Membangkitkan Bodhicitta
Bertobat Atas Karma yang Terdahulu Serta Tidak Menciptakan Kejahatan
Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng pada Homa Skanda Di Taiwan Lei Tsang Temple
Kutipan SUTRA ALTAR PATRIAK VI minggu ini "Bab X: Pesan-pesan"
本期《六祖壇經》「付囑品第十」經文:
時, 徒眾聞說偈已,普皆作禮,並體師意,各各攝心,依法修行,更不敢諍,乃知大師不久住世。法海上座,再拜問曰:「和尚入滅之後,衣法當付何人?」師曰: 「吾於大梵寺說法,以至于今抄錄流行,目曰:『法寶壇經』。汝等守護,遞相傳授。度諸群生,但依此說,是名正法。今為汝等說法,不付其衣。蓋為汝等信根淳 熟,決定無疑,堪任大事。然據先祖達摩大師付授偈意,衣不合傳。偈曰: 『吾本來茲土,傳法救迷情, 一華開五葉,結果自然成。』」
※※※
Pertama-tama kita sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada adinata homa Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda.
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, serta tamu agung kita hari ini: President of the Executive Yuan, Wu Den-yih, juru bicara Nantou County Council He Yongsheng, Nantou County legislator Ma Wenjun, Divisi Interpretasi Guru Pembimbing Yinshun Bhiksu Shi Mingsheng, Akademisi Academy of Sinica Prof. Hsi-yi Chu dan istri Ibu Wen-wen Chen, direktur Rescue volunteer headquarters in Taiwan, Liu Ming-hui, China Medical University Dean of Student Affairs (Medical Laboratory Science and Biotechnology Department), Professor Dr. Lin Zhenwen, anggota parlemen Kabupaten Nantou Zhuang Xu, presenter terkenal Bpk. Tai Zhiyuan, kuasa hukum TBF Pengacara Luo Riliang, Pengacara Huang Yueqin, teman kuliah Mahaguru Zhu Jin-shu, dan istri Ibu Chen Ze-xia, Li Zhaoqing, direktur Nantou County magistrate on behalf of Chen Qizhao, direktur The representative of the mayor, secretary of the Hong Guohao Tsaotun director of the town hall Liu-qiu Lu, serta kerabat Mahaguru dan Gurudhara.
Hari ini mengadakan homa Dewa Skanda, Beliau adalah Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda. Biasanya di dalam vihara Taiwan, ada 2 sosok Dharmapala yang sangat agung, pertama adalah Bodhisattva Dharmapala Skanda, kedua adalah Bodhisattva Dharmapala Sangharama. Hanya saja di dalam vihara China Daratan, begitu masuk ke pintu langit lapisan pertama, begitu masuk pintu istana utama, pertama-tama yang terlihat pasti Empat Raja Langit, antara lain: Vaishravana, Dhritarastra, Virudhaka, Virupaksa; sementara tepat di seberang Empat Raja Langit, adalah Bodhisattva Maitreya, yaitu Buddha masa depan. Kemudian, putar ke belakang, akan terlihat Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda, tepat di seberang-Nya, pasti adalah istana utama, di dalamnya tertata antara lain: Buddha Sakyamuni, Tathagata Bhaisajyaguru, Buddha Amitabha; Bodhisattva Dewa Skanda ini paling terkenal. Ketika Buddha Sakyamuni dikremasi, menghasilkan banyak sarira, saat itu ada semacam makhluk hantu, bernama "Amanusia", mereka datang berebutan sarira dan langsung kabur. Saat itu, Dharmapala Dewa Skanda pun muncul, Ia nomor satu dalam kesaktian kaki dewa, langsung dengan cara terbang, menangkap semua hantu berkaki cepat ini, meminta kembali semua sarira. Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda ini, di vihara Taiwan, satu adalah Dewa Skanda, satu lagi adalah Dewa Sangharama, semua ditata rapi. Kalau begitu, di mana kemuliaan Dewa Skanda? Singkatnya, di antara "seribu bhadra-kalpa Buddha masa depan", Buddha pertama dari seribu Buddha adalah Buddha Padma Prabha (Hua Guang Fo). Seribu Buddha kedua, yang paling pertama mencapai kebuddhaan, adalah Buddha Rudika atau Rucika, tidak ada yang tahu siapa Buddha Rudika, Ia adalah Bodhisattva Dewa Skanda. (Hadirin tepuk tangan) Seribu Buddha ketiga, yang pertama mencapai kebuddhaan adalah Bodhisattva Maitreya -- Buddha Maitreya.
Kami pergi ke 8 tempat suci di India, Buddha Sakyamuni lahir di "Taman Lumbini", ini adalah tempat suci pertama; tempat suci kedua adalah "Taman Rusa", ini adalah tempat Buddha Sakyamuni menyeberangkan 5 Bhiksu; tempat suci ketiga adalah "Buddha Gaya", Buddha Sakyamuni mencapai pencerahan di bawah Pohon Bodhi; selanjutnya adalah tempat suci Buddha Sakyamuni berceramah Dharma "Grdhrakūta", selanjutnya, "Kalandaka Veluvana", yaitu tempat tinggal Buddha Sakyamuni; ada lagi "Jetavana Vihara", Buddha Sakyamuni juga tinggal di sana satu kurun waktu; selain itu, tempat Buddha Sakyamuni parinirvana, yang sangat terkenal, "Kusinagara", yaitu Pohon Sala kembar tempat Buddha Sakyamuni Parinirvana, Buddha Sakyamuni dikremasi di "Kusinagara". Beberapa tempat suci ini, ada yang di India, ada yang di Nepal, yang di Nepal hanya ada "Taman Lumbini". Saat itu, tempat kremasi Sang Buddha di "Kusinagara", yaitu tempat Bodhisattva Dewa Skanda mengejar kembali sarira Sang Buddha.
Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda kelak mencapai kebuddhaan disebut Buddha Rudika atau Rucika, Ia juga merupakan Buddha kedua ribu yang pertama mencapai kebuddhaan di antara 3 ribu Buddha, yaitu Buddha Rudika atau Rucika. Jadi, asal usul-Nya sangat tinggi.
Mudra-Nya adalah Vajra Anjali, mantra-Nya adalah "OM. WEITUOTIANDUO. MAHATIANDUO. SUOHA." (Mahaguru melantunkan), Anda japa mantra ini ditambah mudra.
Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda dikenal dan diketahui oleh semua orang, pratima-Nya yang terlihat di istana utama kita saat ini, tangan-Nya memegang Sula Penakluk Mara, wujud-Nya, mantra-Nya, mudra-Nya, menjadi sebuah tatacara bersadhana. Apa yang mampu Ia lakukan? Kelak, Ia akan mencapai kebuddhaan dengan nama Buddha Rudika atau Rucika, tidak ada yang tidak bisa dilakukan-Nya. Hari ini, kita mengadakan homa-Nya, memohon Bodhisattva Dewa Dharmapala Skanda melindungi semua hadirin dan semua yang mendaftar, setiap orang, sehat selalu; semua doa terkabulkan; (hadirin tepuk tangan) menuntun para arwah terlahir di Buddhaloka yang bersih; memancarkan cahaya memberkati kita agar berkah dan kebijaksanaan kita meningkat, cinta kasih sempurna; di saat bersamaan, Sula Penakluk Mara-Nya, dapat menyingkirkan semua musuh kita, penagih utang kita, semua mundur. (Hadirin tepuk tangan)
Hari ini kita kembali mengurai sedikit tentang SUTRA ALTAR PATRIAK VI, saya tidak baca lagi kutipan Sutra, saya uraikan terus. Seketika, semua murid Patriak VI, mendengar gatha ini, semuanya beranjali dan memberikan penghormatan, di saat bersamaan dapat memahami maksud Patriak VI, setiap orang, "各各攝心", yaitu memusatkan perhatian, melatih diri berdasarkan Dharma Zen dari Patriak VI, "更不敢諍". Kata ini disebut "debat". Buddha Sakyamuni berkata, "Agama Buddha adalah agama tanpa debat"; Patriak VI berkata, "Dharma Zen tanpa debat". Kata "debat" ini sangat penting. Orang awam sedang "berdebat", tidak ada seorang pun yang tidak "berdebat", jika Anda dapat melatih diri hingga tanpa debat, maka dapat selaras dengan maksud Patriak VI dan Sang Buddha. Mengapa "tanpa debat"? Mencapai pencerahan berarti "tanpa debat", tanpa mencapai pencerahan, Anda selamanya "berdebat" terus di dunia manusia, sederhana sekali. Namun, mengapa mencapai pencerahan itu "tanpa debat"? Mengapa Buddha Sakyamuni mengatakan, "Agama Buddha adalah agama tanpa debat", umat Buddha sekarang, organisasi Agama Buddha masih "berdebat" terus, apa sebabnya? Karena dunia manusia, selama itu manusia, semua "berdebat". Kalau begitu, Anda ingin meninggalkan "debat" ini, namun, mengapa mau meninggalkan? Karena "debat" akan menimbulkan kerisauan, "debat" akan menciptakan karma, "debat" akan jatuh ke alam hewan, alam pretta, alam neraka. Oleh karena itu, Anda diminta meninggalkan "debat", berubah menjadi "tanpa debat", ini sangat penting, tidak ada yang perlu dibandingkan, "tanpa debat" yang saya katakan adalah, Anda tidak perlu membandingkan dengan orang lain, apapun tidak perlu dibandingkan, asalkan Anda bandingkan, pasti akan ada "debat". Mari kita menceritakan sebuah cerita lucu tentang "membandingkan". Ada seorang gentleman, menyetir ke country -- dusun, melindas mati seekor babi jantan, pemilik mobil pun turun dan berkata pada si petani, "Maaf, saya pasti akan ganti rugi." Petani berkata, "Bagaimana Anda ganti rugi?" Ia berkata, "Saya sangat kaya! Saya akan ganti rugi uang yang banyak pada Anda." Petani pun berkata, "Bagaimana Anda ganti rugi? Anda tidak segemuk babi, babi jantan saya itu sangat gemuk, setiap hari ia dikawinkan dengan 10 ekor babi betina, bisakah Anda?" Gentleman itu tidak bisa berkata apa-apa, ini adalah "membandingkan", pria dibandingkan dengan babi, fungsi babi memang banyak. Tahukah Anda? Bulu babi bisa dijadikan sikat, kulit babi juga bisa dijadikan suplemen otot! Kulit babi! Mengandung kolagen, kuping babi bahkan bisa dimakan. Dulu, kita memotong kuping babi, daging babi, hati babi untuk dimasak dan dimakan, semua produk babi berguna, termasuk memaki orang, semua sangat berguna. Babi jantan ini sangat gemuk! Gentleman tidak segemuk itu! Anda tahu gentlemen ini walaupun kaya, ia juga tidak dapat dikawinkan dengan 10 ekor babi dalam sehari. Oleh karena itu, ini tidak dapat dibandingkan, asalkan dibandingkan, pasti akan ada kerisauan, kemelekatan. Agama Buddha adalah agama tanpa debat, mengapa masih ada "debat"? Karena belum mencapai pencerahan. Jika suatu hari, Anda melatih diri hingga akhirnya mengerti apa itu "tanpa debat", Anda pun mencapai pencerahan. (Hadirin tepuk tangan)
Pencerahan itu tidak dapat dibandingkan, selain itu, pencerahan itu mutlak tidak dapat "digantikan". Saya ceritakan sebuah cerita lucu tentang "menggantikan", ada sepasang suami istri, mereka menggunakan kode dalam hubungan intim, menyebutnya "bersekolah". Suatu hari, si istri berkata pada suami, malam ini mau "bersekolah". Suami menjawab, "Malam ini tidak bisa, saya mau melobi, kamu belajar sendiri saja!" Belajar sendiri di rumah, disebut "belajar sendiri". Keesokan harinya, gantian suami berkata pada istri, "Malam ini bersekolah." Si istri menjawab, "Malam ini tidak bisa, saya sudah panggil guru les." Oh! Ini bisa menyebabkan kerisauan. Saya beritahu Anda, pencerahan itu tidak dapat digantikan, satu-satunya, mutlak. Asalkan Anda mencerahi tingkatan alam ini, Anda pun tahu apa itu "agama tanpa debat", tidak dapat digantikan, mutlak tidak dapat digantikan, bahkan mutlak setara, satu-satunya. (Hadirin tepuk tangan) Mari kita semua renungkan pelan-pelan!
Setiap murid, tahu Patriak VI "不久住世", tahu Patriak VI akan meninggalkan dunia manusia. Sebenarnya, tidak seharusnya dikatakan seperti ini, Patriak VI seakan-akan datang, seakan-akan pergi, sepertinya "datang", sepertinya "pergi", ini adalah kode Buddha, seperti datang juga seperti pergi; "menetap di dunia", adalah bahasa awam, Anda sekarang hidup di dunia disebut "menetap di dunia", meninggalkan dunia manusia disebut "keluar dari dunia". "Fahai" adalah seorang "Shangzuo", "Shangzuo" artinya murid utama, bertanya, "和尚入滅之後,衣法當付何人?" -- setelah Patriak VI meninggalkan dunia manusia, jubah dan Dharma Anda, yakni jubah dan Buddhadharma yang tadinya diberikan oleh Patriak V Hongren kepada Anda, akan diserahkan kepada siapa? Karena murid Patriak VI sangat banyak, oleh karena itu, Fahai Shangzuo pun bertanya seperti itu. Patriak VI mengatakan bahwa sejak Ia berceramah Dharma di Vihara Dafan hingga hari ini, kitab yang merupakan hasil catatan dan disebarluaskan ini disebut "Sutra Altar Dharmaratna", dengan kata lain "Sutra Altar" Patriak VI, "Sutra Altar Dharmaratna" Patriak VI, "Kalian semua murid, lindungi sutra ini, wariskan sutra ini untuk menyeberangkan insan", asalkan berceramah sesuai Dharma ini, disebut "Dharma benar". Jika tidak berceramah sesuai Dharma ini, disebut "Dharma sesat". Apa itu "Dharma benar", apa itu "Dharma sesat"? Di dunia manusia, baru ada "Dharma benar" dan "Dharma sesat", jika telah mencapai pencerahan, bahkan "Dharma benar" dan "Dharma sesat" pun tidak ada lagi.
Di sini, Patriak VI mengatakan, "Semua Dharma non duniawi, disebut "Dharma benar"' yang namanya Dharma duniawi, disebut "Dharma kemudahan", sebenarnya, "Dharma kemudahan", disebut juga "Dharma sesat".
Terus terang, pengetahuan duniawi, tergolong "Dharma sesat", hanya Dharma non duniawi, tergolong "Dharma benar". Mengapa Patriak VI mengatakan pada semua orang bahwa Ia tidak perlu lagi mewariskan jubah sesepuh? Karena semua murid telah mengerti "Dharma benar"; "信根淳熟" -- memiliki keyakinan benar yang sangat kental, mereka semua telah memiliki pikiran benar dan keyakinan benar, semua memiliki "Dharma benar", "mutlak tidak ada keraguan, kalian semua boleh mewariskan Dharma"; "堪任大事" -- membabarkan Dharma adalah sebuah karir yang mulia, "kalian semua boleh mengemban tugas besar". Jadi "先祖達摩大師付授偈意,衣不合傳" -- Patriak VI mengatakan jubah sesepuh ini tidak akan diwariskan lagi. Mengapa? Jika diwariskan akan timbul pertengkaran, saat Patriak V, karena mewariskan jubah sesepuh, menimbulkan pertengkaran, jadi, jubah sesepuh tidak seharusnya diwariskan lagi, jika diwariskan, sebaliknya menyebabkan masalah besar. "Kalian semua murid, boleh mewariskan Dharma". Bodhidharma mengucapkan sebuah gatha: "吾本來茲土" -- saya datang ke daratan tengah; "傳法救迷情" -- mewariskan Dharma berarti menyelamatkan semua orang, yakni menyelamatkan kebingungan insan; "一華開五葉" -- sekuntum bunga mekar menjadi 5 kelopak; "結果自然成" -- akan berbuah pada periode Patriak VI. Setelah Patriak VI, juga sama, sekuntum bunga mekar menjadi 5 kelopak, yang namanya "Sekte Fayan", "Sekte Yunmen", "Sekte Linji", "Sekte Caodong", "Sekte Weiyang", kebetulan terbagi menjadi Fayan, Yunmen, Caodong, Linji, Weiyang, kebetulan 5 sekte, "sekuntum bunga mekar menjadi 5 kelopak" ibarat ramalan, begitu masanya Patriak VI, dengan sendirinya akan "sekuntum bunga mekar menjadi 5 kelopak".
Oh, manusia! Sebagian besar yang dimiliki adalah pengetahuan duniawi. Kita datang ke dunia manusia, harus lebih dulu mengisi formulir, ibarat datang ke rumah sakit, harus lebih dulu mengisi formulir. Ada seorang murid, ketika masuk sekolah mengisi sebuah kuisioner, "nama" -- si murid isi "pemberian orang tua". "Jenis kelamin"? Ia menulis "pembawaan lahir"; "umur" -- "tidak terlalu tinggi"; "tinggi badan" -- seperti saya "tidak tinggi"; "berat badan" -- "tidak gemuk"; "tanggal lahir" -- "belum tiba"; "kampung halaman"? Tempat tinggal? "tinggal di rumah"; "e-mail"? "teman sedang bantu mengajukan"; "cara dihubungi" -- "teriak nama saya"; "telepon" -- "Motorola"; "hobi"! Ia mengisi "banyak"; "penghargaan yang pernah diperoleh" -- "Semua orang mengatakan saya seperti Ultraman (tokoh kartun Jepang)"; "pengalaman pribadi" -- "baru dari WC"; "nama orang tua" -- "papa mama". Dari kuisioner data terperinci si murid ini, bisa terlihat bahwa kepintaran anak ini sudah membingungkan.
Maksud saya menceritakan ini adalah, banyak orang memanah, semua memanah seperti ini, hasil panahannya adalah seperti ini, kepintaran yang sudah membingungkan. Anda harus memikirkan yang satu-satunya, tidak dapat diubah, setara, terang, sempurna. Apa itu? Harus berpikir seperti itu. Sesungguhnya, saya tahu, kemampuan semua orang itu terbatas. Kemampuan Mahaguru sendiri juga ada batasnya. Namun, mengandalkan pencerahan Anda sendiri, biarkan berjalan alami, Anda bisa mencapai tidak terbatas, karena pencerahan itu tidak terbatas, bukan ada batasnya. Ada sekawanan orang, patungan mau buka sebuah perusahaan, demi perusahaan masa depan, mereka memberikan sebuah nama, mereka memberikan nama "kemampuan". Oh! Nama perusahaan ini bagus sekali, lisensi akhirnya turun, yaitu "Perusahaan Terbatas Kemampuan". (Mahaguru tertawa, hadirin tertawa) Ketahuilah, pencerahan itu tidak terbatas, kebijaksanaan tidak terbatas. Tahukah Anda apa itu tidak terbatas? Mengertikah Anda apa itu tidak terbatas? Yang benar-benar memahami tidak terbatas, adalah pencerahan sejati. Patriak VI mengutarakan sangat jelas di sini.
Sampai di sini Mahaguru mengulas SUTRA ALTAR PATRIAK VI, (hadirin tepuk tangan) Saya mengulas sampai di sini untuk melanjutkan dengan sebuah cerita lucu. (Mahaguru tertawa, hadirin tertawa dan tepuk tangan). Apa itu terbatas? Apa itu tidak terbatas? Ada seorang pria, pertama kali kencan dengan teman wanita, ia ingin mencari topik pembicaraan, ia pun mulai mengobrol dengan wanita ini, "bagaimana kehidupan ibumu?" si wanita pun menjawab, "Terima kasih, Beliau baik-baik saja." "Ayah?" "Juga sangat baik." "Saudara laki-laki dan saudara perempuanmu?" "Terima kasih, hidup mereka semua sangat lumayan." Si pria tidak ada topik pembicaraan lagi. Sebaliknya wanita ini mengingatkannya, "Saya masih punya kakek, nenek! Mengapa kamu tidak bertanya?" Pria ini adalah "perusahaan terbatas", ia hanya bisa bicara ini saja. Hari ini saya berceramah Dharma, tidak terbatas, (hadirin tepuk tangan) pengulasan SUTRA ALTAR PATRIAK VI sampai di sini, masih bisakah diteruskan lagi? Bisa, bahkan tak ada habis-habisnya.
Apakah Bodhidharma datang ke daratan tengah? Ya, tentu saja datang ke daratan tengah, Ia datang menyeberangkan semua insan yang bingung. Jika menjawab, "Bodhidharma sama sekali tidak datang ke daratan tengah", "sama sekali tidak bertemu Kaisar Liang dari Dinasti Wu", "sama sekali tidak mewariskan Dharma apapun kepada Patriak II, Patriak III, Patriak IV, Patriak V, Patriak VI", jika saya mengatakan seperti ini, percayakah kalian? (Hadirin tepuk tangan) Tepuk tangan? Sebenarnya percaya atau tidak? Jika kalian percaya, cerahi lebih dalam lagi, Andapun mencapai pencerahan.
Saya sedang menarik undian, oh! Ini cerita lucu memaki pengacara. Di sini ada Pengacara Huang Yueqin, Luo Riliang, kalian dengarkan sejenak, apakah ini memaki pengacara? Ada seseorang setelah meninggal dunia, memohon pada Tuhan untuk masuk ke surga, jawaban yang diperoleh adalah, "Harus bersabar menunggu 3 tahun". Kemudian, permohonannya "baru bisa ditangani dalam sidang". Orang ini merasa terlalu lama, sekali murka, ia pun mengajukan pada setan permohonan untuk turun ke neraka, jawaban yang diperoleh adalah: "Permohonan Anda akan ditangani dalam sidang besok". Orang ini tidak mengerti, mengapa perbedaan antara surga dan neraka begitu besar, sehingga bertanya pada setan, sambil tertawa, setan menjawab, "Tentu saja! Pengacara dan jaksa di sini lebih baik daripada di surga." Cerita lucu yang memaki jaksa dan pengacara. Banyak jaksa dan pengacara yang turun ke neraka, pengacara dan jaksa tidak bisa naik ke surga, jadi, permohonan di tempat Tuhan sangat sedikit, dengan kata lain, tidak dapat naik ke surga, karena menunggu lama, turun ke neraka sangat cepat. Apa maksudnya? Apa maksud saya menceritakan ini? Maksud saya adalah, orang yang mencapai pencerahan sangat sedikit; yang tinggal di dunia manusia, bahkan turun ke tiga alam samsara sangat banyak. Apa sebabnya? Karena, kita dibingungkan oeh duniawi, setiap saat menciptakan rintangan karma.
Barusan, saya pertama-tama juga telah mengatakan, kita harus meninggalkan dunia ini, hanya ada 2 syarat, syarat pertama, mengumpulkan bekal surgawi. Yang satu ini sangat penting, membangkitkan Bodhicitta, mengumpulkan bekal surgawi, melakukan banyak kebajikan, bahkan tidak diketahui orang lain, berarti mengumpulkan bekal surgawi; kedua, basmi rintangan karma Anda yang turun-temurun, singkirkan semua rintangan karma Anda. Jika Anda telah berhasil melaksanakan kedua syarat ini, Anda pun dapat naik ke surga, bahkan dapat ke 4 alam suci. Bekal surgawi adalah membangkitkan Bodhicitta, Anda harus singkirkan semua rintangan karma, akumulasi rintangan karma, Anda harus rajin dan gigih bertobat atas rintangan karma turun-temurun; pada kehidupan sekarang, atasi semua rintangan karma yang Anda ciptakan, jangan biarkan ia terjadi. Kedua syarat ini adalah melatih diri. Kebijaksanaan duniawi, seperti jaksa, yang memiliki kedudukan tinggi; seperti pengacara, juga sangat terhormat, namun, mengapa mereka bisa jatuh ke 3 alam samsara? Mari kita renungkan sejenak. Dunia manusia, yang naik ke surga sedikit, turun ke neraka banyak, tidak hanya jaksa dan pengacara saja, semua orang juga sama, termasuk bhiksu, termasuk semua acarya, termasuk Mahaguru, semua jangan menciptakan karma lagi, bahkan harus bertobat atas karma lampau, bahkan harus aktif mengumpulkan bekal surgawi, membangkitkan Bodhicitta. Kedua syarat ini, sangat penting.
Mahaguru berceramah Dharma, sangat singkat dan padat, yang saya sampaikan adalah Buddhadharma yang sangat berkesan bagi Anda semua, terpatri di dalam tubuh Anda semua, memberikan semacam gizi pada Anda semua. Cerita lucu terakhir yang terundi, ada seorang istri berkata, "Menikah denganmu, benar-benar ibarat bunga segar ditancap di atas kotoran sapi." Jawaban si suami sangat bagus, "Sayang! Tak disangka kamu makin lama makin cantik, ternyata kamu telah menyerap gizi baik dari saya." Hari ini Mahaguru mengasosiasikan diri sendiri adalah kotoran sapi, namun, saya memiliki gizi baik, untuk Anda semua. (Hadirin tepuk tangan) Membangkitkan Bodhicitta, bertobat atas rintangan karma yang turun-temurun, serta dalam kehidupan sekarang tidak menciptakan lagi semua karma buruk, tidak menciptakan karma lagi, pasti bisa terlahir di Buddhaloka yang bersih. Om Mani Padme Hum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar