Pages - Menu

Pages

Jumat, 14 September 2012

'Om. Yin tuo luo ye. Suo ha' Mantra Dewa indra

Melatih Api Kundalini Harus Anasvara, Chi Cukup dan Nadi Lancar (II)
修拙火要無漏氣足脈通



{Diktat Hevajra --- Sifat Kesunyataan Dalam Mahasukha} Bab ke-17 'Samadhi Cahaya Api Kundalini', halaman 92.

Jadi, Tuhan Indra secara kolektif disebut Tuhan Trayastrimsa (Tuhan Tiga Puluh Tiga Sorga), sorga itu termasuk dalam kamaloka, yang adalah kamaloka di puncak Gunung Semeru, sorga itu yang tertinggi di puncak. Ada sejenis sorga yang disebut Sorga Bumi (地居天), yang terletak di pertengahan Gunung Semeru, Catur Maha Raja Kayika berada di Sorga Bumi. Di angkasa terdapat banyak sorga, puncak sorga kamaloka adalah sorga Indra, dan sorga kamaloka yang tertinggi adalah sorga Mahesvara, sorga Indra terletak dibawah sorga Mahesvara. Coba kalian baca sebuah buku tulisan Shizun yang berjudul 'Eskalasi Alam Dewa', di dalam buku ini, semua sorga dijelaskan dengan sangat terang benderang oleh Shizun. Setibanya di sorga Indra, karena Ia melindung Budha Dharma, Ia merupakan Dharmapala Budha Dharma, jadi Ia bisa membimbing makhluk bardo sampai ke Tanah Suci Budha yang suci murni. Ia juga memiliki kekuatan Dharma, mampu melenyapkan segala bencana. Pada saat Dewa Indra sedang bersuka cita, segala hal di dunia manusia akan manggala dan damai sejahtera; begitu Dewa Indra tidak bahagia, seluruh dunia manusia akan terdapat bencana, ini memperkenalkan Dewa Indra. Mudra-Nya adalah jari tengah ditegakkan, jari telunjuk menekan jari tengah, inilah mudra-Nya (Shizun memperagakan mudra). Mantra-Nya adalah 'Om. Yin tuo luo ye. Suo ha' Lalu visualisasi? Gaya Tiongkok adalah mengenakan 'Mahkota Menembus Langit' (通天冠), kedua tangan memegang Papan Visi (玉旨), duduk di atas singgasana naga, ini adalah visualisasi gaya Tiongkok. Visualisasi gaya Tibet juga boleh, visualisasi gaya India juga boleh. Setelah ada visualisasi, ada mantra dan mudra, maka jadilah pelatihan Anda itu pelatihan sadhana penjapaan yukta Tantra. True Buddha Foundation memiliki Sadhana Dewa Indra. 

Aku pribadi berpendapat, yang Adinatanya Budha, yuktanya relatif lebih sulit. Mengapa? Karena mindset manusia yaitu 'Budha sangat jauh', jarak antara Budha dengan manusia sangat jauh, ini adalah mindset manusia; sebenarnya tidak demikian, seandainya Anda melatih sadhana Dewa, maka akan sangat mudah beryukta. Mengapa? Karena Dewa dan manusia itu sangat dekat. Jadi, di Tiongkok ada satu kalimat yaitu 'Kemanunggalan Dewa dan manusia', Dewa dengan manusia menjadi satu, itulah sadhana yukta antara Dewa dengan manusia. Dewa dengan manusia bisa beryukta, apakah Dewa dengan hewan bisa beryukta? Karena binatang tidak melatih diri, tidak memahami Budha Dharma, tidak ada caranya. Akan tetapi, juga tidak mutlak, binatang juga mungkin melatih diri. Dulu kita pernah dengar ada seekor angsa yang dipelihara sebuah kuil, setiap kali biksu sedang berceramah Dharma angsa itu berada di situ mendengarkan Dharma, dan telah berlangsung lama. Suatu hari, ia menjapa sepatah 'Ah', tidak lama kemudian ia mati. Biksu yang berceramah berkata: 'Wow! Angsa itu telah tumimbal lahir di Tanah Suci Budha.' Karena ia hanya bisa menjapa satu patah 'Ah', huruf 'Ah' ini sangat penting, 'Ah' nya 'Om Ah Hum'. Jadi, Aku berpendapat gagak hitam juga sedang bersadhana, gagak hitam di Seattle setiap hari 'Ah' 'Ah' Ah', itu adalah sedang menjapa mantra lho! Setelah lama menjapa mereka juga mungkin sedang melatih diri. 

Legenda, Kaisar Liang dari Tiongkok jaman dulu, beberapa kehidupan lampaunya, konon adalah cacing tanah, cacing tanah di samping sebuah kuil. Setiap hari mendengar biksu melafalkan Amitabha, menjapa terus, tumbuhlah Nama Budha dalam kesadarannya, akhirnya, karena ada adhistana dari Budha, ia menjadi kaisar, Kaisar Liang Wu Di, ia adalah inkarnasi dari cacing tanah. Lihatlah, seekor cacing tanah pun bisa inkarnasi menjadi seorang manusia, bahkan menjadi seorang kaisar, yang kelak akan memajukan agama Budha, telah membangun banyak vihara, ini adalah tentang binatang yang bisa melatih diri. Jadi, banyak sekali hal adalah tidak pasti. 

Ada seorang pria, mengambil ujian mengemudi di Amerika Serikat, petugas penguji bertanya: 'Seandainya anda melihat seekor anjing dan seorang manusia di depan anda, apakah anda akan menabrak anjing atau manusianya?' Tanpa dipikir lagi pria itu menjawab: 'Tentu saja menabrak anjing.' Petugas penguji geleng-geleng kepala berkata: 'Lain kali kembali lagi untuk ujian.' Pria itu tidak terima: 'Kalau saya tidak menabrak anjing, apakah saya harus menabrak manusia?' Dengan marah staf penguji menjawab: 'Kamu seharusnya mengerem mobil.' Sekarang yang paling trend adalah 'Organisasi Perlindungan Satwa', hewan langka harus dilindungi, adakalanya, perlindungannya berlebihan. Seperti di New York, ada orang buka toko menjual mantel bulu binatang (cerpelai), ada anggota dari 'Organisasi Perlindungan Satwa' berdiri di pintu masuk toko, melarang pembeli masuk toko, dan mendemo pemilik toko: 'Anda tidak boleh menjual mantel bulu binatang.' Ada seorang wanita, keluar dari toko itu, orang dari organisasi perlindungan hewan itu mengejarnya, memukul wanita itu, menghajarnya sampai babak belur. Aku merasa yang demikian itu juga tidak baik, harus melindungi binatang (cerpelai), akan tetapi jangan juga memukul orang, kalau memukul sampai mati, bagaimana? Sekarang, 'Organisasi Perlindungan Satwa' semakin lama semakin ganas, mereka melindungi harimau, harimau langka, seperti harimau Bengali, harimau Tiongkok, kalau harimau itu sampai keluar menggigit orang, apakah 'Organisasi Perlindungan Satwa' itu masih akan melindungi mereka? Manusia pun mati dimakan oleh harimau, apakah masih harus melindungi harimau? Disamping itu, perlindungan terhadap hewan langka, seperti ikan hiu juga harus ada, di Australia banyak yang pergi berenang ke tepi pantai dan digigit hiu, ada yang digigit kakinya, kepalanya bahkan sampai meninggal dunia, dan merupakan hal yang sering terjadi. Aku berharap anggota 'Organisasi Perlindungan dan Pelestarian Satwa', sambil memegang lisensinya berbicara kepada hiu: 'Saya sedang melindungi anda, anda tidak boleh menggigit saya.' Kemudian, Organisasi Pelestarian Satwa dengan memegang lisensinya pergi ke India, saat bertemu dengan harimau Bengali diperlihatkan kepadanya: 'Saya sedang melindungi kamu, kamu tidak boleh makan saya.' Aku beritahu Anda, binatang itu tidak peduli, ia akan tetap memakanmu, tidak peduli Anda itu melindunginya atau tidak melindunginya, begitu perutnya lapar, maka ia akan makan. Jadi, terhadap perlindungan hewan, Aku merasa tidak perlu melindungi sejenis hewan yang amat buas, karena kalau Anda melindungi mereka, mereka makan ikan yang kita makan! Seperti hiu makan tuna, tuna adalah sashimi yang paling diminati orang Jepang. Sudahlah jangan dibahas lagi, sebentar lagi Organisasi Pelestarian Satwa bisa mengejar dan memukul-Ku, Amitabha! Namo Buddhaya!
  
Aku merasa, di dunia manusia, sebagian besar orang bisa melatih diri. Akan tetapi, binatang sangat sulit melatih diri, namun ada yang disebut mutlak dan tidak mutlak, sebenarnya tidak mutlak juga. Karena, binatang juga bisa melatih diri. Pada suatu hari, guru biologi bertanya: 'Beruang yang tidak berekor disebut beruang apa?' Murid menjawab: 'Beruang tanpa ekor.' Guru berkata: 'Salah, jawabannya adalah ibu beruang!' Adakalanya, Anda akan tidak jelas sebenarnya bagaimana keadaan binatang-binatang ini. 

Dimana Tuhan Indra tinggal? Baru saja dikatakan tinggal di puncak Semeru, Anda sekalian tahu Sorga Trayastrimsa di puncak Semeru. A bertanya kepada B: 'Tahukah kamu dimana Tuhan tinggal?' 'Tinggal di toilet.' A terkejut: 'Mengapa di toilet?' B menjawab: 'Karena setiap pagi, saya melihat papaku saat sedang mengetuk pintu toilet, ia selalu berkata begini: 'Ya Tuhan! Mengapa kamu masih belum keluar?'
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar