Para Karmapa
Karmapa berarti “Yang melakukan aktivitas Buddha”, atau “Perwujudan dari semua aktivitas Buddha”. Dalam tradisi Tibet, guru-guru agung yang tercerahkan dikatakan dapat mengarahkan kesadarannya untuk terlahir sebagai guru yang dapat membawa ajaran-ajaran dari kehidupan sebelumnya. Berdasarkan tradisi ini, Para Karmapa dapat berinkarnasi dalam bentuk manifestasi tubuh (Skt. nirmanakaya) selama tuju belas kali masa kehidupan, hingga masa kini, dan telah memainkan peran terpenting dalam melestarikan ajaran-ajaran Buddhisme Tibet.
Sebelum Karmapa pertama lahir, kehadiran guru Buddhis yang akan dikenal sebagai Karmapa telah diramalkan dalam sejarah Buddha Shakyamuni dan Guru Agung Tantra dari India, Guru Padmasambhava. Selama berabad-abad, Para Karmapa telah mejadi tokoh sentral dalam melanjutkan garis silsilah Vajrayana pada umumnya dan garis silsilah Kagyu pada khususnya, serta telah memainkan peranan sangat penting dalam melestarikan garis silsilah pembelajaran dan praktik silsilah Buddhisme.
Kelahiran dan tahun-tahun awal kehidupan Karmapa ke 17
Pada tahun 1985 seorang bayi laki-laki dilahirkan dalam sebuah keluarga nomaden di wilayah Lhatok, Tibet Timur. Dalam bulan-bulan sebelum kelahirannya, ibunya mendapatkan berbagai mimpi indah selama kehamilannya. Pada hari kelahirannya, tekukur hinggap di tenda beliau dilahirkan, dan suara seperti tiupan Keong yang misterius terdengar oleh banyak orang di seluruh lembah di mana keluarga bayi tersebut tinggal.
Di Tibet, peristiwa tersebut dianggap pertanda menguntungkan dari kelahiran seorang guru tercerahkan.
Pengembara muda itu disebut Apo Gaga. Nampak pada awal-awal tahun kehidupannya, keluarganya dipenuhi dengan berkah, Apo Gaga tidak berbicara tentang apapun mengenai hubungannya dengan para Karmapa. Namun, pada tahun 1992, ia meminta keluarganya untuk memindahkan lokasi rumah nomaden mereka ke lembah yang lain, dan mengatakan mereka mengharapkan kunjungan dari para Bhiksu pengelana. Segera setelah mendirikan rumah mereka di lokasi baru, murid Karmapa Ke-16 datang ke lembah yang sesuai dengan instruksi rahasia dari Karmapa Ke-16, yang terkandung dalam suratnya prediksinya. Kelahiran dan rincian lain dari kehidupan Apo Gaga sesuai dengan prediksi surat. Apo Gaga ditemukan sebagai Karmapa ke-17, Ogyen Drodul Trinley Dorje.
Selain suratnya prediksi, Karmapa Ke-16 banyak menuliskan puisi, atau syair, memprediksi bahwa meskipun Beliau akan meninggalkan kedudukan tradisional utamanya di Tsurphu, Tibet, Beliau akan segera kembali ke Tsurphu lagi, bahwa guru akarnya HE Situ Rinpoche , dan bahwa dia akan belajar di India. Setelah kematian Karmapa 16, menjadi jelas bahwa prediksi diteruskan oleh penggantinya. Lebih lanjut, guru Chogyur Lingpa dari abad ke-19 membuat sejumlah prediksi tentang kehidupan Para Karmapa, dan untuk Karmapa ke-17, prediksi Chogyur Lingpa sesuai dengan detail dari kelahiran Yang Maha Suci Karmapa. Karena prediksi ini diselesaikan sendiri oleh Beliau tanpa pengakuan oleh guru lainnya, secara tradisional mengatakan bahwa Karmapa adalah “mengenali dirinya sendiri.”
Karmapa kembali ke Tsurphu, Tibet, Kedudukan Bersejarah Para Karmapa
Pada kembalinya Yang maha Suci ke Vihara Tsurphu, Tibet yang sangat bersejarah ini, pada bulan Juni 1992, Beliau menuju Tsurphu dengan mengenakan pakaian ritualnya dan menunggang kuda.
Karmapa Ke-17 menuju ke Vihara Tsurphu, Tolung, di Tibet Tengah pada 1992, dan dinobatkan pada 27 September 1992 dengan izin dari pemerintah Cina.
Di Tsurphu, lebih dari 20.000 orang berkumpul untuk menyaksikan kembalinya Yang Maha Suci Karmapa. Keesokan paginya, sekitar 25.000 orang menerima berkah sebelum Yang Maha Suci menerima pemberkahan pribadi.
Di Tsurphu, Karmapa mempelajari pengetahuan Buddhis tentang pikiran, belajar ritual, dan berlatih seni sakral, diantaranya tarian. Setiap hari Beliau menerima ratusan pengunjung dari seluruh Tibet dan seluruh dunia. Beliau mulai melakukan abhiseka dan berpartisipasi dalam berbagai ritual di Vihara. Pada sekitar usia 10 tahun, Yang Maha Suci mengenali reinkarnasi para guru, termasuk guru-guru terkemuka seperti Pawo Rinpoche, Jamgon Kongtrul Rinpoche dan Dabzang Rinpoche.
Ketika Yang Maha Suci berada di ViharaTsurphu, beliau melakukan pembangunan kembali secara luas untuk memperbaiki kuil, stupa-stupa, ruang puja, shedra, dan tempat tinggal yang telah sangat lapuk dan terabaikan selama bertahun-tahun. Memenuhi salah satu tugas utama dari Karmapa seperti tahun-tahun sebelumnya, bagaimanapun, Yang Maha Suci berusaha untuk menerima abhiseka dan transmisi garis silsilah, tetapi tidak mampu melakukan sepenuhnya karena banyak guru garis silsilah Kagyu menetap di India. Untuk memenuhi tugas spiritualnya, Beliau dan beberapa pendampingnya meninggalkan Tibet menuju India.
Perjalanan Karmapa menuju India
Yang Maha Suci Gyalwang Karmapa bertemu Yang Maha Suci Dalai Lama untuk pertama kalinya pada kedatangannya di Dharamsala pada 5 Januari 2000
Setelah melalui berbulan-bulan perencanaan yang matang, pada tanggal 28 Desember, Karmapa yang berusia 14 tahun berpura-pura memasuki retret penyunyian, dengan mengenakan pakaian biasa dan menyelinap keluar jendela. Meninggalkan Vihara Tsurphu dengan beberapa pendampingnya, ia memulai perjalanan penuh bahaya dengan mobil, berjalan kaki, kuda, kereta helikopter, dan taksi, perjalanan heroik yang menjadi berita utama di seluruh dunia.
Pada tanggal 5 Januari 2000 beliau tiba, dengan mengejutkan dan memberikan sukacita besar pada dunia, di Dharamsala, India, di mana beliau bertemu dengan His Holiness Dalai Lama Keempatbelas. Ia menerima status pengungsi dari pemerintah India pada tahun 2001.
Dari tahun 2000 sampai 2007, Yang Maha Suci tinggal di dekat Dharamsala. Beliau telah diizinkan oleh otoritas pemerintah India untuk melakukan perjalanan ke situs-situs Buddhis di India, dan setiap tahun pergi ke Bodhgaya dan Sarnath untuk upacara penting Kagyu yang beliau pimpin. Beliau juga mengunjungi Ladakh, pemukiman Tibet di India Selatan, Calcutta dan berbagai tempat lainnya di wilayah Himachal. Yang Maha Suci masih menunggu izin dari pemerintah India untuk meninggalkan Dharamsala dan kembali ke Vihara Rumtek, kedudukan tradisional Para Karmapa di India. Pada tahun 2008, Yang Maha Suci menerima ijin untuk bepergian ke Amerika Serikat untuk mengajarkan dharma untuk pertama kalinya di Barat. Informasi mengenai kunjungan bersejarah pertama-Nya ke Barat berada pada www.karmapavisit.org.
Karmapa berarti “Yang melakukan aktivitas Buddha”, atau “Perwujudan dari semua aktivitas Buddha”. Dalam tradisi Tibet, guru-guru agung yang tercerahkan dikatakan dapat mengarahkan kesadarannya untuk terlahir sebagai guru yang dapat membawa ajaran-ajaran dari kehidupan sebelumnya. Berdasarkan tradisi ini, Para Karmapa dapat berinkarnasi dalam bentuk manifestasi tubuh (Skt. nirmanakaya) selama tuju belas kali masa kehidupan, hingga masa kini, dan telah memainkan peran terpenting dalam melestarikan ajaran-ajaran Buddhisme Tibet.
Sebelum Karmapa pertama lahir, kehadiran guru Buddhis yang akan dikenal sebagai Karmapa telah diramalkan dalam sejarah Buddha Shakyamuni dan Guru Agung Tantra dari India, Guru Padmasambhava. Selama berabad-abad, Para Karmapa telah mejadi tokoh sentral dalam melanjutkan garis silsilah Vajrayana pada umumnya dan garis silsilah Kagyu pada khususnya, serta telah memainkan peranan sangat penting dalam melestarikan garis silsilah pembelajaran dan praktik silsilah Buddhisme.
Kelahiran dan tahun-tahun awal kehidupan Karmapa ke 17
Pada tahun 1985 seorang bayi laki-laki dilahirkan dalam sebuah keluarga nomaden di wilayah Lhatok, Tibet Timur. Dalam bulan-bulan sebelum kelahirannya, ibunya mendapatkan berbagai mimpi indah selama kehamilannya. Pada hari kelahirannya, tekukur hinggap di tenda beliau dilahirkan, dan suara seperti tiupan Keong yang misterius terdengar oleh banyak orang di seluruh lembah di mana keluarga bayi tersebut tinggal.
Di Tibet, peristiwa tersebut dianggap pertanda menguntungkan dari kelahiran seorang guru tercerahkan.
Pengembara muda itu disebut Apo Gaga. Nampak pada awal-awal tahun kehidupannya, keluarganya dipenuhi dengan berkah, Apo Gaga tidak berbicara tentang apapun mengenai hubungannya dengan para Karmapa. Namun, pada tahun 1992, ia meminta keluarganya untuk memindahkan lokasi rumah nomaden mereka ke lembah yang lain, dan mengatakan mereka mengharapkan kunjungan dari para Bhiksu pengelana. Segera setelah mendirikan rumah mereka di lokasi baru, murid Karmapa Ke-16 datang ke lembah yang sesuai dengan instruksi rahasia dari Karmapa Ke-16, yang terkandung dalam suratnya prediksinya. Kelahiran dan rincian lain dari kehidupan Apo Gaga sesuai dengan prediksi surat. Apo Gaga ditemukan sebagai Karmapa ke-17, Ogyen Drodul Trinley Dorje.
Selain suratnya prediksi, Karmapa Ke-16 banyak menuliskan puisi, atau syair, memprediksi bahwa meskipun Beliau akan meninggalkan kedudukan tradisional utamanya di Tsurphu, Tibet, Beliau akan segera kembali ke Tsurphu lagi, bahwa guru akarnya HE Situ Rinpoche , dan bahwa dia akan belajar di India. Setelah kematian Karmapa 16, menjadi jelas bahwa prediksi diteruskan oleh penggantinya. Lebih lanjut, guru Chogyur Lingpa dari abad ke-19 membuat sejumlah prediksi tentang kehidupan Para Karmapa, dan untuk Karmapa ke-17, prediksi Chogyur Lingpa sesuai dengan detail dari kelahiran Yang Maha Suci Karmapa. Karena prediksi ini diselesaikan sendiri oleh Beliau tanpa pengakuan oleh guru lainnya, secara tradisional mengatakan bahwa Karmapa adalah “mengenali dirinya sendiri.”
Karmapa kembali ke Tsurphu, Tibet, Kedudukan Bersejarah Para Karmapa
Pada kembalinya Yang maha Suci ke Vihara Tsurphu, Tibet yang sangat bersejarah ini, pada bulan Juni 1992, Beliau menuju Tsurphu dengan mengenakan pakaian ritualnya dan menunggang kuda.
Karmapa Ke-17 menuju ke Vihara Tsurphu, Tolung, di Tibet Tengah pada 1992, dan dinobatkan pada 27 September 1992 dengan izin dari pemerintah Cina.
Di Tsurphu, lebih dari 20.000 orang berkumpul untuk menyaksikan kembalinya Yang Maha Suci Karmapa. Keesokan paginya, sekitar 25.000 orang menerima berkah sebelum Yang Maha Suci menerima pemberkahan pribadi.
Di Tsurphu, Karmapa mempelajari pengetahuan Buddhis tentang pikiran, belajar ritual, dan berlatih seni sakral, diantaranya tarian. Setiap hari Beliau menerima ratusan pengunjung dari seluruh Tibet dan seluruh dunia. Beliau mulai melakukan abhiseka dan berpartisipasi dalam berbagai ritual di Vihara. Pada sekitar usia 10 tahun, Yang Maha Suci mengenali reinkarnasi para guru, termasuk guru-guru terkemuka seperti Pawo Rinpoche, Jamgon Kongtrul Rinpoche dan Dabzang Rinpoche.
Ketika Yang Maha Suci berada di ViharaTsurphu, beliau melakukan pembangunan kembali secara luas untuk memperbaiki kuil, stupa-stupa, ruang puja, shedra, dan tempat tinggal yang telah sangat lapuk dan terabaikan selama bertahun-tahun. Memenuhi salah satu tugas utama dari Karmapa seperti tahun-tahun sebelumnya, bagaimanapun, Yang Maha Suci berusaha untuk menerima abhiseka dan transmisi garis silsilah, tetapi tidak mampu melakukan sepenuhnya karena banyak guru garis silsilah Kagyu menetap di India. Untuk memenuhi tugas spiritualnya, Beliau dan beberapa pendampingnya meninggalkan Tibet menuju India.
Perjalanan Karmapa menuju India
Yang Maha Suci Gyalwang Karmapa bertemu Yang Maha Suci Dalai Lama untuk pertama kalinya pada kedatangannya di Dharamsala pada 5 Januari 2000
Setelah melalui berbulan-bulan perencanaan yang matang, pada tanggal 28 Desember, Karmapa yang berusia 14 tahun berpura-pura memasuki retret penyunyian, dengan mengenakan pakaian biasa dan menyelinap keluar jendela. Meninggalkan Vihara Tsurphu dengan beberapa pendampingnya, ia memulai perjalanan penuh bahaya dengan mobil, berjalan kaki, kuda, kereta helikopter, dan taksi, perjalanan heroik yang menjadi berita utama di seluruh dunia.
Pada tanggal 5 Januari 2000 beliau tiba, dengan mengejutkan dan memberikan sukacita besar pada dunia, di Dharamsala, India, di mana beliau bertemu dengan His Holiness Dalai Lama Keempatbelas. Ia menerima status pengungsi dari pemerintah India pada tahun 2001.
Dari tahun 2000 sampai 2007, Yang Maha Suci tinggal di dekat Dharamsala. Beliau telah diizinkan oleh otoritas pemerintah India untuk melakukan perjalanan ke situs-situs Buddhis di India, dan setiap tahun pergi ke Bodhgaya dan Sarnath untuk upacara penting Kagyu yang beliau pimpin. Beliau juga mengunjungi Ladakh, pemukiman Tibet di India Selatan, Calcutta dan berbagai tempat lainnya di wilayah Himachal. Yang Maha Suci masih menunggu izin dari pemerintah India untuk meninggalkan Dharamsala dan kembali ke Vihara Rumtek, kedudukan tradisional Para Karmapa di India. Pada tahun 2008, Yang Maha Suci menerima ijin untuk bepergian ke Amerika Serikat untuk mengajarkan dharma untuk pertama kalinya di Barat. Informasi mengenai kunjungan bersejarah pertama-Nya ke Barat berada pada www.karmapavisit.org.
0 komentar:
Posting Komentar