Kemudian Dharmaraja Liansheng melanjutkan Dharmadesana Dzogchen,
serta secara langsung menjelaskan dan memperagakan kiat Bhadrakumbha
Prana yaitu : TARIK, PENUH, MENYEBAR dan MELUNCURKAN. Demikianlah
langkah-langkahnya :
1. Duduk dalam Tujuh Postur Vairocana.
2. Bervisualisasi di angkasa hadir Kesadaran Tertinggi Semesta berupa cahaya terang.
3. TARIK : Melakukan pernafasan penuh, menarik nafas sampai ke perut dan turun ke Dan-tian. ( Untuk wanita cukup sampai ke cakra hati / Dan-tian tengah )
4. PENUH : Penuh prana dalam Dan-tian, mengetatkan otot anus, ujung lidah disentuhkan langit-langit mulut, menekan tenggorokan.( Prana atas ditekan ke bawah, prana bawah dinaikkan ke atas ) , menahan nafas, menjadi bentuk Bhadrakumbha.
5. MENYEBAR : Menyebar yang pertama adalah prana masuk ke dalam Sushumna ; Menyebar yang kedua adalah prana diarahkan ke semua nadi di sekujur tubuh, bahkan sampai ke pembuluh darah kapiler. ( Pertama kali bisa mulai dari setengah menit, kemudian sampai satu menit, kemudian bisa ditingkatkan ) menahan prana dalam waktu lama, dengan alamiah prana akan memasuki Sushumna, dan dengan sendirinya juga ke sekujur tubuh.
6. MELUNCURKAN : Saat sudah tidak kuat menahan nafas, keluarkan. Langkah pertama adalah terlebih dahulu diarahkan ke ubun-ubun ( Ini merupakan Metode Phowa, namun begitu usnisa terbuka, satu bulan hanya boleh dilatih satu kali, tidak boleh lebih, juga harus bervisualisasi kaki Yidam menginjak dan menutup usnisa sadhaka, jika tidak demikian bisa menyebabkan pendek usia. )Yang kedua, baru mengeluarkannya lewat hidung.
Penekunan Bhadrakumbha Prana termasuk metode olah prana golongan keras, ada efeknya ( ada bahayanya ) , yang harus diperhatikan adalah :
1. Paling tepat dilakukan pagi hari kala perut kosong.
2. Setiap harinya dalam penekunan tidak boleh lebih dari 21 tarikan nafas.
3. Dalam menahan nafas tidak boleh dipaksakan, cukup dengan cara meningkatkan waktu secara bertahap.
4. Hanya menggunakan hidung untuk menghirup dan mengeluarkan nafas, tidak boleh melalui mulut.
5. Jika terlampau banyak menembus ubun-ubun, bisa mengakibatkan pendek usia, setelah usnisa telah terbuka, setiap bulan hanya boleh menembusnya satu kali.
6. Jika menekuninya secara berlebihan, dapat mengakibatkan telinga berdenging, mata merah, mimisan, gusi bengkak, pusing, sakit kepala dan aneka efek samping lainnya, harus menekuninya dengan disesuaikan.
7. Akan timbul fenomena abhijna dan tembus alam roh.
8. Wanita tidak boleh menekuninya saat sedang datang bulan, bisa mengakibatkan pendarahan.
9. Saat sakit, flu, saat kurang fit, samasekali tidak boleh menekuninya.
Dharmaraja Liansheng mengatakan jika penekunan Bhadrakumbha Prana bisa dipadukan dengan Metode Air Dewata, maka manfaat yang diperoleh akan lebih baik lagi, demikianlah tahapan penekunanya :
1. Lidah diputar – putar di garis gigi.
2. Menghasilkan air liur.
3. Menggunakan lidah untuk mengaduk liur menjadi buih.
4. Menelan buih liur.
5. TARIK : Nafas memasuki Dantian.
6. PENUH : Menjadi Bhadrakumbha.
7. MENYEBAR : Sampai ke Sushumna dan sekujur tubuh.
8. MELUNCURKAN : Prana dikeluarkan melalui hidung.
Berikut merupakan manfaat dari penekunan Air Devata yang dipadukan dengan Bhadrakumbha Prana :
1. Bindu ( Hormon ) akan terus tumbuh.
2. Tubuh sehat dan kuat, awet muda, menyehatkan otot dan tulang.
3. Prana asali melimpah, penuh semangat.
4. Prana dan darah akan mengalir lancar tidak terrintangi, menghindarkan dari penyakit pembuluh darah jantung.
5. Usus dan lambung sehat, pencernaan baik.
6. Prana memasuki Sushumna, membuka cakra, dapat menyaksikan sinar gemilang, melihat asap, melihat cahaya terang, pada akhirnya dapat menyaksikan terangnya Buddhatta.
Dharmaraja Liansheng mengatakan bahwa Bhadrakumbha Prana merupakan sarva-guna ; Dapat mencapai Anasrava, dapat membangkitkan Kundalini, dapat menaikkan dan menurunkan bindu, merupakan dasar semua Sadhana Dalam, sangat penting !
Buddha Dharma ada sejati juga ada yang dipalsukan, namun yang diajarkan oleh Dharmaraja Liansheng merupakan yang sejati, bahkan gratis tidak dipungut biaya !
( Note Penterjemah : Sadhana Dalam memerlukan abhiseka sarana dan abhiseka penekunan Sadhana Dalam secara langsung. Penekunannya memerlukan bimbingan Vajra Acarya sejati yang benar-benar menekuninya. Semua syarat ini mutlak diperlukan , jika diabaikan bisa mengakibatkan pelanggaran ketentuan Dharma, hasil yang menyimpang dan bahkan berbagai efek samping yang buruk )
bagi pemula sebaiknya belajar sadhana Ta Wen yang terlebih dahulu yang lebih simple ada di buku seri padmakumara
1. Duduk dalam Tujuh Postur Vairocana.
2. Bervisualisasi di angkasa hadir Kesadaran Tertinggi Semesta berupa cahaya terang.
3. TARIK : Melakukan pernafasan penuh, menarik nafas sampai ke perut dan turun ke Dan-tian. ( Untuk wanita cukup sampai ke cakra hati / Dan-tian tengah )
4. PENUH : Penuh prana dalam Dan-tian, mengetatkan otot anus, ujung lidah disentuhkan langit-langit mulut, menekan tenggorokan.( Prana atas ditekan ke bawah, prana bawah dinaikkan ke atas ) , menahan nafas, menjadi bentuk Bhadrakumbha.
5. MENYEBAR : Menyebar yang pertama adalah prana masuk ke dalam Sushumna ; Menyebar yang kedua adalah prana diarahkan ke semua nadi di sekujur tubuh, bahkan sampai ke pembuluh darah kapiler. ( Pertama kali bisa mulai dari setengah menit, kemudian sampai satu menit, kemudian bisa ditingkatkan ) menahan prana dalam waktu lama, dengan alamiah prana akan memasuki Sushumna, dan dengan sendirinya juga ke sekujur tubuh.
6. MELUNCURKAN : Saat sudah tidak kuat menahan nafas, keluarkan. Langkah pertama adalah terlebih dahulu diarahkan ke ubun-ubun ( Ini merupakan Metode Phowa, namun begitu usnisa terbuka, satu bulan hanya boleh dilatih satu kali, tidak boleh lebih, juga harus bervisualisasi kaki Yidam menginjak dan menutup usnisa sadhaka, jika tidak demikian bisa menyebabkan pendek usia. )Yang kedua, baru mengeluarkannya lewat hidung.
Penekunan Bhadrakumbha Prana termasuk metode olah prana golongan keras, ada efeknya ( ada bahayanya ) , yang harus diperhatikan adalah :
1. Paling tepat dilakukan pagi hari kala perut kosong.
2. Setiap harinya dalam penekunan tidak boleh lebih dari 21 tarikan nafas.
3. Dalam menahan nafas tidak boleh dipaksakan, cukup dengan cara meningkatkan waktu secara bertahap.
4. Hanya menggunakan hidung untuk menghirup dan mengeluarkan nafas, tidak boleh melalui mulut.
5. Jika terlampau banyak menembus ubun-ubun, bisa mengakibatkan pendek usia, setelah usnisa telah terbuka, setiap bulan hanya boleh menembusnya satu kali.
6. Jika menekuninya secara berlebihan, dapat mengakibatkan telinga berdenging, mata merah, mimisan, gusi bengkak, pusing, sakit kepala dan aneka efek samping lainnya, harus menekuninya dengan disesuaikan.
7. Akan timbul fenomena abhijna dan tembus alam roh.
8. Wanita tidak boleh menekuninya saat sedang datang bulan, bisa mengakibatkan pendarahan.
9. Saat sakit, flu, saat kurang fit, samasekali tidak boleh menekuninya.
Dharmaraja Liansheng mengatakan jika penekunan Bhadrakumbha Prana bisa dipadukan dengan Metode Air Dewata, maka manfaat yang diperoleh akan lebih baik lagi, demikianlah tahapan penekunanya :
1. Lidah diputar – putar di garis gigi.
2. Menghasilkan air liur.
3. Menggunakan lidah untuk mengaduk liur menjadi buih.
4. Menelan buih liur.
5. TARIK : Nafas memasuki Dantian.
6. PENUH : Menjadi Bhadrakumbha.
7. MENYEBAR : Sampai ke Sushumna dan sekujur tubuh.
8. MELUNCURKAN : Prana dikeluarkan melalui hidung.
Berikut merupakan manfaat dari penekunan Air Devata yang dipadukan dengan Bhadrakumbha Prana :
1. Bindu ( Hormon ) akan terus tumbuh.
2. Tubuh sehat dan kuat, awet muda, menyehatkan otot dan tulang.
3. Prana asali melimpah, penuh semangat.
4. Prana dan darah akan mengalir lancar tidak terrintangi, menghindarkan dari penyakit pembuluh darah jantung.
5. Usus dan lambung sehat, pencernaan baik.
6. Prana memasuki Sushumna, membuka cakra, dapat menyaksikan sinar gemilang, melihat asap, melihat cahaya terang, pada akhirnya dapat menyaksikan terangnya Buddhatta.
Dharmaraja Liansheng mengatakan bahwa Bhadrakumbha Prana merupakan sarva-guna ; Dapat mencapai Anasrava, dapat membangkitkan Kundalini, dapat menaikkan dan menurunkan bindu, merupakan dasar semua Sadhana Dalam, sangat penting !
Buddha Dharma ada sejati juga ada yang dipalsukan, namun yang diajarkan oleh Dharmaraja Liansheng merupakan yang sejati, bahkan gratis tidak dipungut biaya !
( Note Penterjemah : Sadhana Dalam memerlukan abhiseka sarana dan abhiseka penekunan Sadhana Dalam secara langsung. Penekunannya memerlukan bimbingan Vajra Acarya sejati yang benar-benar menekuninya. Semua syarat ini mutlak diperlukan , jika diabaikan bisa mengakibatkan pelanggaran ketentuan Dharma, hasil yang menyimpang dan bahkan berbagai efek samping yang buruk )
bagi pemula sebaiknya belajar sadhana Ta Wen yang terlebih dahulu yang lebih simple ada di buku seri padmakumara
0 komentar:
Posting Komentar