Pages - Menu

Pages

Jumat, 21 September 2012

Perjalananku Ke Mencari Mahabrahma & Reclining Buddha Di Mojopahit






















Aku Melihat Reclining Buddha & MahaBrahma di Bangkok ternyata di Trowulan situs mojopahit ada . aku akan mengunjunginya di MahaVihara Mojopahit 23-09-2012





MAHA VIHARA MOJOPAHIT di desa Bejijong, Trowulan-Mojokerto, Jatim, merupakan BUDDHIST CENTRE yang berada diatas bayang bayang kePrabuan Mojopahit tempo dulu. Berdiri diatas area seluas 20.000 M2 dalam lingkungan para pengrajin kuningan dan seniman pahat batu ( pematung ), dengan bangunan bercorak khas Jawa, beratap joglo, dinding relief batu pahat, Rupang dari batu pahat di tiga Altar pemujaan, untuk mazhab Hinayana, Mahayana dan Tantrayana ( Buddha Sakyamuni, Avalokitesvara Kwan Se Im Phosat, Dewi Tara ) didalam satu Bhaktisala.

Dibelakang Bhaktisala juga ada altar Maha Brahma / She Mien Fuk , dimana setiap bulan November diadakan peringatan Ulang Tahun maha Brahma / She Mien Fuk.Didalam area Maha Vihara juga berdiri sebuah rupang Sleeping Buddha yang monumental, merupakan yang terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga didunia, setelah Thailand dan Nepal. Dengan ukuran panjang 22 m, lebar 6 m dan tinggi 4,5 m, Rupang ini telah mendapatkan penghargaan dari MURI ( museum rekor Indonesia ). Dibawah rupang terdapat relief-relief yang menggambarkan kehidupan Buddha Gotama, hukum karmaphala dan hukum Tumimbal lahir. Sebuah kolam yang indah mengelilingi Rupang yang megah ini.
Juga terdapat bangunan perpustakaan dengan koleksi berbagai kitab dalam bahasa Sansekerta / India / Tibet / Pali /Mandarin / Inggris dan Indonesia , ruang kelas, aula pertemuan, ruang makan dan penginapan yang dapat menampung +/- 200 tamu.Tempat ini sangat cocok untuk pelatihan Dharma, Retreat, Meditasi, Loka karya dll.



Yang Bisa Dilihat Di trowulan :




Candi Brahu – sebagian ahli yang berpendapat bahwa candi ini lebih tua dari candi-candi lain di Trowulan. Hal ini dihubungkan dengan penemuan prasasti Alasantan yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 939 M yang tak jauh dari candi Brahu. Di dalamnya menyebut sebuah bangunan bernama Warahu. Candi Brahu merupakan tempat pembakaran / penyimpanan abu jenazah raja-raja Majapahit. ”Kata bra (sebutan raja Majapahit) dan hu dari kata ahu yang bermakna abu”. Candi Brahu terletak di Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu terbuat dari batu bata menghadap ke arah Barat. Denahnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 18 x 22.50 meter dan tinggi yang tersisa sampai sekarang 20 meter. Kegagahan candi Brahu semakin eksotik dengan adanya taman yang ada disekitar bangunan

Candi Gentong – terletak di Desa Jambumente, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi gentong merupakan salah satu dari tiga candi yang berderet dari barat ke timur. Bentuk Candi Gentong belum ditemui pada bangunan kuno lain. Bangunan ini tersusun dari tiga struktur bata berdenah bujursangkar. Berdasarkan konsep tata ruang dan didukung oleh temuan-temuan artefaktual yang bersifat Budhis,dapat disimpulkan bahwa Candi Gentong adalah Mandala Stupa,yaitu pembagian ruang yang terdiri dari pusat dikelilingi oleh ruangan-ruangan yang lebih kecil.

Gapura Wringin Lawang - Terletak di dukuh Wringin Lawang, desa Jatipasar, Trowulan Mojokerto. dinamakan Wringin Lawang Konon dulu dekat candi terdapat pohon beringin yang besar. Wringinlawang merupakan candi bentar, yaitu gapura tanpa atap. Candi bentar yang berfungsi sebagai gerbang terluar dari suatu kompleks bangunan. Menilik bentuknya, Gapura Wringinlawang diduga merupakan gapura menuju salah satu kompleks bangunan yang berada di kota Majapahit. Masih menurut Kuswanto, beberapa ahli berdasarkan kajian kitab-kitab Majapahit dan penggalian observasi, menduga bangunan ini merupakan pintu masuk menuju kediaman Patih Gajah Mada. Candi Brahu terletak di Bejijong, Trowulan, Mojokerto.

Kolam Segaran - terletak di Desa Trowulan Kabupaten Mojokerto, tepatnya 500 meter ke arah selatan dari Jalan Raya Mojokerto-Jombang. Kolam Segaran, pertama kali ditemukan oleh Mac Lain Pont pada tahun 1926. kolam ini memiliki panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal tepian 160 cm. Konon kolam segaran ini merupakan tempat yang digunakan kerajaan untuk menjamu tamu dari luar negeri. Sang raja menyuguhkan hidangan dengan perkakas dari emas, mulai nampan, piring sampai sendok. Setelah pesta usai, sebelum para tamu pulang, Hayam Wuruk ingin memperlihatkan kekayaan kerajaan yang terkenal sebagai negeri ”gemah ripah loh jinawi”. Semua perkakas dari emas tersebut dilemparkan ke Kolam Segaran. Jika bertandang ke Kolam Segaran,jangan lupa mencoba makanan khas Sambel wader yang maknyus :D



Maha Vihara Mojopahit - terletak di desa Bejijong, Trowulan Mojokerto. Tempat ini dibangun oleh biku Wiryanadi Mahatera yang diresmikan pada 31 Desember 1989. ”Selain untuk kegiatan agama Budha, juga untuk uri-uri (melestarikan, red) kebudayaan Majapahit yang beragama Hindu – Budha”,

tutur Saryono, pandita Maha Vihara.


Maha Vihara memiliki tiga Altar pemujaan, yaitu untuk mazhab Hinayana, Mahayana dan Tantrayana (Buddha Sakyamuni, Avalokitesvara Kwan Se Im Phosat, Dewi Tara ) didalam satu Bhaktisala. Di belakang Bhaktisala juga ada altar Maha Brahma / She Mien Fuk
Didalam area Maha Vihara terdapat sebuah patung Sleeping Buddha yang monumental dengan ukuran panjang 22 m, lebar 6 m dan tinggi 4,5 m, merupakan terbesar di Indonesia (masuk MURI tahun 2001) dan terbesar ketiga di dunia setelah Thailand dan Nepal.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar