Pages - Menu

Pages

Kamis, 20 Desember 2012

Jalan Vajrayana Budhist

Tantrayana di kenal juga dengan nama Vajrayana yang berarti Jalan Intan.
Tantrayana berkembang kokoh di Tibet pada pertengahan abad ke 7M, Selain bersandar pada naskah kuno BUddhism, juga bersandar pada tulisan tulisan yang di sebut dengan Tantra, yang banyak berisi penjelasan dan keteranagan tentang Manntra dan Sutra, tulisan tersebut di sebut Tantra, sehingga tradi Buddhism ini di kenal juga dengna sebutan Tantrayana.

Beberapa Gelar dalam Tantrayana tibet :
1. Rinpoche itu adalah kosa kata tibet yang bermakna "ia yang berharga". Bisa dikatakan rinpoche adalah seorg "high lhama". Setau saya, gelar ini diberikan kpada seorang lhama yang punya pencapaian-realisasi yg tinggi. Rinpoche secara fungsional tantrik juga bisa disebut sbagai Vajracharya (vajra master) mengingat beliau qualified dalam memberikan inisiasi dan menerima penghormatan namaskara.

2. Tulku juga merupakan kosa kata tibet,dalam bahasa sanskerta disebut sebagai "nirmana(kaya)",yang berarti tubuh emanasi mulia (aspek fisik). Biasanya gelar Tulku diberikan kpada seorang Lhama-Rinpoce yang dikenali dan diakui sebagai tumimbal lahir dari seorang praktisi tingkat tinggi.

3. PAdmasambhava bisa dibilang berperan sebagai pelestari, sumber awal tantra tetaplah berasal dari Shakyamunibuddha. (NOTE : Padmasambhava sndri dikenali sebagai perwujudan Shakyamuni yg kedua). Setahun setelah pembabaran Dharmacakra Pravartana Sutra di taman rusa kepada 5 pertapa,Buddha Shakyamuni mengajarkan Tantra pertama kalinya di Amravati-India selatan dan di berbagai tempat kepada insan yang berkapasitas berbeda2 dalam wujud-Nya sebagai Vajradhara ;berbarengan dengan pemutaran roda dharma yang ke-2 kalinya (pembabaran dharma mahayana) di puncak Grdhakuta.

Tradisi ini berkembang di India, Tibet, Mongolia, Ladakh, Nepal, Bhutan.

Sebelum agama Buddha masuk ke Tibet, mereka menjalankan agama Bon, yang animisme, dimana di kuasia oleh pengusir setan, dan para dukun dan pendeta.

Naskah BUddhis yang di sebut Tantra secara misterius muncul di Tibet, melalui mimpi dari Raja ke 28 Tibet, Lhototori Nyentsen, bahwa ada sebuah peti dari langit yang turun dan berada di dalamnya istananya.
Kemudian di adakan pencarian dalam istana, dan akhirnya di temukan sebuah peti.

Peti itu berisi Sutra dan Mantra serta barang barang Religius lainnya.
Karena pada itu tidak ada yang bisa mengenal tulisan tersebut, sehingga belum ada yang bisa mengartikan atau menterjemahkannya.
Hal ini terjadi hingga raja ke 33 Songtsen Gampo yang naik tahta pada usia ke 13, sekitar pertengahan abad ke 7M.

Guna menterjemahkan naskah misterius itu, San Raja tau bahwa di perlukan bahasa tertulis, kemudian di kirimkan mentrinya Thonmi Sambhota, dengan 18 pengawal ke India, dimana mereka belajar bahasa dari para Guru Agama Buddha Lipi Kara dan DevaVidyasimha.
Dan diundanglah juga Guru Rinpoche yang nama aslinya adalah Padmasambhava.
Beliau adalah seorang Master Buddhis dari Wuzhangna (sekarang di kenal Pakistan), seorang Master Buddhis yang lahir dari sekuntum Teratai, yang mempunyai kesaktian dalam menaklukkan roh roh jahat, di kenal dengan kekuatan magisNya yang luar biasa.

Akhirnya Naskah tersebut di terjemahkan dan akhirnya agama Buddha berkembang pesat di Tibet dengan tidak memusnahkan ajaran setempat, sehingga  bisa di terima oleh rakyat Tibet dengan baik.
Dan perapalan Mantra enam suku kata Om Mane Padme Hung menyebar diantara orang orang Tibet

Adapaun Tradisi Tantra akhirnya terbagi dalam empat sekte besar, yakni:
- Gelugpa.
- Nyingmapa.
- Karmapa.
- Sakyapa.

Meskipun banyaknya tradisi dari Ajaran Buddha yang dari luar terlihat Berbeda, tapi pada dasarnya adalah sama seperti :
- Mengakui Buddha Sakyamuni sebagai Guru.
- Empat kebenaran Arya.
- Jana Arya beruas Delapan.
- Paticca Samuppada.
- Anicca Dukha dan Anatta.
- Tiga akar kejahatan Moha Dosa Lobha.
- Nibbana sebagai tujuan akhir

Dalam Tantrayana Tibet terbagi lagi menjadi 4 Sekte besar Yaitu :
1. Ningmapa (Topi Merah) dibawa oleh Guru Padma Sambhava dari india. 
2. Kargyupa (Topi Putih) Didirikan oleh Marpa. Marpa berguru kepada Naropa di India. Selama hidupnya, Marpa mengadakan perjalanan 3x ke india. Marpa mempunyai murid yang sangat luar biasa bernama MILAREPA. Pemimpin Silsilah Topi putih ini sekarang disebut KARMAPA....
3. Gelugpa (Topi Kuning) Didirikan oleh Tsongkapa. Di tangan beliaulah, Saat ini Gelugpa menjadi Sekte terbesar di Tibet karena beliau menjalankan organisasi juga di samping pelatihan batin. Saat ini Sekte Gelugpa menjadi yang terbesar dan dipimpin oleh DALAI LAMA....
4. Sakyapa (Tantra Pelangi), dibawa dari India oleh: Drokmi Lotsawa, Bari Lotsawa dan Mal Lotsawa. Aliran Sakyapa berasal dari keturunan Raja di Tibet, yang pada dasarnya berasal dari aliran Nyingmapa, namun dikemudian hari, aliran Sakyapa  juga banyak menyerap metode aliran Gelugpa .

Vajrayana alias Tantrayana alias Mantrayana adalah sebuah sub sekte daripada Mahayana.
Boleh dibilang,Tantrayana adalah aspek esoterik dari Buddhism,khususnya Mahayana.
Yang mana seharusnya merupakan tahap akhir dalam perjalanan spiritual seorang Buddhist setelah sebelumnya menapaki Staviravada (Theravada),lalu kepada Mahayana tradisi Sutra,lalu berlanjut kpada Mahayana tradisi Tantra (Vajrayana).

Berasal dari kosa kata Sanskrit "Vajra" yang berarti berlian dalam aspek kekuatannya,atau halilintar dalam aspek kedahsyatan dan kecepatannya.
Serta dari kata "yana" yang berarti wahana/kereta.
Sebagaimana yg telah dijelaskan oleh Wang Shifu dgn lugas di atas :D,Vajrayana merupakan Jalan Intan.
Kata "Tantra" sendiri berarti "Tenun" dalam bhasa Sansekerta,merujuk kepada prakteknya yang bertahap namun pasti,seperti tenun itu dech ibaratnya...

Adapun tujuan akhir daripada Vajrayana,ialah : Mencapai kesempurnaan dalam pencerahan dengan tubuh fisik kita saat ini,di kehidupan ini juga,tanpa harus menunggu hingga kalpa2 yang tak terhitung.
Oleh karena goal akhir inilah,di dalam Vajrayana ditemui metode2 esoterik yang dengan cepat bisa membawa kita kesana.

Namun tentu ada konsekuensi untuk itu,seorang Sadhaka/Tantrika (praktisi Tantric) haruslah berlatih denagn giat dan tekun SETIAP HARI tanpa terputus sesuai dengan instruksi Guru (atau Acharya atau vajra master) nya.

Ajaran2 Buddha Sakyamuni dirangkum ke dalam Vinaya,Abhidharma,Sutra dan Tantra.
Tantra sendiri diturunkan salah satunya kepada Bhiksu Arya Kashyapa,murid sang Buddha yang terkenal dengan latihan2 kerasnya.
Juga kepada beberapa tokoh historis lainnya.

Buddha Sakyamuni mengajarkan tantra dalam aspeknya sebagai Vajradhara Buddha,Buddha primordial.Hakikat seluruh Buddha dari ketiga masa.

Di dalam Tantra,amatlah dipentingkan "Guru Parampara" yaitu garis silsilah Guru/garis sislsilah pengajaran yang murni dan jelas.Karena kami para tantrika percaya bahwa "berkah" dari Guru ke Siswa tersalur dengan perfect melalui silsilah murni itu.
Juga hal ini memberikan sebuah "JAMINAN" dalam setiap praktek Tantra.

Dalam Tantra selain silsilah Guru yang jelas dan murni,juga diperlukan "BHAKTI" yaitu devosi kepada Guru,karenanya janganlah heran apabila ditemui Foto Guru di atas meja altar Tantric.
Dikatakan dalam Tantra bahwa Guru merupakan "Sumber Segala Siddhi (pencapaian)".
Seorang praktisi hendaknya mempunyai hubungan devosi yang luar biasa kepada Gurunya.

Setelah itu,point rerpenting lainnya adalah semangat latihan yang luar biasa dari siswa itu sendiri dalam menjalankan instruksi2 Guru nya dengan baik.
Inilah sebuah jalinan "mata rantai" yang kokoh yang saling mendukung yang membawa kepada hasil di dalam praktek2 Tantra.

Pada jaman sekarang,Tantrayana lebih dikenal berasal dari Tibet.
Sehingga orang awam berpendapat bahwa Tantrayana adalah agama Buddha Tibet,dan bersumber dari kepercayaan dan "rekayasa/ciptaan" bangsa Tibet.
Hal ini tidaklah mengherankan,karena hanya di Tibet,Bhutan,Nepal,Ladakh,India dan Mongolia lah Tantra tetap eksis dan bertahan sampai sekarang,terutama sekali di Tibet.

Namun,statement di atas tidaklah tepat,Vajrayana adalah murni dengan sukses datang ke Tibet melalui pewarisan silsilah yang tak terputus serta tetap terjaga kemurniannya yang berasal dari para master besar di INDIA !

Bahkan apabila para pembaca sekalian mau mendapatkan Transparansi tentang itu,para Tantrika dapat dengan lancarnya membrikan kpada anda sebuah barisan panjang nama2 para Master mulai dari Guru di atasnya sampai kepada para Guru besar di India pada masa lampau  ;D

Dewasa ini di tibet,Vajrayana terbagi menjadi 4 tradisi,kenapa muncul 4 tradisi ini ? itu disebabkan karena penurunan ajaran melalui garis silsilah yang berbeda,itu saja,buka karena suatu hal yang lain.
ke empat tradisi ini mempunya ciri khasnya masing2 :

- Gelug (para praktisinya disebut sebagai Gelugpa) : lebih menekankan kepada disiplin intelektual,karenanya para Bhiksu dari Gelug amatlah pandai dalam pembahasan Metafisika,filsafat,dll,karena konon setiap malam mereka mengisi waktu dengan melakukan perdebatan seputar itu untuk mengasah otak ! Pusaka ajaran yang terkenal dari tradisi ini adalah Krama Marga alias Lam Rim (Jalan dan Tahap).
Tradisi ini didirikan oleh Je Tsongkhapa,dengan Kadampa sebagai pendahulu Gelug,yang mana Kadampa ini didirikan oleh seorang Maha Guru India,yaitu Atisha Dipamkara..
Pemegang utama silsilah Gelug pada saat ini adalah H.H.Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso.

- Sakya (para praktisinya disebut sebagai Skayapa) : terkenal dengan naskah2 autentiknya,pusaka ajaran dari tradisi ini adalah Lam Dray (Jalan dan Hasil).Tradisi ini berawal dari Sakya Shri Bhadra dari India,yang merupakan pemegang tahta terakhir (mungkin  istilah kerennya semacam "Rektor" gtu kali,hehe  ;D ) dari Institut Buddhist Nalanda yang mengungsi ke Tibet pada saat invasi dari Moch.Bhaktiar Khalji,juga oleh beberapa Lotsava agung yg disebutkan oleh Vince Delusion sebelumnya.
Pemegang utama silsilah Sakya pada masa kini adalah H.H.Sakya Trizin.

- Kagyu (para praktisinya disebut sebagai Kagyupa) : terkenal sebagai tradisi Meditatif,lebih menekankan kepada metode2 Yoga-nya.Pusaka ajaran dari tradisi ini adalah Maha Mudra,yang meliputi Enam Yoga Naropa (tib.Naro Cho Drug ; skt.Saddharmopadesa),serta metode2 esoteric lain yang menyertainya dari awal sampai akhir,juga pendidikan Shedras selama 12 tahun yang diikuti dengan retreat Maha Mudra di dalam ruang tertutup selama 3 tahun 3 bulan 3 hari merupakan ke-khas-an tersendiri dalam tradisi Kagyu.

Tradisi ini utamanya berawal dari Buddha Vajradhara sendiri yang menurunkannya kepada Mahasiddha Tilopa secara langsung melalui cara yang menakjubkan,kemudian kepada Mahasiddha Naropa,seorang Professor dari Nalanda,lalu kepada Marpa Lotsava,penerjemah agung dari Tibet yang kemudian membawa garis silsilah ajaran ini ke Tanah Salju Tibet,lalu terus kepada Milarepa,Gampopa,dan terus sampai sekarang melalui para Maha Karmapa.
Pemegang utama tradisi ini pada masa  kini adalah H.H.Maha Karmapa XVII Ogyen Trinley Dorje.

- Nyingma (para praktisinya disebut sebagai Nyingmapa) : Dikenal sebagai tradisi Non Monastic.
Terkenal dengan pusaka Terma nya,serta ajaran2 esoterik langka di masa lampau.Ciri khas utama ajaran dari tradisi ini adalah Dzogchen (Maha Sandhi).Tradisi ini berawal dari Vajra Guru Padmasambhava (Lian Hua Sheng Da Shi) yang datang dari India ke Tibet atas undangan raja Tibet masa itu,Trisong Deutsen.
Pemegang silsilah ini pada masa kini adalah H.H.Penor Rinpoche.

Tahukah kita bahwasannya Nusantara di masa lampau,Mahayana khususnya Vajrayana amatlah populer dan berkembang ?
Salah satu bukti nyata yang bisa kita lihat adalah :
- Candi Borobudur,apabila kita melihatnya tegak lurus dari atas langit,akan terlihat bahwa mahakarya ini membentuk sebuah Mandala (diagram mistik yang hampir selalu digunakan dalam praktek Tantra).Candi ini merupakan sebuah Vajradhatu Mandala.
- Candi Kalasan/ Candi Tara,merupakan sebuah Candi yang didedikasikan untuk penghormatan kepada Arya Tara,suatu deity populer dalam Mahayana Tantra.
- Candi Plaosan yang menurut saya pribadi merupakan tempat khusus untuk praktek2 peningkatan kemakmuran,karena disana pada jaman dahulu merupakan tempat pemujaan Arya Jambhala,seorang Bodhisattva level Bhumi ke-8 yang selalu diidentikkan sebagai penganugerah kemakmuran.
- Candi Biaro Bahal II di Sumatra,merupakan candi khusus untuk praktek2 Yoga Tantra Tertinggi,karena disana dijumpai arca Heruka,deity khusus yang hanya dilatih oleh para Highest Practitioner.
Menurut saya pribadi,sungguh luar biasa praktek para leluhur bangsa Indonesia jaman dahulu,rupanya banyak kalangan yang sudah sampai pada praktek2 Tantra lanjutan.
- dan masih teramat banyak candi2 dan arca2,serta situs2 bersejarah lainnya yang bernafaskan Mahayana Tantra di Indonesia.

Satu lagi karya leluhur Nusantara yang masih dapat dijumpai sampai sekarang,sebuah sumbangsih kepada Tantrayana dalam bidang sastra,yaitu kitab Sanghyang Kamahayanikan,yang berisikan petunjuk2 bagi seorang praktisi Tantric.

Bahkan raja Kertanegara (nama Visudhi Trisarana beliau adalah Sri Bajreswara) pun konon merupakan praktisi Guhyasamaja Tantra,sebuah praktek tantra tahap lanjutan.(dalam sebuah lontar kuno,disebutkan bahwa beliau dengan tekun menjalankan Subhuti Tantra,yang menurut para ahli merujuk pada Tantra yg dipraktekkan oelh Raja Subhuti di masa lampau,yaitu Guhyasamaja Tantra).

Yang lebih luar biasa lagi,tahukah kita bahwa garis silsilah Gelug yang berawal dari Guru Atisha adalah berasal dari orang Indonesia asli dari kerajaan Srivijaya ? Ya...demikianlah adanya,Srivijay Serlingpa Dharmakirti,beliaulah Guru utama dari Atisha,setelah betahun2 pencariannya di tanah India.
Karenanya,patut dibanggakan bahwa di dalam lukisan "Pohon Perlindungan" dari tradisi Gelug dapat dijumpai barisan guru2 Tibet,India,juga Indonesia !


Vajrayana
Mazhab Tantrayana yang berkembang di Tibet sekarang ini pada umumnya adalah Vajrayana, mengenai Vajrayana di Tibet, Guru Rinpoche Padma Sambhava memberikan instruksi yang mencakup enam cara untuk mencapai pembebasan melalui proses pemakaian yang melibatkan Panca Skandha. Ke enam cara tersebut :
Pembebasan melalui proses pemakaian
Pembebasan melalui proses pendengaran
Pembebasan melalui proses ingatan
Pembebasan melalui proses penglihatan
Pembebasan melalui proses Pengecapan
Pembebasan melalui proses sentuhan.
Panca Skandha adalah suatu konsep dalam agama Buddha yang menyatakan bahwa manusia adalah merupakan kombinasi dari kekuatan atau energi fisik dan mental yang selalu dalam keadaan bergerak dan berubah, yang disebut lima kelompok kegemaran, terdiri atas : 
1.   Rupaskandha/Rupakkhanda (kegemaran kepada bentuk) 
2.   Vedanaskandha/Vedanakkandha (kegemaran kepada perasaan) 
3.   Samjnaskhandha/Sannakkhandha (kegemaran kepada pencerapan) 
4.   Samskaraskhandha/Sankharakkhandha(kegemaran kepada bentuk-2 pikiran) 
5.   Vijnanaskhandha/Vinnanakkhandha (kegemaran kepada kesadaran). 
Vajrayana memandang alam kosmos (alam semesta) dalam kaitan ajaran untuk mencapai pembebasan. Apabila di Mahayana terdapat konsepsi Trikaya (tiga tubuh Buddha), maka didalam Vajrayana, Buddha bermanifestasi dan berada dimana-mana. Oleh karenanya, Buddha adalah wadah atau badan kosmik yang memiliki enam elemen, yakni : tanah, air, api, angin, angkasa dan kesadaran. Dalam rangkaian yang tersusun sebagai sistim, Vajrayana selain memiliki pandangan filosofis di atas, juga memiliki puja bakti ritual maupun sistim meditasi khusus yang disebut Sadhana yaitu meditasi dengan cara memvisualisasikan dengan mata batin, menyatukan mudra, dharani (mantra) dan mandala.



Aliran / Tradisi Tantrayana adalah tradisi esoterik.
Tradisi ini lebih ditekankan kepada seorang Guru, karena seorang guru perwujudan Sang Buddha di dunia ini. Karena itu penghormatan Tradisi tantrayana dikenal dengan Catur Sarana yaitu Guru, Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Sadhana dalam Tantrayana bersifat rahasia. Kerahasiaan ini bukan orang lain tidak boleh tahu akan tetapi kerahasiaan yang dimaksud adalah harus ada izin dari seorang Guru baru boleh melakukan sadhana. Bentuk izin seorang guru dalam Aliran Tantrayana yang disebut dengan silsilah.

Dalam sadhana ada 3 poin penting yaitu:
1. Visualisasi (Yantra)
2. Mudra
3. Mantra

Visualisasi merupakan perwujudan Pikiran Buddha
Mudra merupakan perwujudan Tubuh Buddha
Mantra merupakan perwujudan Ucapan Buddha
Guru/Vajracharya bukan titisan Buddha,tapi kalao Emanasi,itu mungkin.
Istilah BUDDHA HIDUP pun kurang diakui oleh H.H.Dalai Lama.

Tapi kita HENDAKNYA MEMANDANG Guru sebagai Buddha itu sndiri.

Kenapa ?

Karena kita sudah "berkelana" untuk mencari Guru sebelumnya...
dan itu seharusnya bukan suatu hal yg sepele..

Kriteria Guru yg berkualitas udah disebutkan dalam "50 Slokha Guru Pancashika"
Itulah Guru yg bnar2 patut u/ kita pandang sbg seorang Buddha

Karena Guru adalah akar dari semua realisasi
Karena Guru adalah sumber dari semua siddhi
Bahkan,tindakan tidak mengenakkan beliau terhadap kita itu merupakan sebuah purifikasi

Mengenai RAHASIA,rahasia karena dalam setiap bait di dalam kitab2 Tantra itu mengandung pesan2 tersembunyi
knapa bgtu ? karena itu dimaksudkan u/ mengarahkan kita u/ mencari Guru/Acharya yg qualified u/ memberikan ajaran2 itu

contoh : "mengikat saluran kiri dan kanan di saluran tengah"
ap yg terpintas di pkiran km waktu bca itu ?
bingung kan ? Makanya,Guru saya bilang,lakukanlah latihanmu setahap demi setahap,dirangkai dari awal sampai akhir,karena semua pasti akan dibuka u/ kt.....

Kalo RAHASIA dalam Maitreya,jujur aja saya juga masih tidak jelas apa dasarnya.....

Mengenai rahasia dalam TAO,menurut hemat saya itu agar metode2 special tidak disalah gunakan oleh org2 yg punya keduniawian kuat...
Mengingat ada metode2nya yang tidak memerlukan pelatihan moral/purifikasi sebelumnya..
cntohna : mencapai "keabadian" dgn meminum "silikon putih"
padahal yg dmaksud kaum Taois itu adalah "sari tubuh"


1,bagaimana cara kita dapat menemukan guru?(tantrayana)

Karena Guru Vince udah jawab pertanyaan yang kedua, saya coba jawab pertanyaan yang pertama :) kalau yang Orgyen tanyakan tentang mencari Guru Spiritual dalam Tantrayana (Vajrayana), ini saya kasih pendapat seorang sahabat saya yang berpraktik secara serius dalam tradisi Vajrayana:

1. Ikut ceramah Dharma dari praktisi Buddhis (Bhante atau bukan) dan mendengarkan dengan motivasi positif.
2. Setelah ceramah selesai, renungkan apa yang telah diajarkan. Jika batin kita menjadi lebih bajik dan positif, maka Beliau adalah kandidat Guru.
3. Di luar sesi ceramah, cermati keseharian Guru sesuai dengan yang beliau ajarkan atau tidak. Bisa juga mencek bagaimana silsilah Guru tersebut, kakek gurunya siapa, dst. Jika memungkinkan, siapakah reinkarnasi sebelumnya, dll. Baca karya2nya.
4. Ketika keyakinan kita sudah mantap untuk berguru pada beliau maka hubungan Guru-murid semakin dekat. Yang pasti jangan terburu2 untuk memiliki hubungan Guru-murid selama masih belum yakin.

Yup 4 point di atas yang sahabat saya sampaikan itu merefleksikan pengalaman pribadi beliau juga sebelum menerima inisiasi dari Guru Spiritualnya. Kalau kita lihat di sini, kuncinya ada pada proses yang dibangun tidak dalam sekejab, tetapi harus "spend some time" dan bahkan mengecek karya2 dan silsilahnya, dan juga koneksi yang kita bangun bersama calon Guru kita. Tetapi tentu yang lebih utama adalah ikut mendengarkan (kalau bisa secara langsung) ceramah2 beliau dan merefleksikannya terhadap batin kita ... apakah dengan bimbingan beliau, batin kita jadi jauh lebih positif. Dengan mendengarkan secara langsung, kita juga bisa "merasakan sendiri" misalnya sense of Peace, Metta, Wisdom, dari beliau.

Saya rasa point2 di atas tidak hanya berlaku untuk mencari Guru Spiritual dalam Tradisi Vajrayana saja, tetapi juga dalam semua tradisi lain di Buddhisme yaitu Theravada dan Mahayana. Walaupun dalam Theravada, kebudayaan untuk hubungan Guru-Murid ini tidak dielaborasi dengan lebih mendetail dan eksplisit seperti dalam Vajrayana, tetapi esensi yang sama juga berlaku karena setiap praktisi Dhamma memerlukan paling sedikit seorang Guru Spiritual dalam praktik kita ... karena lewat seorang Guru Spiritual, kita bisa merasakan kualitas2 bajik seperti Kebijaksanaan, Loving-kindness, Kedamaian, sehingga membantu kita untuk "mengarahkan" batin kita terhadap kualitas2 tersebut. 

Tanpa adanya "role model" ini, akan lebih sulit buat kita untuk mengarahkan batin kita ke sana ... misalnya bagaimana kita mau develop "Kebijaksanaan" kalau kita belum melihat sendiri "apa itu kebijaksanaan" lewat tindakan (pikiran, ucapan, perbuatan) seseorang? Semoga membantu ya dan semoga Orgyen dapat bertemu dengan Guru Spiritual nya :)

Semoga semua makhluk berbahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar