O, Bhagavan yang termulia!” Arya Ananda tiba-tiba bertanya pada Sang Buddha Sakyamuni: “Apakah Sang Bhiksu Dharmakara sudah menjadi Buddha? Apakah Beliau sudah Parinirvana atau belum? Dan di manakah Beliau berada pada masa sekarang? mohon dijelaskan!”
“O, Arya Ananda!” Sang Buddha melanjutkan sabdaNya: “Bhiksu Dharmakara O, Beliau telah menjadi Buddha yakni Buddha Amitayus juga disebut Buddha Amitabha! Kini, Beliau berada di Surga Barat, jaraknya
kira-kira ratusan ribu Koti Buddhaksetra (alam Buddha) Terbahagia!”
“O, Sudah menjadi Buddha?” Arya Ananda tanya lagi: “Kapankah? Sudah berapa lamakah Beliau mencapai Kebudhaan O, Bhagavan?”
“Lamanya sudah 10 Kalpa!” Sabda Buddha Sakyamuni: “Ketahuilah O, Arya Ananda! Seluruh bumi dari alam Buddha Amitayus (Amitabha) bukan tanah! Melainkan, bumiNya adalah kombinasi-kombinasi dari unsur-unsur Suvarna (emas), Rupya (perak), Vaidurya (lazuardi), Sphatika (kristal), Pravada (bunga karang), Musaragalva (indung mutiara) dan Asma-garbha (akik), jumlah 7 jenis permata yang bermutu tertinggi!
Demikian pula, lingkungan dari seluruh bumi amat lapang, luas, terbesar dan tanpa batas. Permata-permata yang menjadi bumi itu semua disusun satu jenis demi satu jenis atau berganti-ganti, sehingga sinar permata terus gemerlapan, kelihatan demikian indah, megah, jernih dan menakjubkan! Mutu permata tidak berbeda dengan permata Surga Paranirmitasvara! Baik kwalitasnya maupun keindahannya telah melampaui mustika-mustika terunggul di pelbagai dunia di 10 penjuru! Lagi, alam BuddhaNya tidak ada gunung Sumeru atau gunung Cakravada dan gunung-gunung lain; Juga tidak ada laut biasa atau laut terbesar; Juga tidak ada sungai, selokan, ngarai atau lembah dan sebagainya.
Kesemuanya itu adalah penciptaan oleh daya Rddhibala Buddha Amitayus (Amitabha)! Pada hakikatnya, apabila Sang umat ingin menyaksikan keadaannya atau ingin memandangnya meliputi pegunungan atau lautan, danau, sungai dan sebagainya pasti dapat dilihat atau dinikmati oleh mereka, asalkan Sang umat tekun melaksanakannya DharmaNya hingga dirinya dilahirkan ke Pantai-seberang (Sukhavati arti- nya)!”
“Lagi O, Arya Ananda! Di alam Buddha Amitabha juga tiada “Alam Kesedihan” seperti Neraka, Setan kelaparan, Hewan-hewan dan sebagainya! Di sana juga tiada 4 musim, maka itu baik waktu disebut Semi, Kemarau maupun, Gugur, Dingin, tapi suhunya sama sekali tidak pernah berubah-ubah, hingga penduduk yang berada di negeri tersebut tanpa merasa dingin atau panas, hanya merasa dilingkungannya demikian segar dan nyaman baginya!”
Saat itu, Arya Ananda tanya lagi kepada Sang Buddha Sakyamuni: “O, Bhagavan yang termulia! Bagaimanakah kalau alam Buddha Amitabha tidak mempunyai Gunung Sumeru, Surga-Surga dari Catur-Maha Raja
Kajika dan Surga Trayastrimsa akan bertempat di mana:”
Sang Buddha Sakyamuni bersabda kepada Arya Ananda: “O, Arya Ananda! Jika menurut anggapan anda, Surga-Surga tersebut itu harus mempunyai gunung Sumeru sebagai pesandaran; Akan tetapi,
Surga Yama terus ke atas hingga Surga Akanistha semua asalnya menyandar apa? Itu kata tiada pesandaran sama sekali!”
“Astaga!” Teriak Arya Ananda agak terperanjat: “Karma baik atau jahat, pasti ada buahnya! Sungguh, makna itu tak mudah diperkirakan O, Bhagavan!”
“Betul O, Arya Ananda!” Sabda Sang Buddha lagi: “Karma baik pasti diperoleh pahala agung; Karma jahat tetap kena hukuman, ini ‘Hukum-Karma’! Apakah makna ini tak mudah diperkirakan oleh anda? Apalagi, Alam-alam Buddha yang dimiliki oleh para Tathagata malahan lebih sulit diperkirakan oleh anda! Pada hakikatnya, setiap umat dapat memiliki pahala terunggul; Dapat menikmati kebahagiaan teragung di atas Buminya, semua adalah berkat dari kebajikan mereka. Apakah anda masih sangsi terhadap makna-makna tersebut?”
“Tidak O, Bhagavan yang termulia!” Jawab Arya Ananda: “Aku sama sekali tidak akan sangsi terhadap Dharma luhur yang dibabarkan oleh Maha Guru! Cuma, aku khawatir para umat pada masa mendatang apalagi Dharma luhur telah didengar oleh mereka, mungkin dipikiran mereka akan timbul keragu-raguan. Demi memberantas keragu-raguan di dalam pikirannya, maka aku berniat menanyakan tentang maknanya kepada Sang Buddha dan inilah maksudnya!”
Sang Buddha bersabda kepada Arya Ananda: “O, Arya Ananda yang bijak! Ketahuilah, Buddha Amitayus atau Amitabha memiliki kewibawaan serta sinar hidup sangat luhur dan paling terang! Sinar cahaya dari para Buddha tidak dapat dibandingkan dengan Sinar Buddha Amitayus Dan sinar yang demikian terang dari Buddha tersebut dapat menembus ratusan Koti bahkan ribu-ribuan Koti dunia Buddha yang berada di 10 penjuru! Singkat kata, sinar hidup Buddha Amitayus dapat memancar hingga ke negeri Buddha dibagian Timur yang banyaknya bagaikan butiran-butiran pasir di Sungai Gangga!
Demikian pula, di sebelah Selatan, di sebelah Barat, Utara, Timur-laut, Tenggara, Barat-daya, Barat-laut, bagian atas dan bagian bawah sejumlah 10 penjuru dunia Buddha semua terkena sinarNya! Pancaran yang paling pendek adalah 7 kaki atau satu Yojana atau 2 Yojana, menjadi lagi 3, 4, 5, Yojana.
Akan tetapi, daya terangnya dapat berlipat ganda dan memancar terus tanpa henti yakni mulai dari satu Yojana, kemudian menjadi 2 Yojana, menjadi lagi 4 Yojana hingga 8, 16, 32 … dan seterusnya hingga satu Buddhaksetra dan lebih jauh lagi! Maka dari itu, gelar dari Buddha Amitayus disebut: Amitabha (cahaya tak terbatas), Amitayus (kehidupanNya tak terbatas), Amitaprabha (terangNya tak terhingga), Amitaprabhasa (memiliki cemerlang tak terhingga), Asamaptaprabha (cahayaNya tak berakhir), Asangataprabha (cahayaNya tanpa melekat), Prabhasikhotsrstaprabha (cahayaNya proses dari menyala), Sadivyamaniprabha (cahayaNya dari manikam Surga), Apratmatarasmirajaprabha (cahaya dari Raja-sinar berpancar terus), Rajaniyaprabha (cahayaNya terindah), Premaniyaprabha (cahayaNya yang tersayang), Pramodaniyaprabha (cahayaNya yang tergembira), Sangamaniyaprabha (cahayaNya yang terpesona), Uposaniyaprabha (cahayaNya yang tersenang), Anibandhaniyaprabha (cahayaNya tanpa henti), Ativiryaprabha (cahayaNya yang penuh kuasa), Atulyaprabha (cahayaNya yang tak terbanding), Abhibhuyanarendrabhutrayendraprabha (cahayaNya melampaui segala cahaya dari para Raja Indra di Surga), Srantasancayendusuryajihmikaranaprabha (cahayaNya melampaui cahaya Bulan purnama serta cahaya Sang Surya), Abhibhuyalokapalasakrabrahmasuddhavasamahesvarasar vadevajihmikaranaprabha (cahayaNya melampaui sinar Lokapala, Sakra, Brahma, Suddha-vasa, Mahesvara dan segala cahaya Dewa Jihmikarana).”
“Yang penting O, Arya Ananda!”Sang Sakyamuni Buddha melanjutkan sabdaNya: “Barangsiapa yang dapat kesempatan menemukan sinar hidup Buddha Amitayus yang demikian terang benderang itu, ke 3 jenis ‘Kotoran’ (ketamakan, kebencian dan kebodohan) yang pernah dimilikinya lantas lenyap total! Baik lahir maupun batin dari mereka akan terasa lemah-lembut; terasa halus budi dan bersemangat riang-gembira! Demikian pula, jika para makhluk yang berada di “Tiga Alam Kesedihan” sedang menderita berbagai sengsara, setelah mereka menemukan sinar tersebut, hilanglah segala belenggu-belenggu apapun dalam sepintas! Dan apabila usia mereka telah habis segeralah bebas dari alam kesedihan tersebut dan dilahirkan di dunia manusia atau Surga!”
“O, Arya Ananda! Ketahuilah, oleh karena sinar hidup Buddha Amitayus demikian terang benderang, maka dunia-dunia dari para Buddha di 10 penjuru tak akan ada seorang Buddha pun yang tidak mendengar nama Beliau bukan hanya aku yang menyanjungi Beliau di dunia Sahaloka, para Buddha, para Sravaka, Pratyekabuddha, para Bodhisattva semuanya memuji jasa-jasaNya! O, Arya Ananda! Ketahuilah, andaikata terdapat para umat yang berbudi setelah mendengar jasa-jasa Beliau; Kewibawaan dan sinar hidup yang terang benderang dari Beliau, lantas mengarahkan hatinya ke alam Buddha Amitayus, kemudian dengan sepenuh kebulatan tekad memuliakan namaNya.
Demikian pula, mereka di siang hari, malam hari atau di suatu kesempatan dengan khidmat menceritakan tentang hal-hal Buddha Amitayus kepada para makhluk, supaya makhluk-makhluk apapun dapat memperoleh manfaatNya. Maka, Sang umat yang berbudi itu boleh menurut kehendaknya atau cita- citanya, agar dilahirkan di “Sukhavati” yakni alam Buddha yang terbahagia! Dan kelakuan atau perbuatan yang terpuji dari Sang umat tersebut akan selalu dipuji oleh para Bodhisattva serta para Sravaka, Pratyekabuddha dan lain-lainnya!Saat Sang umat tersebut sedang mencapai Kebuddhaan, sinar hidup merekapun tidak berbeda dengan Buddha Amitayus atau Amitabha.Dan para Buddha serta para Bodhisattva yang berada di 10 penjuru dunia juga ikut bergembira, sehingga keadaannya seperti sekarang kalian memuji Buddha Sakyamuni dengan hati riang gembira!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar