Yayasan Sukhavati
Terus, ada 2 nama vihara :
~Bodhimandala RUMAH SUCI, jl. Genteng Sayangan 29-31,Surabaya
~Bodhimandala SANGGAR SUCI ,jl Dr. WAhidin 36-38 Lawang, Jawa Timur.
Vihara
genteng sayangan setahuku adalah salah satu kelenteng yang cukup
terkenal di surabaya. Umatnya kelihatannya campur seperti biasanya, ada
yang paham ttg Buddhis, ada yang masih tradisi. Tapi aku juga ga tau
terlalu banyak ttg vihara ini, meskipun beberapa kali pernah ke sana.
Ttg
ke tiga dewa, yang aku tahu mungkin ada kaitannya dengan buddhis
mahayana adalah dewa kekayaan yang di buddhis mahayana dikenal sebagai
Jambhala, atau Vaisravana atau kubera. Tetapi persisnya juga ga gitu
tahu ;D ^:)^.
Sebenarnya Rumah Suci Bodhimandala ini terdiri dari 2 bangunan. Bangunan
di kiri adalah kelenteng utama dan bangunan kanan adalah tempat
perpustakaan, perlengkapan serta Dharmasala. Di Dharmasala ini digunakan
untuk kebaktian agama Buddha. Jadi bisa dibilang bangunan yang satu
bersifat Taois dan bangunan yang di sebelahnya (yang ada Dharmasalanya)
bersifat Buddhis.
Dewa utama Kelenteng Genteng Sayangan adalah
dewa agama Tao bernama Chai Shen Ye (dewa rejeki) sekarang di depannya
ditaruh rupang Brahma Sahampati :) Sedangkan altar utama kedua di
belakangnya adalah altar bagi Yaochi Jinmu (Xi Wangmu), Avalokitesvara
Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva dan Bodhidharma (Patriark Chan pertama
di Tiongkok). Bisa dibilang Rumah Suci Bodhimandala Genteng Sayangan
ini adalah satu-satunya tempat ibadah di Surabaya yang ada altar
Bodhidharmanya.
Altar lainnya seperti Xuantian Shangdi (Tao),
Guansheng Dijun (Tao), Cundi Bodhisattva (Buddhis), Dewa Bumi (Tao),
Skanda dan Sangharama Bodhisattva (Buddhis).
Berdasarkan
pengumuman yang ditempel di kelenteng Genteng ini, mereka menyebut bahwa
Rumah Suci Bodhimandala adalah Vihara Mahayana. Saya sih tidak begitu
sreg dengan pengumuman ini, soalnya kan jelas tuan rumah kelenteng ini
adalah Dewa Tao (Chai Shen Ye + Xi Wangmu)?? Menurut saya jelas2 tempat
ibadah tersebut bersifat Tridharma, bukan Mahayana murni.
Unsur-unsur
Buddhis yang ada di Genteng Sayangan ini bervariasi mulai dari Thera,
Maha maupun Vajra. Rumah Suci Bodhimandala ini pernah menjadi tempat
singgah sementara bagi umat Vihara Theravada Dhamma Jaya untuk
melaksanakan puja bakti. Karena pada saat itu Vihara Dhamma Jaya sedang
pindahan dan bangunan yg baru sedang dibangun. Sekarang Dhamma Jaya
sudah memiliki vihara sendiri yang besar di dekat Supermall PTC.
Rumah
Suci Bodhimandala ini juga pernah kedatangan Rinpoche yaitu YM Dagpo
Rinpoche (dr Kadam Choeling / Yayasan Suvarnadipa ???) di mana beliau
membabarkan Dharma.
Up. Willy Sim adalah ketua Rumah Suci
Bodhimandala. Kalau tidak salah gurunya adalah praktisi Sukhavati (Jing
Du). Sedangkan beliau sendiri setahu saya.... mungkin adalah praktisi
Sukhavati dan Tantra bersamaan. Bahkan di Rumah Suci ini banyak sekali
buku-buku maupun sutra Buddhis khususnya dari aliran Mahayana.
Dalam
buku tentang Chai Shen Ye yang diterbitkan oleh kelenteng genteng juga
sedikit disinggung tentang Jambhala (Vaisravana), dewa rejeki versi
Buddhis. Kitab utama yang dipakai di Rumah suci Bodhimandala ini adalah
Wugu Jing (Kitab Klasik Lima Palawija). Umat yang datang ke kelenteng
ini biasanya nian jing kitab ini di hadapan altar Chai Shen Ye. dalam
kitab itu sendiri ada kata:
JIA JIA NIAN FO TIAN MING SHENG
Setiap keluarga yang melafalkan Nama Buddha [bagaikan] menyalakan
pelita gemilang.
Oleh
karena itu mungkin karena kitab inilah maka ada blend antara agama Tao
dan Buddha aliran Sukhavati. dan belakangan karena ada kedatangan Dagpo
Rinpoche, maka ada juga pengaruh Tantra.
Sedangkan "Hok Lok Siu"
(Fu Lu Shou) adalah 3 dewa rejeki (menyimbolkan keturunan, kesejahteraan
dan panjang usia). Baru beberapa tahun ini dibuat altar untuk Fu Lu
Shou di Genteng Sayangan. Fu Lu Shou (Caizi Shou) adalah dewa-dewa
agama Tao.
Namun uniknya di agama Tao dikenal Wulu Chaishen yang
terdiri dari 5 dewa rejeki, sedangkan di agama Buddha ada Jambhala 5
warna yaitu ada 5 Jambhala dengan warna tubuh berbeda-beda. Uniknya
adalah di kedua agama ini dewa rejekinya sama-sama berjumlah 5. Hanya
bedanya yang di Buddhis sudah setaraf Bodhisattva... hehe.......
Kitab
Qiuchai Jiamen Zhenjing, sebuah kitab Wulu Chaishen juga ditutup dengan
pelafalan "Namo Amiduo Fo" (Namo Amitabha Buddha). Dan ada satu bait
dari kitab tersebut:
FU KUI FO CU CUO DANG JIAN
Fo Cu = Fo Zhu = yaitu Buddha (leluhur).
Sedangkan
untuk Bodhimandala Sanggar Suci di Lawang setahu saya memang bersifat
Mahayana, di mana altar utamanya adalah Bodhisattva Avalokitesvara.
Rumah Suci Bodhimandala juga ikut berpartisipasi dalam Festival Seni
Budaya Buddhist 2008 di Surabaya. Pada saat menjelang akhir festival,
saya mendengar dan melihat mereka nian jing dihadapan altar
Sahasrabhujasahasranetra Avalokitesvara (Guanyin 1000 Lengan 1000 Mata),
kalau tidak salah Da Bei Zhou (Maha Karuna Dharani) yang dilafalkan
oleh mereka.
Sekedar info, di dekat Rumah Suci Bodhimandala
(Kelenteng Genteng) ini baru saja didirikan sebuah vihara Theravada
yaitu Vihara Berkah Utama (Jl. Genteng Muhammadiyah no.43) di mana
sekarang Bhante Dwi Tejapunno Thera berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar