(Intisari Ceramah dari Bhiksu Grandmaster Lu pada kebaktian Malam Minggu di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle
Sembah sujud kepada Bhiksu Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye.
Guru Dhara, para Acarya, Dharmacarya, para Lama, para umat se-Dharma, selamat malam semuanya. (Hadirin tepuk tangan)
Sembah sujud kepada Bhiksu Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye.
Guru Dhara, para Acarya, Dharmacarya, para Lama, para umat se-Dharma, selamat malam semuanya. (Hadirin tepuk tangan)
Tadi kita telah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Lama Lian Tan, ia mengucapkan sebuah gatha: "Jiwa memang telah sempurna tanpa perlu dijelaskan lagi, dijelaskan dengan segala macam kata pun tidak mengena, di sawah seluas tiga inci terdapat desa yang makmur, dengan rajin menggarap pasti akan memperoleh kemakmuran dan kepuasan." Maksudnya adalah jiwa kita memang sudah sangat sempurna tanpa perlu dijelaskan lagi, sekalipun Anda menjelaskan dengan segala macam kata pun tidak mengena, dengan kata lain, "kebenaran tidak dapat diungkapkan, di hati para insan memang sudah ada desa yang sangat makmur, asalkan para insan menggarap sawah hatinya dengan sungguh-sungguh, maka para insan pasti memperoleh kemakmuran dan kepuasan. Gatha ini sangat bagus. (Hadirin tepuk tangan)
Usai mengucapkan gatha ini, Lama Lian Tan pun duduk. Ceramah ini mirip sekali dengan yang dulu pernah dikatakan oleh Hu Shi-ceng bahwa berpidato harus seperti gadis yang mengenakan rok mini, makin pendek makin bagus, bicara tidak perlu terlalu banyak.
Ceramah dari Acarya Lian Ning bergaya laksana kuda langit menjelajahi angkasa, ia menceritakan dua kisah dalam Sekte Zen dan menjelaskan tentang sadhana Tantra. Ceramah yang disampaikan oleh Acarya Lian Ning adalah mandarin berlogat Kanton, ia mengutarakan apapun yang terlintas dalam benaknya, ceramahnya terbang laksana kuda langit menjelajahi angkasa, Mahaguru juga kurang mengerti isi ceramahnya. (Mahaguru tertawa) Makanya, sulit juga menjelaskan ceramahnya.
Hari ini Mahaguru mengangkat topik tentang ceramah yang disampaikan minggu lalu, jika suatu hari nanti di mana jodoh sudah matang, semoga tidak hanya Mahaguru saja yang pergi ke Sukhavatiloka Barat, semua umat se-Dharma juga bisa menyaksikan kondisi di Sukhavatiloka Barat. (Hadirin tepuk tangan) Seseorang bertanya pada Mahaguru bagaimana menyaksikannya? Mahaguru menjawab: melalui samadhi! Semua orang menekuni samadhi dan menyaksikan bersama-sama, ini adalah suatu cara.
Lima Ritual Penjapaan Nama Buddha di Vihara Donghu, Hengshan Trini Arya Muncul di Angkasa Raya
Dulu, Bhiksu-Bhiksu dari Sekte Sukhavati di China pernah melihat kondisi demikian. Ketika seorang Bhiksu yang bernama Bhiksu Fa Zhao bermeditasi, ia pergi ke Sukhavatiloka Barat dan bertemu langsung dengan Amitabha Buddha, Bhiksu Fa Zhao bernamaskara pada Amitabha Buddha, Amitabha Buddha tentu memancarkan cahaya tidak terhingga, cahaya kuning keemasan sangat agung dan berwibawa, berlaksa-laksa sinar keemasan memperagung diri Amitabha Buddha. Di sisi Amitabha Buddha terdapat seorang pendamping, si pendamping adalah seorang Bhiksu yang berpakaian compang-camping. Bhiksu Fa Zhao melihat sekujur tubuh Amitabha Buddha berwarna kuning keemasan, namun pendamping-Nya justru Bhiksu biasa yang berpakaian compang-camping, Bhiksu Fa Zhao merasa heran. Saat itu, Amitabha Buddha berkata pada Bhiksu Fa Zhao,
"Anda jangan meremehkan pendamping di sisi saya ini, Beliau adalah Bhiksu Cheng Yuan. Bhiksu Cheng Yuan menetap di Hengshan, ia juga berasal dari Dunia Saha sama seperti Anda. Bhiksu Fa Zhao, Anda seharusnya berguru pada Bhiksu Cheng Yuan, Bhiksu Cheng Yuan sekarang ini tinggal di Hengshan." Setelah Bhiksu Fa Zhao mendengarkan petunjuk dari Amitabha Buddha, ia pun keluar dari samadhi.
Setelah Bhiksu Fa Zhao keluar dari samadhi, ia benar-benar pergi ke Hengshan, akhirnya ia menemukan Bhiksu Cheng Yuan. Penampilan dari Bhiksu Cheng Yuan ini benar-benar sama persis dengan pendamping di sisi Amitabha Buddha yang dilihat oleh Bhiksu Fa Zhao di Sukhavatiloka, pakaiannya compang-camping, perawakannya pendek. Karena Bhiksu Fa Zhao telah mendengarkan pesan dari Amitabha Buddha di Sukhavatiloka agar ia mengabdi dan berguru pada Bhiksu Cheng Yuan, Bhiksu Fa Zhao pun benar-benar berguru pada Bhiksu Cheng Yuan dan menekuni Sekte Sukhavati di Hengshan.
Sekte Sukhavati adalah sekte yang menjapa nama Buddha, Bhiksu Fa Zhao sangat giat menjapa nama Buddha. Bhiksu Cheng Yuan juga sangat giat menjapa nama Buddha. Suatu kali, ketika kita melakukan lima ritual penjapaan nama Buddha di Vihara Donghu, Hengshan, di atas angkasa Vihara Donghu muncul awan kemujuran, dengan kata lain banyak cahaya kemujuran terpancar di atas awan yang sangat indah, awan kemujuran lima warna muncul di atas Vihara Donghu. Selanjutnya tubuh keemasan Amitabha Buddha setinggi 6 meter muncul di atas awan kemujuran lima warna,
kedua pendamping, Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahasthamaprapta Bodhisattva juga muncul di kanan dan kiri Amitabha Buddha. Di samping itu, di sekeliling Amitabha Buddha juga terdapat banyak Bodhisattva dan Vajra Dharmapa, dakini, dan para dewa. Semuanya muncul di tengah awan kemujuran di angkasa Vihara Donghu, saat itu tidak hanya Bhiksu yang melihat pemandangan ini, bahkan upasaka dan semua umat yang menghadiri lima ritual penjapaan nama Buddha pun
melihatnya, di atas Vihara Donghu, muncul Trini Arya dan semua Buddha Bodhisattva. Yang lebih menakjubkan adalah penduduk yang tinggal di bawah gunung Hengshan pada saat bersamaan juga melihat di atas Vihara Donghu muncul Trini Arya dan para Buddha, Bodhisattva, Vajra Dharmapala, Dakini, dan para dewa. Mereka melihat dengan mata telanjang. Saat itu, semua orang menyaksikannya meski tidak berada dalam samadhi. Itu artinya, Bhiksu Cheng Yuan dan Bhiksu Fa Zhao telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam menekuni Sekte Sukhavati.
Bertemu Buddha sehingga Terbebas dari Samsara Bagaikan Buddha yang Membebaskan Semua Makhluk Hari ini Lama Lian Tan menekuni Zen karena ia menyukai Zen.
Bertemu Buddha sehingga Terbebas dari Samsara Bagaikan Buddha yang Membebaskan Semua Makhluk Hari ini Lama Lian Tan menekuni Zen karena ia menyukai Zen.
Acarya Lian Ning menekuni Tantra karena ia menyukai Tantra. Hari ini Mahaguru tidak membahas tentang Zen maupun Tantra, saya membahas tentang Sukhavati; walaupun Zhenfozong menekuni ajaran Tantra, namun gatha pelimpahan jasa dari Dharma Tantra Zhenfozong adalah ajaran Sekte Sukhavati. Lama Lian Zi, silahkan berdiri, tolong bacakan sekali gatha pelimpahan jasa di akhir sadhana kita pada hari ini (Lama Lian Zi: Semoga orang-orang yang bersama-sama menjapa nama Buddha, bersama-sama terlahir di Sukhavatiloka, ke atas membalas empat macam budi, ke bawah menyelamatkan makhluk dari tiga alam samsara, bertemu Buddha sehingga terbebas dari samsara, bagaikan Buddha yang membebaskan semua makhluk) Bagus!
Di dalam gatha pelimpahan jasa kita disebutkan: "Semoga orang-orang yang bersama-sama menjapa nama Buddha, bersama-sama terlahir di Sukhavatiloka, ke atas membalas empat macam budi, ke bawah menyelamatkan makhluk dari tiga alam samsara, bertemu Buddha sehingga terbebas dari samsara, bagaikan Buddha yang membebaskan semua makhluk." Jawaban yang sangat tepat, inilah gatha pelimpahan jasa dari Sekte Sukhavati.
Oleh sebab itu, sadhaka Zhenfozong tidak mengabaikan Sukhavati walau belajar Zen dan menekuni Tantra. Semua orang bercita-cita terlahir di Mahapadminiloka dari Sukhavatiloka Barat, itu adalah tanah suci! Apakah kita sebagai penekun Tantra juga melimpahkan jasa untuk terlahir di tanah suci? Benar! Di dalam ajaran Tantra terdapat sebuah sadhana yang sangat agung-Mahasadhana Amitabha Buddha, Sadhana Adinata Amitabha Buddha. Bila sadhaka telah mencapai kontak batin dalam menekuni Sadhana Adinata Amitabha Buddha, Anda pun dapat terlahir di tanah suci, Adinata menyerap sadhaka terlahir di Sukhavatiloka Barat. Di mana Lama Xuan Ren? Sukhavatiloka Barat adalah tanah apa? (Lama Xuan Ren: tanah suci) Benar! Tanah suci yang dijelmakan oleh Amitabha Buddha, Lama Xuan Ren pernah berkata kepada Mahaguru, Sukhavatiloka hanya terminal
pemberhentian sebelum mencapai kebuddhaan, hanya sebuah tanah penjelmaan semata! Ucapannya memang benar, namun Mahaguru juga berasumsi, pokoknya kita pergi dulu ke Sukhavatiloka Barat, jangan langsung berpikiran: saya harus pergi ke alam yang paling tinggi! Tidak perlu, pokoknya kita pergi dulu ke Sukhavatiloka Barat. Sebab Sukhavatiloka Barat adalah alam yang takkan mundur lagi, kalau kita tiba di sana, kita tidak akan datang ke Dunia Saha lagi.
Target pertama – sadhaka tiba dulu ke Sukhavatiloka Barat. Makanya sadhaka harus mencapai kontak batin dalam menekuni Sadhana Adinata. Sekte Sukhavati menghendaki umatnya untuk mencapai kontak batin dalam penjapaan nama Buddha, Amitabha Buddha tahu bahwa sadhaka telah menjapa nama Buddha dalam jumlah yang banyak, sepenuh hati bercita-cita terlahir di Sukhavatiloka Barat, Anda mengenang-Nya setiap hari, Adinata pun menyerap sadhaka ke Sukhavatiloka Barat. Bagus sekali! Kalau sudah pergi ke Sukhavatiloka Barat, Anda tidak akan mundur lagi.
Target kedua – menjelajahi sepuluh penjuru Buddhaloka. Kalau sadhaka sudah tiba di Sukhavatiloka Barat, sadhaka boleh menjelajahi sepuluh penjuru Buddhaloka, kalau sudah tiba di sana, apa yang ingin Anda pelajari ada di sana, di sana ada Zen bagi yang ingin belajar Zen, ada Tantra bagi yang ingin belajar Tantra; ada Vinaya bagi yang ingin belajar Vinaya; ada Vijnana atau Yogacara bagi yang ingin belajar Vijnana atau Yogacara; ada Madyamika bagi yang ingin belajar Madyamika, belajar aliran apapun, semuanya ada di sepuluh penjuru Buddhaloka, apapun yang ingin dipelajari oleh sadhaka ada di situ. Anda tidak akan mundur lagi kalau sudah tiba di Sukhavatiloka Barat, Anda juga bisa belajar dengan tenang dan gembira. Yang namanya Sukhavatiloka adalah alam yang sangat bahagia, tidak ada penderitaan, belajar dengan gembira di Sukhavatiloka Barat.
Target ketiga – mencapai kesabaran mutlak. Mencapai siddhi. Karena sadhaka sangat nyaman belajar di Sukhavatiloka Barat, lingkungan juga mendukung, didampingi pula oleh para arya, sangat bahagia, seketika sadhaka pun mencapai kesabaran mutlak, kesabaran mutlak boleh juga disebut sebagai Bodhisattva bhumi kedelapan, kesabaran mutlak adalah suatu siddhi, kemudian memasuki bhumi kesembilan, bhumi kesepuluh, maka Anda pun telah mendekati tingkat kebuddhaan. Ajaran Tantra menjelaskan sampai bhumi ketigabelas, Vairocana Buddha adalah bhumi ketigabelas; Buddha pertama, Atarma Buddha adalah bhumi keenambelas. Bhumi ketigabelas sudah mencapai kebuddhaan, boleh dikatakan bahwa di atas bhumi kesepuluh sudah mencapai samyaksambodhi atau kebuddhaan. Pada saat itu, target ketiga sadhaka telah tercapai.
Selanjutnya, sadhaka boleh menciptakan sebuah tanah suci layaknya Amitabha Buddha. Misalnya Acarya Lian Ning boleh berkata: saya menciptakan sebuah tanah suci tenang dan hening. Begitu Anda menciptakan tanah suci tenang dan hening, Anda pun tenang dan hening, tidak lagi cerewet tanpa henti! (Mahaguru tertawa)
Target keempat – Dunia Tenang dan Hening. Tanah suci pun tercipta. Sadhaka boleh menciptakan sebuah tanah suci atau Buddhaloka, kemudian membimbing para insan ke tanah suci, bukankah seperti ini bagus sekali!
Jika sadhaka ingin belajar Buddhadharma di Sukhavatiloka Barat, semua permohonan Anda akan terkabulkan, sebab di Sukhavatiloka Barat, kebijaksanaan sadhaka meningkat jutaan kali lipat daripada kebijaksanaan orang awam pada umumnya. Sehingga daya ingat Anda dalam belajar dan daya pemahaman Anda akan melebihi orang awam hingga jutaan kali lipat. Di tanah suci itu, sadhaka akan mudah sekali mencapai kebuddhaan, juga mudah sekali mencapai siddhi. Oleh karena itu, Sekte Sukhavati adalah metode melatih diri yang terbaik, jalan yang mudah ditempuh adalah Sekte Sukhavati.
Tanah Cahaya Nirvana Abadi di Barat adalah Alam Buddha
Dharma Tantra Zhenfozong kita menekuni ajaran Tantra, namun pada gatha pelimpahan jasa kita menggunakan gatha pelimpahan jasa dari Sekte Sukhavati, "Bagaikan Buddha yang Membebaskan Semua Makhluk" adalah target terakhir, sama seperti Amitabha Buddha, dapat membebaskan semua insan terlahir di tanah suci Buddha; "Semoga orang-orang yang bersama-sama menjapa nama Buddha", kita juga menjapa nama Buddha lho! Namo 36,000,000,119,500 nama yang sama dari Amitabha Buddha, kita pun menjapa nama Buddha; kita menjapa mantra berarti menjapa hati Buddha; menjapa Buddha berarti menjapa nama Buddha, baik menjapa hati-Nya atau menjapa nama-Nya, pahalanya sama saja. Guru Tsongkapa pernah mengatakan seperti itu.
Menjapa mantra adalah menjapa hati Buddha, menjapa nama adalah menjapa nama Buddha. Makanya menjapa nama Buddha juga bisa terlahir di Sukhavatiloka Barat, diserap oleh Adinata; menjapa nama Buddha, juga diserap oleh Amitabha Buddha, juga terlahir di tanah suci. Sekte Tantra mengajarkan tentang "mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang", Sekte Zen juga mengajarkan tentang "mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang", bila seorang sadhaka bisa berlatih hingga mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang, pahalanya tentu tak terhingga. Jika seseorang tidak bisa "mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang", paling tidak ia harus terlahir di tanah suci Buddhaloka. Jadi, seorang sadhaka lebih dulu berusaha terlahir di tanah suci Buddhaloka, setelah tiba di tanah suci, belajar lagi semua Buddhadharma, kemudian mencapai siddhi yang setara dengan Amitabha Buddha dengan menciptakan sebuah tanah suci, selanjutnya membebaskan para insan, inilah target dari Sekte Sukhavati.
Menekuni Sekte Sukhavati ujung-ujungnya juga ada empat jenis surga atau tanah suci – "Surga Pemukiman Orang Awam dan Orang Suci, Surga Kemudahan dan Berkelimpahan, Surga Agung dari Sambhogakaya Sejati, Surga Cahaya Nirvana Abadi." Di tingkat yang tertinggi yaitu Surga Cahaya Nirvana Abadi, sadhaka pun mencapai kebuddhaan. Di dalam Zhenfozong, Anda boleh menekuni Sukhavati, Zen, dan juga Tantra.
Mahaguru Berharap Trini Arya dan Para Yidam Menampakkan Diri di Atas Angkasa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle
Malam ini Mahaguru menjelaskan tentang Sukhavati atau tanah suci, terus terang Mahaguru juga menekuni Sukhavati, setip hari saya menjapa nama Buddha dan mantra, saya menjapa Amitabha Buddha dan mantra hati Amitabha Buddha "Om Amidiewa Xie."
Orang Tibet menjapa: "Om Mani Padme Hum", ini adalah mantra hati Avalokitesvara Bodhisattva. "Om Mani Padme Hum" berarti pusaka berharga di dalam padma atau teratai. Mantra ini bukan mantra sembarangan! Padma atau teratai adalah tanah suci Amitabha Buddha, pusaka berharga adalah Avalokitesvara Bodhisattva; Avalokitesvara Bodhisattva di dalam tanah suci Amitabha Buddha adalah pusaka berharga yang paling mulia, demikianlah arti dari mantra ini. Bila sering menjapanya, dengan sendirinya akan terjelmakan pusaka berharga di Buddhaloka teratai! Agama Buddha timur suka menjapa "Amitabha Buddha", "Amitabha Buddha" berarti dunia teratai dari cahaya tak terhingga dan usia tak terhingga, itulah "Amitabha Buddha".
Bila sadhaka menjapa "Amitabha Buddha" akan terlahir di tanah suci Amitabha Buddha. Sadhana Maha-astadinata di dalam Dharma Tantra Zhenfozong, salah satunya adalah Sadhana Adinata Amitabha Buddha dan Sadhana Adinata Padmakumara, keduanya dapat terlahir di tanah suci Amitabha Buddha di Sukhavatiloka Barat. Mahaguru percaya, asalkan Anda semua menjapa nama Buddha dan menjapa mantra, baik Adinata Avalokitesvara Bodhisattva, Adinata Amitabha Buddha, maupun Adinata Padmakumara, semuanya boleh terlahir di Sukhavatiloka Barat. (Hadirin tepuk tangan)
Mahaguru berharap dengan kekuatan dari ketulusan, keyakinan, dan pelimpahan jasa kita, kita kontak batin dengan Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva, dan Mahasthamaprapta Bodhisattva, serta semua Buddha Bodhisattva untuk muncul di atas angkasa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle kita. (Hadirin tepuk tangan) Kita boleh sering memperhatikan angkasa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, perhatikan awan-awan itu. Beberapa hari yang lalu, Mahaguru dan beberapa umat se-Dharma melihat banyak pancaran cahaya kemujuran dari arah barat, memancar ke atas angkasa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle. Bagi yang melihatnya, silahkan angkat tangan, saya juga melihatnya!
(Banyak umat se-Dharma angkat tangan) Banyak pancaran cahaya kemujuran, kita memang melihat kemunculan cahaya kemujuran dan awan kemujuran, hanya saja tidak melihat Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva, dan Mahasthamaprapta Bodhisattva. Mahaguru berharap kelak saat muncul cahaya kemujuran, Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva, dan Mahasthamaprapta Bodhisattva, semua Buddha, Bodhisattva, Vajra Dharmapala, semuanya muncul secara bersamaan, seperti lukisan tembok Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, semua Buddha muncul di atas angkasa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle. Jika semua Buddha dan Bodhisattva muncul, setiap dari kita akan melihatnya, tidak hanya umat vihara saja yang melihat, termasuk semua pejalan kaki pun melihat di atas angkasa vihara muncul para Buddha dan Bodhisattva, ini juga sebuah cara yang sangat jitu untuk menyeberangkan para insan, supaya semua orang percaya, sebab di tengah angkasa muncul Buddha dan Bodhisattva.
Hari itu, saat kita melihat cahaya kemujuran dan awan kemujuran, bahkan ada dua ekor feniks, silahkan angkat tangan bagi yang melihatnya. (beberapa umat se-Dharma angkat tangan) Mahaguru juga melihatnya, melihat feniks adalah pertanda baik! Kita sungguh melihat sepasang feniks terus menjelma dan berubah di angkasa. Kita telah melihat cahaya kemujuran dan feniks. Sekarang yang ingin kita lihat adalah Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva, dan Mahasthamaprapta Bodhisattva, para Buddha, Bodhisattva, Vajra Dharmapala, Dakini, dan para dewa. Semoga Mereka menerima niat pelimpahan jasa, ketulusan, dan keyakinan kita, lalu memperlihatkan diri Mereka pada kita semua. (Hadirin tepuk tangan)
Om Mani Padme Hum.
0 komentar:
Posting Komentar