Pages - Menu

Pages

Jumat, 28 Desember 2012

SURGA TANAH SUCI BUDDHA PADMASAMBHAVA

TANAH SUCI UDDIYANA

Buddha Liansheng pernah mengatakan :

“Adinata yang berasal dari gabungan beberapa Adinata adalah memiliki Dharmabala yang sangat besar.”

Guru Leluhur kita, Padmasambhava adalah manifestasi tubuh Sakyamuni Buddha, ucapan Amitabha dan batin Avalokitesvara Bodhisattva. Dari sini kita bisa tahu betapa luas pahala dan keagungan Tanah Suci  Buddha Padmasambhava.

Padmasambhava North West Uddiyana Pure Land

Tanah suci Padmasambhava adalah Tanah Suci Uddiyana, namun bukan menunjuk pada Negeri di India Kuno, hanya saja Padmasambhava memang memilih terlahir dari padma di danau Dhanakosha di dalam wilayah Negeri Uddiyana, dan juga Beliau di bawa oleh Raja Indraboddhi ke Istana Uddiyana, diangkat sebagai putera mahkota, maka orang kemudian menyebut Acarya Uddiyana sebagai Padmaguru, oleh karena itulah maka Tanah Suci Nya dinamakan Tanah Suci Uddiyana. (Wujin Chatu)

Perbedaan antara Tanah Suci Uddiyana dengan Tanah Suci Buddha yang lain adalah dalam hal letaknya, Tanah Suci Uddiyanna berada di Jambudvipa ini. (secara astral)

Lima Tempat Suci di Jambudvipa adalah :

1.  Yang di tengah, Boddhgaya tempat Sakyamuni Buddha mencapai ke Buddha an.

2.  Wutaishan Tanah Suci Manjusri Boddhisattva di sebelah Timur.

3.  Gunung Potaloka di Selatan tempat Avalokitesvara Bodhisattva.

4.  Tanah Suci Uddiyanna Sebelah Barat tempat Padmasambhava Bodhisattva.

5.  Sebelah Utara, Shambala tempat Raja Fayinsheng.

Yang pertama merupakan Tempat Suci yang dihormati bersama oleh ketiga Yana, (Theravada, Mahayana dan Vajrayana) ; Tempat yang kedua merupakan Tempat Suci bagi Mahayana dan Vajrayana. Yang dua terakhir adalah Tempat Suci Avenika bagi Vajrayana. Ketiga tempat yang pertama adalah tempat yang dibuat oleh manusia, bisa dibuktikan lewat sejarah. Namun dua tempat yang terakhir adalah tempat yang tidak bisa dituju oleh manusia awam. Kecuali tubuh dan batin telah mencapai tingkatan suci tertentu.

Shambala berada di tengah Himalaya, merupakan Tempat Suci Kalacakra, para sadhaka kalacakra akan terlahir di Tanah Suci tersebut, sedangkan Tanah Suci Uddiyanna adalah Tempat Suci Padmasambhava.

Menurut catatan kitab, Padmasambhava telah menjelaskan kondisi tempat tersebut. Saat Padmasambhava telah menyempurnakan pengajaran di Tibet, Beliau mengamati masa depan para insan di Jambudvipa, Nampak bahwa di sebelah Barat Daya ada Negeri Raksasa, bila tidak ditaklukkan , kelak akan mencelakai insane di Jambudvipa.

Kemudian Padmasambhava menuju ke negeri raksasa, mengubah kesadaran Raja kaum raksasa kembali ke Dharmadhatu, kemudian Padmasambhava memasuki tubuhnya, dengan memakai tubuh raja raksasa Beliau menaklukkan rakyat raksasa supaya menerima Dharma, dan menggunakan abhijna Beliau mengubah negeri tersebut menjadi Tanah Suci, yaitu Tanah Suci Uddiyanna. Sedangkan rakyat raksasa yang ditaklukkan menjadi para daka dan dakini.

Tanah Suci Uddiyana berada di sebelah Barat Laut Boddhgaya, di laut ada sebuah pulau, pulau ini pada awalnya adalah tempat tinggal para raksasa kanibal, namun juga merupakan tempat yang memperoleh adhistana Buddha Tiga Masa. Kenapa demikian ? Karena pada saat awal munculnya Tantra adalah untuk menaklukkan Raja Mara Maha Bala, setelah tertaklukkan , tubuhnya terbelah menjadi delapan bagian, jatuh ke delapan tempat, dan di adhistana dan diubah menjadi delapan tempat berkembangnya Tantrayana. Oleh karena nidana yang sedemikian unggulnya, maka dikatakan memperoleh adhistana Buddha Tiga Masa menjadi Tanah Suci Guru Padma. Tanah Suci Uddiyana ini juga selalu memperoleh adhistana dari Bunda Vajravarahi , oleh karena itu semua Bunda Dakini berkumpul di tempat ini. Suara Mantra Tantra memenuhi setiap sudut Tanah Suci ini, siapapun yang sampai kesini akan mencapai Boddhi.

Di tengah Tanah Suci Uddiyana terdapat sebuah gunung bernama Gunung Manggala Berwarna Tembaga, atau disebut juga Gunung Pahala Berwarna Tembaga, bentuk gunung ini seperti jantung. Bagian bawah gunung menembus ke Negeri Dewa Naga Bumi. Pinggang gunung adalah Tanah Suci Daka dan Dakini, sedangkan puncak gunung mencapai Surga Brahma. Raja Gunung Manggala ini sama dengan Gunung Sumeru, terbentuk dari berbagai permata. Permukaan timurnya adalah kristal, sebelah selatan adalah lazuardi, sebelah barat adalah batu mustika merah, sebelah utara adalah Raja Permata Biru. Di tengah gunung ada sebuah istana yang besar, merupakan istana Padmasambhava. Terbuat dari empat macam ratna , bercahaya, tiada luar dan dalam, melampaui keterbatasan ukuran, oleh karena itulah tiada besar dan kecil. Yang ada di sana adalah tingkatan Buddha, tidak akan bisa dipahami oleh pikiran orang awam. Sekeliling , atas dan bawah istana ini terbuat dari berbagai mustika, di sebelah luar terdapat serambi, benteng, tangga dan lainnya yang terbuat dari permata. Bahkan di keempat sisinya memiliki warna yang berbeda, timur warna biru, merupakan karya tolak bala (saantika) ; Sebelah Selatan warna kuning, simbul pemberkahan (paustika) ; Barat warna merah, simbul kerukunan dan kasih saying (vasikarana) ; Utara warna hijau bermakna penaklukkan (abhicaruka) ; Di permukaan benteng di gantungkan jala mutiara, di setiap persimpangan jala digantungkan lonceng. Di keempat pintu di empat sisinya terdapat gapura dengan dekorasi menakjubkan, semua terbuat dari permata yang sangat anggun. Di empat penjuru halaman istana terdapat deretan Pohon Pengabul Kehendak , kolam amrta, air kolam dengan alamiah selalu berbuih. Diberbagai penjuru angkasanya terdapat sinar merah seperti awan, merupakan sinar padma. Maka istana ini dinamakan Istana Sinar Padma Tanpa Batas.

Kenapa dikatakan cahaya yang memenuhi istana adalah cahaya Padma ?

Kita lihat penjelasan dalam Amitayus Sutra :

Di tempat yang terbuat dari saptaratna ada teratai padma, padma tersebut mempunyai 84000 kelopak, di tiap kelopaknya terdapat 84000 nadi, bersinar bagaikan warna dari berabagai mustika.

Tiap nadinya memancarkan 84000 jenis cahaya, di antara tiap nadinya diperanggun oleh berbagai mutiara mani. Tiap mutiara memancarkan seribu spektrum cahaya, sinar kelopak dan sinar mutiara saling bersilangan di angkasa membentuk seperti payung ratna, memenuhi Tanah Suci Sukhavati.

Penjelasan di atas adalah detail dari cahaya Padma di Tanah Suci Uddiyana, terlebih dalam Amitayus Sutra disebutkan bahwa cahaya Padma membentuk payung ratna, sedangkan di Tanah Suci Padmasambhava, cahaya Padma memenuhi segala penjuru bagaikan awan. Maka ini menjelaskan fenomena yang sama.

Tanah Suci yang tak terperikan ini adalah Tempat Suci yang sangat istimewa di dunia manusia (ket : Seperti Sambhala, berada di dunia manusia namun secara astral) , kekuatan adhistananya juga tak terperikan. Barangsiapa merenungkannya akan memperoleh adhistana yang istimewa yang akan membangkitkan Ketenangan Mahasuka.

Di dalam Istana Cahaya Padma Tanpa Batas, di tengahnya terdapat padma yang menyimbulkan tersucikannya segala nafsu keserakahan, di atas padma terdapat bantalan segi delapan matahari dan rembulan yang terbentuk dari berbagai ratna mustika. Di atas bantalan matahari dan rembulan adalah Nirmanakaya alamiah Para Buddha, yaitu Padmasambhava.

(Pujian pada Kaya (tubuh ) Rahasya Padmasambhava di Uddiyana Pureland)

Warna tubuh Padmasambhava, ekspresi Nya, mudra, jubah  dan Dharmayudham yang dipegang, semua mengikuti apa yang ditampilkan Nya. Beliau bercahaya bagaikan ribuan matahari. Tubuh Nya lebih indah dan lebih gagah daripada Gunung Agung yang Menakjubkan.  Kedua mata Nya bagaikan matahari dan rembulan, kerupawanan Nya sungguh  tak terperikan.

(Pujian pada Vak (ucapan) rahasya Padmasambhava di Uddiyana Pureland)

Suara Padmasambhava sungguh merdu dan lantang bagaikan ribuan naga yang memuntahkan awan surgawi, membabarkan sadhana mantra rahasya yang mendalam.

(Pujian pada Citta – pikiran Rahasya Padmasambhava di Uddiyana Pureland)

Batin Padmasambhava sangat luas dan mendalam, bagaikan angkasa. Dengan mahakaruna menampilkan niramankaya yang tak terhingga memenuhi Dharmadhatu, kecepatannya dalam menyelamatkan insan bagaikan sambaran kilat. Senantiasa sama rata dan memperhatikan para insan dalam mengajar.

sekitar Guru Padma, ada Dharmapala manifestasi dari Panca Dhyani Buddha. Mereka semua berdiri di atas tubuh mara penghalang di panggung teratai. Di empat sisi Padmasana Guru Padma ada empat Padmasana mengelilingi, di atasnya berdiri empat Bagian Dakini, mereka semua mengenakan hiasan kuburan (seperti mahkota lima tengkorak, kalung dari tulang, gaun kulit macan dan kalung ular), semua berdiri sambil menari penuh suka cita.

Di sisi tiap gerbang bagian luar Istana Cahaya Padma Tanpa Batas ada Para Yogi Mantra , Para Yogini, Dewa dan Dewi, memenuhi seluruh penjuru bagaikan awan, mereka memberikan persembahan dalam dan luar kepada Guru Padma.

Di atas panggung pujana di Istana juga ada banyak sekali para dewi yang membawa berbagai persembahan istimewa dari dunia, dengan awan persembahan universal memberikan pujana pada Tathagata.

source : Grand Master Book –

Tidak ada komentar:

Posting Komentar