"FA LUN GONG BUKAN BAGIAN DARI AGAMA BUDDHA"
Fa Lun Gong bukan bagian dari agama Buddha pengikut Fa Lun Gong menganggap bahwa Guru Besar mereka yang bernama LI HUNG ZHI adalah seorang Buddha ini adalah foto guru besar mereka yang disetarakan dengan Buddha Sakyamuni atau Buddha Gotama!!!
Ini adalah cerita mengenai Guru Besar Fa Lun Gong
“Tidak mencari ketenaran, akan tenang dan puas, tidak mengutamakan kepentingan, adalah orang yang murah hati, Perasaan tak tergerakkan, hati menjadi jernih tanpa nafsu, Berkultivasi dengan baik, akan terakumulasi kebajikan seumur hidup”
(Dikutip dari puisi Guru Li Hongzhi yang berjudul “Menjadi Orang”, 13 Juli 1986)
Nenek moyang kita sejak zaman dahulu, sudah mulai menyelami makna kehidupan manusia. Mereka percaya, tubuh manusia adalah sebagian dari keseluruhan alam semesta yang sangat luas, melalui kultivasi jiwa dan raga, dapat membuat manusia dengan alam menjadi harmonis, orang-orang menyebut cara berkultivasi sebagai “Tao” juga disebut “Fa” (hukum).
Dalam sejarah “kultivasi” pernah dihubungkan dengan kegiatan agama, orang memercayai agama ortodoks, menjauhi perbuatan kejahatan, melakukan kebaikan, berusaha memperbaiki budi pekerti diri sendiri, dan meyakini bahwa akan dapat pulang kembali ke dunia yang indah, oleh sebab itu sekarang menjalani kehidupan tanpa beban dan merasa mantap terhadap masa depan penuh dengan keyakinan. Ada orang demi mencari kultivasi, pernah rela melepaskan kehidupan yang mewah, masuk ke gunung berkultivasi Tao, pada zaman modern sekarang, orang-orang sudah tidak mengetahui lagi apakah “kultivasi” itu? Keinginan dan kenikmatan terhadap material berangsur-angsur telah menjadi pusat pemikiran orang modern, keinginan menyelam makna kehidupan serta alam semesta telah dianggap sebagai cita-cita belaka, bahkan dianggap takhayul, ilmu dan teknologi modern telah memberi manusia kepuasan material, di samping itu juga telah mendatangkan kesebalan oleh karena kesibukan dan kelelahan dalam mengejar waktu, apakah masih ada semacam kultivasi yang dapat melepaskan kita dari cengkeraman keduniawian yang dapat membuat jiwa dan raga manusia membubung, meningkat?
Di bawah ini adalah cerita yang sesungguhnya dari seorang praktisi dari Eropa Tengah sebelum berkultivasi Falun Dafa, semoga dapat membantu sebagian orang yang berkultivasi Dafa yang belum dapat berbuat ibarat intan yang tak tergoyahkan, biar kita sama-sama dapat menyayangi kultivasi Dafa yang meluruskan dunia yang tak pernah ada sejak dahulu kala.
Ketika saya berumur empat belas tahun, sudah ada Guru yang mencari saya, mengajari saya sebuah aliran Xiulian (latihan kultivasi), saat itu saya adalah seorang gadis yang baru memasuki sekolah menengah. Umur Shifu saya ini sudah 500 tahun lebih, selalu berceramah Fa (hukum) kepada saya, satu masalah bila dibicarakan memakan waktu beberapa bulan, dan saya juga seperti di antara mengerti dan tidak mengerti. Memang begitu dimulai, mata ketiga saya sudah terbuka. Saya melihat di banyak biara, kuil, kebanyakan adalah Futi (makhluk yang merasuk) dari rubah, sanur kuning, ular dll., di dalam patung Buddha sama sekali tidak ada Buddha. Pandangan yang mengerikan ini selalu menakutkan saya, oleh sebab itu saya selalu memohon kepada Guru agar mata ketiga saya ditutup saja.
Setelah revolusi kebudayaan China dimulai, orang-orang pergi ke Beijing. Saya seorang gadis yang berumur 26 tahun, berangkat sendiri ke gunung Emei. Pada sebuah biara di lereng gunung, saya telah berkenalan dengan seorang kepala kuil yang sudah tua, saya memohon agar dapat meminjam tempat untuk menginap. Kepala kuil berkata: “Hai penganut Buddha, Anda telah berjalan salah arah, Anda harus berjalan menuju utara.” Saya segera berkata: “Saya tidak salah arah, arah utara adalah tempat tujuan orang-orang biasa pergi, di sini baru tempat yang akan saya tuju.” Kepala kuil sangat gembira setelah mendengarnya, saya lalu berteman akrab dengan beliau.
Setelah tinggal dua malam, saya bertanya beliau bagaimana bisa memanggil monyet-monyet di gunung, saya tahu monyet-monyet di gunung Emei memiliki naluri. Kepala kuil memberitahu saya, “Anda berteriak menghadap lembah: ‘Anak ketiga segera pulang makan’, itu sudah boleh.” Saya memilih suatu tempat yang dapat membuat suara bergema di lereng gunung dan berteriak, “Anak ketiga segera pulang makan.” Segera datang ratusan monyet, di hadapan saya mereka menyanyi dan melompat, saking gembiranya terus-menerus berjungkir balik. Monyet yang paling tua datang memeluk saya, menciumi pipi saya, air liurnya juga mengalir ke muka saya, kemudian ia mengeluarkan sebuah Dan (butiran energi yang terkumpul) dari mulutnya, diberikan kepada saya agar saya makan. Saya melihat merasa kotor, tidak berani makan, kepala biara berkata: “Penganut Buddha, dalam hati Anda, masih terdapat rintangan. Dan (benda) ini adalah hasil latihan kultivasinya selama ratusan tahun baru mendapatkannya.” Setelah itu sekelompok monyet saling pegang memegang (tangan monyet di belakang memegang kaki monyet di depannya), membuat sebuah jembatan dari lereng gunung sini ke gunung sana, monyet tua itu menggendong saya berjalan di atas jembatan monyet. Saya ketakutan tak berani membuka mata, kemudian mereka mengantar saya melewati perbatasan seberang mengantar saya ke kelompok monyet lainnya di sana. Kepala kuil berkata kepada saya, “Dalam sejarah hanya ada seorang yang bernarga Hu pernah dilayani seperti ini, Anda adalah yang kedua, tapi Anda masih memiliki dua hal lebih banyak, yang pertama adalah Dan yang diberikan monyet kepada Anda, satu lagi adalah monyet mengantar Anda ke perbatasan seberang, biasanya monyet dilarang melewati perbatasan.”
Di gunung Emei, banyak orang yang latihan kultivasi, orang-orang biasa tidak dapat melihat mereka, mereka semua memiliki kemampuan supernormal untuk menyembunyikan tempat mereka, itu seperti cerita dalam dongeng. Mereka yang tinggal di bawah pertengahan lereng gunung, semua adalah yang sudah berkultivasi dua sampai tiga ratus tahun, jumlah orang-orang ini lebih banyak, pilar energi kultivasi mereka juga hanya lebih tinggi sedikit dari pertengahan lereng gunung. Dalam sejarah kultivasi adalah guru yang mencari murid, tidak pernah murid yang mencari guru, orang-orang ingin mencari mereka adalah sia-sia belaka. Di atas pertengahan lereng gunung, orang yang latihan kultivasi makin sedikit, kultivasi Tao mereka juga makin tinggi, umumnya juga makin panjang. Sampai di puncak gunung hanya sisa beberapa orang, mereka sudah berkultivasi di atas dua ribu tahun, pilar energi mereka juga sudah menerobos galaksi, ada yang sudah melampaui tingkat Tathagata sangat jauh, tapi mereka masih latihan kultivasi, belum mencapai kesempurnaan, di dalamnya ini ada Shifu saya yang dahulu. Belakangan saya ketahui, ketika Guru kami Li Hongzhi naik gunung Emei, semua orang yang berkultivasi di gunung Emei keluar menyambut Guru kami, pilar energi mereka seperti api berwarna-warni berkobar menerobos ke langit.
Di gunung Emei ada seorang Taois yang sudah berkultivasi empat ribu tahun lebih, dia ingin menerima saya sebagai muridnya, saya menolak dan mengatakan saya sudah mempunyai Shifu, saya ingin mencari metode latihan kultivasi yang dapat menjadi Buddha pada masa kehidupan ini. Dia memberitahu saya: Dia telah melihat bagaimana Sakyamuni, Lauze dll. reinkarnasi dan dilahirkan, bagaimana menyebarkan ajarannya dan menyelamatkan orang. Saat Guru yang mulia Li Hongzhi berceramah mengatakan: Dalam perjalanan dari Si Chuan ke Xi An, banyak sekali orang-orang yang berkultivasi Tao datang bertanya mengapa pengikut Falun Dafa begitu cepat kultivasinya, Guru mengatakan kepada mereka, “Pengikut saya ini yang paling lama telah Xiulian 2 tahun, yang baru 2 bulan, bagaimana bila mereka dibandingkan dengan kalian?” Mereka mengatakan, di antara kami, hanya bebarapa saja yang dapat dibandingkannya. Guru kemudian mengizinkan mereka mendengar ceramah. Salah satu di antaranya adalah pengikut Tao yang telah berkultivasi 4.000 tahun.
Pada masa akhir revolusi kebudayaan, saya bersama seorang kultivator pergi ke kawasan Kang Zhang, berharap agar dalam aliran esoterik mendapat metode kultivasi yang dapat menjadi Buddha dalam kehidupan ini. Dalam dunia kultivasi semua orang tahu, agama esoterik di Tibet sudah melebur jadi satu dengan politik, sudah bukan kultivasi lagi, tantra Tibet yang sejati ada di Kang Zhang bukan di Tibet. Ketika kita sampai di sana, bertemu dengan seorang yang berasal dari Chang Chung yang datang mencari aliran ortodoks, dia dengan jalan selangkah bersujud satu kali hingga sampai ke Kang Zhang, kami sama-sama menemukan sebuah kuil besar. Seorang Lama sendiri sedang berceramah dalam kuil itu, setelah kami masuk, Lama tersebut secara pribadi mengajak saya duduk di sisinya mendengarkan dia berceramah, ini adalah suatu penghormatan besar yang sulit didapat dalam tantra Tibet, dan Lama tersebut bertanya kepada saya: “Mengapa datang ke Kang Zhang mencari metode Xiulian, kami mengatakan di daratan tengah sudah tidak ada ajaran yang lurus, di dalam kuil banyak sekali rubah, sanur kuning dan ular, oleh sebab itu mencari ke sini. Lama tersebut berdiam sejenak kemudian berkata, “Wah tidak benar, di daratan tengah tak lama lagi ada Dafa (Mahahukum) yang tidak pernah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu, akan disebarkan mulai dari Chang Chung, kalian pulang dan menunggulah.”
Saya begitu mendengar di daratan akan ada Dafa disebarkan, saya cepat-cepat turun dari gunung dan juga membuat janji dengan teman saya, siapa yang lebih dulu ketemu Dafa harus memberitahu yang satunya, dan teman yang datang dari Chang Chung tidak percaya dan tetap tinggal di Kang Zhang. Awal 1980-an, di seluruh negeri banyak sekali anak-anak yang memiliki kemampuan supernormal, ada yang dapat membaca dengan telinga, ada yang dapat membaca dengan telapak tangan, ada yang dapat membaca dengan kepala bagian belakang. Saya percaya Anda semua masih mempunyai kesan pada masa tersebut, kita sebagai kultivator mengetahui masalah tersebut adalah benar, tapi kemampuan tersebut tidak boleh digunakan untuk pamer, saya menemukan banyak sekali anak-anak seperti ini, saya beritahu orang tua mereka agar kemampuan anak-anak tersebut tidak boleh dipamerkan. Hasilnya anak-anak yang menuruti tidak pamer akhirnya juga latihan kultivasi Falun Dafa, sedangkan anak-anak yang dibawa orang tua pamer di berbagai tempat akhirnya juga hanyut dalam masyarakat dan juga telah mengakibatkan pengaruh yang tidak baik dalam masyarakat. Sebab sesuatu yang supernormal tidak boleh sembarangan dipamerkan di masyarakat, sebab manusia makin tidak percaya kepada dewa, dewa makin tidak mengizinkan sedikit pun jejak dewa dilihat oleh manusia, manusia sekarang masih merasa betapa hebatnya ilmu pengetahuan sekarang, mengapa di seluruh dunia setiap bangsa juga mempunyai cerita dongeng yang hampir sama?
Saat itu tidak ada alat komunikasi yang begitu maju, karena manusia makin lama makin tidak percaya terhadap Dewa, cerita yang sebenarnya dari Dewa telah menjadi “cerita dongeng Dewa”. Anak-anak yang saya lindungi saat ini juga mengatakan kepada saya: “Raja dari alam semesta hendak menyelamatkan bumi”, sampai tahun 1990-an saya merasa sedih karena belum ketemu Dafa, pada suatu hari saya berlutut di depan patung Buddha dan bersumpah: “Saya harus menemukan suatu metode kultivasi watak dan raga dan dapat menjadi Buddha dalam kehidupan ini untuk menyelamatkan umat manusia.” Malam tersebut ketika saya bermeditasi, jiwa prima saya terbang ke luar ke ruang dimensi lain, saya mencari satu per satu, bertanya dari dimensi satu ke yang lain, setiap dimensi mereka katakan, tidak pernah ada hukum ortodoks yang begitu baik, mereka semua mengatakan kepada saya: “Bila Anda ketemu hukum ortodoks yang begitu baik harus menyampaikan kepada kami, menyelamatkan kami!”
Karena energi kultivasi saya kurang, saya sudah tidak mampu naik lagi, salah satu Shifu saya memberi saya seekor Bangau Dewa dan terus membawa saya dari satu dimensi ke dimensi lain, dari dimensi naik ke dimensi lain. Kami naik terus sampai tidak bisa naik lagi juga belum ketemu, orang-orang di setiap dimensi juga mengharapkan kita dapat ketemu hukum ortodoks yang begitu baik dan menyelamatkan mereka.
Saat saya sedang sedih, saat saya sedang putus asa, tiba-tiba dari langit terbang sekuntum bunga, dengan cepat membawa saya ke dalam suatu balairung Buddha yang berkilau, ada Buddha raksasa yang sedang berceramah, di sisinya duduk selapis demi selapis Buddha yang sedang mendengar ceramah, Buddha yang paling dekat dengan Buddha raksasa tubuhnya juga sangat besar, kemudian selapis demi selapis makin kecil, yang paling luar adalah Tathagata, tubuhnya juga paling kecil. Saya juga melihat banyak sekali Buddha, seperti Lauze, Konghucu dan sebagainya.
Begitu masuk balairung Buddha, ceramah sudah selesai, hati saya sangat sedih, dalam hati saya berpikir takdir pertemuan saya begitu jelek. Bunga teratai membawa saya sampai ke depan dada Buddha raksasa, tubuh saya juga menjadi besar karena diperkuat oleh energi Buddha. Buddha raksasa melakukan isyarat tangan terhadap saya, sekejap itu terlihat puluhan ribu sinar emas, dalam puluhan ribu sinar emas terbang sebuah kitab yang berkilau keemasan. Saya begitu gembira dan menyambutnya dengan kedua tangan, yang pertama saya dapat adalah buku Zhuan Falun dan kemudian buku China Falun Gong edisi diperbaharui. Saya kemudian berpikir, “dalam masyarakat manusia bagaimana cara menemukannya?” Buddha raksasa segera menampilkan guru Li Hong zhi yang memakai pakaian Barat seperti foto dalam buku Zhuan Falun. Dalam sekejap saya lantas kembali ke tubuh fisik saya di dunia ini.
Menunggu di dunia ini adalah masa yang sangat sulit, di tahun 1995 saya ketemu teman saya ketika di Gan Zhang, saya begitu melihat dia, mukanya penuh dengan kemerah-merahan, langsung saja saya berkata: “Wah! Anda tentu sudah ketemu hukum ortodoks, cepat membawa saya ke sana.” Saya menarik dia menuju rumahnya, perasaan sangat mendesak hati saya, sulit dijelaskan dengan kata-kata. Begitu sampai di rumahnya, begitu memandang saya langsung melihat buku China Falun Gong edisi diperbaharui, itulah buku yang saya pernah lihat, saya langsung merebutnya, teman saya bersikeras tidak memberi. Dia katakan dia hanya mempunyai sebuah buku. Saya katakan, kalau begitu Anda katakan di mana Anda membelinya, saya akan pergi. Dia memberitahu saya alamat, saat itu sudah waktunya pulang kerja, saya berlari dengan cepat ke toko buku tersebut, toko sedang siap-siap tutup. Saya segera bertanya kepada pemilik toko, apakah ada buku China Falun Gong. Dia katakan: “Sudah habis terjual, lain kali saja.” Saya tidak percaya, saya sendiri pergi ke rak buku mencarinya, mencari ke sana ke sini juga tidak ketemu, dalam hati saya berpikir, takdir pertemuan saya begitu jelek! Masih tidak puas, saya buka lemari di rak buku, ada dua buku China Falun Gong yang berkilau emas, saya langsung membelinya.
Begitu sampai di rumah, saya langsung membacanya, saya telah mengerti semuanya. Dahulu begitu banyak Shifu yang memberi ceramah kepada saya, apa itu lingkaran langit besar, Xuan Guan Shewei (Xuan Guan menempati posisi), mata ketiga dll., ada yang satu masalah kadang-kadang diajarkan satu tahun juga belum jelas, tapi dalam buku China Falun Gong dua-tiga kata sudah jelas, mengapa ada orang yang begitu lihat buku Falun Gong merasa terlalu tinggi? Merasa pembicaraan Guru begitu besar? Karena masalah ini dalam komunitas kultivasi adalah rahasia dari segala rahasia, tidak pernah ada orang yang membicarakannya, semua juga menganggapnya sebagai pusaka dan menyimpannya. Tetapi Guru dengan kata-kata yang sederhana telah menjelaskannya, bukan saja otak manusia tidak dapat menerima, ada sejumlah Dewa juga tidak dapat menampungnya, maka tentu saja dia merasa bicara terlalu besar.
Belakangan ini ada praktisi mengambil kisah yang saya ceritakan ini dilukis menjadi suatu rangkaian cerita bergambar dan diberikan kepada Shifu. Shifu berkata: “Bagi manusia yang akan datang, ini dapat dianggap sebagai cerita dongeng.”
Di kemudian hari, saya menyebarkan Falun Dafa ke Kang Zhang, menyebarkan ke anak-anak yang saya lindungi, menyebarkan ke orang-orang yang kultivasi di gunung, mereka juga sudah kembali ke masyarakat dan sedang berkultivasi Falun Dafa, mereka ada yang adik seperguruan membawa kakak seperguruan, kakak seperguruan membawa Shifu-nya turun. Ketika praktisi kita pergi menyebarkan Falun Dafa ke gunung Emei, biksu di gunung tersebut pada malam sebelumnya banyak yang mendapat isyarat dari Bodhisatva Kwan Im, pagi-pagi hari turun ke gunung bersujud menyambut Zhuan Falun, Guru berkata: ”Dewa juga tahu saya sedang menyebarkan mahahukum, hanya saja manusia tidak mengetahuinya.”
Saya membuat daftar dari pengikut Sakyamuni yang reinkarnasi lagi, saya mencari mereka dan menyebarkan Dafa ke mereka, tapi ada beberapa orang yang sudah tersesat terlalu jauh di masyarakat dan sudah tidak dapat menerima Dafa, di antara mereka ada A Nan yang sering Anda temui dalam kitab Buddha. Dafa memang bukan sembarang bisa didapat, mereka yang sudah kultivasi ribuan tahun masih belum mencapai kesempurnaan ingin mendapatkannya juga tidak bisa, yang telah memperolehnya adalah suatu takdir pertemuan yang sangat istimewa, yang sangat sulit didapat sepanjang masa. Namun orang-orang tidak tahu menyayangi Dafa alam semesta ini yang agung.
Semua Dewa tahu, yang menindas Dafa, dosa-dosanya tidak bisa dimaafkan.
1 komentar:
Terima kasih tulisannya Ko Lianhua.Andy. Tanpa sengaja saya masuk ke blog ini.
Kebetulan saya adalah orang yang berlatih Falun Dafa. Karena foto dan puisi Bapak Li Hongzhi adalah bagian dari buku dan hak cipta resmi, mohon foto Bapak Li Hongzhi dan puisi yang berjudul “Menjadi Orang”, 13 Juli 1986 di remove dari blog ko Andy.
Di luar dua di atas, misal cerita tentang pengalaman hidup salah seorang praktisi Falun Gong dalam artikel, silahkan dibagikan, ini tidak ada copy rightnya. Namun bisa juga ditambahkan sumbernya yaitu in.minghui.org. Karena dicopy ke sana kemari, saya pikir banyak yang tidak tahu sumbernya, meski ingin menambahkan sumbernya dalam blog.
Ada beberapa salah kutip dalam artikel, terutama nama Bapak Li Hongzhi dan kalimat "guru besar mereka yang disetarakan dengan Buddha Sakyamuni atau Buddha Gotama!!! "
Mungkin ini didengar dari orang-orang tertentu. Tetapi, ada orang yang kadang bersemangat, atau menggebu-gebu hatinya sehingga kehilangan rasio dalam berbicara. Tidak benar kalau Bpk. Li Hongzhi setara dengan Buddha Sakyamuni.
Terima kasih ko.. :)
Salam dari saya,
I D Gede Widnyana
https://www.facebook.com/wid.book.5
Posting Komentar