Orang yang Memiliki Kebenaran Akan Memperolehnya
Orang yang Tanpa Penyertaan Hati Akan Memahaminya
Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng pada Upacara Homa Dewa Garuda Di Taiwan Lei Tsang Temple pada 26 November 2011
本期《六祖壇經》「付囑品第十」經文:
「大 師,七月八日忽謂門人曰:『吾欲歸新州,汝等速理舟楫。』大眾哀留甚堅。師曰:『諸佛出現,猶示涅槃。有來必去,理亦常然。吾此形骸,歸必有所。』 眾曰:『師從此去,早晚可回。』師曰:『葉落歸根,來時無口。』又問曰:『正法眼藏,傳付何人?』師曰:『有道者得,無心者通。』又問:『後莫有難否?』 師曰:『吾滅後五六年,當有一人來取吾首。聽吾記曰:「頭上養親,口裡須餐,遇滿之難,楊柳為官。」』又云:『吾去七十年,有二菩薩從東方來,一出家、一 在家。同時興化,建立吾宗,締緝伽藍,昌隆法嗣。』問曰:『未知從上佛祖應現已來,傳授幾代?願垂開示。』師云:『古佛應世已無數量,不可計也。今以七佛 為始,過去莊嚴劫,毘婆尸佛、尸棄佛、毗舍浮佛;今賢劫,拘留孫佛、拘那含牟尼佛、迦葉佛、釋迦文佛。是為七佛。』」
※※※
Pertama-tama kita sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna mandala, sembah sujud pada adinata homa hari ini Y.A. Garuda.
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, tamu agung yang terhormat hari ini, Taipei Economic and Cultural Offices in Seattle Dubes Liao dan istri serta keluarganya, my second sister Yu-yi Lu and her husband, my third sister Guo-ying Lu and her husband, ketua Chung Hsing New Village prosperity Foundation Bpk. Shi Zhu-xian, ketua RT Nantou City Guanghua Ibu Wang Shu-mei, penasihat hukum TBF Pengacara Luo Ri-liang, Pengacara Huang Yue-qin, akademisi dari Academy of Sinica Prof. Hsi-yi Chu dan istri Ibu Wen-wen Chen. Tadinya Legislator Ma Wenjun mau datang, namun, hari ini kebetulan Song Chu-yu ada di Nantou, Wu Den-yih juga di Nantou, sehingga, Ma Wenjun harus menemani mereka, nanti akan datang. Selain itu, juga ada produser "Gei Ni Dian Shang Xin Deng" Sdri. Xu Ya-qi, selain itu, masih ada lagi Bpk. Qi-zhong yang melatih diri di luar sana hampir 10 tahun dan ibunya.
Saya di vihara cikal bakal Seattle sering mendapatkan manfaat yang luar biasa lewat perhatian dan simpati dari Dubes Liao. Kebijaksanaannya sangat tinggi. (Hadirin tepuk tangan) Urusan luar negeri dan urusan luar negeri Tionghua di beberapa state Amerika Utara berada di bawah yuridiksinya, termasuk Washington, Oregon, Alaska, ada lagi Ohio, dan satu lagi di Yellowstone National Park, Yellow Stone Park, Wyoming. Beberapa state itu tergolong di bawah yuridiksi Dubes Liao, kantornya di Seattle, Beliau adalah tamu agung abadi di Seattle Ling Shen Ching Tze kita, banyak upacara, homa, Beliau tidak hanya hadir langsung, bahkan merekomendasi banyak tamu agung kelas tinggi dari aliran lain untuk datang ke Seattle Ling Sheng Ching Tze Temple. Bahkan, banyak Dharmabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple kita, dibantu dan didukung oleh Dubes Liao, marilah kita berikan tepuk tangan yang paling meriah untuk Beliau, (hadirin tepuk tangan) juga terima kasih kepada Beliau! Barusan Beliau membentuk isyarat tangan "I love you", Beliau cinta setiap orang, setiap insan, semua Leizangsi Zhenfo Zong kita, semua umat, Beliau cinta, "I love you" (Mahaguru membentuk isyarat tangan).
Lebih dulu melaporkan satu Dharmabakti, pengumuman TBF: Kantor True Buddha Indonesia resmi berdiri, pengumuman sebagai berikut, "Tahun 2011 True Buddha Indonesia di Jakarta, Indonesia resmi mendirikan kantor, tugas utama saat ini: mendukung persiapan Dharmabakti Upacara Rantai Vajra Kalacakra yang dipimpin oleh Y.A. Dharmaraja Liansheng tahun 2012, semoga semua kalangan bersama-sama mendukung kantor di Indonesia".
Hari ini, adinata utama yang kita tekuni, di dalam Bahasa Mandarin, diterjemahkan menjadi "Jia Lou Luo Tian", sebenarnya, Ia adalah sosok yang sering kita sebut "Garuda", juga disebut "Burung Sayap", bukan yang kita makan "Yu Chi" (sirip ikan), tetapi Yu yang berarti sayap. Mengapa "sayap", karena sayap-Nya sangat berharga, jadi "Burung Sayap" disebut juga "Burung Sayap Emas". Julukan-Nya banyak sekali. Dulu, kita telah transmisi "Sadhana Mahabrahma". Mahabrahma menunggang 7 ekor angsa putih, Bahasa Inggris dari angsa adalah goose. Mahesvara menunggang sapi putih, yaitu wihite cow, sedangkan Dewa Pelindung? Vishnu, Ia menunggang Garuda. Garuda adalah salah satu dewa utama dalam Agama Hindu. Orang India makan angsa Mahabrahma. Bagaimana dengan sapi? Sapi Mahesvara, mereka sangat hormati, sedangkan Garuda itu tidak menampakkan diri. Namun, anehnya, lambang negara Indonesia adalah Garuda.
Saya sering berpikir, Indonesia dan India adalah nama dua negara, dalam Bahasa Mandarin hanya beda 1 kata. Alhasil, Garuda malah dijadikan lambang negara Indonesia. Sesungguhnya, Dharma Tantra pernah tersebar ke Indonesia, Agama Hindu juga pernah tersebar ke Indonesia, jadi, Anda pergi ke Pulau Bali, bisa melihat keyakinan di Pulau Bali adalah Agama Hindu. Selain itu, ada sebuah zaman, seluruh Indonesia adalah Agama Tantra, itu sudah lama sekali. Anda lihat, kita sering menyanyikan Bengawan Solo (Sungai Solo yang Indah, adalah sebuah karya lagu rakyat Indonesia), di Solo itu terdapat banyak stupa Agama Buddha, sedangkan di satu tempat terdekat, tempat yang dinamakan Yogyakarta, ada sebuah Borobudur, yaitu mandala Tantrayana. (Hadirin tepuk tangan)
Tantra pernah ada Y.A. Atisa dari India pergi ke Indonesia, Serlingpa (guru dari Y.A. Atisa. Karena ia menetap di benua emas – yang sekarang dikenal dengan Sumatera, sehingga disebut Y.A. Serlingpa) juga pernah datang ke Indonesia menyebarkan Dharma, sehingga di Indonesia tersebar luas pernyataan, "Kelak ada orang menyebut mantra OM. GURU. LIANSHENG. SIDDHI. HUM. kalian semua harus yakin pada-Nya." Oleh karena itu, sekarang di dusun pribumi Indonesia, ada banyak yang bersarana pada Zhenfo Zong, satu dusun demi satu dusun, beribu-ribu bahkan berlaksa-laksa orang bersarana pada Zhenfo Zong. Y.A. Atisa berkata, "Jika ada yang menjapa OM. GURU. LIANSHENG. SIDDHI. HUM datang ke Indonesia, Ia adalah reinkarnasi saya di masa yang akan datang." (Hadirin tepuk tangan)
Raja Garuda di antara Vairupya (makhluk bukan manusia), Ia berwujud burung; di antara Vairupya, Dharmabala-Nya dijuluki nomor satu. Jadi, beruntunglah yang datang menerima abhiseka hari ini, karena Dharmabala kalian pasti akan meningkat, kebijaksanaan meningkat. Sayap Garuda sepanjang seribu mil. Tadinya, ramalan cuaca hari ini mengatakan bahwa di berbagai tempat selain utara, selatan, timur berawan, selebihnya cuaca cerah. Namun hari ini, begitu saya lihat, ternyata sayap Garuda menutupi seluruh Taiwan, kedua sayapnya memanjang sepanjang seribu mil, asalkan Ia mengepakkan sayap-Nya, maka terbentuklah topan. Makanan yang dimakan-Nya adalah Naga, di dalam kitab suci Agama Buddha jelas sekali diceritakan, wujud-Nya, kedua tangan-Nya mencengkeram Naga, mulut-Nya mengulum Naga. Jadi, delapan raja Naga utama meraung-raung, melapor pada Buddha Sakyamuni, "Kami suku Naga! Sudah hampir punah." Buddha Sakyamuni welas asih pada insan, bertanya pada-Nya, "Ada masalah apa kalian suku Naga mencari saya?" Suku Naga berkata, "Kami sudah hampir punah!" "Mengapa?" "Karena Garuda sudah hampir memunahkan kami." Yang namanya "Kekuatan besar adalah Naga", jadi Naga sendiri tadinya sangat sakti, namun, kalah dengan Garuda, Naga pun menjadi santapan Garuda.
Buddha Sakyamuni sangat welas asih, saat itu, Ia pun compromised, koordinasi, menjadi ketua koordinasi, mengumpulkan suku Naga, "Mari kita semua rapat", mengumpulkan Garuda untuk rapat. Buddha Sakyamuni pun bertanya, "Lain kali bolehkah Anda tidak makan Naga lagi?" Garuda menjawab, "No. Naga adalah makanan paling enak! Bahkan Naga itu sendiri sangat kuat, kekuatannya paling besar, setelah saya memangsa Naga, Dharmabala pun meningkat, terbang seketika, bisa mengelilingi bumi 365 putaran." Bumi berputar setahun 365 hari, ini menggambarkan besarnya kekuatan-Nya, begitu sayapnya dibentangkan, Ia pun mengelilingi bumi banyak putaran. Naga menangis di sana, "Kita sudah hampir punah, tidak banyak lagi kamu tersisa!" Anak Naga dan cucu Naga menangis terisak-isak, "Buddha! Anda harus menyelamatkan nyawa kami!" Buddha Sakyamuni benar-benar kehilangan akal, karena Garuda selain makan Naga, tidak ada yang bisa dimakannya lagi. Naga paling besar, boleh dibilang Naga adalah paling besar, Ia hanya bisa makan Naga, tidak ada lagi makanan lain yang bisa dimakan.
Tiba-tiba, Raja Naga terpikir sebuah solusi, Ia berkata pada Buddha Sakyamuni, "Buddha! Saya akhirnya berhasil menemukan solusinya." Buddha Sakyamuni berkata, "Apa yang Anda pikirkan." "Saya mau bertanya pada Garuda, "Jika Anda sudah menghabisi kami, apa manfaatnya buat Anda!" Garuda merasa heran, "Dihabisi mengapa bisa tidak bermanfaat?" "Anda menghabisi kami, Anda masih makan apa lagi?" "Aduh?" Begitu Garuda berpikir, "Benar juga, saya menghabisi kalian, kalian hampir punah, kalau begitu, kelak saya makan apa lagi? Saya akan kekurangan pangan!" Buddha Sakyamuni pun berpikir, "Saya perintahkan, "Kelak murid-murid saya, setiap kali melakukan persembahan, melakukan persembahan ibarat awan." Apa yang dimaksud "persembahan ibarat awan"? Yaitu benda yang dipersembahahkan sebanyak awan di langit, disebut "persembahan ibarat awan", "dan nama yang pertama disebut, adalah nama Anda - Garuda." Begitu Garuda mendengar nama-Nya berada pada urutan pertama, hati-Nya sangat senang. Ia berkata, "Kalau begitu, Anda coba katakan, kelak saya dijuluki apa?" "Kelak, saya memerintahkan semua murid Buddha yang akan datang, ketika melakukan persembahan menjelmakan makanan, yang pertama disebut adalah "Garuda, Para Makhluk Halus Gentayangan, Raksasa dan Hariti, sarat dengan Amrta. Om. Mudi. Suoha. Om. Mudi. Suoha. Om. Mudi. Suoha." Kemudian, berubah menjadi persembahan ibarat awan, pertama dipersembahkan kepada Anda Garuda." Saat ini, Garuda baru setuju, berkata, "Baik, lain kali Anda pun menjelmakan makanan untuk saya." Jadi, Ia pertama kali menyantap "persembahan ibarat awan", Amrta seperti awan. Ia berkata, "Ini adalah makanan paling bersih, meningkatkan kebijaksanaan dan Dharmabala, selain itu, paling bersih, paling enak." Sejak Garuda makan amrta yang dipersembahkan dari hasil penjelmaan murid Buddha, suku Naga pun tidak dimangsa lagi, hingga sekarang, anak Naga, cucu Naga, raja Naga masih ada. (Hadirin tepuk tangan)
Mudra yidam yang satu ini dibentuk seperti mudra sayap burung, inilah mudranya (Mahaguru memperagakan mudra), kemudian mengepak 3 kali. Lalu, mudra-Nya? Yaitu "OM. GAXIBO. SUOHA." "OM. GAXIBO. SUOHA." "OM. GAXIBO. SUOHA." Bagaimana dengan visualisasi? Yakni wujud Garuda di altar mandala yang sekarang dan di thanka, dengan adanya ketiga ini, kita boleh menekuni Sadhana Yoga. Garuda itu sendiri bisa menghadang semua bencana dengan sayap-Nya, sayap-Nya adalah sayap yang terbentuk dari 7 jenis mustika, jadi, Ia bisa menghentikan semua bencana, yakni tolak bala. Karena sinar 7 mustika yang dipancarkan Garuda, dapat meningkatkan keharmonisan, tempat yang terpancar oleh cahaya, dapat menciptakan berkah untuk para insan, sama dengan memberkati berkah insan, inilah Garuda, Ia bisa tolak bala, bisa meningkatkan kemakmuran, bisa keharmonisan. Bahkan, karena Dharmabala-Nya sendiri sangat besar, kaki dewa sangat kuat, dalam satu pikiran, Ia bisa mengelilingi bumi banyak putaran, kaki dewa-Nya sangat sakti; paruh dan cakar-Nya bisa menaklukkan Mara, jari-Nya bisa menaklukkan Mara, bisa mencengkram Mara, dicengkram di tangan-Nya; Ia bahkan bisa menggunakan paruh-Nya, mematuk semua kebencian Mara. Juga dapat memerintahkan "musuh menyingkir", Sadhana Penaklukan-Nya sangat bagus. Saya barusan japa, "Dengan sayapnya membawa para insan di alam akhirat yang kita daftarkan ke Buddhaloka yang bersih." (Hadirin tepuk tangan) Ia bisa terbang ke Buddhaloka yang bersih, Ia juga merupakan tunggangan Vishnu.
Aneh sekali, Buddha Bodhisattva Agama Hindu dan Agama Buddha memiliki banyak hewan peliharaan, Bodhisattva Manjushri, singa adalah hewan peliharaan-Nya; Bodhisattva Samanthabradha, gajah adalah hewan peliharaan-Nya, Ia menunggang singa.
Setiap Buddha Bodhisattva hampir semua memiliki hewan peliharaan, seperti "Avalokitesvara Keranjang Ikan", hewan peliharaan-Nya adalah fish, Naga Ao adalah jelmaan dari ikan, ikan menjelma menjadi Naga, Ia menunggang di atas ikan, yakni "Avalokitesvara Naga Ao", hewan peliharaan-Nya adalah semacam ikan disebut Naga, ikan merangkap Naga; Anda perhatikan sebentar, seperti Bodhisattva Ksitigarbha, Ia memiliki seekor "Srinotu", wujudnya bertanduk seperti badak, Ia pun menduduki "Srinotu", perhatikan sebentar, semua memiliki hewan peliharaan, ini juga sangat luar biasa.
Dharmabala Garuda, di antara semua Vairupya -- mengapa disebut Vairupya? Karena Ia bukan manusia, disebut "amanusia", "amanusia" adalah Vairupya, bukan manusia, bukan wujud Buddha, bukan wujud Bodhisattva, bukan wujud Arahat, bukan wujud para dewa, Ia tergolong Vairupya; di antara Vairupya, Dharmabala yang paling besar adalah Garuda. (Hadirin tepuk tangan)
Menekuni yidam yang satu ini, mudah sekali kontak yoga. Sebut sebuah contoh yang sangat sederhana, hari ini kita makan siang di depan Taiwan Lei Tsang Temple, Gunung Hu, di Hao Xiao Zi yang ber-ac, ada seekor kupu-kupu masuk dari celah pintu. Langka sekali! Di sana tidak ada bunga, mengapa bisa masuk seekor kupu-kupu? Kupu-kupu besar berwarna hitam, kupu-kupu yang sangat besar, hanya di meja makan kami saja! Yang melihatnya, silahkan angkat tangan, angkat yang tinggi! Beberapa orang saja yang makan, Bhiksu Lama yang di bawah juga ada, upasaka juga ada, makan di sana, kupu-kupu besar berwarna hitam terbang masuk, berputar-putar di dalam ruangan kami! Saya diam-diam bertanya, "Siapa menempel di badanmu?" Yaitu Garuda, (hadirin tepuk tangan) karena, hari ini saya mau menjelaskan tentang yidam Garuda pada Anda semua, mengajari Anda semua "Sadhana Pelafalan". Oleh karena itu, hari ini ketika makan siang, Ia pun datang. (Hadirin tepuk tangan)
Saat melakukan "Perlindungan Diri" barusan, ada Vajrapani, di depan ada Garuda lagi, jadi, perlindungan diri kita ada dua, ada Vajrapani, ada Garuda lagi, Ia pun masuk ke dalam tubuh saya. (Hadirin tepuk tangan) Jadi, yidam yang satu ini di antara amanusia, Dharmabala No.1, jika, kontak batin dengan yidam yang satu ini, Buddhaloka mana yang tidak bisa didatangi? Asalkan Ia datang mengantar Anda, sayapnya mengepak 3 kali, sampailah di Sukhavatiloka Barat. (Hadirin tepuk tangan) Benar-benar penting sekali!
Baca sebentar SUTRA ZEN PATRIAK VI (disebut juga SUTRA ALTAR PATRIAK VI). Patriak VI pada 8 Juli, tiba-tiba berkata pada orang-orang, "Saya mau kembali ke Xinzhou, kalian lekas siapkan perahu." Semua saudara seperguruan terus menahan-Nya, Patriak VI pun berkata, "Semua Buddha kelak pasti akan parinirvana." Seperti Mahaguru sekarang duduk di atas Dharmasana, kelak juga harus berubah menjadi abu, kemudian ke "Xifang Jing", pergi ke "Xifang Jing" memperingati festival Qingming; "datang dan pergi", asalkan sudah "datang", kita pasti akan "pergi", tidak akan selamanya tinggal di dunia Saha; prinsip ini sudah pasti; Patriak VI mengatakan tubuh-Nya pasti akan berpulang, pasti akan kembali; para murid pun berkata, "Setelah Anda pergi, Anda tetap boleh kembali"; Patriak VI mengatakan, "葉落歸根,來時無口。" "葉落歸根" -- sekarang saya juga seperti daun gugur kembali ke akarnya, "來時無口" -- kelak ketika datang, tidak bermulut, apa maksudnya? Semua orang berpikir, memangnya Ia kelak datang tidak bermulut? Tidak bermulut? Sebenarnya, maksud-Nya adalah, kelak datang lagi, sama dengan tidak datang, ini merupakan makna Zen.
Semua murid bertanya lagi, "正法眼藏,傳付何人?" -- "Zheng Fa Yan Cang" dalam Sekte Zen, sebenarnya diwariskan kepada siapa? Patriak VI pun berkata, "Orang yang memiliki Kebenaran akan memperolehnya" -- begitu Anda memiliki "Kebenaran", Anda telah menyaksikan "Kebenaran", memiliki "Kebenaran", Anda pun memperolehnya, mendapatkan "Zheng Fa Yan Cang", kepadanyalah diserahkan; "Orang yang tanpa penyertaan hati akan memahaminya" -- Anda tidak ada penyertaan hati, manusia Kebenaran "tanpa penyertaan hati", tahukah Anda apa itu hati? Memahami hati! Mengetahui "tanpa penyertaan hati"! Ini berarti memahami maksud dan tujuan saya; murid pun bertanya, "後莫有難否?" -- kelak akan terjadi bencana apa? Patriak VI melanjutkan, "吾滅後五六年,當有一人來取吾首。" -- ada satu orang akan mengambil kepala saya, dengarkan gatha saya, "頭上養親,口裡須餐,遇滿之難,楊柳為官。" Kalian harus ingat gatha yang diucapkan oleh Patriak VI. Setelah Patriak VI mangkat, semua kata-kata-Nya terbukti, setiap kalimat terbukti.
Saya sering berpikir, setelah manusia meninggal dunia, masih ada orang datang mengambil "kepala"? Kebencian ini sangat besar. Jadi, hari ini, Padmasambhava, Tsongkhapa, semua guru sesepuh Tantra difitnah, Guru Pembimbing Yinshun juga difitnah, banyak guru pun difitnah, alasannya mudah sekali, ini disebut "jealous", yaitu iri, cemburu, pasti akan terjadi. Oleh karena itu, difitnah itu sangat wajar, tidak difitnah, baru aneh. Dulu ada sebuah pepatah mengatakan, "Di mana ada pujian, di situ ada fitnah", yaitu fitnah datang bersama-sama dengan pujian. Jadi, pada umumnya, fitnah dan pujian itu bercampur, setengah-setengah, begitulah dunia manusia. Jadi, tidak ada yang perlu diperhitungkan, dunia ini memang demikian. Anda mengira Anda adalah orang suci? Orang suci Konfucius juga difitnah! Semua difitnah. Jadi, "memiliki Kebenaran", Anda pun tahu apa itu fitnah; "tanpa penyertaan hati", Anda pun tahu apa itu fitnah. Di sinilah makna utama Sekte Zen.
"吾去七十 年" -- 70 tahun setelah saya meninggal dunia, ada dua Bodhisattva datang dari timur, "Satu bhiksu, satu upasaka. Saat bersamaan berjaya membangun sekte saya."
Sebenarnya, tidak hanya dua orang saja! Kalian tahu setelah Patriak VI mangkat, ada 5 aliran, 5 sekte! Di Taiwan adalah "Sekte Linji", di Jepang, Korea adalah "Sekte Caodong", tentu saja juga ada aliran lainnya, "Sekte Weiyang", "Sekte Fayan", "Sekte Yunmen", kelima sekte ini, setelah Patriak VI mangkat, "sekuntum bunga mekar menjadi 5 kelopak". Namun, siapa kedua orang ini? Saya tidak tahu, saya hanya tahu "Utara Shitou" -- utara adalah Shitou Xiquan (Guru Zen Shitou Xiquan), selatan adalah Mazu Daoyi -- (Guru Zen Mazu Daoyi), guru besar Zen! Shitou Xiquan dan Mazu Daoyi dari selatan; "同時興化,建立吾宗,締緝伽藍──建造寺廟, 昌隆法嗣". Murid bertanya lagi, "未知從上佛祖應現已來,傳授幾代,願垂開示。" -- sejak Sang Buddha mangkat, sudah diwariskan kepada beberapa generasi, "願垂開示"; Patriak VI pun berkata, "古佛應世,已無數量" -- yakni Buddha di dunia, sudah banyak, sebelum Patriak VI, sudah banyak penjelmaan, "tak terhitung", sekarang berawal dari "7 Buddha masa lampau", antara lain: "Vyuha Kalpa yang lampau: Buddha Vipasyin, Buddha Sikhin, Buddha Visvabhu; Bhadra Kalpa sekarang: Buddha Krakucchanda, Buddha Kanakamuni, Buddha Kasyapa, Buddha Sakyamuni, itulah 7 Buddha" terakhir adalah Buddha Sakyamuni, total 7 Buddha.
Saya pernah mengatakan, penyebaran informasi bisa saja salah. Di China adalah Buddha "Ju Liu Sun" (Krakucchanda), di Jepang, tertulis "Gou Liu Sun" (aksara Gou yang berarti anjing). Saat saya ke Jepang, begitu lihat, hah? Di sini mengapa ada sesosok "Buddha Gou Liu Sun"? Ternyata adalah "Ju Liu Sun", orang Jepang salah tulis. Sebenarnya, datang ke suatu tempat, lumrah bisa terjadi kesalahan, malah bisa banyak kesalahan.
Kita tahu Eva Air! Mereka mewajibkan semua staff darat maupun udara untuk bicara dalam Bahasa Taiwan. Ada seorang nenek Taiwan sedang mengurus tiket pesawat, sehabis mengurus tiket, staff resepsionis berkata padanya dalam Bahasa Taiwan, "Anda harus datang 2 jam lebih awal." Alhasil, keesokan harinya, nenek itu membawa 2 bantal, ia datang ke sana, berkata, "Mengapa Anda meminta saya bawa 2 bantal" Lihatlah, "Dua jam (Bahasa Taiwan: bantal), "lebih awal (Bahasa Taiwan: bawa)", "Anda harus datang 2 jam lebih awal" Bahasa Taiwan berubah menjadi, "Anda harus bawa 2 bantal." Jadi, nenek itu pun bawa 2 bantal. Ini adalah salah kaprah! Bahasa Taiwan dan Bahasa Mandarin pun bisa salah kaprah, apalagi Bahasa India, Bahasa Pali, tersebar ke Taiwan, kemudian tersebar lagi ke Jepang, berubah menjadi "Gou Liu Sun".
Kita cerita tentang "amanusia" yang satu ini, apa yang dimaksud "amanusia"? Ia bukan manusia, Garuda adalah bangsa unggas yang memiliki Dharmabala yang sangat besar, sudah ada pada zaman Sang Buddha, di India pun ada, Ia adalah tunggangan "Vishnu". Namun, Anda tidak boleh mengatakan Ia adalah binatang, Ia adalah "amanusia", kita hanya bisa menyebutnya dengan sopan, Ia bukan manusia, lantas apa? Ia juga dewa!
Ada sepasang teman pria dan wanita mendatangi sebuah hotel, hanya ada selembar ranjang, si wanita pun menggambar seruas garis di tengah ranjang. Saat saya kecil, juga sering digambari seruas garis oleh siswi sebelah, di meja digambar seruas garis, "Tanganmu tidak boleh dijulur ke sini", kami pun diam-diam menjulurkan tangan ke sana, "Pok!" dipukul olehnya. Namun, ia sendiri boleh menjulurkan tangannya ke sini. Teman pria dan teman wanita seranjang, teman wanita pun menggambar seruas garis, "Jika kamu ke sini, kamu adalah binatang." Pria itu sangat penurut, ia pun tidur di sana, tidak bergerak sedikit pun, juga tidak berani membalikkan badan, sepanjang malam insomnia, sebenarnya moodnya sangat tinggi, namun, ia tidak berani bergerak. Patuh pada ucapan teman wanita! Teman wanita terbangun, "Kamu benar-benar tidak kemari, kamu bahkan lebih rendah dari binatang."
Garuda adalah sesosok "dewa", memiliki Dharmabala yang sangat besar. Jadi, Anda jangan mengatakan Ia adalah binatang, Ia adalah "Arya", jadi kita menyebut-Nya "Arya Garuda", Ia adalah sesosok "dewa", "dewa" yang sangat sakti, Ia melindungi Buddhadharma, Ia dapat menggigit semua kejahatan, penjahat, dan semua mara jahat.
Patriak VI mengalami musibah! Saat saya kecil juga pernah mengalami musibah, ayah saya sekarang di "Xifang Jing", Beliau telah bebas, saya juga telah bebas, kelak saya bebas dari musibah. Dulu, saat saya SMA, selalu juara satu; saat SD, selalu juara satu dari belakang, juara satu dari belakang juga nomor satu! Saya juara satu, dari depan sampai belakang selalu juara satu, SD juara satu, SMP juga juara satu dari belakang, bahkan sempat tinggal kelas 2 kali! Saat SMA, juga juara satu, jadi, sepanjang hidup saya selalu juara satu. Saat SD dan SMP, sering dipukul ayah, sehingga saya meraung-raung memanggil ibu saya, saya tentu tidak berani memanggil ayah saya, hanya berani memanggil ibu saya, terus memanggil, "Ibu tolong saya." Ibu saya mana berani datang! Ayah saya sangat galak, begitu galak mirip dengan Garuda, beringas. Suatu kali, ibu saya mengajari kami bicara dalam Bahasa Jepang, "Ayah, selamat datang ke rumah", (Mahaguru bicara dalam Bahasa Jepang). Ketika ayah saya kembali, sepeda ditambatkan di pinggir, kami beberapa anak bersembunyi, "Ayah, selamat datang ke rumah" (Mahaguru bicara dalam Bahasa Jepang) (Mahaguru memperlihatkan ekspresi ketakutan), kami sudah ketakutan setengah mati, mana bisa lagi bicara Bahasa Jepang? Saya benar-benar dipukul olehnya sampai ketakutan, benar-benar dipukul sampai ketakutan, saya selalu menjadi tameng, karena, saya adalah anak sulung, dipukul habis-habisan! Adik-adik saya sembunyi di belakang saya.
Ada seorang anak laki-laki, bawa pulang buku rapor, ayah menamparnya, ia berkata, "Saya sangat baik! Mengapa kamu pukul saya?" Ayahnya berkata, "Apakah kamu tidak melihat penilaian guru pembimbing? Kamu memang begitu, guru pembimbing mana mungkin salah?" Penilaiannya tertulis seperti apa? "Setiap hari sering berbaur (homonim dengan berantam) dengan murid-murid lain", anak laki-laki ini dipukul habis-habisan oleh ayahnya, "Setiap hari kamu berantam di sekolah, berantam (homonim dengan berbaur) dengan murid-murid lain!" Saya setiap hari berantam dengan ayah, sungguh menggenaskan. Ayah saya sudah bebas! Ia akhirnya memiliki sarira, kembali ke Sukhavatiloka Barat, saya juga telah bebas!
Yang dikatakan Patriak VI, "Zheng Fa Yan Cang, diwariskan kepada siapa?" ketahuilah, "orang yang memiliki Kebenaran akan memperolehnya". "Zheng Fa Yan Cang", Sekte Zen diwariskan kepada anak dan cucu di bawahnya, diwariskan langsung, seperti "Sekte Linji", jika ditelusuri, ia adalah generasi kesekian diwariskan terus hingga sekarang, malah generasi kesekian diwariskan kepada seseorang adalah generasi kesekian, demikianlah silsilah mereka. Sekte Zen juga ada silsilah, Zheng Fa Yan Cang, diwariskan kepada siapa?" "Orang yang memiliki Kebenaran akan memperolehnya", kalimat ini bagus sekali. Hari ini, sudahkah Anda mencapai pencerahan? Jika Anda telah mencapai pencerahan, sudah menyaksikan "Kebenaran". Apakah Mahaguru adalah pewaris Zen? (Hadirin tepuk tangan) Ya atau tidak? (Hadirin berteriak, "Ya.") Benar atau tidak? (Hadirin berteriak, "Benar.") Dongsuan (Bahasa Taiwan: terpilih)! (Mahaguru tertawa, hadirin tepuk tangan meriah) Sekarang bukankah semua orang di mana-mana berteriak "Dongsuan"? Mahaguru dari awal sudah terpilih, saat saya mencapai pencerahan, saya pun telah terpilih.
Guru upasampada saya adalah Bhiksu Guoxian, Beliau adalah murid Sekte Zen Linji, saya juga memiliki silsilah "Linji Yixuan", karena guru yang membantu saya upasampada adalah murid Sekte Zen, "Sekte Linji", jadi, saya memiliki silsilah Guru Sesepuh Linji Yixuan. Jadi, hari ini saya bisa mencapai pencerahan, juga bukan sebuah kebetulan. "Orang yang tanpa penyertaan hati akan memahaminya", jika Anda "tanpa penyertaan hati", maka bisa memahami arti muskil dari Sekte Zen, kalimat ini, bagus sekali, "Mau diserahkan kepada siapa?" "Orang yang tanpa penyertaan hati memahaminya" -- jika Anda tidak ada penyertaanhati, maka memahami Sekte Zen. Namun, jika Anda masih ada penyertaan hati, Anda pun tidak dapat memahami Sekte Zen, teori ini sangat dalam, sangat muskil.
"Saat datang tidak bermulut"! Apa itu "saat datang tidak bermulut"? Yaitu bertukar wujud. Anda tidak berani mengatakan siapa diri Anda? Hari ini, jika bukan Yaochi Jinmu membawa saya melihat kehidupan lampau saya, berkata, "Kehidupan lampau Anda adalah Padmakumara." Saya berani mengatakan diri saya adalah "Padmakumara"? Siapapun tidak berani mengatakannya. Dunia tanpa wujud ini, ada dewa ada roh, ada Buddha, ada Bodhisattva, ada Vajra, ada Dharmapala, ada dakini, ada para dewa, Garuda adalah daka. Beberapa hari yang lalu, saat saya tidur pada malam hari, di kepala ranjang muncul seseorang, mengenakan celana khaki, pakaian atas putih, rambut beruban, jidat sangat tinggi. Saya buka mata, bertanya, "Siapa Anda?" Saya mengira ayah saya datang. Ketika ayah saya pergi, ia sempat kembali, ia meraba sebentar kaki saya. Saya terbangun, saya tahu, itu ayah saya, karena saat ia pergi, saya juga meraba sebentar kakinya, jadi, ia kembali, juga meraba sebentar kaki saya.
Orang yang berdiri di depan saya ini, bukan ayah saya, saya tidak mengenal orang ini, saya bertanya padanya, "Siapa Anda? Anda cari saya ada masalah apa?" Ia berkata, "Saya adalah Yang Risong." Yang Risong? Nama ini tidak asing di telinga saya, karena pada zaman saya menulis sajak, ada seseorang bernama Ye Risong, ia adalah penyair. "Hah? Anda sebenarnya Yang Risong? Atau Ye Risong?" Ia berkata, "Saya adalah ahli forensik, Yang Risong."
Begitu saya dengar "Ahli forensik Yang Risong", oh! Saya pun teringat, "Anda adalah ahli forensik Yang Risong?" Saya sangat menghormatinya, karena Beliau ini sangat bertanggungjawab, ketika Beliau memeriksa jenasah, otopsi, sangat serius, sehingga memecahkan banyak kasus aneh, Beliau adalah ahli forensik yang sangat terkenal! Saya berkata, "Saya belum meninggal dunia, Anda cari saya ada masalah apa?" Ia berkata, "Bukan Anda yang meninggal dunia, tetapi saya." "Bagaimana Anda meninggal dunia?" Ia berkata, "Kanker usus." Saya bertanya lagi padanya, "Lantas, Anda cari saya ada masalah apa?" "Saya mau minta Mahaguru Lu mengantarkan saya." Saya berkata, "Mengapa mau saya mengantarkan Anda?" "Karena saya mau pergi ke Jepang untuk menjabat!" Beliau mengatakan bahwa Beliau mau ke Jepang untuk menjabat. Saya berkata, "Anda ke Jepang untuk menjabat apa?" "Saya menjadi penguasa daerah di sana!" "penguasa daerah" sama dengan "Dewa Kota" di Taiwan, (hadirin tepuk tangan) Saya berkata padanya, "Anda mencari saya untuk ke Jepang, Anda menjadi Dewa Kota, bukankah saya menjadi sekretaris?" "Bukan bukan bukan! Karena! Saya menolong satu pihak, maka menyinggung pihak lain, tetap adalah penagih utang, mereka sedang menunggu saya di rute air. Tubuh Anda bercahaya." Saya tentu tidak berani mengatakan cahaya Buddha! Cahaya roh! Cahaya dewa! Ia berkata, "Tubuh Anda bercahaya, jika Anda menemani saya pergi, semua penagih utang akan mundur, saya pun dengan mudah tiba di Jepang untuk menjabat." Wah! Begitu saya dengar, senang sekali, saya pun ikut dengannya.
Jalan jalan jalan jalan jalan, sambil jalan, kami mengobrol, Beliau menceritakan bagaimana dulu Beliau melakukan pemeriksaan. Beliau mengatakan Beliau memeriksa seorang yang bunuh diri, gantung diri, "Ini memang bunuh diri." Saya pun isi "bunuh diri". Begitu Beliau pergi, baru meninggalkan kamar, tangan si orang yang bunuh diri tersebut, terjulur panjang sekali, menepuk pundaknya, Ahli Forensik Yang menoleh, "Tidak ada orang? Siapa menepuk pundak saya?" "Jika demikian, pemeriksaan saya pasti ada salah." Ia memeriksa ulang, ternyata kasus pembunuhan ini disamarkan menjadi bunuh diri, di tempat yang sangat halus, ia berhasil memeriksa, orang ini lebih dulu diracuni, pembunuh menyamarkannya menjadi gantung diri.
Sambil jalan, kami mengobrol, jalan jalan jalan jalan jalan seperti ini. Begitu tiba di Jepang, Beliau pun berubah, berjubah merah, bermahkota merah, wajahnya berubah menjadi sangat bulat, air mukanya menjadi bercahaya, Beliau sudah menjadi penguasa daerah sebuah kabupaten. (Hadirin tepuk tangan) Master Jepang asked me, city mana di Jepang? Kota mana? Kabupaten mana? Ketahuilah, Kabupaten Yamaguchi. (Hadirin tepuk tangan) Tidak boleh, tidak boleh, tidak boleh asal bicara, pada saat itu, kalian ke sana, teriak "Yang Risong", Beliau pun keluar, Ia akan menjamah kepala kalian. Apakah Kabupaten Yamaguchi berada di bawah Fujiyama? Master Jepang, apakah Anda tinggal di Yamaguchi Ken? Hah? Mengapa Beliau pergi ke tempat acarya saya? Wah! Aneh! Aneh, saya bertanya padanya, "Anda jelas-jelas adalah Orang Taiwan, mengapa pergi ke Jepang?" Saya bertanya padanya jelas-jelas Orang Taiwan, mengapa ke Jepang? Ia berkata, "Saya berjodoh dengan Jepang!" Harus periksa sebentar mengapa Beliau berjodoh dengan Jepang? Sungguh, saya tidak tahu, saya sungguh tidak tahu apa jodoh Yang Risong dengan Jepang? (Mahaguru bicara Bahasa Jepang: saya tidak tahu). Oh! Kasus mahasiswi Jepang, dipecahkan oleh ahli forensik Yang, kasusnya dipecahkan olehnya, kasus mahasiswi Jepang.... (Ada acarya berkata, "Iguchi Mariko, di Taiwan sangat terkenal.") Apakah orang Jepang? Namun, tidak seharusnya karena memecahkan kasus seorang mahasiswi Jepang, lantas menjadi penguasa daerah -- Dewa Kota di Jepang? (Ada acarya berkata, "Beliau menuntut ilmu di Jepang.) Oh! Beliau adalah profesor kedokteran yang menuntut ilmu di Jepang. Oh! (Mahaguru bicara Bahasa Jepang: sudah tahu), (Mahaguru bicara Bahasa Jepang: ternyata demikian), sungguh, tak disangka Beliau menjadi penguasa daerah di Jepang. Wah! Aneh sekali, bagus sekali!
Sekian untuk hari ini, semoga kita semua "Dongsuan" (terpilih), semoga kita semua terbebas dari musibah, semoga kita semua sehat selalu, semoga harapan kita semua terkabulkan, semoga rumah tangga kita semua harmonis, semua musuh dan penagih utang menyingkir! Berkah bertambah, kebijaksanaan bertambah. (Hadirin tepuk tangan) Hidup, Garuda! Om Mani Padme Hum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar