Pages - Menu

Pages

Kamis, 09 Agustus 2012

TANTRAYANA, MANTRAYANA DAN VAJRAYANA


Tantra itu mewakili sekte-sekte Mahayana. panca indera mengenai semangat, secara tradisi ditegaskan sebagai terdiri dari perawatan dan hasil dari yang bermanfaat, dan menghapuskan serta gangguan dari yang tidak bermanfaat, keadaan mengenai pikiran. Dengan keadaan bermanfaat dari Jhana, atau Dhyana, pikiran yang terutama dimaksudkan. Maka dari itu kepentingan yang didominasi Tantra bukanlah teori tetapi praktek.
Peninggalan Tantrayana, yaitu sebuah Arca Bhairawa
yang dipercaya sebagai perwujudan dari Syiwa yang ganas, memiliki taring,
dan bertubuh raksasa.
1) Aliran Mantrayana
Menurut Padmadkarpo, tujuan dari Mantrayana adalah sama seperti apa yang dituju oleh aliran-aliran lainnya dalam agama Buddha, yakni bersatunya manusia dengan penerangan sempurna atau kesempurnaan secara spiritual. Langkah pertama untuk mencapai tujuan tersebut, adalah mengambil perlindungan serta mempersiapkan diri dengan berpedoman pada Bodhicitta. Bodhicitta terbagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Bodhi pranidhi citta, yaitu tingkat persiapan untuk pencapaian kebuddhaan.
2. Bodhi prasthana citta, yaitu tingkat pelaksanaan sesungguhnya dalam usaha mencapai cita-cita.
Mantrayana memandang Triratna sebagai kekuatan spiritual yang disimbolkan oleh Triratna tersebut. Langkah selanjutnya adalah memperkuat dan memajukan sikap baru yang diperoleh dari meditasi dengan membaca mantra berulang-ulang. Langkah berikutnya adalah mempersembahkan suatu Mandala sebagai penyempurna pengetahuan yang telah dicapai. Mantrayana memiliki sikap tegar menentang segala bentuk khayalan dan menumbuhkan bodhi sebagai lawan dari nirodha.
2) Aliran Vajrayana
Mazhab Tantrayana yang berkembang saat ini pada umumnya adalah Vajrayana. Vajrayana memandang alam kosmos dalam kaitan ajaran untuk mencapai pembebasan. Apabila di Mahayana terdapat konsepsi Trikaya, di Vajrayana, Buddha bermanifestasi dan berada dimana-mana. Selain itu, Vajrayana juga memiliki puja bakti ritual maupun sistem meditasi khusus yang disebut Sadhana (meditasi dengan memfokuskan mata batin dengan menyatukan mudra, mantra dan mandala).
3) Aliran Sahajayana
Sahaja berarti “dilahirkan bersama-sama”. Menurut mazhab ini, Dharmakaya dan Samboghakaya lahir bersama-sama. Mazhab ini memiliki keyakinan bahwa kenyataan dan bentuk kenyataan adalah tidak terpisah satu dengan lainnya. Dalam Mahayana terdapat konsep Trikaya, yaitu:
- Dharmakaya
- Sambhogakaya
- Nirmanakaya
Apa yang diajarkan oleh mazhab ini, lebih bersifat suatu disiplin yang keras dan harus dilaksanakan, sehingga membuat hal ini menjadi sulit dimengerti dan dibuat batasan-batasannya. Baik Mantrayana maupun Sahajayana, lebih cenderung kepada aspek pelaksanaan dari ajaran Buddha yang berpuncak pada empat hal, yakni:
- Drsti, yakni pandangan yang didasarkan pada pengalaman
- Bhavana, yakni kemajuan batin yang diperoleh berdasarkan Mantrayana dan Sahajayana
- Carya, yakni hidup dan berbuat sebagaimana mestinya
- Phala, yakni penyatuan dari kepribadian.
A. Sekte-sekte Tantrayana di Tibet
- Sekte nim-ma-pa (Sekte Jubah Merah)
Anggota sekte ini menggunakan jubah dan topi merah, dan mereka adalah keturunan dari Maha guru Padma Sambhava. Ajaran dari sekte ini merupakan penggabungan dari Buddha dharma dan Bon-pa.
- Sekte Kah-dam-pa
Sekte ini dipelopori oleh Atissa Srinyana Dipankara pada tahun 1042 M. Setelah ia wafat, perkembangan sekte ini selanjutnya bergabung dengan sekte Ge-lug-pa.
- Sekte Ge-lug-pa
Anggota sekte ini selalu menggunakan jubah berwarna kuning. Sekte ini merupakan pembaharuan dari sekte Kah-dam-pa.
- Sekte Kar-gyu-pa
Dalam pelaksanaan latihan religi dan upacara ritualnya wajib memandang gurunya sebagai Buddha Vajradhara, untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Buddha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar