Dinasti Ming ( 1368-1644 M. ) didirikan oleh seorang pemimpin pemberontak kaum petani, bernama CHUN YUAN CHIANG.
Dalam upaya menumbangkan dinasti YUAN ( Mongol ), Chu mendapat bantuan dan nasehat militer dari seorang ahli TAO bernama LIU PO CHUN yang menguasai ilmu langit dan bumi ( TAO ).
Setelah CHU YUAN CHIANG berhasil menjadi kaisar dinasti MING, mengetahu kehebatan para ahli TAO seperti LIU PO CHUN itu, maka timbul ada rasa ketakutan kaisar terhadap para ahli TAO karena kesaktian ilmu TAO yang mereka milik dapat meruntuhkan lawan perang dan bahkan sebuah kerajaan. Maka kaisar mulai membunuh para ahli TAO di seluruh negeri secara rahasia. Perbuatan Kaisar Ming ini diketahui oleh LIU PO CHUN melalui ilmu Tao yang dikuasainya.
LIU menyadari capat atau lambat akan mendapat giliran dibunuh oleh sasaran pembersihan di Istana itu. Tepat sebelum para pembunuh suruhan CHU YUAN CHANG tiba di rumah LIU. LIU telah menyelamatkan diri.
Kaisar begitu nafsu ingin membunuh penasehatnya ini sehingga mengeluarkan perintah bahwa siapa saja yang mirip dengan praktisi TAO dengan segera dieksekusi tanpa ditanya lagi. Akibatnya telah menghancurkan komunitas TAO pada masa itu. Setelah lebih kurang lima puluh tahun lamanya pengejaran terhadap para praktisi TAO di bawah dinasti MING ini, maka sejak itu para praktisi TAO sejati menghilang.
Sebagai gantinya, kemudian muncul kelompok peramal baru, para praktisi awam , mereka tidak bergabung dengan sekte atau kuil TAO, dan mereka menyatakan bahwa ilmu meramal hanya semata-mata sebagai suatu jasa ketrampilan belaka. Meramal menjadi sebuah jasa, profesi, dan akar-akar TAO dihilangkan sedikit demi sedikit dalam praktiknya.
Feng Shui pada masa dinasti MING telah mengalami perubahan menjadi ilmu awam dan sebagai mata pencaharian.
Pada masa menjelang akhir dinasti MING, bermunculan buku-buku tentang Feng Shui dimana-mana. Siapa saja bisa mendapatkan karya tulis klasik Feng Shui atau imitasi yang populer. Sebagai akibatnya, banyak orang menyatakan dirinya sebagai seorang master Feng Shui setelah mempelajari teks-teks Feng Shui yang ada dimana-mana tsb.
Praktik Feng Shui disalah-gunakan, karena semakin banyak orang memutuskan untuk secara cepat memperoleh uang dengan mengambil kesempatan atas penduduk yang percaya tahyul dan buta huruf. Hal ini sampai ada pepatah untuk mengejek para master Feng Shui itu : "Para guru Feng Shui bisa mengelabuhi kamu selama delapan tahun atau sepuluh tahun " Ini dimaksudkan bahwa kita baru akan sadar setelah menunggu sekian lama telah tertipu.
Teks-teks kecaman terhadap para peramal Feng Shui pada masa dinasti MING ini banyak dilancarkan pada masa dinasti CHING setelah dinasti MING berhasil ditumbangnya.
Buku P'ing Yang Chuan Shu, karya Yeh Chiu Hsing yang isinya menyatakan bahwa para peramal Feng Shui zaman dinasti MING sebagai penipu, sama sekali tidak memuat teori-teori perubahan ( I-hsueh ) atau TAO FA dan tidak memilik kecanggihan teori seperti masa dinasti SUNG.
Feng Shui yang dipraktikan sekarang ini sangat mirip dengan Feng Shui dari dinasti CHING. para master Feng Shui mencari nafkah sebagai konsultan bagi perusahaan-perusahaan dan keluarga-keluarga. Para praktisi kemudian menyebar ke berbagai negara di luar Tiong Kok melalui imigran. Praktik Feng Shui yang dilakukan adalah dengan menggabungkan dengan ilmu meramal ( Ba Zi ), seperti ilmu ritual, membaca wajah, telapak tangan dll.
Namun sedikit sekali menerapkan teori perubahan dan melihat Feng Shui sebagai seni TAO FA, seperti cikal bakalnya, Shao Yung, Yang Kun Sun, dan Huang Shi Kung, dimana para pakar Tao ini melihat Feng Shui sebagai cara untuk mengerti seluk beluk TAO dan di dalamnya suatu cara untuk membantuk kita hidup lebih dekat ke cara alami dari ajaran TAO FA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar