Banyak
orang mengira bahwa kelenteng, vihara, cetya, dan rumah ibadah lainnya
pastilah tempat berdiam para makhluk suci. Tapi, saya tidak berpikir
demikian. Banyak rumah ibadah sekarang ini sebenarnya merupakan tempat
hantu.
Banyak biksu dan pendeta Taois tidak dapat melihat dan mendengar hantu sehingga mereka mengira kalau patung di altar berbentuk Budha, maka pastilah Budha yang ada disana, bila patung nya berbentuk dewa, maka pastilah dewa yang ada disana. Mereka tidak menyangka bahwa rumah ibadah mereka telah berubah menjadi tempat hantu, bahwa sinar Budha sudah hilang dari rumah ibadah mereka. Hawa hantu lebih dingin dan kotor. Ada pula hantu yang cukup sakti karena pengaruh lokasi atau karena telah menghisap (makan) sesuatu yang berdarah sehingga mereka dapat merajai sebuah gunung atau menguasai sebuah kelenteng. Bila tingkah laku mereka lurus (benar), maka ini tidak masalah. Tetapi, bila mereka sesat dan membuat onar, sungguh merupakan dosa besar.
Di Taiwan, ada kisah "Perang Antara 5 Raja dan Hantu Bocah". Cerita ini merupakan hal yang benar benar terjadi. 5 jendral dari Kelenteng 5 Raja adalah dewa alam bardo. Di sisi Kelenteng Lima Raja, ada sebuah kuburan seorang bocah remaja. Kuburan ini Hong-Suinya sangat bagus yaitu berupa lubang lipan. Lubang lipan ini dapat menghasilkan seribu tangan dan seribu mata. Sebutir mutiara yang ada di dalam lubang dapat dijadikan senjata ampuh. Karenanya, roh remaja ini semakin hari semakin kuat dan sakti. Pada tubuhnya, tumbuh seribu tangan dan seribu mata. Ia pun menggenggam senjata ampuh. Ini membuat ke 5 jendral kaget sekali. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengeroyok si bocah sakti ini.
Pertempuran berlangsung sangat seru. Ternyata roh bocah ini dapat menjelma menjadi berjuta-juta roh dan mampu mengimbangi ke 5 jendral. Akhirnya, bodhisattva Avalokitesvara muncul untuk mendamaikan konflik antara ke 5 Jendral dan si roh bocah sakti. Tanah yang ada di sisi Kelenteng 5 Raja diberikan kepada si hantu bocah. Si hantu bocah mengangkat diri nya sendiri menjadi Raja Wan San dan memimpin dunia hantu. Meskipun 5 Jendral dari Kelenteng 5 Raja memang perkasa, kesaktian Raja Wan San tidak kalah hebatnya. Asap dupa di Kelenteng Raja Wan San selalu mengepul tebal. Belahan roh Raja Wan San menyebar ke seluruh propinsi. Untuk meresmikan satu patung nya di rumah untuk disembahyangi saja, setiap bulan orang harus membayar uang sewa beberapa ribu dollar, aneh bukan?
Ada seorang peramal memberitahu saya bahwa di sebuah puncak gunung, ada sebuah kelenteng yang megah sekali dan konon amat manjur. Ia mendesak saya untuk berkunjung ke sana. Karena saya tertarik akan hal kelenteng, maka saya pergi. Kelenteng ini cukup besar dan berhadapan dengan sebuah ceruk yang sangat besar. Dari kejauhan, tampak Gunung Tatu dan Gunung Pakua dari Cang Hua. Panoramanya indah sekali. Di balik gunung, ada tanah kuburan. Dewa Utama kelenteng ini adalah Mahadewa Suen Thien dari kutub utara. Pada aula utama, ditempatkan patung Mahadewa Suen Thien. Di aula belakang, ditempatkan patung para Buddha. Di aula samping, ditempatkan patung Konghucu, Ksitigarbha, dan sebagainya. Umat yang datang bersembahyang sangat banyak. Saya mau tidak mau ikut berdesak-desakan dengan para umat yang datang. Di pekarangan tengah kelenteng, saya melihat sebuah sumur tua yang sudah kuno sekali. Di sisi, terukir kata "Sumur Emas". Saya menengok ke dalam sumur. Di dalam sumur ada air. Ketika sedang tidak menaruh perhatian, ternyata saya melihat bahwa di dalam air ada banyak sekali hantu yang sedang menari. Saya merasa heran. Di dalam kelenteng yang begitu besar, di dalam sumur, bisa bersembunyi banyak sekali makhluk halus yang menari-nari. Sungguh tak terbayangkan. Ketika saya sedang merenung, dari dalam sumur muncul segumpal hawa roh yang terasa dingin. Seorang wanita setengah baya yang amat cantik dan berbusana kuno berdiri di pinggir sumur, benar benar seperti manusia hidup. Orang lain tak dapat melihatnya. Ia memperhatikan saya.
"Ada urusan apa tuan kesini?"
"Untuk berdoa kepada Mahadewa."
"Tahukah anda siapa kami?" Mata wanita cantik itu terlihat jernih sekali meskipun amat menakutkan.
"Tidak. Siapakah ibu?"
"Penunggu kelenteng ini. Kami muncul berkat pengaruh kekuatan hawa tanah pada roh kami. Yang ada di patung Mahadewa adalah suami saya. Yang ada di patung Ksitigarbha adalah anak saya. Patung patung lainnya didiami oleh anggota keluarga ataupun teman akrab saya. Kami dengan senang hati menolong manusia dengan kemampuan kami. Harap jangan bingung dengan hal ini."
"Apakah ibu mengenal saya?"
"Ya. Tuan menulis buku rohani. Hal ini sudah tersebar kemana-mana baik di surga maupun di dunia hantu. Meskipun kami termasuk bodoh, kami menghargai kebajikan tuan. Buku rohani anda sungguh ajaib dan dapat menolong para dewa dan manusia. Bahwa anda akan datang kesini sudah dilaporkan terlebih dahulu oleh 2 hantu penjaga pintu. Rahasia kami ada di dalam sumur. Tempat ini adalah kuburan kami sekeluarga. Mahadewa Suen Thien pernah berkunjung ke sini sehingga diberi nama tempat Mahadewa."
"Kalau begitu, bagus sekali." Saya beranjali.
"Kami memang hantu namun kami juga ingin melatih diri menjadi dewa. Hawa hantu dingin sekali. Namun, bila berlatih, kami bisa naik tingkat menjadi dewa. Sang Mahadewa telah mengamati bahwa kami selama hidup berbaik hati dan belum pernah melakukan kesalahan besar. Maka, beliau telah menugaskan Wang Thien Cuen sebagai dewa pengawas kelenteng ini. Pada setiap tanggal 1 dan 15 (penanggalan lunar), ia turun ke sini untuk memeriksa kebajikan dan kesalahan kami sebagai bahan pertimbangan pengangkatan kami sebagai dewa di kemudian hari. Tuan boleh menuliskan hal ini di dalam buku namun hendaknya jangan membocorkan alamat lokasi agar kami terhindar dari gangguan orang bodoh.
Dewasa ini, dunia hantu juga mengenal latihan pembinaan rohani, sebaliknya manusia di dunia sering menganggap kepalsuan sebagai yang sejati. Sesungguhnya cukup banyak hantu yang telah naik tingkat menjadi dewa, bahkan banyak yang melebihi manusia!"
Mendengar hal ini, saya merasa sangat malu. Hantu pun mengetahui pentingnya pelatihan diri. Ini berarti hantu telah melebih manusia. Setelah memberi hormat kepada wanita cantik itu, saya mohon diri. Ketika keluar dari kelenteng, ada dua petugas hantu penjaga pintu mengantar saya.
Memandang kelenteng yang megah ini, saya menaruh prihatin!. Saya telah melihat cukup banyak.
Banyak biksu dan pendeta Taois tidak dapat melihat dan mendengar hantu sehingga mereka mengira kalau patung di altar berbentuk Budha, maka pastilah Budha yang ada disana, bila patung nya berbentuk dewa, maka pastilah dewa yang ada disana. Mereka tidak menyangka bahwa rumah ibadah mereka telah berubah menjadi tempat hantu, bahwa sinar Budha sudah hilang dari rumah ibadah mereka. Hawa hantu lebih dingin dan kotor. Ada pula hantu yang cukup sakti karena pengaruh lokasi atau karena telah menghisap (makan) sesuatu yang berdarah sehingga mereka dapat merajai sebuah gunung atau menguasai sebuah kelenteng. Bila tingkah laku mereka lurus (benar), maka ini tidak masalah. Tetapi, bila mereka sesat dan membuat onar, sungguh merupakan dosa besar.
Di Taiwan, ada kisah "Perang Antara 5 Raja dan Hantu Bocah". Cerita ini merupakan hal yang benar benar terjadi. 5 jendral dari Kelenteng 5 Raja adalah dewa alam bardo. Di sisi Kelenteng Lima Raja, ada sebuah kuburan seorang bocah remaja. Kuburan ini Hong-Suinya sangat bagus yaitu berupa lubang lipan. Lubang lipan ini dapat menghasilkan seribu tangan dan seribu mata. Sebutir mutiara yang ada di dalam lubang dapat dijadikan senjata ampuh. Karenanya, roh remaja ini semakin hari semakin kuat dan sakti. Pada tubuhnya, tumbuh seribu tangan dan seribu mata. Ia pun menggenggam senjata ampuh. Ini membuat ke 5 jendral kaget sekali. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengeroyok si bocah sakti ini.
Pertempuran berlangsung sangat seru. Ternyata roh bocah ini dapat menjelma menjadi berjuta-juta roh dan mampu mengimbangi ke 5 jendral. Akhirnya, bodhisattva Avalokitesvara muncul untuk mendamaikan konflik antara ke 5 Jendral dan si roh bocah sakti. Tanah yang ada di sisi Kelenteng 5 Raja diberikan kepada si hantu bocah. Si hantu bocah mengangkat diri nya sendiri menjadi Raja Wan San dan memimpin dunia hantu. Meskipun 5 Jendral dari Kelenteng 5 Raja memang perkasa, kesaktian Raja Wan San tidak kalah hebatnya. Asap dupa di Kelenteng Raja Wan San selalu mengepul tebal. Belahan roh Raja Wan San menyebar ke seluruh propinsi. Untuk meresmikan satu patung nya di rumah untuk disembahyangi saja, setiap bulan orang harus membayar uang sewa beberapa ribu dollar, aneh bukan?
Ada seorang peramal memberitahu saya bahwa di sebuah puncak gunung, ada sebuah kelenteng yang megah sekali dan konon amat manjur. Ia mendesak saya untuk berkunjung ke sana. Karena saya tertarik akan hal kelenteng, maka saya pergi. Kelenteng ini cukup besar dan berhadapan dengan sebuah ceruk yang sangat besar. Dari kejauhan, tampak Gunung Tatu dan Gunung Pakua dari Cang Hua. Panoramanya indah sekali. Di balik gunung, ada tanah kuburan. Dewa Utama kelenteng ini adalah Mahadewa Suen Thien dari kutub utara. Pada aula utama, ditempatkan patung Mahadewa Suen Thien. Di aula belakang, ditempatkan patung para Buddha. Di aula samping, ditempatkan patung Konghucu, Ksitigarbha, dan sebagainya. Umat yang datang bersembahyang sangat banyak. Saya mau tidak mau ikut berdesak-desakan dengan para umat yang datang. Di pekarangan tengah kelenteng, saya melihat sebuah sumur tua yang sudah kuno sekali. Di sisi, terukir kata "Sumur Emas". Saya menengok ke dalam sumur. Di dalam sumur ada air. Ketika sedang tidak menaruh perhatian, ternyata saya melihat bahwa di dalam air ada banyak sekali hantu yang sedang menari. Saya merasa heran. Di dalam kelenteng yang begitu besar, di dalam sumur, bisa bersembunyi banyak sekali makhluk halus yang menari-nari. Sungguh tak terbayangkan. Ketika saya sedang merenung, dari dalam sumur muncul segumpal hawa roh yang terasa dingin. Seorang wanita setengah baya yang amat cantik dan berbusana kuno berdiri di pinggir sumur, benar benar seperti manusia hidup. Orang lain tak dapat melihatnya. Ia memperhatikan saya.
"Ada urusan apa tuan kesini?"
"Untuk berdoa kepada Mahadewa."
"Tahukah anda siapa kami?" Mata wanita cantik itu terlihat jernih sekali meskipun amat menakutkan.
"Tidak. Siapakah ibu?"
"Penunggu kelenteng ini. Kami muncul berkat pengaruh kekuatan hawa tanah pada roh kami. Yang ada di patung Mahadewa adalah suami saya. Yang ada di patung Ksitigarbha adalah anak saya. Patung patung lainnya didiami oleh anggota keluarga ataupun teman akrab saya. Kami dengan senang hati menolong manusia dengan kemampuan kami. Harap jangan bingung dengan hal ini."
"Apakah ibu mengenal saya?"
"Ya. Tuan menulis buku rohani. Hal ini sudah tersebar kemana-mana baik di surga maupun di dunia hantu. Meskipun kami termasuk bodoh, kami menghargai kebajikan tuan. Buku rohani anda sungguh ajaib dan dapat menolong para dewa dan manusia. Bahwa anda akan datang kesini sudah dilaporkan terlebih dahulu oleh 2 hantu penjaga pintu. Rahasia kami ada di dalam sumur. Tempat ini adalah kuburan kami sekeluarga. Mahadewa Suen Thien pernah berkunjung ke sini sehingga diberi nama tempat Mahadewa."
"Kalau begitu, bagus sekali." Saya beranjali.
"Kami memang hantu namun kami juga ingin melatih diri menjadi dewa. Hawa hantu dingin sekali. Namun, bila berlatih, kami bisa naik tingkat menjadi dewa. Sang Mahadewa telah mengamati bahwa kami selama hidup berbaik hati dan belum pernah melakukan kesalahan besar. Maka, beliau telah menugaskan Wang Thien Cuen sebagai dewa pengawas kelenteng ini. Pada setiap tanggal 1 dan 15 (penanggalan lunar), ia turun ke sini untuk memeriksa kebajikan dan kesalahan kami sebagai bahan pertimbangan pengangkatan kami sebagai dewa di kemudian hari. Tuan boleh menuliskan hal ini di dalam buku namun hendaknya jangan membocorkan alamat lokasi agar kami terhindar dari gangguan orang bodoh.
Dewasa ini, dunia hantu juga mengenal latihan pembinaan rohani, sebaliknya manusia di dunia sering menganggap kepalsuan sebagai yang sejati. Sesungguhnya cukup banyak hantu yang telah naik tingkat menjadi dewa, bahkan banyak yang melebihi manusia!"
Mendengar hal ini, saya merasa sangat malu. Hantu pun mengetahui pentingnya pelatihan diri. Ini berarti hantu telah melebih manusia. Setelah memberi hormat kepada wanita cantik itu, saya mohon diri. Ketika keluar dari kelenteng, ada dua petugas hantu penjaga pintu mengantar saya.
Memandang kelenteng yang megah ini, saya menaruh prihatin!. Saya telah melihat cukup banyak.
Sumber artikel : Buku HUM-05, artikel ke 23
:::
tambahan informasi, kutipan dari buku Zhuan Falun, Ceramah 5, Kaiguang:
Sakyamuni berkata: “Sesampainya masa akhir Dharma, bhiksu sendiri pun sulit menyelamatkan diri, menyelamatkan orang lain pun makin sulit.” Apalagi ada banyak bhiksu yang menginterpretasikan kitab agama Buddha menurut perspektifnya sendiri, apa yang disebut kitab Dewi Ibunda Ratu juga telah masuk ke biara, ajaran yang bukan dari kitab agama Buddha telah masuk ke dalam biara, jadi kacau-balau, dan sekarang sangat kalut. Tentu saja bhiksu yang benar-benar Xiulian masih ada, dan masih sangat baik. Kaiguang sebenarnya adalah mengundang Fashen dari Sang Sadar agar tinggal pada patung Buddha, itulah Kaiguang.
Maka patung Buddha yang tidak berhasil Kaiguang maka tidak boleh dipuja, jika dipuja akan membawa konsekuensi yang sangat serius. Apa konsekuensi serius itu? Kita yang melakukan riset ilmiah tubuh manusia sekarang menemukan bahwa niat pikiran manusia atau pemikiran otak manusia dapat menghasilkan suatu substansi. Kami dari tingkat sangat tinggi melihatnya memang benar adalah suatu substansi, namun substansi ini tidak berbentuk gelombang elektro otak seperti yang sekarang kita temukan dalam riset, namun berbentuk sebuah otak yang lengkap. Benda berbentuk otak yang biasanya terpancar saat manusia biasa memikirkan masalah, karena ia tidak mengandung energi, setelah terpancar sebentar akan sirna, sedang energi dari praktisi Gong akan bertahan dalam waktu yang jauh lebih lama. Patung Buddha ini bukan berarti sudah memiliki pemikiran setelah diproduksi dari pabrik, belum memiliki. Ada yang belum mengalami Kaiguang, walau dibawa ke dalam biara juga tidak akan mencapai tujuan Kaiguang. Jika mencari master Qigong yang palsu maupun orang yang berpraktek jahat untuk melakukan Kaiguang, yang terjadi malah akan lebih berbahaya lagi, rubah, samur kuning niscaya naik ke atas.
Maka kalau patung Buddha belum mengalami Kaiguang, dan anda datang menyembahnya, hal itu tentu sangat berbahaya. Sampai taraf apa bahayanya? Saya sudah mengatakan umat manusia berkembang sampai hari ini, segalanya telah rusak, segenap masyarakat, segenap hal dalam alam semesta juga terus mengalami kerusakan, segala hal yang terjadi di tengah manusia biasa adalah kita sendiri yang menyebabkannya. Untuk mencari Fa ortodoks, mengikuti Tao ortodoks adalah sangat sulit, semua aspek mengganggu. Ingin memohon Buddha, siapa adalah Buddha. Ingin memohon pun sangat sulit. Jika tidak percaya saya jelaskan: Pertama, sekali orang menyembah patung Buddha yang belum Kaiguang, dia akan celaka. Sekarang yang memuja Buddha ada berapa orang yang berharap dalam hati memohon pada Buddha agar memperoleh buah sejati? Orang yang seperti ini sangat sedikit sekali. Apa tujuan kebanyakan orang dalam memuja Buddha? Untuk melenyapkan musibah, mengatasi kesulitan, menjadi kaya, inilah yang dimohon. Apakah ini ajaran dalam kitab suci agama Buddha? Sama sekali bukan, tidak ada ajaran semacam ini.
Orang yang memuja Buddha dengan tujuan memohon uang, sewaktu menyembah menghadap patung Buddha, atau patung Bodhisattva Avalokitesvara, atau patung Tathagata akan berkata: “Bantulah saya agar mendapat sedikit kekayaan.” Wah, sebuah niat pikiran yang utuh segera terbentuk. Karena dia menghadap ke patung Buddha, maka dengan seketika sudah naik ke patung Buddha ini. Pada ruang lain benda ini dapat membesar dan menyusut kecil, setelah berada pada benda ini, patung Buddha ini memiliki sebuah otak, punya pikiran, tetapi tidak memiliki tubuh. Orang lain juga ikut memuja, setelah sering kali dipuja, akan memberinya suatu energi tertentu. Khususnya praktisi Gong makin berbahaya, dengan memuja lambat laun memberi energi kepadanya, sehingga ia membentuk sebuah tubuh yang berwujud nyata, namun tubuh nyata itu terbentuk dalam ruang lain. Setelah terbentuk, ia yang berada dalam ruang lain, dapat mengetahui sedikit prinsip alam semesta. Oleh karena itu ia dapat melakukan sedikit hal untuk kepentingan manusia, dengan demikian ia juga dapat tumbuh sedikit Gong, tetapi dia membantu manusia dengan syarat dan imbalan. Dalam ruang lain ia dapat bergerak dengan leluasa dan sangat leluasa mengendalikan manusia biasa. Tubuh berwujud nyata ini memiliki bentuk yang persis sama dengan patung Buddha, lewat pemujaan telah tercipta Bodhisattva Avalokitesvara palsu, Tathagata palsu, pemujaan manusialah yang menciptakannya, yang tampak sama dengan patung Buddha, berpenampilan Buddha. Namun Buddha palsu, Tathagata palsu berpikiran luar biasa jahat, dan menginginkan uang. Ia terbentuk dalam ruang lain, ia memiliki pikiran, ia tahu sedikit prinsip, ia tidak berani melakukan kejahatan besar, namun ia berani melakukan kejahatan kecil. Kadang kala juga membantu manusia, jika tidak membantu manusia maka sepenuhnya adalah jahat, ia akan ditumpas.
Bagaimana cara membantu? Misalnya orang itu memohon: “Mohon Buddha membantu saya, ada seseorang di rumah yang sakit.” Baik, anda dibantu. Ia akan membuat anda memasukkan uang ke kotak derma, ia akan membuat penyakit anda sembuh lebih cepat. Karena ia punya sejumlah energi, dari ruang lain ia dapat memanipulasi seorang manusia biasa. Khususnya jika yang memuja adalah orang yang memiliki Gong, akan lebih berbahaya lagi. Apa yang dimohon oleh praktisi Gong? Memohon uang. Coba anda pikirkan, buat apa praktisi Gong memohon uang? Memohon untuk sanak keluarga agar bebas dari musibah dan sembuh dari sakit juga merupakan keterikatan terhadap keintiman (Qing) keluarga. Itu berarti ingin mengatur nasib orang lain, padahal setiap orang punya peruntungan nasib sendiri! Jika anda menyembahnya dan memohon: “Tolong agar saya memperoleh sedikit kekayaan.” Baik, ia membantu anda, ia justru ingin sekali anda lebih banyak memohon uang, mohonlah lebih banyak, supaya ia dapat lebih banyak mengambil milik anda. Saling tukar secara adil, itulah syaratnya. Banyak sekali uang dalam kotak derma yang diberi oleh orang lain, ia membuat anda memperoleh. Bagaimana cara memperoleh? Memungut sebuah dompet saat berjalan, tempat kerja memberi sejumlah bonus, pokoknya agar anda berusaha memperoleh uang. Apakah ia dapat membantu anda tanpa syarat? Tanpa kehilangan, anda tidak akan memperoleh. Berikan Gong anda kepadanya, ia menginginkan Gong, atau Dan dan benda lain hasil berlatih anda akan diambilnya, ia menghendaki ini.
Buddha palsu ini kadang-kadang juga sangat berbahaya. Banyak di antara kita yang sudah terbuka Tianmu mengira dirinya telah melihat Buddha. Seseorang mengatakan hari ini datang serombongan Buddha ke biara, menyebutkan apa nama Buddha itu, datang memimpin rombongannya. Dikatakan yang datang dalam rombongan kemarin bagaimana rupanya, yang datang dalam rombongan hari ini bagaimana rupanya, tidak lama kemudian telah pergi lagi, lalu datang lagi satu rombongan. Apakah itu? Ia termasuk jenis itu, ia bukan Buddha asli, ia adalah palsu, justru jenis itu yang sangat banyak.
Bila situasi ini terjadi dalam biara, akan makin berbahaya. Jika bhiksu memujanya, ia akan menguasai bhiksu: “Bukankah anda memuja saya? Secara sadar anda telah memuja saya! Baik, bukankah anda ingin Xiulian? Saya akan memperhatikan anda, saya akan mengatur bagaimana anda berkultivasi.” Ia yang mengatur anda, maka setelah anda sukses berkultivasi, ke mana anda akan pergi? Karena ia yang mengatur kultivasi maka aliran Fa yang di atas itu juga tidak mau menerima. Karena ia yang mengatur, di kemudian hari anda akan dikuasainya. Bukankah dengan demikian anda ini sia-sia berkultivasi? Saya katakan sekarang sangat sulit bagi umat manusia untuk berkultivasi mendapat buah sejati. Fenomena semacam ini sangat umum terjadi, banyak di antara kita yang melihat sinar Buddha di pegunungan yang terkenal dan sungai yang besar, kebanyakan termasuk kategori ini, ia punya energi yang dapat ditampakkan. Bagi Sang Maha Sadar yang sejati tidak mudah mau menampakkan.
Dahulu kala yang disebut Buddha bumi dan Tao bumi agak sedikit, tetapi sekarang luar biasa banyak. Jika ia melakukan kejahatan, yang di atas juga akan menumpasnya, begitu akan ditindak, ia akan langsung lari naik ke patung Buddha. Terhadap prinsip yang berlaku dalam manusia biasa, biasanya Sang Maha Sadar tidak dengan mudah mau mengusiknya, Sang Sadar yang makin tinggi makin tidak ingin merusak prinsip manusia biasa. Dia tidak mengusik sedikit pun. Tidak mungkin secara tiba-tiba menghancurkan patung Buddha dengan sebuah petir, Dia tidak berbuat begini, oleh karena itu, ia juga tidak dipedulikan lagi ketika lari naik ke patung Buddha. Ketika hendak ditumpas ia tahu, ia melarikan diri. Oleh karena itu Bodhisattva Avalokitesvara yang anda lihat apakah benar Bodhisattva Avalokitesvara, Buddha yang anda lihat apakah benar Buddha? Sulit dikatakan.
2 komentar:
numpang tanya blh,, saya kebingungan,drmh saya ad beli rupang TUA PE KONG, rupang RULAI , Rupang KWAN IM , Rupang JI KONG HUO FO., Cuman skg tengah kalau saya Taruh rupang Tua pekong terus disampingnya kanan hadap tuapekang saya taruh rupang rulai blh??,, mohon ksh petunjuk bagi yg berpengalaman,thx
masalahnya rupang TUA PE KONG Gue beli 16 inch,sedangkan rupang rulai 10 inch,jd mohon ksh petunjuk ya thx dr yipho., hehe
Posting Komentar