Pages - Menu

Pages

Minggu, 12 Agustus 2012

Upacara Homa Dewa Sangharama Di Taiwan Lei Tsang Temple

DHARMARAJA LIANSHENG MENGULAS SUTRA ALTAR PATRIAK VI

Niat Meninggalkan Duniawi adalah Ekavyūha-samādhi


Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng pada Upacara Homa Dewa Sangharama Di Taiwan Lei Tsang Temple


本期《六祖壇經》「付囑品第十」經文:
「汝 等各各淨心,聽吾說法。若欲成就種智,須達一相三昧、一行三昧。若於一切處而不住相,於彼相中不生憎愛,亦無取捨,不念利益成壞等事,安閒恬靜,虛融 澹泊,此名一相三昧。若於一切處行住坐臥,純一直心,不動道場,真成淨土,此名一行三昧。若人具二三昧,如地有種,含藏長養,成熟其實。一相一行,亦復如 是。」我今說法,猶如時雨,普潤大地。汝等佛性,譬諸種子,遇茲霑洽,悉得發生。承吾旨者,決獲菩提。依吾行者,定證妙果。聽吾偈曰:『心地含諸種,普雨 悉皆萌,頓悟華情已,菩提果自成。』師說偈已,曰:『其法無二,其心亦然。其道清淨,亦無諸相,汝等慎勿觀靜及空其心。此心本淨,無可取捨。各自努力,隨 緣好去。』爾時徒眾作禮而退。」

※※※

Pertama-tama kita sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna mandala, sembah sujud pada adinata homa Bodhisattva Sangharama.

Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, tamu agung yang terhormat hari ini, my elder sister Sheng-mei Lu, the third sister Guo-ying Lu dan husband, the fourth sister Ni-ying Lu, my university classmates ketua alumni Bpk. Xiong-fei Yang dan istri Ibu Mei-ying Chen, Bpk. Kong-ji Zeng, Bpk. Cheng-ming Rong, Bpk. Rui-yu Lin, Bpk. Ming-ying Cai and istri Ibu Shu-mei Yang, Bpk. Lin-de Li, komisaris utama Budaya Daden Indonesia Sdr. Chan Ardjoen, presenter terkenal Bpk. Zhi-yuan Tai, pengusaha terkenal Hong Kong Bpk. Feng-yi Lei, dan banyak tamu agung lainnya yang tidak ingin tampil, mereka menyembunyikan diri di antara para umat, terima kasih atas kedatangan kalian. Selamat siang semuanya, apa kabar semuanya.



Homa kita hari ini adalah Bodhisattva Sangharama, sebenarnya, Ia adalah Guansheng Dijun yang paling dihormati oleh orang Tionghua. Mengapa Ia bisa berubah menjadi Dharmapala dalam Agama Buddha? Ada sebuah kisah, pada zaman kuno di China, ada seorang Bhante, di dalam samadhi melihat Guansheng Dijun -- Guan Yunzhang, Ia membawa banyak tentara dan jenderal akhirat di medan perang menyerbu ke dalam kubu musuh, Bhante ini pun memohon Guansheng Dijun menjadi jenderal dewa pelindung Agama Buddha, karena kesaktian-Nya, keagungan-Nya, spiritual-Nya, cukup pantas menjadi seorang arya yang suci dan sangat agung. Di dalam vihara China, ada Skanda, ada Sangharama. Sangharama ini pada abad belakangan, menjadi jenderal dewa Dharmapala yang paling dihormati di dalam vihara. Biasanya di dalam vihara China, sebelah kiri adalah Bodhisattva Skanda, di sebelah kanan adalah Y.A. Sangharama, wujud-Nya sama persis dengan Guansheng Dijun. Bahkan, Guansheng Dijun ini hanya ada di dalam vihara China, tidak ada di bumi Tibet, di dalam Tantra Tibet tidak ada, hanya karena Bhante China melihat Guansheng Dijun, mengundang-Nya menjadi Y.A. Sangharama.

Kata "Sangharama" ini disebut juga "vihara". (Sangharama) seperti "Leizangsi", yaitu sesosok Sangharama. Zaman kuno, vihara yang lebih kecil disebut "Arama"; atau disebut juga "Aranya", juga berarti vihara. "Arama" juga berarti vihara, "Aranya" juga berarti vihara. Jadi, "Y.A. Sangharama" adalah "yang arya vihara", dengan kata lain, dewa pelindung vihara, Dharmapala Agama Buddha, sesosok Dharmapala atau dewa pelindung yang sangat agung. Rumah orang Tionghua pada umumnya, setiap rumah memuja Avalokitesvara, memuja Matsu, juga memuja Guansheng Dijun. Jadi, Ia juga sesosok arya yang sangat agung dan sangat suci. Di mancanegara, toko apapun, seperti restaurant (restoran), semua memuja Avalokitesvara, tidak hanya restoran, toko apapun, semua memuja Avalokitesvara dan Guansheng Dijun, setiap rumah ada Guansheng Dijun, di mana ada Orang Tionghua, mereka akan memuja Guansheng Dijun sebagai layaknya dewa rejeki. Namun, mengapa Guansheng Dijun menjadi dewa rejeki, saya tidak tahu kisahnya, mungkin Ia menghalangi dewa jahat di luar pintu, jadi, hawa berkah akan masuk dengan sendirinya, Ia adalah dewa rejeki. (Hadirin tepuk tangan)

Guansheng Dijun dilambangkan dengan kata "loyalitas dan setia kawan", loyal pada Kaisar Zhaolie dari Kerajaan Shu Han (221-263), yaitu Han dari Shu Barat pada zaman itu. Saat itu ada 3 kerajaan yang dipimpin oleh Cao Cao, Liu Bei, Sun Quan, bahkan ada "Sumpah Pengangkatan 3 Bersaudara di Taoyuan", Guansheng Dijun terakhir tewas di Kota Baidi. Awalnya, Cao Cao berniat memberikan hadiah yang sangat besar, hadiah yang paling terhormat kepada Guansheng Dijun, berharap semoga Guansheng Dijun bernaung di bawah kerajaan "Wei". Namun, Guan Yunzhang -- Guan Gong tidak goyah, Ia tetap loyal dengan Shu Han nya sendiri. Selain itu, "setia kawan", Ia "menaklukkan segala macam kesulitan", melindungi iparnya, yaitu kedua istri Liu Bei, mengantarkan ipar-Nya ke sisi Liu Bei, setia kawannya, kesetiaan terhadap sumpah pengangkatan saudara! Abadi selamanya! Ia "loyal" pada kerajaan, "setia" pada kawan, "setia" pada semua insan, jadi Ia adalah lambang dari "loyalitas dan setia kawan". "Menaklukkan segala macam kesulitan" adalah hal yang sangat sulit. Jadi, Guan Yunzhang adalah seorang yang "loyal dan setia kawan", sesosok tokoh suci yang sangat mulia. (Hadirin tepuk tangan)

Hari ini, kita mengadakan homa Sangharama, untuk menghormati Guan Yunzhang kita. Y.A. Sangharama adalah dewa pelindung Agama Buddha, dapat dilindungi oleh-Nya, maka tidak akan kerasukan mara, juga tidak akan jatuh ke 3 alam samsara.

Dapat dilindungi oleh-Nya, kalian harus menekuni sadhana Dharmapala Sangharama, Ia punya mantra, namun mantra ini adalah nama-Nya; "OM. QIE LAN. XIDI. HUM." Mudra-Nya adalah "Mantra Vajra Anjali", visualisasi-Nya, Anda boleh bervisualisasi Ia memiliki seekor kuda, disebut "Kuda Chitu", juga sebilang pisau Guan, yang disebut "Pisau Qinglong Yanyue", bagaimana dengan wujud-Nya? Kadang-kadang, Ia membaca "Chunqiu" (kitab Konfusianisme), kita boleh visualisasi Guan Gong seperti di dalam Thanka. Jadi, ada visualisasi, ada japa mantra, dan ada mudra-Nya, sehingga terbentuk menjadi tatacara sadhana Tantra. True Buddha Foundation akan menuliskan tatacara dan gatha, sama dengan Y.A. Skanda, Y.A. Sangharama dan Y.A. Skanda boleh dituliskan tatacaranya, kedua sosok ini adalah Dharmapala Agama Buddha, terutama China.

Kelak kita akan transmisi "Sadhana Tianshang Shengmu". (Hadirin tepuk tangan) Semua Orang Taiwan meyakini Tianshang Shengmu, Tantra tentu tidak ada Tianshang Shengmu, di bumi Tibet, di Tantra Tibet, di Tantra Timur, Tantra apapun tidak ada Tianshang Shengmu. Namun, Orang Taiwan meyakini Tianshang Shengmu. Tianshang Shengmu ada mudra-Nya, juga ada mantra-Nya, juga ada wujud-Nya, kita boleh menyebutnya sebagai tatacara sadhana Tantra. (Hadirin tepuk tangan) Jadi, orang lain bertanya pada Anda, "Zhenfo Zong itu Tantra apa?" Gampang sekali, Sdr. Wu Zizai pernah berkata, "Tantra lokal." (Hadirin tepuk tangan) Lokal, kita ini lokal, semua dewa, ada sadhana Tantranya. Seperti Tianshang Shengmu, dari pangkal Taiwan sampai ujung Taiwan, bahkan China Daratan, Penghu, masih banyak tempat lagi bisa ada Tianshang Shengmu, sekarang, bahkan imigrasi ke Amerika, Amerika juga ada kuil Tianshang Shengmu. Mereka imigrasi tidak perlu menggunakan visa, ini sangat luar biasa. Dewa pun bisa imigrasi, bahkan setelah imigrasi, Mereka dengan sendirinya duduk tegak di negara tersebut. Kalian lihat, dewa bumi pun imigrasi ke Seattle, Amerika Serikat, di Rainbow Temple ada dewa bumi. (Hadirin tepuk tangan)



Hari ini terima kasih sekali kepada teman kuliah saya, Ketua Yang, Nyonya Yang, dan semua teman kuliah saya, mereka tahu ayah saya meninggal dunia, semua datang mengucapkan belasungkawa. Terima kasih sekali kepada mereka. Kami teman-teman kuliah akrab sekali. Saya selalu berpikir, kami seluruh kampus dari falkutas geodesi dan topografi digabungkan ada 46 orang, di antara 46 orang sudah meninggal 7 orang, tinggal 39 orang, saya pikir, "Mata melihat teman kuliah meninggal dunia, hati sepanas bara, bukan panas gara-gara orang lain, secepatnya tiba giliran saya." Sungguh, waktu tidak menunggu orang! Di antara 46 teman kuliah, 7 orang sudah meninggal dunia, jika meninggal dunia 3 orang lagi? Kira-kira 1/4 sudah meninggal dunia. Hidup, sebenarnya tidak ada apa-apanya, kita melihat hidup, ibarat mimpi dan ilusi, satu generasi demi satu generasi meninggal dunia, memang berurutan, lebih dulu ayah atau ibu meninggal dunia, kemudian kakak sulung, kemudian entah siapa meninggal dunia duluan.

Hidup! Hidup sangat singkat, esensi kehidupan sangat sedikit. Jadi, saya mengajari Anda semua untuk menghimpun bekal surgawi, penting sekali, karena dunia manusia ini bukan tempat yang bisa ditinggali lama! Surga di masa depan barulah tempat yang kita tinggali lama! Baik umat Kristen, Islam, atau Katolik, Buddha, semua harus menghimpun bekal surgawi, kembali ke tempat abadi. Agama Buddha juga sama, mengajari kita kembali ke Sukhavatiloka, tidak perlu datang ke dunia manusia untuk menderita. Buddhadharma yang kita sebarkan adalah menghimpun bekal surgawi demi tujuan non duniawi kelak. Jadi, harus membangkitkan Bodhicitta, harus menghentikan kejahatan, berbuat kebajikan, membantu orang lain, menghimpun bekal surgawi; sama seperti seorang Bodhisattva, harus memiliki niat meninggalkan duniawi, jangan memperebutkan nama dan keuntungan di dunia manusia. Jika bukan milik Anda, Anda merebut dengan paksa, itu adalah karma; jika itu milik Anda, Anda tidak perlu merebut, asalkan Anda gigih, Anda pun akan mendapatkannya. Jadi, saya mengajari Anda semua "bermatapencaharian benar", apa yang dimaksud "bermatapencaharian benar"? Yaitu matapencaharian yang layak. (Hadirin tepuk tangan) Lalu, kita menjadi seorang Bodhisattva lagi, membantu insan, inilah menghimpun bekal surgawi. "Karma buruk tidak tumbuh, karma baik tumbuh", karma buruk yang telah tumbuh harus bertobat, yang tidak punya karma baik, lekas berbuat karma baik, lekas membangkitkan Bodhicitta, inilah yang terpenting di dalam Dharma duniawi Agama Buddha.

Hari ini, kita kembali mengulas sedikit SUTRA ZEN PATRIAK VI (disebut juga "Sutra Altar Patriak VI"). Patriak VI bersabda lagi, semua kalyana mitra, "Mari kita semua sucikan hati, dengarkan ceramah Dharma saya. Jika ingin mencapai berbagai jenis kebijaksanaan", apa yang dimaksud "berbagai jenis kebijaksanaan"? Yang namanya "kebijaksanaan", ada "kebijaksanaan dasar", "berbagai jenis kebijaksanaan", "kebijaksanaan membedakan", ketiga jenis ini paling penting, di antaranya ada "berbagai jenis kebijaksanaan", yaitu setiap jenis kebijaksanaan, kalau begitu, jika Anda mengetahui semua jenis kebijaksanaan, semua telah berhasil, "mesti mencapai Ekavyūha-samādhi, Ekalaksana-samādhi", kedua "samadhi" ini adalah poin berat. Apa yang dimaksud "Ekavyūha-samādhi"? "Jika tidak menetap dengan wujud pada segala tempat, di dalam wujud tersebut tidak timbul benci dan cinta, juga tidak menerima atau menolak, tidak memikirkan tentang keuntungan, manfaat, berhasil, atau gagal, santai dan tenang, rukun dan tidak mengejar keuntungan dan kepentingan, inilah yang dinamakan Ekavyūha-samādhi." Titik berat ada pada "tidak menetap pada wujud", apakah wujud itu bisa "menetap"? "Menetap" hanya sementara, sebenarnya, "wujud" itu "tidak menetap".

Mahaguru pernah mengatakan, saya perlihatkan saja selembar foto masa kecil saya pada kalian, "Siapa ini?" semua orang tahu itu Sheng-yen Lu. Lalu lihat lagi Sheng-yen Lu yang sekarang, lihat lagi Sheng-yen Lu di falkutas geodesi, Sheng-yen Lu yang baru lahir, Sheng-yen Lu di falkutas geodesi dan Sheng-yen Lu yang sekarang, semua "tidak menetap pada wujud", mana baru Sheng-yen Lu yang sejati? Apakah Sheng-yen Lu di falkutas geodesi adalah Sheng-yen Lu yang sejati? Itu Sheng-yen Lu yang sudah lalu; apakah Sheng-yen Lu pada zaman baby atau kanak-kanak adalah Sheng-yen Lu yang sejati? Itu Sheng-yen Lu yang sudah lalu; Sheng-yen Lu yang sedang duduk sekarang, apakah itu Sheng-yen Lu? Itu Sheng-yen Lu yang sekarang. Namun, kelak cepat sekali akan berubah menjadi masa lalu, sama seperti ayah saya, dibakar menjadi setumpuk abu, ditaruh di Xifang Jing, inilah "tidak menetap pada wujud".

Dalam hal wujud, memang "tidak menetap", semua perbuatan Anda, semua "tidak menetap pada wujud". Apakah presiden itu selamanya presiden? Tentu saja tidak. Karena kita tahu, mantan Presiden Abian kita, sekarang sudah bukan presiden lagi, apakah di masa yang akan datang ia akan menjadi presiden lagi? Maybe (mungkin), karena jika suatu hari, ia dibebaskan, ia telah keluar dari penjara, hak sipil nya juga telah pulih, tiba-tiba, ia terpilih lagi menjadi presiden? Presiden Abian kita tetap Presiden Abian, ia berubah lagi menjadi Presiden Abian. Tadinya ia dari Presiden Abian berubah menjadi bukan presiden lagi, dari langit jatuh ke bumi, dari bumi naik lagi ke langit, bukan tidak mungkin. Saya beritahu Anda semua, ini disebut "tidak menetap pada wujud".

Apakah Anda orang berada? Jika Anda adalah konglomerat, kaya raya, namun, apakah Anda selamanya seorang konglomerat? No. Kakek saya adalah konglomerat, dulu, pada zaman pendudukan Jepang, Beliau membuka usaha minyak dan pabrik penggilingan padi. Saat itu, pengusaha makanan dan pabrik penggilingan beras sangat kaya. Sepegetahuan saya, istri sahnya ada 3 orang, istri tidak sah, saya dengar ada belasan, ini adalah kakek saya! Ibu saya berkata pada saya, "Yang sah ada 6 orang, yang tidak sah entah ada berapa banyak." Sungguh, di belakang seorang pria sukses, pasti ada seorang wanita mulia dan banyak wanita. Kakek saya sangat kaya! Bagaimana dengan ayah saya? Karena kakek saya membagikan uangnya kepada semua istrinya, semua istrinya tersebar ke mana-mana. Jadi, sampai giliran ayah saya, tidak ada uang lagi. Itu sebabnya, zaman kita sangat miskin, saya lahir di keluarga miskin, apapun tidak ada, karena tidak ada uang, jadi, tidak bisa ikut ujian masuk perguruan tinggi. Ayah saya berkata pada saya, "Kamu lulus ujian masuk perguruan tinggi juga tidak ada gunanya, kita tidak ada uang untuk menyekolahkan kamu." Sehingga saya pun menolak ujian masuk perguruan tinggi, karena tidak ada uang! Tidak ada uang untuk kuliah, jadi, saya tidak ikut ujian masuk. Bahkan, saya hanya bisa ikut ujian 2 akademi, satu akademi keguruan, saat itu, masuk akademi keguruan bebas biaya, jadi, menyuruh saya ujian keguruan. Kedua, menyuruh saya ujian akademi militer, masuk akademi militer bebas biaya, setiap bulan bahkan ada uang jajan. Jadi, saya baru bisa lulus di falkutas geodesi, ini karena tidak ada uang bersekolah! Sampai generasi saya tidak ada uang lagi. Seperti, Fo-ching, Fo-chi bisa sekolah sampai lulus kuliah, bahkan Fo-ching mendapatkan gelar Doktor, karena saya punya sedikit uang, barulah bisa sekolah, tidak perlu menguatirkan uang, dapat sekolah hingga S3, Fo-ching sekolah hingga Doktor Hukum; Fo-chi sekolah hingga lulus Seattle University.



Inilah "Ekalaksana-samādhi", konglomerat juga akan hilang, tidak akan menjadi konglomerat selamanya! Selang beberapa generasi tidak ada lagi. Jadi, memang "tidak menetap pada wujud". Kita dapat berdana dengan "tidak menetap pada wujud", tidak ada yang dinamakan "benci", tidak ada yang dinamakan "cinta", tidak ada yang namanya "menerima", tidak ada yang namanya "menolak", tidak ada yang namanya "keuntungan, manfaat, berhasil atau gagal", Anda sangat santai dan tenang, sangat rukun, tidak mengejar nama dan kepentingan, maksudnya adalah, Anda tidak taruh di dalam hati, semua kebajikan yang dilakukan, semua memberikan manfaat untuk insan, namun, Anda tidak mengharapkan apa-apa, inilah "Ekalaksana-samādhi".

Selanjutnya, "Ekavyūha-samādhi", "Jika berjalan, diam, duduk, maupun berbaring pada segala tempat, murni satu hati yang jujur, tempat ibadah tidak goyah, benar-benar menjadi alam suci, inilah yagn dinamakan Ekavyūha-samādhi." Bagaimana "Ekavyūha-samādhi" itu? Hati Anda sama sekali tidak goyah, diri sendiri menetap di dalam alam suci, tempat apapun adalah alam suci, murni, jujur, tidak berubah, inilah "Ekavyūha-samādhi". Kita harus memiliki niat meninggalkan duniawi, "Ekavyūha-samādhi", Anda meninggalkan dunia manusia, masih ada wujud duniawi apa lagi? Kita telah meninggalkan duniawi, apa yang perlu diharapkan lagi? Kita telah meninggalkan duniawi, hati masih goyah apa lagi? Anda telah meninggalkan duniawi, itulah alam suci. Jadi, niat meninggalkan duniawi adalah "Ekavyūha-samādhi", dan tidak menetap pada segala wujud, itulah "Ekalaksana-samādhi".

Penjelasan seperti ini seharusnya sudah sangat jelas. Namun, jangan salah paham! "若人具二三昧,如地有種,含藏長養,成熟其實,一相一行,亦復如是。" Ibarat bumi, "我今說法,猶如時雨", ibarat hujan, "普潤大地。汝等佛性,譬諸種子,遇茲霑洽,悉得發生。承吾旨者,決獲菩提。依吾行者,定證妙果。聽吾偈曰:『心地含諸種,普雨悉皆 萌,頓悟華情已,菩提果自成。』" ibarat hujan membasahi bumi, alhasil terbentuk dengan sendirinya. "師說偈已", sehabis Patriak VI mengucapkan gatha, berkata, "其法無二,其心亦然", yaitu hanya 1 jenis, "其道清淨, 亦無諸相,汝等慎勿觀靜及空其心。此心本淨,無可取捨。各自努力,隨緣好去。" "爾時徒眾作禮而退。" saya baca kutipan sutra sampai di sini.

Tahukah kalian? "Sadhana Air Dewa", "hujan" boleh membasahi bumi! "Cairan bulan Bodhicitta" Anda boleh membasahi organ-organ dalam Anda! Mengertikah arti "Sadhana Air Dewa"? "Hujan" membasahi bumi, "Air Dewa" bisa membasahi organ-organ dalam kita. Hari minggu lalu, melakukan "Upacara Pelepasan Satwa" di Yilan-Toucheng, Yilan-Toucheng sudah turun hujan 3 minggu. Namun, pada hari upacara, cuaca sangat cerah supaya kita mengadakan upacara. (Hadirin tepuk tangan), namun, usai upacara, turun hujan lagi sampai sekarang. Hanya satu hari cerah! Selama 2 bulan, hanya satu hari cerah, supaya kita mengadakan upacara. Menurut kalian, sakti atau tidak? Hebat atau tidak? Jitu atau tidak? (Hadirin tepuk tangan) Sehabis mengadakan upacara, saya mengucapkan satu kalimat, "Sehabis upacara, hujan boleh turun lagi, bahkan harus turun hujan deras." Gawat, saya telah mengucapkan kalimat ini, alhasil Jalan Tol Suhua ditutup, tanah longsor datang lagi, hujan deras menyebabkan banjir. Sebenarnya, saya tidak seharusnya mengucapkan kalimat ini, seharusnya berkata, "Cukup turun hujan gerimis saja, jangan turun hujan lebat." Sungguh, sehebat itulah. Seperti yang saya katakan, "Sdr. Zheng! Anda terus melakukan aksi sosial, perusahaan Anda akan bangkrut!" Begitu mengatakan seperti itu, ia tidak ada order lagi, semua perusahaannya tidak ada order, parah sekali. Ia datang memohon pada Mahaguru, memohon Mahaguru di atas Dharmasana mengucapkan satu kalimat "biarlah perusahaannya ada order, dengan demikian ia baru bisa melakukan usaha Bodhi", (hadirin tepuk tangan) saya pun di Dharmasana mengatakan, "Biarlah perusahaan Sdr. Zheng dari Hong Kong ada order yang sangat besar." Sehabis mengatakannya, sepulangnya ia menerima order yang sangat besar, (hadirin tepuk tangan) sekarang usahanya bagus sekali! Aneh, mengapa, saya mengucapkan satu kalimat, ia pun tidak ada order? Saya mengucapkan satu kalimat lagi, ia ada order lagi? Tidak boleh asal bicara.

Kita semua jangan salah paham "Ekalaksana-samādhi", "Ekalaksana-samādhi" sepenuhnya adalah semacam batin yang tidak mengejar nama dan kepentingan, terhadap dunia manusia, sepenuhnya tidak ada yang namanya menerima atau menolak, kondisi yang sepenuhnya tidak goyah.

Ada seorang istri karena hujan, menjemput anaknya dengan mobil. Anaknya naik mobil dan berkata padanya, "Mama! Mama! Kamu "neixiang xianshu! (introvert dan saleh)", kamu "introvert" dan "saleh"! Wah! Ibunya mendengar anaknya memujinya "introvert dan saleh", ia berkata, "Coba ulangi lagi." Si anak pun berkata, "Apakah kamu dengar kurang jelas? Saya mengatakan kamu "niexiang xingshi" (menyetir melawan arah)! Ini salah paham! Kita menyetir jangan sekali-kali melawan arah.

Ada lagi, seperti sepasang kekasih yang sedang mengendarai sepeda motor, sepeda motor sedang dikendarai! "Peluk yang erat!" ia menyuruh pacarnya memeluknya lebih erat. Konon, dr. Li setiap kali ada teman wanita di sepeda motornya, ia pun menyuruhnya, "Peluk yang erat!" Teman wanita tadi pun ambil telepon genggam "tuk tuk tuk tuk tuk" kemudian memberikan pada teman prianya, "Buat apa kamu memberikan saya telepon genggam?" "Bukankah kamu suruh saya lapor polisi (homophonic dengan peluk yang erat)?" Ini juga salah paham, di dalam ucapan selalu ada salah paham.



Seperti tukang pos mengirim surat ke rumah sakit, "Tercatat! Tercatat!" Perawat pun berkata padanya, "Siapa nama Anda? Sudah pernah datang?" Tukang pos berkata padanya, "Saya bernama tukang pos, saya datang setiap hari." semua salah paham! Apaan "tercatat! tercatat! surat tercatat! Walaupun hanya beda satu kata dan satu intonasi, sebenarnya semua adalah semacam salah paham.

Kita jangan sekali-kali salah paham antara "Ekalaksana-samādhi" dan "Ekavyūha-samādhi", jangan salah paham "Bodhicitta", jangan salah paham "niat meninggalkan duniawi", juga jangan salah paham "pandangan benar Madhyamika", juga jangan salah paham "Buddhata", "Tathata", apa yang dimaksud "Tathata"? Apa yang dimaksud "Buddhata"? Saat ini, masih banyak salah paham. Ingat, "Buddhata" dan "Tathata" hanya "satu", mutlak tidak ada "dua", hanya ada satu macam, mutlak tidak ada yang kedua. Jadi, disebut "Dharma tiada dua", Agama Buddha adalah "Dharma tiada dua".

Ada seorang suami, mau bercerai dengan istrinya, tetapi ia memiliki seorang putri berumur 5 tahun, ia takut putrinya sedih. Sang suami pun berkata pada putrinya, ia berkata, "Saya ganti seorang ibu yang lebih muda untuk kamu, ya?" Ini disebut membohongi putri. "Saya ganti seorang ibu yang lebih muda, lebih cantik untuk kamu, kita tidak mau lagi ibu yang sudah tua itu." Putri berkata, "Saya tidak mau! Nenek sudah sangat tua, mengapa kamu tidak ganti seorang nenek yang lebih muda?"

Nenek memang lebih tua dari ibu, "mengapa tidak ganti nenek yang lebih muda?" Seharusnya begini, "hanya ada satu, tidak ada yang kedua", "Dharma tiada dua", sama saja, Anda telah mencapai pencerahan, namun, hanya ada "satu jenis" pencerahan, mutlak tidak ada yang kedua. Kita harus berpikir, apa yang hanya "satu jenis"? Ini barulah pencerahan, mutlak tidak ada yang kedua.

"Terang" - "gelap", dua jenis; "bersih" - "kotor", dua jenis; "pria" - "wanita" dua jenis; "baik" - "buruk" dua jenis; "hitam" - "putih" dua jenis, semua bukan pencerahan. Ketika Anda hanya memikirkan "satu jenis", saat itu barulah pencerahan, saat itu barulah disebut "menghancurkan angkasa". Karena angkasa itu "kosong", "ada" adalah "ada", "kosong" masih ada satu kebalikannya, "kosong" mutlak bukan mutlak, kebalikan dari "kosong" adalah "ada"! Dua jenis, ketika kita terpikirkan hanya "satu jenis", barulah pencerahan sejati, "kosong" bukan pencerahan sejati!

Jadi, Patriak VI dulu menulis, "Bodhi itu sebenarnya bukan pohon, cermin pun tidak berbingkai, sebenarnya tidak ada satu benda pun, di manakah debu melekat." Ini adalah kondisi "kosong", akan tetapi, itu juga bukan pencerahan. Apa itu pencerahan? Anda tidak boleh menyebut "kosong"! Juga tidak boleh menyebut "ada", kebalikan dari "ada" adalah "kosong", kebalikan dari "kosong" adalah "ada". Jadi, ada orang berkata pada saya, "kosong yang sesungguhnya", saya bertanya, "kosong yang sesungguhnya", "kosong" yang sesungguhnya adalah "ada", "ada" yang sesungguhnya adalah "kosong", ini saya juga bisa katakan, semua orang pun bisa katakan, semua relatif, apapun iya. Mutlak hanya ada "satu jenis", ini barulah disebut pencerahan!

Ada sebuah dialog antar murid, Si A bertanya pada Si B, "Di mana teman wanita kamu Xiaofang?" Si B menjawab, "Ia sudah lama bukan teman wanita saya lagi." "Wah!" Si A berkata, "Bagus sekali! Tahukah kamu Xiaofang? Ia wanita genit, berhubungan gelap dengan banyak pria." Si B begitu mendengar, wajahnya menghitam, "Sekarang ia adalah istri saya." Jadi, ini juga relatif. "Suami" - "istri" adalah relatif, "pria" - "wanita" adalah relatif, "teman wanita" - "teman pria" adalah relatif.

Apa itu mutlak? Dialog antara seorang putra dengan ayahnya, putra berkata pada ayah, "Saya suka nona di seberang rumah, nona yang tinggal di seberang rumah kita." Ayahnya berkata padanya, "Kamu tidak boleh menikah dengannya, karena dia adalah saudaramu yang seayah dan beda ibu." Begitu si putra dengar, "Wah! Baiklah! Kalau begitu, saya kejar nona rumah ketiga dari tetangga di sebelah kanan kita, ia juga sangat cantik." Si ayah diam-diam berkata padanya, "Ia juga! Seayah dan beda ibu." Wah! Si ayah bahkan berkata kepada putranya, "Jangan cerita pada ibumu, ya!" Si putra pun cerita pada ibunya, begitu ibunya dengar, emosi, "Saya sejujurnya beritahu kamu! Hari ini saya baru beritahu kamu, kamu juga bukan putra ayahmu, kamu boleh kejar mereka berdua." Dunia ini telah kacau balau! Mana ada yang namanya "satu"! Semua "dua"! "Tiga"! "Empat"! "Lima"! Kacau balau, begitulah dunia insan. Anda harus memiliki niat meninggalkan duniawi, niat meninggalkan dunia ini, Anda pun lega dan bebas leluasa, tidak terpolusi oleh insan. Lihatlah! Si Ayah punya "satu", punya "dua", punya "tiga"; istri ini juga sama, punya "satu", punya "dua", punya "tiga", dicampur menjadi segerombolan brengsek.

Begitulah dunia ini. Oleh karena itu, kita melatih diri sebagai seorang bhiksu, melatih diri dan belajar Buddha sebagai seorang upasaka, justru harus meninggalkan duniawi. Patriak VI pernah bersabda, "Meninggalkan duniawi adalah "benar", duniawi adalah "sesat"." Selama hati kita di duniawi, yang kita jalankan adalah jalan sesat; kita meninggalkan duniawi, yang kita jalankan adalah jalan benar. (Hadirin tepuk tangan) Seorang ayah bersama putranya sedang menonton televisi, melihat teman pria di dalam televisi berlutut melamar teman wanitanya, pemandangan seperti ini sudah sering kita lihat. Banyak macam cara melamar, wah! Ada yang melamar di depan umum, seperti sekarang, misalnya, tiba-tiba sepasang insan berjalan di depan altar Dharma, yaitu pada saat Mahaguru sedangn berceramah Dharma, si pria berlutut di hadapan wanita, "Saya melamar kamu." Inilah duniawi, dalam hal duniawi memang boleh-boleh saja, silahkan melakukan seperti ini. Namun, keluar dari duniawi tidak ada hal begini. Si putra bertanya pada ayahnya, "Dulu, apakah kamu berlutut melamar ibu?" Si ayah pun berkata, "Ibumu saat itu berkata, "Kali ini tidak perlu, lain kali kesempatan berlutut masih sangat banyak!"

Dunia ini memang aneh, kacau balau, memperebutkan nama dan keuntungan, banyak yang asli yang palsu, yang semu yang nyata, semua bercampur aduk, naga dan ular bercampur baur, semua bercampur aduk. Dunia ini, karena duka lebih banyak daripada suka, jadi Patriak VI berkata, "Meninggalkan duniawi adalah "benar", duniawi adalah "sesat", kita bhiksu atau upasaka itu sama, pada akhirnya, harus meninggalkan dunia ini, ke Buddhaloka yang bersih, bahkan diri sendiri mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar