiri terbalik." Penderita sakit jiwa itu pun berkata pada dokter, "Semua orang tahu kita di sini adalah Rumah Sakit Jiwa, semua orang adalah pasien sakit jiwa, supaya orang lain tidak melihat saya adalah penderita sakit jiwa, maka saya sering berdiri terbalik, saya beda dengan mereka. Saya bukan penderita sakit jiwa, jadi, saya berdiri terbalik." Karena semua orang berdiri, hanya ia sendiri berdiri terbalik, ia ingin mengatakan semua orang adalah penderita sakit jiwa, hanya ia seorang yang bukan, saya mau menunjukkan bahwa saya bukan, jadi saya berdiri terbalik.

Menurut Anda, apakah ini seperti orang bijak, kebijaksanaan ini telah disalahgunakan. Ada satu lagi, suster piket juga bisa salahgunakan, punya kebijaksanaan atau tidak dilihat dari sini. Ada seorang suster piket lari ke dalam kamar seorang pasien, melihat pasien sedang tidur lelap sambil mengorok, ia pun membangunkannya. Pasien ini bertanya, "Ada apa Anda memanggil saya?" Suster piket itu berkata, "Anda lupa minum obat tidur." (Hadirin tertawa) Ini kurang bijak, kurang bijaksana jika kebijaksanaan digunakan di sini. Karena ia insomnia, saat ia tengah tidur lelap, berarti tidak perlu minum obat tidur lagi, Anda masih membangunkannya untuk minum obat tidur, suster ini kurang bijak.

Ada seseorang menulis sebuah cerita lucu tentang gurita. Gurita itu punya tangan dan kaki, namun, Anda tidak dapat membedakan mana tangan, mana kaki, jadi, ia punya cara khusus. Ia mengatakan tangkap seekor gurita, lalu ketuk kepalanya, sebelah mana diangkat lalu meraba kepala, itulah tangan. Itu adalah kebijaksanaan, Anda tangkap gurita ke depan computer, anggota tubuhnya yang menekan keyboard pasti tangan, yang bertengger di atas kursi pasti kaki. Selain itu, ketika kurapnya sedang gatal, anggota tubuh yang menggaruk kurapnya pasti tangan, itu juga disebut kebijaksanaan.

Ini tentu tidak termasuk kebijaksanaan, yang punya kebijaksanaan justru seperti Mahaguru, terlalu sombong lagi, contohnya malaikat hitam itu berkata, "Anda loncat ke dalam tungku homa." Dalam hati ingin sekali loncat, karena mereka mengatakan loncat ke dalam tungku homa bisa menyelamatkan orang-orang itu. Namun, saya tahu, loncat ke tungku homa, pantat saya bisa terbakar, itu tidak boleh, saya ini bijaksana. Contoh lain, banyak orang mengatakan, di dalam desa-desa yang tertimbun, juga ada kelenteng, juga ada gereja, juga ada gereja Rosario Katolik, longsor telah menimbunnya. Seseorang bertanya, kalau begitu di mana dewa di dalam kelenteng? Di mana Yesus, Yehovah di dalam gereja? Di mana Tuhan di gereja Rosario, bagaimana dengan mereka?

Orang pintar pun tahu, kelenteng adalah puing-puing reruntuhan, gereja juga puing-puing reruntuhan, gereja Rosario juga puing-puing reruntuhan. Dewa, Yesus, Tuhan, Yehovah, kalian tidak melihat-Nya, siapa pernah melihat-Nya, tidak ada yang pernah melihat-Nya, kelenteng telah runtuh, gereja telah runtuh, gereja Rosario telah runtuh, Anda juga tetap tidak melihat-Nya, inilah kebijaksanaan. Jadi, tidak perlu bertanya ke mana dewa pergi? Ke mana gereja? Ke mana Yesus? Ke mana Tuhan di dalam gereja Rosario? Kalian tidak pernah melihat-Nya, jadi, juga tidak perlu bertanya ke mana Ia pergi. Mereka sama sekali tidak datang, juga sama sekali tidak pergi. Orang yang cerah tahu, sama sekali tidak datang, juga sama sekali tidak pergi, tidak datang maupun pergi, ini paling bijaksana.

Kita tentu harus menanggapi ceramah Lama Lianlian, korban banjir 88 harus ditolong, harus direhabilitasi, kita semua akan mengerahkan dana bagi yang memiliki dana, mengerahkan tenaga bagi yang memiliki tenaga. Seperti LLCS kita telah membagi nasi kotak di kawasan bencana, juga membagi uang. Berkali-kali, ketika gempa dahsyat 21 September, LLCS juga telah membangun rumah susun, mengapa tidak dimuat dalam berita, mengapa media tidak meliputnya, semua tidak meliput, mengapa media luar, media cetak, media elektronik, semua tidak meliput, mengapa? Sebab kita tidak membayar media, sederhana sekali, harus bijaksana. Kita melakukannya, hanya saja kita tidak membayar media, mengapa orang lain bisa muncul di media, karena mereka bijaksana.

Sederhana sekali, Anda menolong korban bencana, lantas Anda keluar sedikit biaya, kita minta tolong sebuah stasiun televisi bawa sebuah kamera ke sana, bawa sebuah mobil kamera ikut kita pergi, kemudian, layani mereka dengan makanan dan pakaian, kemudian, berikan ongkos transportasi pada mereka, berikan honor pada mereka, rundingkan baik-baik syarat-syaratnya, mereka pihak stasiun televisi mengutus sebuah mobil kamera ke sana, sorot-sorot-sorot, menyorot orang-orang ini sedang bekerja. Karena biasanya mereka menjalin hubungan dengan media, sorot sampai sini, mau menyorot LLCS Zhenfo Zong, ia pun berhenti, mengapa, karena ia tidak ada hubungan dengan kita, itulah alasannya.

Orang bijak dapat membedakan, pikirkan dengan kebijaksanaan Anda, mengapa media bisa menyorot yayasan-yayasan amal tersebut, atau gunung-gunung tersebut, semua muncul? Siapa suruh media kita terlalu lemah, media Zhenfo Zong kita terlalu lemah. Bukankah saya ajarkan kalian juga harus lakukan, maksud saya, inilah kebijaksanaan, harus tahu membedakan. Kita melakukannya, hanya saja kita tidak meminta media menyorotnya, inilah alasannya. Tapi, saya tengah mengajarkan kalian semua Buddhadharma kebenaran tertinggi, yakni Buddhadharma tingkat tinggi. Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra mengatakan, asalkan ada orang dapat menjelaskan Vajracchedika-prajñāpāramitā-sūtra ini, berkah dan kebajikannya mengungguli kebajikan berdana 7 jenis mustika.

Kebajikan apapun harus kita lakukan, berdana biasa kita harus lakukan, namun berdana Dharma lebih tinggi dibandingkan semua berdana biasa. Berdana terbagi beberapa jenis, berdana Dharma di urutan pertama, berdana Buddhadharma di urutan pertama, berdana materi di urutan kedua, satu jenis lagi adalah berdana abhaya, Anda mengorbankan diri Anda untuk berdana, berdana tanpa gentar, juga sangat tinggi, jadi, berdana materi berada di urutan ketiga. Urutan pertama adalah berdana Dharma, di antara segala dana, Dharma adalah nomor satu, ini sangat penting. Jadi, hari ini kita membahas kebenaran tertinggi, Anda dapat memahami Sutra kebenaran tertinggi ini, ini benar-benar luar biasa. Semoga kita semua selama belajar Buddhadharma, dapat memahami hati dan menyaksikan Buddhata, dapat menentukan sendiri hidup dan mati, dan dapat bebas dari kerisauan. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar