Tempat Konsultasi Spiritual Mencari hari baik dsbnya
SURABAYA :
1. Sin Cu (Perantara Thai shang Lao Cin)
Alamat :
Jl.Klampis anom III no 24 Surabaya Jawa Timur
(Mencari hari baik serta Konsultasi Permasalahan )saya sering ditolong olehnya dan tidak memungut biaya.
Rumahnya yang pagarnya terbuka itu .semoga banyak yang terbantu .
Chai Shen Ye ( dewa-dewa rejeki )
Chai Shen Ye adalah perwujudan dari dewa-dewa rejeki (dewa harta) ada yang dari kalangan sipil adapula yang dari kalangan militer, bahkan ada yang dari kalangan budhis, dewa-dewa ini sangat banyak sering kali para umat salah mengartikan Chai Shen, sosok rupang Chai Shen memang di buat sedemikian rupa tetapi itu hanya sebagai perwujudan,
Yang termasuk dewa rejeki antar lain Han Tan Kong (Zhao Gong Ming), Kwan Kong, Fu Tek Chen Zhen, Bigan, dan masih banyak lainnya. jadi jangan dikira sosok Chai Shen adalah 1dewa saja, tetapi sebagai lambang perwujudan dari beberapa shen, pembagian pada umumnya
- Wu lu Chai Shen,
- Wen Wu Cai Shen.
- Dewa Harta empat penjuru tambahan,
- Dewa Harta dalam Budhis,
- Cai Shen yang lain
- Wu Lu Chai Shen
Han Tan Kong memiliki 4 pengawal yang memiliki tugas sama yaitu membantu membagi harta kekayaan kepada umat
- Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Hanzi=招寳天尊蕭升; lit. Malaikat Pemanggil Mustika)
-
Xiao Sheng
(Hanzi= 蕭升) adalah Dewa Harta Timur.
- Na Zhen Tian Zun Zen Bao(Hanzi= 納珍天尊震寳; lit. Malaikat Pemungut Benda Berharga)
Cao Bao (Hanzi= 震寳) adalah Dewa Harta Barat.
- Hao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Hanzi=招財使者陳九公; lit. Duta Pemanggil Kekayaan)
Chen Jiu Gong (Hanzi= 陳九公) adalah Dewa Harta Selatan.
- Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Hanzi= 利市仙官姚少司; lit. Pejabat Dewa Keuntungan)
Yao Shao Si (Hanzi= 姚少司) adalah Dewa Harta Utara.
Zhao Gong Ming (Han Tan Kong)
Zhao Gong Ming (Hanzi= 赵公明; Hokkien=Tio Kong Beng) adalah salah satu Cai Shen yang ikonnya selalu tampil setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Ia juga disebut "Dewa Kabar Baik" karena dapat memberikan kebahagiaan pada orang-orang. Zhao Gong Ming selalu membantu semua manusia berbudi luhur dan rajin yang sedang mengalami kesulitan sehingga menjadi berbahagia. Itulah sebabnya dirinya disebut Dewa Rejeki.[5]
Sebagai Dewa Harta Militer, Zhao Gong Ming sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, satu tangan menggenggam ruyung dan tangan yang lain membawa sebongkah emas, dan mengendarai seekor harimau hitam. Penggambaran ini berdasarkan buku Feng Shen Bang (Hanzi= 封神榜; lit. Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).[3] Ia merupakan pemimpin Wu Lu Cai Shen atau Dewa Harta Lima Jalan dan menjadi Dewa Harta Tengah dalam Dewa Harta Lima Penjuru. Perayaan hari raya untuknya adalah setiap tanggal 15 bulan 3 penanggalan Imlek.
Guan Gong
Guan Gong dahulu pernah menjadi gubernur wilayah Yong An. Ia memimpin dengan adil dan bijaksana sehingga kota tersebut menjadi berkembang pesat dan makmur, semua rakyatnya tidak pernah berkekurangan. beliau juga dikenal sangat teliti dalam penghitungan keuangan kota, Ia dikenal murah hati; hadiah-hadiah seperti sutra dan emas yang ia terima tidak pernah ia gunakan, melainkan ia berikan untuk kesejahteraan rakyatnya.[5] Guan Yu dikenal dalam kisahnya menjaga kakak iparnya (istri Liu Bei) selama dalam perjalanan berdua, sehingga masyarakat China menghormati serta memuja kesetiaannya.
Para pedagang di China zaman dahulu memuja Guan Gong untuk melindungi mereka dari penyamun dan malapetaka lain selama dalam perjalanan bisnis. Akhirnya, ia dipuja bukan hanya sebagai dewa pelindung para pedagang dalam perjalanan, tetapi juga sebagai Cai Shen.[5] Karena watak Guan Gong yang lurus dan jujur, ia tidak akan memberkati bisnis atau pedagang yang curang. Sebagai Cai Shen dan pelindung, rupang yang digunakan pada altar adalah yang dalam posisi siaga memegang senjata guan dao.
Bigan
Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.[4]
Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).[4]
Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil.[4] Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok)[6] yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.
- Dewa Judi – Han Xin Ye (大赌神 - 韩信爷)
- Han Xin adalah seorang jenderal perang yang melayani Liu Bang (kekaisaran Han) dimana beliau sangat cerdas dan pintar, selama menjabat jendral senantiasa dia menemukan cara untuk membangkitkan semangat para prajuritnya, salah satu tak tik yang dia jalankan adalah dengan berjudi, seluruh pasukan baik pemimpin maupun prajurit biasa dia ajak berjudi dengan tak tik ini dia banyak memenangkan pertempuran, dengan keberanian dan kepintarannya Liu Bang menjadi takut dengan Han xin, sehingga suatu hari Liu Bang mendengar bahwa Han Xin akan memberontak dan di tangkaplah beliau dan di hukum pengal, sebelum di hukum pengal, han xin mengutarakan 3 niatnya, dimana Han xin juga menemukan permainan dadu 4 dalam mangkuk pada saat itu, orang-orang senantiasa menyebut Han Xin sebagai God of Gambler
- Dewa Keberuntungan - Liu Hai (偏财神 - 刘海). Ia seringkali ditampilkan mengendarai seekor katak emas berkaki tiga.
Suatu saat beliau mendengar ada roh jahat dengan penampakan katak emas yang sering meneror umat manusia, segera Liu Hai bertempur dengan katak emas tersebut, setelah beberapa lamanya akhirnya liu hai berhasil memotong salah satu kaki belakang katak emas tersebut, katak emas tersebut akhirnya mengaku kalah dan bersedia menjadi pengawal sekaligus tungangan Liu Hai, katak emas tersebut memiliki kebiasaan ditempat yang gelap dan dingin sering kali dia menemukan harta emas maupun perak dan memakannya dan membawakan harta tersebut kemudian memuntahkannya pada liu hai.
Harta itu digunakan untuk membantu Liu Hai untuk membantu orang miskin dan menyebarkan kekayaan untuk menguntungkan orang-orang.
- Dewa Emas - Shen Wan Shan (金财神 - 沈万山)
- Dewa Harta Sipil – Dao Zhu Gong (文财神 - 陶朱公)
dan memiliki toko obat terkenal, beliau juga membukukan sejumlah prinsip yang sampai sekarang dipegang oleh orang China, yaitu Dua belas aturan emas dan Dua belas emas perlindungan.
Dua Belas Aturan Emas adalah sebagai berikut:
- Jangan pelit. Jangan bingung efisiensi dengan tidak manusiawi.
- Jangan plin-plan. Percaya dirilah dalam mengejar peluang. Waktu adalah emas (esensi).
- Jangan pamer. Tidak menyebar uang untuk membuat kesan.
- Jangan tidak jujur. Kebenaran adalah dasar untuk bisnis. Tanpa itu seseorang akan terluka.
- Jangan lamban dalam penagihan utang. Tanpa koleksi, likuiditas dipengaruhi.
- Jangan memootong harga secara sewenang-wenang (seenaknya). Ini hanya akan memicu perang harga di mana setiap orang akan kehilangan.
- Jangan terjebak pada naluri orang kebanyakan (ikut-ikutan). Pastikan peluang adalah bagian nyata dan bukan suatu hal yang menggila secara tidak terencana (bubble).
- Jangan bekerja melawan siklus bisnis. Ketika terjadi penurunan harga, mereka akan meningkat lagi dan juga sebaliknya.
- Jangan tidak bersemangat dan lengah. Selalu mengikuti berbagai hal dan membuat kemajuan. Pelajari dan periksa hal-hal baru secara objektif.
- Jangan berlebihan mengambil kredit. Kredit bukanlah alat kita untuk menghabiskan uang secara tidak terkontrol.
- Jangan menyimpan terlalu sedikit (jaga cadangan dana yang kuat). Ketika usaha / bisnis melambat, yang memiliki uang dapat memperluas usaha sementara yang lain bangkrut (menutup usaha).
- Jangan membabi buta mendukung suatu produk. Pastikan vensor / supplier Anda tetap mengikuti prosedur operasi standar yang ada.
关公 Guān gōng
IMLEK BULAN 6 TANGGAL 24 ( 05-08-2018 )
HARI KEBESARAN GUANG SHENG DI JUN
Guang Sheng Di Jun (baca: Kuan Sheng Ti Cuin) biasa dipanggil Guan Yu (baca: Kuan Yu). Beliau adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Memiliki gelar-gelar yang berbeda di setiap dinasti seperti Guan Di Ye (baca: Kuan Ti Ye), Wu Sheng Di Jun (baca: Wu Sheng Ti Cuin), Fu Mo Da Di (baca: Fu Mo Ta Ti) atau Bodhisattva Penakluk Iblis dan lain sebagainya.
Pemuja dewa Kwan Kong sangat luas baik dari kalangan umat ajaran Taoisme, Kungfusius maupun Buddhisme. Guan Sheng Di Jun {Hok Kian = Kwan Seng Tek Kun} atau yang lebih dikenal sebagai Guan Gong {Kwan Kong} terutama bagi orang Tiong Hoa suku Hokkian. Rakyat pada umumnya memujanya bersama 4 Dewata pendidikan lainnya sebagai Lima Dewata Pendidikan (Wu Wen Chang), Dewata Sipil dan Militer (Wen Wu Shuang Shen) dan salah satu dari Dewata Kekayaan (Cai Shen / Cay Sin). Bersama anak angkatnya Guan Ping (baca: Kuan Phing) dan pengawal setianya Zhou Cang (baca: Cou Chang), bertiga banyak dipuja baik di vihara, kelenteng maupun di rumah-rumah.
Nama asli Guan Yu adalah Shou Chang kemudian berganti nama menjadi Yun Chang, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi), ia memiliki nama lengkap Guan Yunchang. Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han, ia memiliki ilmu bela diri yang hebat juga beredukatif. Di saat usia 16 tahun, tepatnya di Taman Bunga Persik (Tao Yuan), ia bersumpah setia mengangkat saudara dengan Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).
Di penghujung dinasti Han Ling Di (baca: Han Ling Tik), pemberontakan Serban Kuning berkobar di mana-mana. Di saat pemerintahan kaisar Xian (baca: Shien),Yuan Shao, Dong Zhuo (baca: Tong Cuo) dan Cao Cao (baca: Chau Chau) masing-masing memaklumatkan diri sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han. Guan Yu bertempur bersama Liu Bei dan Zhang Fei dalam menumpas Pemberontakan Serban Kuning dan berjuang membela negara serta mengembalikan ketentraman bangsa Tiongkok yang sedang bergejolak. Meski ditawari wanita dan harta bergelimangan, Guan Yu tetap setia melindungi istri Liu Bei yang ditawan bersamanya oleh Cao Cao.
Tahun 216, Cao Cao mengangkat diri sebagai Raja Wei. Setahun kemudian, Liu Bei menyerang Hanzhong yang saat itu dikuasai Cao Cao. Pengkhianatan dari dalam dan kampanye militer Sun Quan (baca: Shun Chuen) di wilayah tengah menyebabkan Cao Cao terpaksa harus mundur dari Hanzhong. Liu Bei juga mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong pada tahun 219. Tahun yang sama, Guan Yu memimpin pasukan menyerang Cao Cao, namun Lu Meng melakukan serangan dari belakang secara mendadak ke Jingzhou. Guan Yu berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Lu Meng. Beliau tutup usia pada usia 68 tahun. Kesetiaan dan Pri Kebenaran Guan Yu sungguh terpuji, beliau mempertahankan kepribadian luhur Gang Zheng : Ksatria, adil, jujur, teguh, berintegritas, dan gagah berani, akhirnya mencapai kesempurnaan sebagai Maha Bodhisattva Satyakalama. Guan Yu dikenal pintar mengelola keuangan bahkan menulis buku Ri Qing Bu (baca: Re Ching Pu), sebuah buku yang hingga kini masih digunakan oleh kalangan pengusaha untuk mencatat dengan jelas semua hutang dan piutang. Di tambah dengan para pengusaha harus berdagang berpegang kepada kejujuran dan kepercayaan sehingga beliau semakin dipuja sebagai dewa kekayaan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, setelah melewati masa yang panjang ( lebih kurang 1700 tahun ), pemujaan terhadap dewa Kwan Kong menjadi bervariasi :
1. Bagi kalangan yang belajar ilmu bela diri memuja beliau sebagai Dewata Militer (Wu Sheng).
2. Para pelajar menempatmuliakan dewa Kwan Kong sebagai 5 Dewata Pendidikan (Wu Wen Chang).
3. Para pengusaha memuliakan beliau sebagai Dewa Harta/Rezeki.
4. Sementara bagi kalangan buddhisme, dewa Kwan Kong dipuja sebagai Bodhisattva Pelindung Dhamma.
Gambar dan arcanya populer dengan wujud duduk membaca Kitab Hikayat Zaman Chun Chiu ( salah satu dari 5 kitab klasik ) Kebanyakan dipuja oleh kalangan pengusaha sebagai dewa rezeki, sementara kepolisian ataupun orang yang belajar silat akan menempat-muliakan dewa Kwan Kong dengan wujud panglima perang yang menyandang golok naga.
Konon, setiap kali aktor yang akan berlakon menjadi dewa Kwan Kong dalam film, seminggu sebelumnya harus membersihkan diri dan tidak boleh berhubungan dengan wanita serta menempat-muliakan dewa Kwan Kong di belakang panggung.
SEJARAH
HOK TEK CENG SIN
( TUA PEK KONG )
AMURVA BUMI
Hok Tek Ceng Sin ( Tua Pek Kong ) di zaman dahulu kala adalah seorang Raja yang adil dan bijaksana.
Tua Pek Kong She Tio, nama-nya Hok Tek, umur 7 tahun sudah belajar bahasa Tionghoa kuno, masa muda ganteng lincah, pintar, dengan Orangtua taat perintah-nya, jujur, senang menolong fakir miskin, suka bergaul, sering ber-komunikasi dengan Petani dan Nelayan.
Waktu umur 36 tahun, Tua Pek Kong menjadi Raja sangat bijaksana, sayang Rakyat seperti Anak sendiri, ter-lebih-lebih Rakyat yang melarat, Tua Pek Kong banyak ber-buat Amal.
Pada Tahun 1236, Raja Terbaik ini meninggal dunia di umur 102 tahun. Manusia zaman dahulu senang memanjangkan jenggot, Tua Pek Kong wafat tiga hari, muka-nya tidak berubah, seperti Manusia masih hidup, Rakyat yang melayat semua kaget.
Tua Pek Kong meninggal ganti Raja yang lain. Raja baru ini sangat tamak dan jahat. Karena punya kekuasaan, Rakyat di-siksa, kalau yang hutang-nya banyak di-hukum masuk penjara.
Rakyat marah di hati tapi tidak berani keluar suara, Rakyat tidak berani bantah. Akhir-nya banyak yang merantau ke Negeri lain. Sawah ladang tidak ada yang urus. Orang-orang Desa semua bingung dan susah. Memikirkan dahulu waktu Tua Pek Kong menjadi Raja, adil dan bijaksana. Orang-orang Desa tidak bisa melupakan riwayat ini.
Ada satu Keluarga miskin, mengharapkan Tua Pek Kong kembali seperti semula memimpin Desa, damai dan makmur, lalu ambil 4 (empat) batu bata. Satu buat atap-nya, 3 (tiga) buat tembok-nya, buat seperti rumah kecil, dalam di-kasih Nama “Hok Tek Ceng Sin”. Pagi dan sore sembahyang memohon, lalu ada yang ambil tempayang kecil pecah taruh di bawah tanah buat tempat pasang hio sua.
Raja Wei suruh Pengawal selidiki. Akhir-nya tahu dan tertawa mengejek-nya. Keluarga miskin itu tidak perduli lalu menjawab, ada uang tinggal di gedung besar, tidak punya uang tidak punya rumah tinggal di tempayang pecah.
Sungguh mustahil sekali Orang yang sungguh-sungguh ber-sujud pada Tua Pek Kong ( Toh Te Kong ) tidak lama menjadi kaya raya, beras, palawija, panen besar, hewan ternak tambah banyak, Manusia selamat dan berkati.
Semua Petani panen besar, Orang-orang Desa yang percaya kepada Tua Pek Kong di-jaga dan di-beri berkat. Orang-orang Desa semua setuju untuk membangun Kelenteng untuk ber-Terimakasih atas Kebaikan Tua Pek Kong.
Kelenteng sudah jadi, banyak Orang yang datang dan Sembahyang. Orang yang jauh juga datang Sembahyang dan mohon. Petani mohon supaya panen banyak, Orang kerja mohon supaya badan sehat selamat, Pedagang mohon dagangan-nya laris, yang memelihara ternak mohon ternak-nya banyak berkembang-biak. Ada yang mohon supaya hidup damai dan makmur. Sungguh, Orang yang sungguh-sungguh mohon akhir-nya terkabul.
Orang-orang yang percaya, di rumah di-buat meja untuk tempat Sembahyang Tua Pek Kong. Pagi sore Sembahyang memasang hio, se-Keluarga damai dan makmur.
Pada Tahun 1242 diberi Nama Tua Pek Kong. Orang-orang yang senang dengan Tua Pek Kong sampai membuat pantun. Karena Tua Pek Kong murah hati sekali sampai mengharukan Makco ( Tien Sang Sen Mu ) Mama Dewa Langit, menyuruh Delapan Dewa jemput Tua Pek Kong ke Surga menjadi Dewa Tanah, menjaga buah Dewa. Lalu kabar ini tersebar ke-mana-mana, Orang-orang Desa tambah percaya dan hormat.
Pertama Orang She Cang panggil Hok Tek Ceng Sin atau Tua Pek Kong. Orang Desa panggil
Toh Te Kong,
Hok Tek Je,
Hok Tek Kong,
Dewa Tempat,
Dewa Tanah,
ada juga menyebut Dewa Belakang Tanah. Akhir-nya Tua Pek Kong, Umat-nya banyak sekali sampai sekarang turun-temurun Ajaran Nenek Moyang kalau ada tanah ada Tua Pek Kong.
Di Negeri Tiongkok di Desa atau Kota di-mana-mana pasti ada Kelenteng Tua Pek Kong, Orang-orang China sebut Dewa Pelindung. Hari-hari Sembahyang Tua Pek Kong yaitu
Cia Gwee Ceh Ji,
Ji Gwee Ceh Ji,
Cap Jig Wee Lak
dan Pe Gwee Cap Go
(
Bulan 1 Tanggal 2,
Bulan 2 Tanggal 2,
Bulan 12 Tanggal 16,
dan Bulan 15 Imlek
).
Kita waktu Sembahyang Hok Tek Ceng Sin Kong Kong sekalian Sembahyang Hok Tek Ceng Sin Po Po ( Istri-nya Hok Tek Ceng Sin ) karena Hok Tek Ceng Sin Po Po ada di samping Hok Tek Ceng Sin Kong Kong. Ada Umat yang mengerti pasti sekalian Sembahyang Hok Tek Po Po.
Dewa Macan Putih ( Pai Fu Sen ) dan Dewa Naga ( Lung Sen ) adalah Pengawal setia Hok Tek Ceng Sin Kong Kong dan Hok Tek Ceng Sin Po Po, kita juga harus pasang hio sua mohon. Dewa Macan Putih dan Dewa Naga adalah Dewa yang bijaksana. Kalau ada Orang susah di-ganggui Orang, asal kita sungguh-sungguh mohon pasti di-tolong.
Kalau kita ada problem, setiap pagi dan sore Sembahyang Hok Tek Ceng Sin dan sekalian baca Keng nya 3 kali atau 5 kali ber-turut-turut sampai 3 Bulan atau 6 Bulan sungguh-sungguh ber-sujud pasti mendapat kabulan.
Sebelum kita baca Keng harus membersihkan batin dahulu. Tidak boleh punya pikiran jahat, fitnah, harus ber-Amal menolong siapa saja yang bisa kita tolong, jangan sering membunuh binatang. Kalau punya uang harus sering sumbang untuk Kelenteng atau Lithang atau Vihara. Kalau tidak mengikuti Peraturan di atas, biar ber-doa berapa banyak juga tidak bisa terkabul.
* * *
Gong dilakukan di dalam sebuah jembangan air yang telah pecah. Jembangan itu di-balik dan dari bagian dinding yang pecah ditempatkan sebuah Arca Tu Di Gong, dan dianggap sebagai Kelenteng ! Sebab itu ada pemeo di Kalangan Rakyat yang mengatakan : You Wu Zhu Da Tang, Mei Wu Zhu Po Gang, arti-nya : Kalau ada rumah tinggal di dalam ruangan besar, kalau tak ada rumah jembangan pecah pun jadi ! Kecuali Kelenteng khusus, di Kelenteng-Kelenteng lain, biasa-nya disediakan Altar Pemujaan Tu Di Gong sebagai pelengkap.
* * *
Kaum Petani menganggap Hok Tek Cin Sin sebagai Dewa Pelindung-nya. Kaum Pedagang memandang-nya sebagai Roh Suci yang mendatangkan rezeki. Masyarakat umum memandang-nya sebagai Pelindung Keselamatan. Oleh karena itu-lah Perayaan dan Sembahyang kepada Hok Tek Cin Sin paling banyak dilakukan dalam setahun.
Para Petani dan Pedagang di Propinsi Hok Kian, RRC; Taiwan dan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara, setiap Bulan Tanggal 2 dan Tanggal 16 Penanggalan Imlek Sembahyang kepada Hok Tek Cin Sin, agar usaha dan bisnis-nya lancar. Upacara Sembahyang ini disebut Zuo Ya { Hok Kian = Cuo Ge }.
Sembahyang pada Tanggal 2 Bulan 2 Imlek disebut Sembahyang Awal TahunTou Ya { Thao Ge }.
Kemudian Sembahyang Tanggal 16 Bulan 12 Imlek disebut Sembahyang Akhir Tahun Mo Ya { Be Ge }.
Hok Tek Cin Sin Be Ge berarti Sembahyang kepada Hok Tek Cin Sin di Akhir Tahun ( Penanggalan Imlek ), menyatakan syukur atas berkah panen yang diperoleh dan kelancaran usaha selama Tahun tersebut.
Dalam 1 Tahun Sembahyang Thao Ge dan Be Ge ini dilaksanakan dengan besar dan meriah. Pada saat Hok Tek Cin Sin Be Ge, para Pedagang juga mengundang para Pelanggan-nya ( Pembeli ) dan para Karyawan-nya untuk menghadiri jamuan pesta.
Definisi Makhluk Halus
Sepegetahuan saya:
Makhluk halus adalah sisa hawa manusia setelah meninggal dunia. Tidak memiliki jasmani yang berwujud, hanya hawa yang tidak berwujud.
Makhluk halus yang berkekuatan besar, yang memegang titah, dinamakan dewa.
Makhluk halus yang berkekuatan kecil, secara umum dinamakan hantu.
Keberadaan dunia makhluk halus dan dunia manusia saling tumpang tindih.
Agama Buddha beranggapan, setelah manusia meninggal dunia, sebelum memasuki tumimbal lahir atau parinirvana, secara umum dinamakan ‘tubuh bardo’.
Disebut juga:
“Arwah”.
“Roh asal”.
“Kesadaran”.
Dan lain-lain.
Makhluk halus karena tidak memiliki tubuh, sehingga datang dan pergi sangat pesat.
Makhluk halus memiliki kelebihan makhluk halus, sehingga, disebut juga ‘lima kesaktiain kecil’ antara lain: mata langit, telinga langit, membaca pikiran orang lain, mengetahui tumimbal lahir yang terdahulu, kaki dewa. Sedikit kemampuan gaib saja, masalah kecil akurat, masalah besar tidak akurat.
Makhluk halus memakan hawa.
Juga dapat menjelma tergantung kekuatan makhluk halus yang bersangkutan.
Makhluk halus merasuk ke tubuh manusia, sehingga ‘kerasukan’. (mudah mengalami gangguan jiwa)
Makhluk halus memiliki banyak jenis dan sangat beragam.
Pokoknya, antara makhluk halus dan dunia manusia, agak sama, bedanya hanya ‘tidak berwujud’, ‘pemakan hawa’, ‘lima kesaktian’, ‘menjelma’.
Yang namanya ‘memelihara makhluk halus’ adalah memberikan sesaji kepada makhluk halus, jika memberikan sesaji secara memadai, contoh dibantu penolong.
Namun, jika memberikan sesaji kurang memadai, akan digigit balik.
Tanya: “Mengapa begitu banyak orang mengalami gangguan jiwa dan labil?”
Jawab: “Dirasuk makhluk halus, diganggu makhluk halus.”
Tanya: “Mengapa begitu banyak orang bunuh diri dan meninggal dunia mendadak?”
Jawab: “Meminta tumbal.”
Tanya: “Bagaimana menghindarinya?”
Jawab: “Jangan terlibat dengan makhluk halus.”
Tanya: “Jika sempat terlibat dengan makhluk halus, apa yang harus dilakukan?”
Jawab: “Cari guru bijak untuk purifikasi!”
Rhinpoce juga bukan menganjurkan purifikasi atau tidak, saya hanya tahu, ‘sebenarnya mengakhiri rintangan makhluk halus adalah sunya’. (pernyataan ini sangat penting)
source : buku ke-264 angkasa tak akan berubah