Ketekunan Adalah Kunci Terpenting
Intisari Ceramah
Dharmaraja Liansheng pada Upacara Agung Tolak Bala, Pemberkatan,
Penyeberangan Ulka Mukha Yoga Ksitigarbha di Arama Ganlu, Taiwan pada 11
Desember 2011
Pertama-tama kita sembah sujud pada guru
silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa ke-16, Guru
Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna mandala, sembah sujud pada
adinata hari ini Bodhisattva Ksitigarbha. Gurudhara, Para Acarya, Acarya
Lianhuo, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya,
ketua vihara, para umat se-Dharma, salam sejahtera semuanya!
Hari
ini seharusnya adalah kedua kalinya saya datang ke Arama Ganlu untuk
menggelar upacara. Saya merasa namaskara pertobatan kalian sukses
sekali. Tadi sempat mengundang Bodhisattva Ksitigarbha, saat membentuk
mudra Ksitigarbha, Ksitigarbha turun dengan sangat cepat ke altar
mandala. Jadi, kita jamin ritual pertobatan kali ini sangat sempurna.
Penekun yogi pada umumnya, karena melatih perbuatan, ucapan, dan
pikiran, juga melatih prana, nadi, dan bindu, maka akan menghasilkan
sensasi. Kemarin saya di Taiwan Lei Tsang Temple sempat mengulas tentang
sensasi, sensasi adalah merasakan kontak yoga. Sensasi itu dihasilkan
di dalam hati sendiri, saat hati kita ada Ksitigarbha, Ksitigarbha pun
muncul di dalam hati kita.
Metode Tantra ada yang dinamakan
"lahir dari seberang", "lahir dari seberang" pertama-tama visualisasi
Ksitigarbha berada di tengah angkasa, kemudian Ia akan masuk ke dalam
tubuh kita, menyatu dengan kita, inilah sensasi kontak yoga, sensasi
semacam ini disebut "sensasi yang lahir dari seberang"; sensasi satu
lagi disebut "sensasi yang lahir dari diri sendiri". Sensasi yang lahir
dari diri sendiri tidak berasal dari Ksitigarbha atau dari luar,
melainkan sensasi yang tumbuh dari dalam hati kita, sensasi semacam ini
disebut "sensasi yang lahir dari diri sendiri". Satu adalah "sensasi
yang lahir dari seberang", satu lagi "sensasi yang lahir dari diri
sendiri", ada dua macam.
Seperti di dalam Ulka Mukha Yoga
Ksitigarbha, Ksitigarbha bisa turun dari tengah angkasa, ke atas tubuh
kita, juga bisa lahir dari hati sadhaka sendiri, kedua sensasi walaupun
beda, sebenarnya sama. Jadi, dalam Tantra ada yang namanya "memasuki
diriku", yaitu Ksitigarbha di tengah angkasa masuk ke dalam tubuh kita;
satu macam lagi adalah "diriku memasuki", saya memasuki hati
Ksitigarbha. Satu turun, satu lagi naik, sebenarnya sama saja.
Setelah
kita mendapatkan sensasi semacam ini, saat menggelar upacara di altar
mandala apapun, ada berapa sosok yang datang, kita akan tahu. Kita
barusan japa Sapta Buddha, juga japa banyak mantra, setiap mantra akan
berubah menjadi seberkas cahaya, masuk ke dalam hati pemimpin upacara;
berubah menjadi sebuah cahaya, seperti titik cahaya, sebutir demi
sebutir titik cahaya bulat, langsung masuk ke dalam hati kita, ke dalam
seluruh tubuh yogi, Anda pun akan merasakan.
Seperti kita keluar
berderma makanan, berderma makanana untuk semua setan kelaparan, atau
para makhluk halus, berbagai macam wujud aneh, empat jenis kelahiran dan
enam alam tumimbal lahir, semua dirasakan, itu juga disebut sensasi. Di
dalam setiap upacara, Yogi akan merasakan, mata kita dipejamkan pun
akan merasakan kekuatan tersebut, turun dari tengah angkasa ke dalam
tubuh kita, bahkan terus-menerus timbul di dalam hati kita, itu disebut
"sensasi".
Dulu, saat Milarepa sedang mengajarkan Gampopa, Ia
berkata, Anda harus mempertahankan sensasi Anda hingga selama-lamanya,
tidak ada habis-habisnya. Jika sensasi Anda telah hilang, Anda pun
menjadi orang awam; sensasi Anda selamanya ada di dalam jiwa dan raga
Anda, Anda selamanya tidak meninggalkan Buddha Bodhisattva, Buddha
Bodhisattva juga selamanya tidak meninggalkan Anda.
Semua sadhaka
tahu, yang tidak tahu adalah orang awam. Yang tahu adalah orang suci,
Buddha Bodhisattva tidak pernah meninggalkan kita, selalu kontak batin
dengan kita kapan pun dan di mana pun, ini disebut "sensasi". Oleh
karena itu, Gampopa di antara para Lama Sekte Kadampa, saat berkarir
seperti biasanya, sensasinya hilang. Ia mengutip kata-kata yang
disampaikan Milarepa padanya, "Anda mesti kembali ke tempat asal Anda,
tenangkan diri baik-baik, kemudian memohon Para Buddha Bodhisattva,
Vajra, Dharmapala, dakini dan para dewa untuk tidak meninggalkan Anda.
Saat ini, sensasi akan muncul lagi." Jadi, di Arama Ganlu, saya
menyampaikan tentang "sensasi".
Jika Anda telah mengalami
sensasi, orang lain I don't know, ia tidak tahu. Anda mutlak I know,
Anda pasti tahu. Jadi, ke mana pun Anda pergi, tempat apapun, Para
Buddha Bodhisattva, Vajra, Dharmapala, dakini, dan para dewa, Guru Anda,
Yidam, dan Dharmapala, selalu berada di tubuh Anda, tidak pernah
meninggalkan Anda.
Oleh karena itu, yang terpenting bagi kita
Tantrika, Anda merasakan atau tidak, jika benar-benar merasakan, Anda
pun kontak yoga; sama sekali tidak ada sensasi, Anda pun orang awam.
Jika Anda telah berhasil dalam melatih diri, Anda tahu, Ia sering
bersama-sama dengan Anda, Guru, Yidam, Dharmapala tidak meninggalkan
Anda. Jadi, ini bisa dibuktikan. Ketika Guru, Yidam, dan Dharmapala
meninggalkan Anda, Anda pun tahu bahwa Anda akan mengalami bencana, atau
Anda akan meninggal dunia. Jika Guru, Yidam, dan Dharmapala terus
berada di sisi Anda, segala kemalangan akan berubah menjadi kemujuran.
Oleh karena itu, kita sering bisa merasakan Buddha Bodhisattva turun ke
atas tubuh kita, Buddha Bodhisattva naik dari hati kita, kita akan
merasakan sensasi yang sangat dahsyat.
Seperti hari ini kita
mengadakan Ulka Mukha Yoga, jiwa dan raga merasakan, kontak batin, ada
sukacita Dharma yang sangat baik dan sangat tak terbatas. Makanya, kita
manusia itu hidup, semua Buddha Bodhisattva juga hidup. Ketika Milarepa
mengantarkan kepergian Gampopa, Ia mengatakan Saya mengantarkan Anda ke
tepi sungai, Anda lantas keluar dari sini. Keduanya duduk mengobrol di
samping jembatan, Milarepa berkata pada Gampopa, Ia berkata, "Saya
memiliki sebuah kunci yang sangat penting sepanjang hidup saya, tidak
pernah diwariskan pada orang lain, sangat disayangkan jika tidak
diwariskan pada Anda, saya wariskan saja kunci ini pada Anda, ini adalah
kunci yang terpenting. Gampopa berlutut dan bernamaskara pada Milarepa,
Milarepa menaruh kakinya ke atas kepala Gampopa, seketika memberikan
padanya abhiseka empat jenis Mahamudra, abhiseka pertama adalah abhiseka
Yoga Fokus; abhiseka kedua adalah abhiseka Yoga Meninggalkan Permainan;
abhiseka ketiga adalah Yoga Satu Rasa; abhiseka terakhir adalah
abhiseka yoga tanpa latihan. Kemudian, Ia mewariskan pada Gampopa sebuah
kunci. Milarepa menanggalkan pakaiannya, di tubuhnya tampak banyak
bekas luka. Saat Ia tinggal di gunung, Ia melatih api tummo dengan
tenaga fisiknya; mempersembahkan tubuhnya untuk Guru Marpa, saat itu Ia
membangun 4 jenis rumah untuk Guru Marpa, rumah segitiga melambangkan
rumah "api"; rumah persegi empat melambangkan rumah "tanah"; rumah
bundar melambangkan rumah "logam"; rumah berbentuk tidak beraturan
melambangkan rumah "air", yaitu rumah tanah, air, api, angin, bangun
beberapa jenis rumah, setelah dibangun dibongkar lagi, Ia sering memikul
batu-batuan untuk bangun rumah, pikul sampai seluruh punggung penuh
bekas luka, selain itu, di bagian depan tubuh juga bekas luka, kaki juga
bekas luka, kedua tangan bekas luka semua. Maksudnya adalah saat Ia
melatih api tummo sangat sengsara, Ia mengikat tubuhnya sendiri, seluruh
tubuh Milarepa adalah bekas luka, kunci apakah ini? Milarepa tidak
menyampaikan kunci apapun, Gampopa sudah memahami. Ternyata melatih diri
harus sangat rajin, sangat tekun mengasah diri sendiri, mengasah hingga
seluruh tubuh penuh bekas luka; dengan kata lain, demi mencapai
kebuddhaan, sama sekali tidak mengabaikan segala jenis ketekunan. Ini
adalah ketekunan yang berhasil dikuasai Gampopa, ternyata kunci yang
terpenting adalah "ketekunan".
Jika
suatu hari Anda malas, Anda pun sudah meninggalkan kunci "ketekunan"
ini; suatu hari Anda tidak melatih diri, Anda sudah meninggalkan kunci
ketekunan. Oleh karena itu, Milarepa meminta Gampopa tinggal di gunung,
karena saat Anda tinggal di gunung, Anda bisa tekun, bisa gigih. Jika
Anda tinggal di dunia, mengerjakan banyak usaha awam, Anda tidak hanya
akan kehilangan sensasi, Anda bahkan akan melupakan ketekunan. Jadi,
Anda mesti berhasil dulu baru bisa turun gunung. "Yoga Fokus" harus
bertapa, "Yoga Meninggalkan Permainan" harus tinggal di gunung, kedua
poin ini sangat penting. Di dalam Dharma Mahamudra mengajarkan tentang
Yoga Fokus, harus bertapa Anda baru dapat fokus! Yoga Meninggalkan
Permainan harus tinggal di gunung, karena Anda tinggal di dalam gunung,
baru dapat meninggalkan dunia permainan ini. Anda masuk ke dalam gunung
dan tekun melatih diri, Anda harus memiliki sensasi, fokus akan
menghasilkan sensasi. Meninggalkan permainan baru ada sensasi, Anda
tidak meninggalkan permainan duniawi, bagaimana sensasi Buddha
Bodhisattva muncul, ini adalah dua Mahamudra yang sangat penting, satu
adalah Yoga Fokus, satu adalah Yoga Meninggalkan Permainan. "Yoga Fokus"
Anda mesti melatih tekun dan fokus, Anda baru dapat merasakan sensasi;
Anda tekun namun tidak fokus, dari mana datangnya sensasi? Anda tidak
meninggalkan permainan duniawi, masih mengerjakan usaha duniawi, kapan
Anda dapat meninggalkan permainan? Meninggalkan permainan duniawi, Anda
baru dapat memiliki sensasi yang lebih dahsyat, ini sangat penting.
Ada
seseorang batuk dan mencari dokter. Dokter bertanya, "Anda umur
berapa?" Ia menjawab, "Saya sudah 75." Dokter bertanya padanya, "Apakah
Anda batuk pada umur 20 tahun?" "Saya tidak batuk pada umur 20 tahun."
"Lantas, apakah Anda batuk pada umur 40 tahun?" "Saya juga tidak batuk
pada umur 40 tahun!" Dokter menjawab, "Sekarang Anda tidak batuk, kapan
lagi batuk." Manusia karena sudah lanjut usia, organ tubuh pun
berpenyakitan, daya tahan tubuh tidak ada lagi, ia pun terus-menerus
batuk. Saat muda, ia tidak batuk, karena ia memiliki daya tahan tubuh,
jika daya tahan tubuh Anda sudah tidak ada lagi, Anda pun mati-matian
batuk, kata-kata dokter sangat tepat.
Anda harus melatih diri
sungguh-sungguh, saat fokus dan saat meninggalkan permainan, sensasi
baru mungkin muncul. Jika Anda terus bermain di dunia manusia, serakah!
Marah! Bodoh! Duniawi! Mana mungkin Anda memiliki sensasi, pasti tidak
akan batuk. Mau batuk, harus menunggu hingga semua daya tahan tubuh luar
tidak ada lagi, Anda pun mulai batuk, ada sensasi batuk. Mengapa,
karena masa muda Anda sudah berlalu, masa setengah baya sudah berlalu,
masa tua telah datang, Anda mulai batuk, Anda memiliki sensasi batuk.
Jika Anda dapat meninggalkan dunia, permainan, jika dapat bertapa dan
fokus, sensasi Anda akan muncul. Oleh karena itu, kita menekuni Tantra,
Anda dapat fokus japa mantra dan visualisasi, memasuki samadhi, sensasi
Anda pun akan timbul. Kurangi urusan duniawi Anda, lebih rajin, sensasi
Anda pun akan muncul.
Kemarin cerita tentang lelucon beo, hari
ini cerita lagi tentang lelucon beo. Ada seekor beo yang sangat pintar,
orang itu beli beo, "Bisakah ia bicara?" "Bisa! Saat Anda menarik kaki
kanannya, ia akan mengatakan "selamat pagi", saat menarik kaki kirinya,
ia akan mengatakan "sampai jumpa"." Orang itu sangat penasaran, tarik
kaki kanannya, ia berkata "selamat pagi"; tarik kaki kirinya, berubah
menjadi "sampai jumpa". Ia tiba-tiba menarik kedua kakinya, beo pun
berkata, "Anda mau menjatuhkan saya?"
Sebenarnya, yogi zaman
sekarang tentu saja juga harus memperhatikan karir. Mahaguru menyuruh
kalian bertapa, tinggal di gunung, Anda berkata, "Anda mau mencelakai
saya?" Tidak bisa seperti ini juga! Sadhaka zaman dulu, ia dapat hidup
mandiri di dalam pedalaman gunung, ia tidak memiliki karir apapun,
seperti Milarepa seumur hidup tinggal di gunung, Ia fokus melatih diri,
tidak ada pekerjaan lain. Ia juga berpindapata pada orang lain, juga
tidak mencari nafkah. Masyarakat sekarang beda, Anda tinggal di
pedalaman gunung, jika tidak ada sedikit bekal, bisa mati kelaparan.
Dalam Tantra, Lama bertapa selalu 3 tahun, 3 bulan, 3 hari, harus
bertapa selama itu. Kalau begitu, berasal dari mana bekalnya, jadi,
tetap harus berkarir. Namun, Anda harus menetapkan satu waktu, saya
bersadhana dari jam berapa hingga jam berapa, Anda cukup begitu saja,
yakni pada jam tersebut bisa fokus. Menyuruh kalian tinggal di gunung,
semua orang hidup mandiri di dalam pedalaman gunung, semua tidak
berkarir lagi, seperti yang dikatakan oleh beo barusan, "Anda mau
mencelakai saya?"
Kita semua gigih mencari nafkah, setelah Anda
memiliki bekal, ada satu kurun waktu Anda boleh tinggal di dalam
pedalaman gunung, melatih diri sungguh-sungguh, itu bermanfaat untuk
kita semua. Milarepa berkata, ketekunan itu sangat penting, ketekunan
adalah setiap hari harus mengerjakan pekerjaan rumah, tidak boleh lupa
sehari pun. Cari satu waktu, pada waktu itu sama halnya sedang mendalami
teknik fokus, mendalami teknik tinggal di gunung, ini lebih cocok
dengan kehidupan zaman sekarang. Seperti sadhaka di bumi Tibet pada
zaman kuno, seumur hidup melatih diri, itulah "fokus" dan "meninggalkan
permainan". Lantas, manusia zaman sekarang, setiap hari cari satu waktu,
Anda fokus, konsentrasi melakukan "yoga fokus", fokus melakukan "yoga
meninggalkan permainan", cukup seperti itu saja.
Sebenarnya,
Gurudhara pernah mengatakan, saya adalah anak terbelakang yang hidup
pada zaman sekarang, yang satu ini saya akui. Bola lampu rusak, saya
bahkan tidak bisa mencopotnya, saya bahkan tidak tahu diputar ke arah
mana; saya sama sekali tidak mengerti komputer, karena saya belajar
komputer pasti membuka jendela, komputer saya lempar ke bawah, saya
tidak sabar melakukan hal semacam ini. Jadi, saya tidak mengerti
peralatan elektronik maupun sistem suara; saya juga tidak mengerti
komputer; telepon selular juga tidak mengerti; iPad juga tidak mengerti,
saya bahkan tidak mengerti mengoperasikan mesin cuci, saya tidak
mengerti apapun. Sungguh, pada kehidupan zaman sekarang, sepertinya
banyak kehidupan, saya tidak mengerti, mesti orang lain kerjakan, saya
baru mengerti. Sebenarnya lumayan juga, anak terbelakang memang
demikian, akan ada orang yang mengerjakan. Karena saya benar-benar
sangat fokus dalam hati. Contohnya Bahasa Inggris! Tentu saja siapapun
tahu, Bahasa Inggris Fo-ching paling bagus, Bahasa Inggris Fo-chi juga
sangat bagus, selanjutnya, Bahasa Inggris Sunny ada sedikit logat
Indonesia, Bahasa Inggris Gurudhara sangat bagus. Bahasa Inggris saya
tentu saja, semua orang tahu. Namun, dalam aspek Buddhadharma, dalam
aspek melatih diri, saya beda. Saya fokus menulis buku, fokus
bersadhana, saya ahli dalam dua hal ini. Selebihnya, saya tidak
mengerti.
Oleh karena itu, ada sebuah lelucon, ada 3 ekor beo,
pelanggan menanyakan beo pertama, "Berapa harga beo ini?" "Beo ini 500
ribu." "Lima ratus ribu mahal sekali! Mengapa bisa seharga 500 ribu?"
"Beo ini bisa main piano." "Lalu beo itu?" "Beo ini 1 juta." "Mengapa
semahal itu?" "Yang ini sangat pintar, ia bisa main komputer." "Yang
ketiga?" "Yang ini lebih mahal lagi, yang ini 3 juta." "Ia bisa apa?"
Penjual beo berkata, "Ia tidak bisa apapun." "Apapun tidak bisa, mengapa
dijual 3 juta?" "Karena kedua beo di kanan kirinya memanggilnya
"Mahaguru"!
Jadi, belum tentu harus bisa main piano, belum tentu
harus bisa main komputer, asalkan Anda mengerti Buddhadharma, kontak
yoga sejati, Buddhadharma Anda dapat memberikan manfaat untuk insan,
Anda sendiri juga mendapatkan manfaat, diri sendiri juga mencapai Bodhi,
maka beo ini paling mahal. Oleh karena itu, kita juga jangan
mengatakan, "Saya tidak mengerti apapun." Asalkan Anda mengerti
Buddhadharma, Anda pun paling berharga. Terima kasih semuanya. Om Mani
Padme Hum!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar