Pages - Menu

Pages

Selasa, 06 November 2012

Kelenteng Genteng Sayangan Surabaya

 Yayasan Sukhavati
Terus, ada 2 nama vihara :
~Bodhimandala RUMAH SUCI, jl. Genteng Sayangan 29-31,Surabaya
~Bodhimandala SANGGAR SUCI ,jl Dr. WAhidin 36-38 Lawang, Jawa Timur.


Vihara genteng sayangan setahuku adalah salah satu kelenteng yang cukup terkenal di surabaya. Umatnya kelihatannya campur seperti biasanya, ada yang paham ttg Buddhis, ada yang masih tradisi. Tapi aku juga ga tau terlalu banyak ttg vihara ini, meskipun beberapa kali pernah ke sana.

Ttg ke tiga dewa, yang aku tahu mungkin ada kaitannya dengan buddhis mahayana adalah dewa kekayaan yang di buddhis mahayana dikenal sebagai Jambhala, atau Vaisravana atau kubera. Tetapi persisnya juga ga gitu tahu  ;D  ^:)^.

Sebenarnya Rumah Suci Bodhimandala ini terdiri dari 2 bangunan. Bangunan di kiri adalah kelenteng utama dan bangunan kanan adalah tempat perpustakaan, perlengkapan serta Dharmasala. Di Dharmasala ini digunakan untuk kebaktian agama Buddha. Jadi bisa dibilang bangunan yang satu bersifat Taois dan bangunan yang di sebelahnya (yang ada Dharmasalanya) bersifat Buddhis.

Dewa utama Kelenteng Genteng Sayangan adalah dewa agama Tao bernama Chai Shen Ye (dewa rejeki) sekarang di depannya ditaruh rupang Brahma Sahampati  :) Sedangkan altar utama kedua di belakangnya adalah altar bagi Yaochi Jinmu (Xi Wangmu), Avalokitesvara Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva dan Bodhidharma (Patriark Chan pertama di Tiongkok). Bisa dibilang Rumah Suci Bodhimandala Genteng Sayangan ini adalah satu-satunya tempat ibadah di Surabaya yang ada altar Bodhidharmanya.

Altar lainnya seperti Xuantian Shangdi (Tao), Guansheng Dijun (Tao), Cundi Bodhisattva (Buddhis), Dewa Bumi (Tao), Skanda dan Sangharama Bodhisattva (Buddhis).

Berdasarkan pengumuman yang ditempel di kelenteng Genteng ini, mereka menyebut bahwa Rumah Suci Bodhimandala adalah Vihara Mahayana. Saya sih tidak begitu sreg dengan pengumuman ini, soalnya kan jelas tuan rumah kelenteng ini adalah Dewa Tao (Chai Shen Ye + Xi Wangmu)?? Menurut saya jelas2 tempat ibadah tersebut bersifat Tridharma, bukan Mahayana murni.

Unsur-unsur Buddhis yang ada di Genteng Sayangan ini bervariasi mulai dari Thera, Maha maupun Vajra. Rumah Suci Bodhimandala ini pernah menjadi tempat singgah sementara bagi umat Vihara Theravada Dhamma Jaya untuk melaksanakan puja bakti. Karena pada saat itu Vihara Dhamma Jaya sedang pindahan dan bangunan yg baru sedang dibangun. Sekarang Dhamma Jaya sudah memiliki vihara sendiri yang besar di dekat Supermall PTC.

Rumah Suci Bodhimandala ini juga pernah kedatangan Rinpoche yaitu YM Dagpo Rinpoche (dr Kadam Choeling / Yayasan Suvarnadipa ???) di mana beliau membabarkan Dharma.

Up. Willy Sim adalah ketua Rumah Suci Bodhimandala. Kalau tidak salah gurunya adalah praktisi Sukhavati (Jing Du). Sedangkan beliau sendiri setahu saya.... mungkin adalah praktisi Sukhavati dan Tantra bersamaan. Bahkan di Rumah Suci ini banyak sekali buku-buku maupun sutra Buddhis khususnya dari aliran Mahayana.

Dalam buku tentang Chai Shen Ye yang diterbitkan oleh kelenteng genteng juga sedikit disinggung tentang Jambhala (Vaisravana), dewa rejeki versi Buddhis. Kitab utama yang dipakai di Rumah suci Bodhimandala ini adalah Wugu Jing (Kitab Klasik Lima Palawija). Umat yang datang ke kelenteng ini biasanya nian jing kitab ini di hadapan altar Chai Shen Ye. dalam kitab itu sendiri ada kata:

JIA JIA NIAN FO TIAN MING SHENG
Setiap keluarga yang melafalkan Nama Buddha [bagaikan] menyalakan
pelita gemilang.

Oleh karena itu mungkin karena kitab inilah maka ada blend antara agama Tao dan Buddha aliran Sukhavati. dan belakangan karena ada kedatangan Dagpo Rinpoche, maka ada juga pengaruh Tantra.

Sedangkan "Hok Lok Siu" (Fu Lu Shou) adalah 3 dewa rejeki (menyimbolkan keturunan, kesejahteraan dan panjang usia). Baru beberapa tahun ini dibuat altar untuk Fu Lu Shou di Genteng Sayangan. Fu Lu Shou (Caizi Shou) adalah dewa-dewa agama Tao.

Namun uniknya di agama Tao dikenal Wulu Chaishen yang terdiri dari 5 dewa rejeki, sedangkan di agama Buddha ada Jambhala 5 warna yaitu ada 5 Jambhala dengan warna tubuh berbeda-beda. Uniknya adalah di kedua agama ini dewa rejekinya sama-sama berjumlah 5. Hanya bedanya yang di Buddhis sudah setaraf Bodhisattva... hehe.......

Kitab Qiuchai Jiamen Zhenjing, sebuah kitab Wulu Chaishen juga ditutup dengan pelafalan "Namo Amiduo Fo" (Namo Amitabha Buddha). Dan ada satu bait dari kitab tersebut:

FU KUI FO CU CUO DANG JIAN
Fo Cu = Fo Zhu = yaitu Buddha (leluhur).

Sedangkan untuk Bodhimandala Sanggar Suci di Lawang setahu saya memang bersifat Mahayana, di mana altar utamanya adalah Bodhisattva Avalokitesvara. Rumah Suci Bodhimandala juga ikut berpartisipasi dalam Festival Seni Budaya Buddhist 2008 di Surabaya. Pada saat menjelang akhir festival, saya mendengar dan melihat mereka nian jing dihadapan altar Sahasrabhujasahasranetra Avalokitesvara (Guanyin 1000 Lengan 1000 Mata), kalau tidak salah Da Bei Zhou (Maha Karuna Dharani) yang dilafalkan oleh mereka.

Sekedar info, di dekat Rumah Suci Bodhimandala (Kelenteng Genteng) ini baru saja didirikan sebuah vihara Theravada yaitu Vihara Berkah Utama (Jl. Genteng Muhammadiyah no.43) di mana sekarang Bhante Dwi Tejapunno Thera berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar