Sabtu, 28 Januari 2012

Meditasi, Moralistas dan Motivasi ala Buddhist IV

Bagaimana Mencari Kebenaran

Sebuah rangkuman dari Kalama Sutta (Dasar Penyelidikan Bebas), sebuah panduan untuk mencari Kebenaran secara bijaksana, sebagaimana diajarkan oleh Buddha:

Semasa hidup-Nya, Buddha pernah datang ke desa yang dihuni oleh orang-orang Kalama. Suku Kalama termasuk kelompok orang yang paling cerdas dan cendekia di India. Mereka pergi untuk bertanya kepada Buddha, "Bagaimana kami tahu bahwa apa yang Anda ajarkan itu benar? Semua guru spiritual lain (ada lebih dari 60 kepercayaan agama pada masa itu) datang menyatakan bahwa hanya apa yang mereka ajarkan sajalah yang benar, bahwa semua ajaran lain tidaklah benar."

Menanggapi hal tersebut, Buddha tersenyum lembut dan menjawab:

1. Janganlah percaya begitu saja pada apa yang kalian dengar hanya karena kalian telah mendengar hal itu sejak lama.
2. Janganlah mengikuti tradisi secara membuta hanya karena hal itu telah dipraktikkan sedemikian secara turun-temurun.
3. Janganlah cepat terpancing desas-desus.
4. Janganlah meyakini segala sesuatu hanya karena hal itu sesuai dengan kitab suci kalian.
5. Janganlah membuat asumsi-asumsi secara bodoh.
6. Janganlah tergesa-gesa menarik kesimpulan berdasarkan apa yang kalian lihat dan dengar.
7. Janganlah terkecoh oleh penampakan-penampakan luar.
8. Janganlah berpegang kuat pada pandangan atau gagasan apa pun hanya karena kalian menyukainya.
9. Janganlah menerima segala sesuatu yang kalian pandang masuk akal sebagai fakta.
10. Janganlah meyakini segala sesuatu hanya karena rasa hormat dan segan kepada guru-guru spiritual kalian.

Seyogianya kalian bisa mengatasi pendapat dan kepercayaan. Kalian bisa menolak segala sesuatu yang mana jika diterima dan dijalankan menyebabkan meningkatnya kemarahan (kebencian), keserakahan (nafsu keinginan), dan kegelapan batin (pandangan salah). Pengetahuan bahwa kalian marah, serakah, atau gelap batin tidak bergantung pada kepercayaan atau pendapat. Ingatlah bahwa kemarahan, keserakahan, dan kegelapan batin merupakan hal-hal yang tercela di seluruh dunia. Mereka tidak bermanfaat dan semestinya dihindari.

Sebaliknya, kalian bisa menerima segala sesuatu yang mana jika diterima dan dijalankan membawa pada Cinta Kasih tanpa syarat, kebercukupan, dan Kebijaksanaan. Hal-hal ini memungkinkan kalian pada setiap waktu dan tempat untuk mengembangkan pikiran yang bahagia dan penuh damai. Oleh karena itu, mereka yang bijaksana menjunjung Cinta Kasih tanpa syarat, kebercukupan, dan Kebijaksanaan.

Hal ini seyogianya menjadi kriteria kalian mengenai apa yang merupakan Kebenaran dan apa yang bukan; mengenai apa yang merupakan praktik spiritual dan apa yang bukan."

Mendengar itu, orang-orang Kalama terpuaskan dan dengan hati dan pikiran yang terbuka, menganut semangat penyelidikan bebas, mendengarkan, bertanya, dan menerima ajaran Buddha dengan sepenuh hati.


Empat Kebenaran Mulia

Ajaran Buddha didasarkan pada pondasi kokoh Kebenaran dalam Empat Kebenaran Mulia yang dapat diketahui oleh kita semua. Ajaran ini bukanlah kepercayaan tanpa dasar, yang untuk diterima dengan iman belaka. Mereka berawal dari poros pengalaman-pengalaman langsung setiap manusia yang tidak dapat disangkal lagi.
Apakah Empat Kebenaran Mulia Itu?

Buddha hanya tertarik untuk menunjukkan kepada kita jalan langsung menuju Kebahagiaan Sejati. Empat Kebenaran Mulia membentuk jantung ajaran Buddha. Ajaran ini ariya (mulia, suci) karena diajarkan oleh para Ariya, mereka yang memiliki pemahaman langsung akan Kebenaran. Dengan mewujudkan ajaran ini, kita juga akan menjadi mulia.
Kebenaran Mulia Pertama

Kebenaran Tentang Dukkha.
Hidup ini penuh ketidakpuasan.

Kita mengalami banyak ketidakpuasan (dukkha) seperti:
lahir, tua, sakit, mati,
berpisah dengan apa/siapa yang kita sukai,
berada dengan apa/siapa yang tidak kita sukai,
gagal mencapai atau berada dengan apa/siapa yang kita inginkan...
Kebenaran Mulia Kedua

Kebenaran Tentang Asal Dukkha.
Penyebab ketidakpuasan.

Pengalaman yang tidak memuaskan disebabkan oleh:
nafsu keinginan (keserakahan),
ketidaksukaan (kebencian atau tidak ingin), dan
kebodohan (kegelapan, kurangnya Kebijaksanaan).
Kebenaran Mulia Ketiga

Kebenaran Tentang Akhir Dukkha - Nirwana.
Hidup bisa bebas dari ketidakpuasan.

Ada keadaan damai di mana tidak ada pengalaman yang tidak memuaskan:
Pencerahan atau Nirwana (padamnya keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin).
Kebenaran Mulia Keempat

Kebenaran Tentang Jalan Menuju Akhir Dukkha
Jalan untuk hidup bebas dari ketidakpuasan.

Ada jalan untuk membawa kita menuju Kedamaian dan Kebahagiaan Sejati:
Jalan Mulia Beruas Delapan.

Mengapa Ada Begitu Banyak "Penderitaan"
Dibahas Dalam Ajaran Buddha?

Pemakaian kata "penderitaan" dalam ajaran Buddha dapat menimbulkan salah pengertian. Ketika kita mendengar Buddha berkata, "Hidup adalah penderitaan," kita jadi bertanya-tanya terhadap apa yang Ia katakan, karena sebagian dari kita tidak mengalami penderitaan yang terlalu berat dalam kehidupan.

Kata yang sesungguhnya dipakai Buddha adalah "Dukkha" yang berarti 'segala sesuatu tidak benar-benar pas dalam hidup kita-banyak terdapat kondisi yang tidak memuaskan dalam keberadaan kita; selalu saja ada sesuatu yang tampaknya tidak pas.' Jadi, "penderitaan" yang dipakai dalam ajaran Buddha merujuk pada segala jenis ketidakpuasan, baik yang besar maupun yang kecil.
Apakah Kebahagiaan Itu?

Dalam hidup ini, sedikit-banyak kita mengalami ketidakpuasan. Buddha tidak pernah menyangkal bahwa ada kesenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Namun, masalah yang terus mengusik akibat ketidakpuasan selalu ada, sementara "kebahagiaan" selalu cepat berlalu. Inilah satu-satunya masalah dalam hidup kita, tetapi ini adalah masalah TERBESAR karena hal ini mencakup semua masalah yang kita hadapi. Buddha hanya mengarahkan perhatian kita pada kenyataan bahwa penderitaan merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan, bahwa itu adalah masalah yang dialami oleh kita semua, yang ingin kita hindari, yang itu dapat diatasi dengan pencapaian Nirwana (Kebahagiaan Sejati).
Apakah Empat Kebenaran Mulia Itu Pesimistik?

Sebagian orang mengatakan bahwa ajaran Buddha adalah ajaran yang pesimistik karena selalu membahas tentang penderitaan. Ini jelas tidak benar. Di sisi lain, ajaran Buddha juga bukan ajaran optimistik yang membuta. Sesungguhnya, ajaran Buddha adalah ajaran yang realistik dan penuh harapan karena ajaran ini mengajarkan bahwa Kebahagiaan Sejati dapat dicapai melalui upaya pribadi, seseorang menjadi tuan atas kehidupannya sendiri.

Masalah dan kesulitan selalu ada, entah kita memikirkannya atau tidak. Akan tetapi, pemecahan hanya memungkinkan dengan pengenalan masalah secara apa adanya. Buddha menyatakan Kebenaran yang tak tersangkalkan bahwa hidup ini penuh ketidakpuasan, oleh karenanya Ia mengajarkan kita jalan keluar dari ketidakpuasan menuju Kebahagiaan Sejati!
Seberapa Penting Empat Kebenaran Mulia?

Merealisasikan Empat Kebenaran Mulia adalah tugas utama kehidupan pengikut Buddha karena hal ini membawa pada Kebahagiaan Sejati. Kita akan mendapati bahwa susunan Empat Kebenaran Mulia adalah rumus pemecahan masalah yang sangat sederhana, masuk akal, ilmiah, dan sistematik. Karena kebenaran-kebenaran ini memecahkan masalah pokok penderitaan, oleh karenanya Empat Kebenaran Mulia sangatlah penting.
Bagaimana Empat Kebenaran Mulia Bekerja?

Kebenaran pertama menyatakan adanya masalah penderitaan. Kebenaran kedua menyatakan penyebab masalah. Kebenaran ketiga menyatakan keadaan ideal tanpa masalah, dan Kebenaran keempat menyatakan bagaimana keadaan ideal itu dapat dicapai.
Apa Asal Mula Empat Kebenaran Mulia?

Empat Kebenaran Mulia diajarkan pertama kali oleh Buddha pada pembabaran Dharma yang pertama di Taman Rusa di Isipatana (bagian India kuno, di dekat Benares), setelah Ia mencapai Pencerahan, lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Pembabaran itu dikenal dengan Dhammacakkappavattana Sutta (Ceramah Pemutaran Roda Dharma). Seluruh ajaran yang disampaikan Buddha sesudahnya merupakan penjelasan mendalam dari Empat Kebenaran Mulia, ataupun ajaran yang mengarahkan ke Empat Kebenaran Mulia. Buddha menggunakan berbagai cara dan metode yang piawai dalam mengajarkan Empat Kebenaran Mulia kepada berbagai jenis orang.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;