Pages - Menu

Pages

Minggu, 05 Agustus 2012

Jati Diri Terdapat 3 Tubuh Diuraikan Menjadi 4 Kebijaksanaan

Jati Diri Terdapat 3 Tubuh
Diuraikan Menjadi 4 Kebijaksanaan


Intisari Ceramah Dharma Dharmaraja Liansheng Pada Homa Buddha Amitayus  di Taiwan Lei Tsang Temple


本期《六祖壇經》「機緣品第七」經文:
僧 智通,壽州安豐人。初看《楞伽經》約千餘遍,而不會三身四智,禮師求解其義。師曰:「三身者,清淨法身,汝之性也;圓滿報身,汝之智也;千百億化身,汝 之行也。若離本性,別說三身,即名有身無智;若悟三身無有自性,即名四智菩提。」聽吾偈曰:「自性具三身,發明成四智,不離見聞緣,超然登佛地。吾今為汝 說,諦信永無迷,莫學馳求者,終日說菩提。」
※ ※ ※

Kita pertama-tama sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada adinata homa Tathagata Amitayus, sembah sujud pada Triratna Mandala.

Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, selain itu, tamu agung kita hari ini my father Sdr. Er-shun Lu, my older sister Bibi Guru Sheng-mei Lu, adik Bibi Guru Ciosang Qian-dai Lin pada periode paling awal di Kuil Yu Huang - Ibu Fu-zi Lin, adik ipar Bibi Guru Qian-dai Lin - Ibu Gui-mei Fang, Anggota Dewan Rekonstruksi 21 September Eksekutif Yuan - Bpk. Yi-lv Liao, anggota parlemen Kabupaten Nantou Zhuang Xu, Ketua markas partai DPP Kota Taichung dan Anggota Parlemen Kota Taichung Bpk. Chao-rong Zeng, selamat datang untuk mereka. (Hadirin tepuk tangan) Selamat siang semuanya, apa kabar semuanya!



Tamu agung yang datang hari ini ada seorang adik Bibi Guru Ciosang Qian-dai Lin, terima kasih atas kedatangan Anda! (Hadirin tepuk tangan) Kami saling mengenal lebih lama dari semua orang, lebih lama dari Gurudhara. Saat itu, di Kuil Tian Gong Jalan Jinhua, yaitu Kuil Yu Huang, ketuanya adalah bhiksu, bernama Bhiksu Shi Huiling. Ibu Fu-zi Lin sudah di Kuil Yu Huang, Taichung, saat itu ia Anda bersarana pada guru di Kuil Tian Gong itu? Ya. Ia juga boleh dikatakan adalah murid bersarana dari Bhiksu Shi Huiling; guru Kuil Tian Gong juga guru dari ibu saya. Saat itu, Ciosang (Bibi Guru Qian-dai Lin) menjadi pembimbing roh di Kuil Tian Gong. Ibu Fu-zi Lin, kita panggil Beliau Ny. Gao, saat itu kami sudah saling mengenal, Beliau juga seorang yang bisa membuktikan bahwa mata batin Mahaguru Lu dibuka oleh Yaochi Jinmu dan menerima abhiseka dari Yaochi Jinmu di Kuil Yu Huang - Taichung. Benarkah begitu? Memang begitulah. Benar tidak? Benar! (Hadirin tepuk tangan) Walaupun, Bibi Guru Qian-dai Lin sudah tidak ada lagi, namun, saat itu, adiknya, yaitu Ny. Gao membawa saya keliling tempat ibadah, keliling berapa tempat ibadah? Cetiya Cihui di Gong Lao Ping - Fengyuan, Ny. Gao yang bawa saya ke sana. Selain itu, di Taichung ada sebuah Kuil San Yuan, satu bernama Akizai, Beliau juga bawa saya ke sana, saat itu saya tinggal di jalan Lixing no.39 Taichung, alamat ini sangat dekat dengan Kuil Yu Huang, di Hezuo Xincun, di samping Yuanhuan, namun, rumah itu sekarang sudah tidak ada lagi.

Saat itu, Ny. Gao sering ke rumah saya. Rumah dia di Taichung, saya yang bantu lihat fengshui, juga bantu dia menggelar ritual memasuki rumah. Ada selembar foto, semua orang memakai baju biru, ada belasan, sekarang, di dalam foto itu, hanya tersisa Ny. Gao dan saya. Satu-satunya yang bisa membuktikan mata batin saya dibuka oleh Yaochi Jinmu dan mendapatkan kekuatan pemberkatan dari Yaochi Jinmu di Kuil Yu Huang, yaitu Ny. Gao. Maukah ke atas agar kita semua melihat sebentar? (Hadirin tepuk tangan) Putar badan ke sini agar kita semua melihat, miripkah dengan Ciosang? Mirip Ciosang, namun, Beliau lebih cantik. Saat saya masih anak kecil, ia sudah mengenal saya. Ia lebih tua dari saya 10 tahun, tahun ini umur 77 tahun, benar tidak? Ia adalah murid Bhiksu Shi Huiling, juga selalu menghormati Yaochi Jinmu. Semua mahavihara, vihara, cetiya Zhenfo Zong ada Yaochi Jinmu, Ia duduk di tempat teratas, posisi paling atas. Mengapa kita harus menghormati Yaochi Jinmu? Karena sumber Mahaguru berasal dari Dia. (Ibu Fu-zi Lin bernamaskara dan kembali ke tempat duduk), terima kasih. Silahkan duduk. Banyak orang mengatakan Mahaguru buka mata batin, Kuil Yu Huang, semua ini adalah "pengilihatan mimpi", "bermimpi!", "dibuat-buat!", "belum tentu benar!" bagaimana pun masih ada beberapa orang yang bisa membuktikan! Sesungguhnya, Ibu Gui-mei Fang, yaitu adik ipar Ciosang, Ibu Gui-mei Fang pun tahu, "long-cong-cin-e" (Bahasa Taiwan: semuanya nyata).

Waktu kehidupan cepat sekali berlalu. Saat itu, Ny. Gao bawa saya keliling tempat ibadah hingga ke seluruh Taiwan, Beliau pandu, saya baru perlahan-lahan berjalan, perlahan-lahan tumbuh dewasa; di mana ada sadhaka, Beliau bawa saya pergi mengunjungi mereka, ini semua fakta! Bukan dikarang-karang, juga bukan mimpi. Mengapa Zhenfo Zong menghormati Yaochi Jinmu? Karena itu adalah sumber!

Saya ini paling menghormat Guru, menghargai Dharma, guru sendiri tidak boleh dilupakan; yang berbudi terhadap diri sendiri, tidak pernah dilupakan. (Hadirin tepuk tangan) Ada dendam, semua dilupakan. (Hadirin tepuk tangan) Ada dendam, jangan ingat dalam hati, kita harus lepaskan; yang berbudi, jangan dilupakan. Jadi, hingga sekarang, dulu, yang bimbing saya tumbuh dewasa, seperti Ciosang, Ny. Gao, dan masih banyak lagi, semua adalah senior yang saya hormati. (Hadirin tepuk tangan) Yang berbudi, selamanya ingat dalam hati, dalam kehidupan sekarang harus balas budi, kehidupan yang akan datang juga harus balas budi. Kita mesti berpikiran demikian, budi, jangan dilupakan; kebencian, semua dilepaskan. Ini harus kita ingat sebagai seorang umat Buddha. Umat Buddha harus begini -- tidak ada musuh, hanya ada orang berbudi; semua insan adalah penolong kita. Jika ada orang menganiaya Anda, bagaimana? Bersyukur! Tetap harus bersyukur padanya, kita harus berlatih Ksanti-paramita, dialah orang yang berbudi, dialah orang yang berjasa pada kita. Kita mau mencapai tingkat keberhasilan, disebut "Kesabaran Dharma Tiada Kelahiran", jika Anda benar-benar mengerti "Kesabaran Dharma Tiada Kelahiran", tidak ada yang namanya musuh, Anda juga tidak membenci satu orang pun, tidak dendam pada satu orang pun, kita harus menghormati semua insan, karena kita mencapai tingkat keberhasilan "Kesabaran Dharma Tiada Kelahiran".



Hari ini, kita berterima kasih pada Tathagata Amitayus. Karena hari ini mengadakan homa Tathagata Amitayus, para yidam di Ling Shen Ching Tze Temple Seattle, para yidam di Rainbow Temple, dan para yidam di Arama Nanshan, semua hadir dalam upacara ini. Mereka datang dari Amerika Serikat! Mereka masuk tanpa visa, Buddha Bodhisattva tidak butuh visa. Kita manusia ada rintangan fisik, ke negara mana pun harus ada visa; jika Buddha Bodhisattva, tidak ada rintangan, sama sekali tidak perlu visa, dalam satu pikiran, tiba di Taiwan Lei Tsang Temple. (Hadirin tepuk tangan)

Tathagata Amitayus adalah titisan Buddha Amitabha, Ia memiliki logo botol amrta panjang umur; jika Anda dapat meminum air amrta panjang umur di dalam botol amrta panjang umur-Nya, Anda pun bisa panjang umur dan sehat. Kita memohon Tathagata Amitayus meredamkan bencana kita, menjemput para arwah terlahir di Buddhaloka yang bersih; memohon Tathagata Amitayus memancari kita dengan terang, meningkatkan kebijaksanaan, meningkatkan berkah, menghilangkan karma penyakit kita, meningkatkan keharmonisan rumah tangga, semua bencana dan musuh menyingkir. Terang Tathagata Amitayus, sangat dalam dan jauh, hari ini saya khusus memakai baju merah, karena mau kontak yoga dengan Tathagata Amitayus. Tathagata Amitayus berwarna merah, merupakan satu titisan lain dari Buddha Amitabha. Hari ini, rompi naga Mahaguru berwarna apa? Merah persik. Sudah umur 67 tahun, jika masih ada bunga persik (jodoh), juga membuktikan kegagahan saya, sejujurnya, saya juga sangat strong, sangat sehat. Tak akan lama lagi, setelah umur 67 tahun, waktu tidak banyak lagi, tenang saja!

Baiklah! Kita bahas sebentar SUTRA ZEN PATRIAK VI (disebut juga Sutra Altar Patriak VI), saya lebih dulu baca satu kutipan Sutra. Saat itu, ada seorang bhiksu bernama Zhitong, kita sebut Bhiksu Zhitong, ia adalah orang Anfeng - Shouzhou, ia membaca Lankāvatāra-sūtra sekitar lebih dari seribu kali, "Namun tidak mengerti 3 tubuh dan 4 kebijaksanaan" -- tidak tahu apa itu "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan", "bernamaskara pada Guru memohon menjelaskan artinya" -- datang bernamaskara pada Patriak VI untuk menjelaskan apa itu "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan". Patriak VI bersabda, "3 tubuh: Dharmakaya yang suci adalah sifat Anda; Sambhogakaya yang sempurna adalah kebijaksanaan Anda; Nirmanakaya yang berjumlah miliaran adalah perilaku Anda. Jika meninggalkan jati diri, jangan katakan 3 tubuh, itu dinamakan tubuh tanpa kebijaksanaan; jika mencerahi 3 tubuh tanpa jati diri, dinamakan 4 kebijaksanaan Bodhi." Mendengar gatha saya, Patriak VI mengucapkan satu gatha, "Jati diri terdapat 3 tubuh, diuraikan menjadi 3 kebijaksanaan, tidak meninggalkan sebab musabab penglihatan dan pendengaran, melampui dan mencapai alam Buddha. Kini saya menjelaskan pada Anda, percayalah selamanya tanpa kemelekatan, jangan meniru orang yang mencari, seharian menuturkan Bodhi." Ada seorang bernama Bhiksu Zhitong, ia bertanya pada Patriak VI, ia berkata ia membaca Lankāvatāra-sūtra lebih dari seribu kali, namun, tidak tahu apa itu "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan", memohon Patriak VI memberikan jawaban padanya.

Patriak VI menjelaskan, "3 tubuh" -- "Dharmakaya yang suci". Dulu, kita menyanyikan "Buddha Dharmakaya yang suci", "Dharmakaya yang suci" -- Buddhata kita adalah "Dharmakaya yang suci"; "Sambhogakaya yang sempurna" -- kebijaksanaan Anda adalah "Sambhogakaya yang sempurna". Apa itu "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran"? Perilaku Anda adalah "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran". "Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya" tidak meninggalkan jati diri Anda sendiri, Patriak VI mengatakan demikian, jika meninggalkan jati diri, jangan katakan "3 tubuh", saat itu hanya ada tubuh, tanpa kebijaksanaan; jika "mencerahi 3 tubuh tanpa jati diri", berarti mencerahi "Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya" tidak ada jati diri, "dinamakan 4 kebijaksanaan", dengan demikian, Anda pun sudah mengerti 4 kebijaksanaan -- "4 kebijaksanaan Bodhi".

Kalian sudah lama mendengarkan saya mengulas SUTRA ALTAR PATRIAK VI, seharusnya bisa memahami. Bagaimana memahami? Ketahuilah, Li Bai punya sebuah sajak, sejak kecil kita sudah mahir bahkan suka sekali sajak ini, "Cahaya rembulan di depan ranjang, dikira embun beku di lantai, angkat kepala menatap rembulan, tunduk kepala merindukan kampung halaman." Mari kita berpikir sejenak, "cahaya rembulan di depan ranjang", saat itu Li Bai sangat miskin, jendelanya tidak ada tirai, rumahnya mungkin sangat reyot. Kita harus paham, mengapa di depan ranjang ada cahaya rembulan? Apakah sekarang di depan ranjang kalian ada cahaya rembulan? Jika jendela tidak dibuka, cahaya bulan kebetulan terpancar ke dalam, artinya ia tidak pasang tirai, rumah Li Bai tidak pasang tirai. Ini kita pahami. "Dikira embun beku di lantai", kata-kata Li Bai salah, ia langsung mengira cahaya rembulan adalah embun beku di lantai, embun beku di lantai itu sangat dingin, rumah Li Bai pasti sangat dingin, karena dalam cuaca yang sangat dingin, pintunya tidak ditutup, hawa dingin masuk ke dalam kamar. Nyatalah bahwa rumah Li Bai tidak ada pintu. Kita pahami, bayangkan, rumahnya tidak berpintu, makanya ia baru mengira "ini adalah embun beku!" Jika pintu ditutup, kamar sangat hangat, bagaimana bisa dikira embun beku? Pasti tidak berpintu, Li Bai sangat miskin.

Selanjutnya, "angkat kepala menatap rembulan", di atas ranjang ia angkat kepala langsung melihat rembulan. Ah? Tidak ada atap! Kalau tidak, bagaimana "angkat kepala menatap rembulan"? Jika rumahnya ada atap, pasti tidak terlihat rembulan, ia juga tidak turun dari ranjang, angkat kepala bisa melihat rembulan, berarti tidak ada atap, tidak ada jendela, tidak ada pintu. "Tunduk kepala merindukan kampung halaman", Li Bai sangat sedih, sangat terluka, "tunduk kepala merindukan kampung halaman" itu sangat terluka, ternyata, Li Bai begitu miskin, tinggal di tempat tak beratap, tak bertirai, tak berpintu. Benarkah penjelasan saya ini? (Hadirin tepuk tangan) Penyair Li Bai, kecuali mabuk, baru bisa menuliskan sajak seperti ini, kalau tidak, ia benar-benar luar biasa miskin, ini adalah pemahaman.



Sabda Patriak VI, "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan" justru ada pada diri Anda. Tantra mengatakan "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan", "Dharmakaya", "Dharmakaya" Mahaguru adalah Vairocana -- Buddha Locani -- Buddha Amitabha, sampai Buddha Amitabha adalah Sambhogakaya. Apa yang dimaksud "Sambhogakaya"? Sangat agung, mengenakan beragam perhiasan, menampilkan Sambhogakaya yang sempurna dari Buddha Amitabha di Sukhavatiloka Barat, menampilkan wujud dari Buddha Amitabha, ada usnisa, ada gelung rambut, ada alis, ada mata, sebiru samudera; ada hidung, ada mulut, telinga panjang yang ada mutiara telinga, seluruh wajah sempurna, seperti rembulan musim gugur, sesempurna bulan purnama festival pertengahan musim gugur; tubuh-Nya sangat agung, menyandang kasaya berwarna biru nilam, memancarkan cahaya merah, kedua kaki berpijak di atas teratai, di depan dada ada aksara swastika. Seperti Mahaguru aksara swastika tadinya ada, namun, karena usia sudah lanjut, timbul flek hitam, jadi berubah menjadi seperti sebuah lingkaran, bukan aksara swastika, melainkan lingkaran. Bukan digambar dengan pena hitam, asli, dicuci bagaimana pun tidak bisa hilang, jika dicuci bisa hilang, flek hitam saya sudah hilang, justru tidak bisa hilang, depan dada ada aksara swastika! Agung sekali. Telinga Buddha Amitabha sangat panjang, ada mutiara telinga. Buddha Amitabha sangat agung, tubuh apakah ini? Inilah Sambhogakaya yang sempurna, yang di alam suci Buddhaloka adalah Sambhogakaya yang sempurna. "Dharmakaya" -- Vairocana; "Sambhogakaya" -- Buddha Amitabha; "Nirmanakaya" -- Padmakumara Grandmaster Lu, dibagi menjadi "3 tubuh", sebenarnya adalah "1 tubuh". Benar apa yang dikatakan Patriak VI, karena Anda telah mengenal dengan jelas jati diri, tempat asal Anda yang sebenarnya, asalkan Anda telah mengenal Buddhata Anda, "Dharmakaya" justru berada dalam diri kita, "Sambhogakaya" juga berada dalam diri kita, "Nirmanakaya" juga adalah Anda, "3 tubuh" adalah "1 tubuh". Jadi, "3 tubuh" itu tidak terpisah, "3 tubuh" adalah menyatu, karena Anda telah mengenal dengan jelas jati diri, sudah memahami jati diri, 3 tubuh "Dharmakaya, Sambogakaya, dan Nirmanakaya" adalah 1 tubuh.

Sebenarnya, Patriak VI menerangkan sangat jelas, "Dharmakaya yang suci" adalah Buddhata Anda; "Sambhogakaya yang sempurna" adalah kebijaksanaan Anda. Pikiran Anda, kebijaksanaan Anda, "4 kebijaksanaan" Anda -- "anusthana-jnana", "samata-jnana", "pratyaveksa-jnana", "adarsa-jnana", keempat jenis kebijaksanaan digabungkan menjadi "dharmadhatuta-jnana", yaitu kebijaksanaan Anda! "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran" adalah perilaku Anda, "Sad-paramita" atau "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran". Apakah kalian sudah mengerti?

Fisik Anda sendiri juga "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran", pangan, sandang, papan, transportasi, pendidikan, hiburan, semua adalah Nirmanakaya Anda, menjalankan "Sad-paramita", termasuk buang air kecil, juga "Sad-paramita". Eh? Mahaguru mengatakan "buang air kecil" juga "Sad-paramita"? Mengapa? Apakah Anda tidak melihat di toilet tertulis, "Maju selangkah, agar tidak menetes di luar"! Sekarang, di dalam WC umum, toilet pria tertulis, "Maju selangkah, agar tidak menetes di luar", maksudnya agak mendekat sedikit, jika buang air kecil harus menaati aturan, harus di dalam toilet, itulah "Sad-paramita"! Sungguh, jika Anda tidak maju selangkah, sembarangan semprot membasahi lantai, ini tidak benar. Hal sekecil apapun, semua harus maju selangkah, hal kecil apapun juga "Sad-paramita", harus menaati peraturan, menaati sila. Di dalam "Sad-paramita" ada menaati sila! Orang tulis "maju selangkah, agar tidak menetes di luar", bagus sekali. Sebenarnya, banyak orang seakan-akan tidak melihatnya, main semprot saja, akhirnya menetes di luar, orang yang tidak tahu aturan masih banyak. Mau menulis satu kalimat yang lebih hebat, "Menetes di luar, membuktikan milik Anda pendek", kalimat ini lebih keras. Begitu pria membaca satu kalimat ini, semuanya akan maju selangkah. Kalimat ini bukan ide Mahaguru, melainkan diajarkan oleh Chuan-fang Chen.

"Nirmanakaya yang berjumlah miliaran" kita, perilaku apapun, harus menaati "Sad-paramita". Sila Buddha Dharma adalah hasil perkembangan dari Sad-paramita, kemudian terbentuk menjadi berbagai macam sila; sedangkan menaati sila adalah standar seorang sadhaka, ini sangat penting. "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran"! Yaitu perilaku Anda, kita melakukan hal apapun, harus menaati sila Buddha, juga harus menjalankan "Sad-paramita", di antaranya ada berdana, menaati sila, ketekunan, kebijaksanaan, samadhi, bersabar, semua harus dilakukan. Kita melatih diri justru melatih ini. Jika Anda tidak tahan, itu tidak boleh; harus tahan, kadang-kadang tidak bisa tahan, namun, apa yang tidak bisa tahan? Usia sudah lanjut tidak bisa tahan lagi. Bukankah pernah dikatakan, seorang berumur 70 tahun berkata, "Setiap bangun pagi, saya harus setengah jam di toilet." Umur 80 tahun berkata, "Setiap kali bangun pagi, saya harus sejam di toilet." Umur 90 tahun berkata, "Setiap pukul 7 pagi, saya buang air besar maupun kecil sekencang kuda berlari" Kedua orang itu sangat kagum! "Sebentar saja Anda sudah buang semua." "Saya buang air besar maupun kecil pada pukul 7 pagi, pukul 9 pagi baru bangun tidur." Itu berarti tidak bisa tahan. Sadhaka harus belajar tahan, tidak boleh tidak tahan, namun, jika benar-benar tidak bisa tahan, juga harus pakai diapers. Babi, baby dan manula ada satu persamaan, sampai saatnya harus pakai diapers. "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran" adalah perilaku Anda, penting sekali.



Sangat sulit jadi sadhaka, orang lain menganiaya kita, kita masih harus bersabar, ini sulit, justru di sinilah kesulitannya; dianiaya masih harus bersabar, atau tidak disebut sadhaka. Masih ada yang tepuk tangan. Menjadi orang yang tulus sangat sulit, sungguh, apa sulitnya? Apapun yang Anda lakukan, orang lain pasti berkomentar. Justru di sinilah kesulitan seorang sadhaka, menjadi orang yang tulus sangat sulit, apalagi sadhaka, ksanti-paramita sangat sulit. Anda kaya, orang lain pun mengomentari Anda, menyindir Anda, "Anda kaya akan menjadi jahat." Tidak punya uang? Anda dibilang gagal; kaya maka Anda dibilang menjadi jahat, tidak ada uang, Anda dibilang gagal; sukses, Anda dibilang menghalalkan segala cara; tidak sukses, Anda dibilang tidak berguna; punya kekasih, Anda dibilang sungguh nakal; tidak punya kekasih, Anda dibilang orang aneh, inilah kesulitan menjadi orang yang tulus. Bagaimana pun selalu dikomentari orang lain.

Bukankah saya pernah katakan, ada seorang ayah dan anak menarik seekor kuda masuk kota. Keduanya jalan kaki, orang lain menertawai mereka, "Bodoh sekali, ada kuda tetapi tidak ditunggangi." Ayah pun naik, orang lain berkomentar lagi, "Menyiksa anak, membiarkan anak berjalan di bawah." Ayah lebih baik turun, anak naik dan duduk di atasnya. Pejalan kaki berkomentar lagi, "Biarkan ayah menarik kuda, yang muda duduk di atas, anak tidak berbakti!" Anak pun turun lagi, kemudian, ayah dan anak duduk di atas kuda, "Menyiksa hewan!" Bagaimana? Terakhir, tidak ada cara lain lagi, kuda diangkat sambil berjalan! Semua orang menertawai kedua ayah anak ini. Apapun yang dilakukan selalu ditertawai orang lain, bagaimana? Ksanti-paramita! Selama Anda benar, cukup melatih Ksanti-paramita saja. (Hadirin tepuk tangan)

Ketahuilah! Di sini ada titik berat yang paling utama. Jika perilaku Anda meninggalkan jati diri Anda, meninggalkan Buddhata Anda, berarti Anda adalah orang awam, jangan katakan "3 tubuh"! Sekalipun Anda punya tubuh ini, juga tidak ada kebijaksanaan, tidak ada kebijaksanaan Tathagata, tidak mengerti kebijaksanaan Tathagata. Jika "mencerahi 3 tubuh tanpa jati diri", inilah kebenaran. Kalimat ini sangat penting. Patriak VI mengatakan, jika Anda mencerahi "Dharmakaya", "Sambhogakaya", "Nirmanakaya", 3 tubuh semuanya tidak ada jati diri, Anda pun mampu mengerti 4 jenis kebijaksanaan -- "anusthana-jnana", "samata-jnana", "pratyaveksa-jnana", "adarsa-jnana", "4 kebijaksanaan Bodhi" ini, Anda pun mampu mengerti. Jika Anda dapat mengerti "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan", mengerti "3 tubuh tidak ada jati diri", ini disebut mencapai pencerahan. Namun, Anda jangan menulis seperti ini dan minta saya mengukuhkan bahwa Mahaguru mengatakan ini disebut "mencapai pencerahan". Ini adalah sabda Patriak VI, milik Patriak VI, bukan milik Anda. Anda mesti membuktikan ini. Bagaimana membuktikan? Silahkan tulis sendiri, baru minta saya mengukuhkan Anda mencapai pencerahan, mencapai pencerahan itu begini. Setelah mencapai pencerahan, kemudian mempraktekkan, disebut "perilaku Anda", yaitu "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran", yaitu "Sambhogakaya yang sempurna", yaitu "Dharmakaya yang suci", ini adalah sesuatu yang sangat sulit.

Di dunia ini, banyak hal sangat sulit! Apa saja hal yang menyulitkan? Pramugari melayani di atas pesawat, ia meminta seorang pria yang duduk di bagian dalam, "Tolong berikan piring makan Anda pada saya." Pria itu duduk dekat jendela, berkata pada pramugari, "Siapa pelayan, saya atau Anda?" Pramugari berkata, "Saya memang pelayan, maaf, saya bukan siamang." (kera bertangan panjang) Tangannya tidak mampu dijulurkan begitu panjang untuk mengambil piringnya. "Saya memang pelayan, namun saya bukan siamang, tolong bapak berikan piring Anda pada saya, dan sekalian buka jendela." Sebenarnya, pramugari juga sangat sulit, mereka bekerja di ruang yang begitu kecil, melayani semua insan, mereka juga ada kesulitan.



Siapapun itu, harus mengerti untuk memaklumi orang lain, memaklumi semua insan. Insan punya kesulitan, kita harus membantu mereka menyelesaikan masalah, jangan menambah masalah mereka, menambah kesulitan mereka, ini adalah berbuat baik, berarti berdana, satu tindakan kecil saja, Anda pun berdana, menaati sila, tekun, bersabar, samadhi, dan kebijaksanaan. Tindakan apapun, semua harus ditunjukkan.

Buddha bersama-sama Anda. Seperti Yaochi Jinmu, bersama-sama saya, Ia tidak pernah meninggalkan saya. Kita tahu, di antara guru sesepuh zaman dulu, ada Bodhisattva Asanga, Bodhisattva Nagarjuna, keduanya adalah Mahabodhisattva, murid-Nya Deva, Vasubandhu, semua adalah Mahabodhisattva. Bodhisattva Asanga menekuni yidam, Ia menekuni yidam Bodhisattva Maitreya, yidam Asanga adalah Bodhisattva Maitreya. Ia telah menekuni 12 tahun, tidak pernah melihat Bodhisattva Maitreya, setelah Ia berhasil dalam sadhana, Bodhisattva Maitreya membiarkannya melihat, Bodhisattva Maitreya berkata pada-Nya, "12 tahun, saya tidak pernah meninggalkan Anda." Bodhisattva Maitreya berkata pada Bodhisattva Asanga, "Anda menekuni saya sebagai yidam selama 12 tahun, saya tidak pernah meninggalkan Anda." Namun, Bodhisattva Asanga selama 12 tahun, tidak pernah melihat Bodhisattva Maitreya. Jadi, hadirin! Seperti Anda menekuni yidam Kalachakra, ada umat berkata pada saya, "Mahaguru! Saya menekuni mandala Kalachakra sudah setengah tahun, Kalachakra belum memperlihatkan diri pada saya, saya mau bongkar saja mandala saya, saya gagal, habislah saya, saya tidak mencapai kontak yoga dalam melatih diri! Saya melatih setengah tahun, Ia tidak kontak batin dengan saya; apakah Ia dengar apa yang saya japa? Saya japa "OM. HA. KAMALA. WALAYA. SUOHA" sudah japa setengah tahun, japamala hampir putus, mengapa Kalachakra belum kontak yoga dengan saya?"

Amitabha! Bodhisattva Asanga menekuni Yidam Maitreya selama 12 tahun! Masih belum melihat Bodhisattva Maitreya. Umat zaman akhir Dharma, baru bersadhana setengah tahun! Sudah ingin melihat Kalachakra, Amitabha! Mengesalkan bhiksu senior! Baru setengah tahun, sudah mau bongkar mandala? Kalau begitu, seperti saya, saya melatih diri 40 tahun! Bukankah mandala saya dari awal sudah dibuang ke septik tank? Saya bersadhana 40 tahun! Tuhan! Sekarang baru "saling kontak batin"! Dengan kata lain, satu petikan jari, Ia pun datang, muncul. Ini juga dilatih sangat lama, bukan sekali saja sudah melihat, juga harus dilatih dengan susah payah, Xiuli, Xiuli, berlatih sampai kita bersih suci, mana segampang itu? Tidak segampang itu. Empat puluh tahun ibarat sehari! Di pesawat terbang juga bersadhana, di mobil juga bersadhana, sakit juga bersadhana, sembuh juga bersadhana, kapan pun bersadhana! Bangun pagi juga bersadhana, malam juga bersadhana! Anda baru bersadhana setengah tahun, Amitabha! Ikkyū-sei (Bahasa Jepang: murid kelas 1 SD) pun tidak sampai, di kidergarten TK A, mandala jangan dibongkar, coba bersadhana 12 tahun, tiru Bodhisattva Asanga.

Sungguh, melatih diri itu sangat sulit. Dulu, guru Bahasa Inggris berkata pada kami, "Kalian harus belajar kosakata Bahasa Inggris university (Bahasa Inggris: Perguruan Tinggi), satu kata ini harus dibaca 10 kali, 100 kali, 10 ribu kali baru akan menjadi milik Anda." Murid-murid berkata, "Baiklah! Baca 10 kali, 100 kali, 10 ribu kali maka akan menjadi milik saya." Alhasil, setiap murid baca "money", "money", "money", guru yang mengatakan "Maka akan menjadi milik Anda." Belajar Buddhadharma sama seperti belajar Bahasa Inggris, harus dibaca ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu kali, akhirnya, Anda ingat di dalam otak.

Mahaguru! Pelafalan saja tidak bisa, Bahasa Inggris saya sangat jelek! Jadi, alangkah susahnya saya belajar Bahasa Inggris di Amerika, tahukah kalian? Hanya satu kata "tidur" (sleeping) saja, pelafalannya selalu salah, apa boleh buat, terpaksa menggunakan kata asosiasi, "mati di dalam botol" -- "sleeping", menggunakan cara ini menghafal Bahasa Inggris. Sekarang bertemu bule, paling tidak, saya tidak malu, saya juga bisa mengucapkan beberapa kata, bicara dengan penuh semangat dengan lawan bicara saya. Jika traktir dia makan, saya juga bisa order, walaupun makanan yang diorder tidak terlalu mengerti dalam Bahasa Inggris, saya juga bisa menggunakan tangan menunjuk "this one", "this kind", ada gambar paling bagus, tunjuk saja dengan tangan. Seperti makan iga sapi, saya juga bisa mengatakan "medium", "medium" adalah matang 50 persen, agak mentah; "Medium-Well" matang 70 persen, "Well-Done" matang 100 persen. Jika sashimi (Bahasa Jepang: potongan ikan mentah), saya pun tahu, itu mentah semua. Tanya, "Anda mau apa?" Saya juga bisa menjawab, "Ok. I want a T-bone steak." "What kind of T-bone steak?" "Medium-Well." "I want two egg over easy. I want a hash brown and I want a toast." "What kind of toast?" "White toast." Benar tidak? Lihat, Gurudhara adalah guru Bahasa Inggris saya. (Hadirin tepuk tangan) Saya bisa mengucapkan! Makan makanan ala barat, "Anda mau makan apa?" "Soup (Bahasa Inggris: kuah) or salad (Bahasa Inggris: salad)" "I want a soup." "What kind of soup today?" (Bahasa Inggris: hari ini Anda mau minum kuah apa?" "I want clam chowder." (Bahasa Inggris: kuah kerang), yaitu kuah daging kerang. Asalkan Anda mengerti "soup", mengerti "salad", mengerti "steak", dan mengerti "pudding", buah-buahan (fruit), makanan ala barat pun sudah bisa dimakan! Makanan ala China lebih gampang, bicara mandarin saja. Mau menghafal semua ini sangat sulit. Umur 38 tahun ke Amerika Serikat, baru mulai watch the TV, study English, saya belajar Bahasa Inggris dengan menonton televisi. Sekarang, berita televisi berbahasa Inggris saya juga mengerti! Di FTV ada berita berbahasa Inggris, saya selalu mendengar itu. Lihat setinggi apa tingkat Bahasa Inggris saya? Dengar beberapa kata saja! Sulit sekali.



Belajar Buddhadharma sangat sulit. Untuk mencapai "Nirmanakaya yang berjumlah miliaran", perilaku Anda tidak boleh meninggalkan jati diri. Jadi, Patriak VI bersabda, "Jati diri terdapat 3 tubuh", ini adalah gatha yang Ia ucapkan, "Diuraikan menjadi 3 kebijaksanaan, tidak meninggalkan sebab musabab penglihatan dan pendengaran, melampaui dan mencapai alam Buddha. Kini saya menjelaskan pada Anda, percayalah selamanya tanpa kemelekatan, jangan meniru orang yang mencari, seharian menuturkan Bodhi." Ada orang, seharian sampai malam mengatakan Buddha, setiap hari keluar mencari Buddha, tidak tahu bahwa "Buddha ada di dalam diri sendiri" -- Anda adalah Buddha! Buddhata justru ada di dalam diri Anda! Anda tidak mengusahakan dari dalam, setiap hari keliling tempat ibadah mencari Buddha, hari ini berguru pada guru ini, besok berguru pada guru itu, lusa berguru pada guru itu, berguru sana berguru sini, berarti Anda tidak melihat jati diri Anda. Jadi, asalkan kita bersarana pada Grandmaster Sheng-yen Lu pun sudah cukup! (Hadirin tepuk tangan) Ia mengajari kita menemukan jati diri! Anda mencari di luar, mencari lama, sebenarnya, yang dicari adalah diri sendiri. Buddhata ada dalam diri Anda, Anda telah memiliki "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan", asalkan anda melatih diri dengan sebaik-baiknya, menyaksikan Buddhata Anda dengan sebaik-baiknya, mencapai pencerahan, memahami hati, menyaksikan Buddhata, Anda pun memiliki "3 tubuh dan 4 kebijaksanaan", tidak perlu mencari di luar, cukup cari diri Anda sendiri. Asalkan Anda telah mencapai pencerahan, memahami hati, menyaksikan Buddhata, menyaksikan sifat Buddha, Anda baru tahu, ternyata, yang dicari di luar, hanya membimbing Anda saja, jati diri yang sejati, harus diusahakan dari dalam, bukan diusahakan dari luar. Sepanjang hidup manusia, hanya sekali saja, jangan salah cari guru, penting sekali, (hadirin tepuk tangan) kehidupan sekarang hanya sekali saja.

Guru yang mengajarkan ilmu listrik, ilmu elektronik, ilmu daya listrik mengatakan "Listrik berdaya 10 volt, 30 volt, 100 volt, 200 volt" (volt: unit tegangan listrik), kita gunakan 110 volt. Banyak negara menggunakan 220 volt, bahkan lebih tinggi lagi, 1000 volt, 3000 volt, listrik tegangan tinggi! Ada 3300, ada puluhan ribu volt. Guru bertanya pada murid, "Kalian raba dengan tangan, mana yang boleh diraba? Mana yang tidak boleh diraba?" Murid pun berdiri dan menjawab, "Semua boleh diraba." Guru sangat emosi, "Mana mungkin semua boleh diraba?" Murid pun menjawab, "Semua boleh diraba, akan tetapi, ada yang hanya boleh diraba sekali saja." Begitulah hidup manusia! Hanya sekali, sejak lahir sampai tua sampai meninggal, hanya sekali saja, memang hanya sekali saja. Anda harus menemukan guru yang tepat, seperti kita sedang meraba listrik, jangan mati kesetrum, jika Anda mencari guru seperti itu, sekali saja Anda sudah mati. Mengapa? Karena Anda akan mati kesetrum, Anda ditipu olehnya, uang juga ditipu, tubuh juga ditipu, semua harta juga ditipu, ibarat mati kesetrum.

Jika Anda menemukan guru, ia tidak berbobot, ia hanya 10 volt, tidak memiliki Dharmabala, juga tidak berdaya. Jadi, Anda mencari guru harus 110 volt, kebetulan cocok untuk di Taiwan, (hadirin tepuk tangan) Ia punya kekuatan, namun, tidak membuat Anda mati kesetrum, walaupun kesetrum, juga kebas sebentar saja, "Pha!" sebentar, kesetrum! Namun, Anda tahu, Ia punya Dharmabala! Jika 10 volt, tidak ada apa-apanya. Mencari guru jangan membuat Anda mati kesetrum, juga jangan guru yang tidak punya Dharmabala, harus cari yang pas sesuai kebutuhan, mampu membuat cakra hati Anda terbuka, menyaksikan sifat Buddha sendiri, benar-benar menyaksikan, dan, Ia mampu menuntun Anda mencapai pencerahan.

Ketahuilah, Anda harus belajar "tiada ego", belajar "tiada kelahiran", apa lagi lebih dalam dari "tiada kelahiran"? Sudah mendekati pencerahan, "tidak dapat apa-apa", "tidak menetap di mana-mana", ada satu lagi, "tidak apa-apa", semua sudah sangat mendekati pencerahan, cerahi lagi, pasti mencapai pencerahan, lalu praktekkan pencerahan Anda, pasti bisa menyaksikan Buddhata. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar