Senin, 03 September 2012

TUNTUNAN PUJA BAKTI (Cara Kebaktian Teravada)




(Berdasarkan buku Paritta Suci terbitan Sangha Theravada Indonesia)

1. PEMBUKAAN

Pemimpin puja bakti :
memberi tanda kebaktian dimulai (dengan gong, lonceng, dan sebagainya).
Pemimpin Kebaktian menyalakan lilin dan dupa (hio), kemudian meletakkan dupa di tempatnya, sementara hadirin duduk bertumpu lutut dan bersikap anjali. Setelah dupa diletakkan di tempatnya, Pemimpin Kebaktian dan para hadirin menghormat dengan menundukkan kepala (bersikap anjali dengan menyentuh dahi).

2. NAMĀKARA PĀHĀ

(KALIMAT PERSUJUDAN)
(Pemimpin puja bhakti membaca Namākara Pāhā, hadirin mengikuti.)
Araham sammāsambuddho bhagavā
Buddham̊ bhagavantam̊ abhivādemi
Sang bhagava, Yang maha suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna;
Aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagavā.
(namaskāra1)
Svākkhāto bhagavantā dhammo
dhammam̊ namassâmi
Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavā;
Aku bersujud di hadapan Dhamma.
(namaskāra)
Supaipanno bhagavato sāvakasagho
sagham namāmi
Sangha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak sempurna;
aku bersujud dihadapan Sagha.
(namaskāra)
1. Sikap sujud dengan 1) lutut, 2) jari kaki, 3) dahi, 4) siku, 5) telapak tangan, menyentuh lantai.

3. PŪJĀ KATHĀ

(KALIMAT PUJA)
(hadirin tetap duduk bertumpu lutut dan bersikap anjali)
Pemimpin puja bakti :
Yamamha kho mayam̊ bhagavantam̊ saraam̊ gatā, yo no bhagavā satthā, yassa ca
mayam̊ bhagavato dhammam̊ rocema, imehi sakkārehi tam̊ bhagavantam̊ sasaddhammam̊, sasāvakasagham̊ abhipūjayāma.
Kami berlindung kepada Sang Bhagavā, Sang Bhagavā guru agung kami. Dalam Dhamma Sang Bhagavā kami berbahagia.
Dengan persembahan ini, kami memuja
Sang Bhagavā, beserta Dhamma dan Sagha

4. PUBBABHAGANAMAKARA

(PENGHORMATAN PENDAHULUAN)
(hadirin duduk bersimpuh/bersila)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ buddhassa bhagavato pubbabhāganamakāram̊ karoma se.
Marilah kita mengucapkan penghormatan awal kepada Sang Buddha, Sang Bhagavā.
Bersama-sama :
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambusshassa.
(tikkhattum̊)
Terpujilah Sang Bhagavā,Yang Mahāsuci,Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna.
(tiga kali)

5. SARAAGAMANA PĀTHA

Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ tisaraagamanapaham̊ bhaṇāma se.
Marilah kita membaca kalimat Perlindungan
Bersama-sama :
Buddham̊ saraņam̊ gacchāmi.
Aku berlindung kepada Buddha
Dhammam̊ saraņam̊ gacchāmi.
Aku berlindung Kepada Dhamma
Saṅgham̊ saraņam̊ gacchāmi.
Aku berlindung kepada Saṅgha
Dutiyampi Buddham̊ saraņam̊ gacchāmi.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Buddha
Dutiyampi Dhammam̊ saraņam̊ gacchāmi.
Kedua Kalinya Aku berlindung Kepada Dhamma
Dutiyampi Saṅgham̊ saraņam̊ gacchāmi.
Kedua kalinya Aku berlindung kepada Saṅgha
Tatiyampi Buddham̊ saraņam̊ gacchāmi.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Buddha
Tatiyampi Dhammam̊ saraņam̊ gacchāmi.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Dhamma
Tatiyampi Saṅgham̊ saraņam̊ gacchāmi.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Saṅgha

6. PĀÑCASĪLA

(LIMA SILA)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ pañcasikkhāpadapāṭham̊ bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan Lima Latihan Sila
Bersama-sama :
Pāātipātā veramai sikkhāpadam samādiyāmi
Adinnādānā veramai sikkhāpadam samādiyāmi
Kāmesu micchācārā veramai sikkhāpadam samādiyāmi
Musāvādā veramai sikkhāpadam samādiyāmi
Surā-meraya-majja-pamādahānā veramai sikkhāpadam samādiyāmi
Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup.
Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
Aku bertekad melatih diri untuk menghindari melakukan perbuatan asusila.
Aku bertekad melatih diri untuk menghindari mengucapkan ucapan bohong.
Aku bertekad melatih diri untuk menghindari minuman memabukkan hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya kesadaran.

7. BUDDHANUSSATI

(PERENUNGAN TERHADAP BUDDHA)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ buddhānussatinayam̊ karoma se.
Marilah kita mengucapkan Perenungan Terhadap Sang Buddha.
Bersama-sama :
Itipi so bhagavā araham̊ sammāsambuddho,
Karena itulah Sang Bhagavā, Beliau adalah Yang Mahasuci, Yang telah mencapai Penerangan Sempurna
Vijjācaraņa-sampanno sugato lokavidū,
Sempurna Pengetahuan serta Tindak-tanduk-Nya, Sempurna Menempuh Jalan ke Nibbāna
Pengetahu Segenap Alam
Anuttaro purisadammasārathi,
Pembimbing Manusia yang Tiada Taranya,
Satthā devamanussānam̊, buddho bhagavāti.
Guru para Dewa dan Manusia, , Yang Sadar, Yang Patut Dimuliakan.
(Diam sejenak menghayati keagungan Sang Buddha)

8. DHAMMĀNUSSATI

(PERENUNGAN TERHADAP DHAMMA)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ dhammānussatinayam̊ karoma se.
Marilah kita menghayati renungan terhadap Dhamma
Bersama-sama :
Svākkhāto bhagavatā dhammo,
Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavā
Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko,
terlihat amat jelas, tak bersela waktu, mengundang untuk dibuktikan,
Opanayiko paccattam̊ veditabbo viññuhitti.
patut diarahkan ke dalam batin, dapat dihayati oleh para bijaksanawan dalam batin masing-masing.
(Diam sejenak menghayati keagungan Dhamma)

9. SAṄGHANUSSATI

(PERENUNGAN TERHADAP SANGHA)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ saghānussatinayam̊ karoma se.
Marilah kita mengucapkan Perenungan Terhadap Sangha (baca: Sang-gha)
Bersama-sama :
Supaţipanno bhagavato sāvakasaṅgho,
Saṅgha siswa Sang Bhagawa telah bertindak benar,
Ujupaţipanno bhagavato sāvakasaṅgho,
Saṅgha siswa Sang Bhagawa telah bertindak lurus,
Nayapaţipanno bhagavato sāvakasaṅgho,
Saṅgha siswa Sang Bhagawa telah bertindak benar,
Sāmicipaţipanno bhagavato sāvakasaṅgho,
Saṅgha siswa Sang Bhagawa telah bertindak patut,
Yadidam̊ cattāri purisayugāni aţţhapurisapuggala,
Mereka adalah empat pasamg mahluk,terdiri dari delapan jenis mahluk suci
Esa bhagavato sāvakasaṅgho
Itulah Saṅgha siswa Sang Bhagavā;
Āhuneyyo pāhuneyyo dakkhiņeyyo añjalikaraņīyo.
Patut menerima pujaan, patut menerima sambutan, patut menerima persembahan, patut menrima perhormatan;
Anuttaram̊ puññakkhettam̊ lokassāti
Ladang menanam jasa yang tiada taranya bagi mahluk dunia.
(Diam sejenak menghayati keagungan Dhamma)

10. SACCAKIRIYA GĀTHĀ

(PERNYATAAN KEBENARAN)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ saccakiriyagāthāyo bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan Pernyataan Kebenaran
Bersama-sama :
Natthi me saranam̊ aññam̊, Buddho me saraņam̊ varam̊.
Tiada perlindungan lain bagiku. Sang Budda-lah pelindungku nan luhur.
Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbadā.
Berkat kebenaran ini, semoga setiap saat Anda selamat sejahtera.
Natthi me saranam̊ aññam̊, Dhammo me saraņam̊ varam̊.
Tiada perlindungan lain bagiku. Dhamma-lah pelindungku nan luhur.
Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbadā.
Berkat kebenaran ini, semoga setiap saat Anda selamat sejahtera.
Natthi me saranam̊ aññam̊, Shaṅgho me saraņam̊ varam̊.
Tiada perlindungan lain bagiku. Shaṅgha-lah pelindungku nan luhur.
Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbadā.
Berkat kebenaran ini, semoga setiap saat Anda selamat sejahtera.

11. MAGALA SUTTA

(SUTTA TENTANG BERKAH)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ magalasutta bhaṇāma se.
Marilah kita membaca sutta tentang berkah
Bersama-sama :
Evamme sutam̊.
Ekam̊ samayam̊ bhagavā,
Sāvatthiyam̊ viharati,
Jetavane Anāthapiṇḍikassa, ārāme.
Atha kho aññatarā devatā,
Abhikkantāya rattiyā abhikkantavaņņā,
Kevalakappam̊ jetavanam̊ obhāsetvā,
Yena bhagavā tenupasaṅkami.
Upasaṅkamitvā bhagavantam̊ abhivādetvā
Ekamantam̊ aṭṭhāsi.
Ekamantam̊ hitā kho sā devatā ,
Bhagavantam̊ gāthāya ajjhabhāsi :
Bahū devā manussā ca Maṅgalāni acintayum̊
Ākaṅkhamānā sotthānam̊ Brūhi maṅgalamuttamam̊
Asevanā ca bālāmam̊ Paņdītānañca sevanā
Pūjā ca pūjanīyānam̊ Etammaṅgalamuttamam̊
Pațirūpadesavāso ca Pubbe ca katapuññatā
Attasammāpaņidhi ca Etammaṅgalamuttamam̊
Bāhusaccañca sippañca Vinayo ca sushikkhito
Subhāsitā ca yā vācā Etammaṅgalamuttamam̊
Mātāpitu-upațțhānam̊ Puttadārassa saṅgaho
Anākulā ca kammantā Etammaṅgalamuttamam̊
Dānañca dhammacariyā ca Ñātakānañca saṅgaho
Anavajjāni kammāni Etammaṅgalamuttamam̊
Āratī viratī pāpā Majjapānā ca saññamo
Appamādo ca dhammesu Etammaṅgalamuttamam̊
Gāravo ca nivāto ca Satuțțhi ca kataññutā
Kālena dhammassavanam̊ Etammaṅgalamuttamam̊
Khantī ca sovacassatā Samaņānañca dassanam̊
Kālena dhammassākacchā Etammaṅgalamuttamam̊
Tapo ca brahmacariyañca Ariyasaccāna dassanam̊
Nibbānasacchikiriyā ca Etammaṅgalamuttamam̊
Phuțțhassa lokadhammehi Cittam̊ yassa na kampati
Asokam̊ virajam̊ khemam̊ Etammaṅgalamuttamam̊
Etādisāni katvāna Sabbatthamaparājitā
Sabbattha sotthim̊ gacchanti Tantesam̊ maṅgalamuttamanti.
Demikian telah saya dengar.
Pada suatu ketika Sang Bhagavā
berdiam di Jetavana, arama milik hartawan
Anāthapiņikassa di dekat kota Sāvatthi
Saat itulah sesosok dewa, ketika hari menjelang pagi
dengan bercahaya cemerlang
menerangi seluruh Jetavana
mengunjungi San Bhagavā
setelah datang,menghormat Sang Bhagavā
Ia berdiri di satu sisi yang layak
Dengan berdiri disatu sisi yang layak itulah
ia memohon Sang Bhagavā dengan syair berikut
ini:
Banyak dewa dan manusia yang mengharapkan kebahagiaan
Mempersoalkan tentang berkah Mohon uraikan, apa berkah utama itu
Tak bergaul dengan orang-orang dungu bergaul dengan bijaksanawan
Dan menghormat yang patut dihormat Itulah berkah utama
Bertempat tinggal di tempat yang sesuai memiliki timbunan kebajikan di masa lampau
Dan membimbing diri dengan benas itulah berkah utama
Berpengetahuan luas,berketrampilan terlatih baik dalam tata susila
dan bertuturkata dengan baik itulah berkah utama
Membantu ayah dan ibu menunjang anak dan istri
Dan berkerja dengan sungguh-sungguh itulah berkah utama
Berdana, melakukan kebajikan menyokong sanak saudara
Dan tidak melakukan pekerjaan tercela, itulah berkah utama
Bertempat tinggal di tempat yang sesuai memiliki timbunan kebajikan di masa lampau
Dan membimbing diri dengan benas itulah berkah utama
Berpengetahuan luas,berketrampilan terlatih baik dalam tata susila
dan bertuturkata dengan baik itulah berkah utama
Membantu ayah dan ibu menunjang anak dan istri
Dan berkerja dengan sungguh-sungguh itulah berkah utama
Berdana, melakukan kebajikan menyokong sanak saudara
Dan tidak melakukan pekerjaan tercela, itulah berkah utama
Menjauhi,menghindari pernuatan buruk menahan diri dari minuman keras,
Dan tak lengah melaksanakan Dhamma itulah berkah utama
Memiliki rasa hormat, berendah hati merasa puas dengan yang dimiliki,
ingat budi baik orang
Dan mendengarkan Dhamma pada itulah berkah utama
waktu yang sesuai
Sabar, mudah dinasehati mengunjungi para pertapa
dan membahas Dhamma pada waktu itulah berkah utama
yang sesuai
Bersemangat dalam mengikis kilesa menembus Empat Kebenaran Mulia
Menjalankan kehidupan suci
Dan mencapai Nibbānna itulah berkah utama
Meski disinggung oleh hal-hal duniawi bathin tak tergoyahkan
Tiada sedih, tanpa noda, dan penuh damai itulah berkah utama
Setelah melaksanakan hal-hal seperti itu para dewa dan manusia tak akan terkalahkan dimanapun
Mencapai kebahagiaan dimanapun berada Inilah berkah utama bagi para dewa dan manusia.

12. KARAĪYAMETTA SUTTA

(SUTTA TENTANG CINTA KASIH)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ karaīyamettasutta bhaṇāma se.
Marilah kita membaca sutta tentang cinta kasih
Bersama-sama :
Karaņiyamatthakusalena
Yantam̊ santam̊ padam̊ abhisamecca:
Sakko ujū ca suhujū ca
Suvaco cassa mudu anatimāni.
Santussako ca subharo ca
Appakicco ca sallahukavutti
Santindriyo ca nipako ca
Appagabbho kulesu ananugiddho.
Na ca khuddam̊ samācare kiñci
Yena viññu pare upavadeyyum̊.
Sukhino vā khemino hontu
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
Ye keci pāņabhūtatthi
Tasā vā thāvarā vā anavasesā
Dighā vā ye mahantā vā
Majjhimā rassakā aņukathūlā.
Diţţhā vā ye ca adiţţhā
Ye ca dūre vasanti avidūre
Bhūtā vā sambhavesi vā
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Na paro param̊ nikubbetha
Nātimaññetha katthaci nam̊ kañci
Byārosanā paţīghasaññā
Nāññamaññassa dukkhamiccheyya.
Mātā yathā niyam̊ puttam̊
Āyusā ekaputtamanurakkhe.
Evampi sabbabhūtesu
Mānasambhāvaye aparimāņam̊.
Mettañca sabbalokasmim̊
Mānasambhāvaye aparimāņam̊
Uddham̊ adho ca tiriyañca
Asambādham̊ averam̊ asapattam̊
Tiţţhañcaram̊ nisinno vā
Sayāno vā yāvatassa vigatamiddho
Etam̊ satim̊ adhiţţheyya
Brahmametam̊ vihāram̊ idhamāhu.
Diţţhiñca anupagamma Silavā dassanena sampanno
Kāmesu vineyya gedham̊ Nahi jātu gabbhaseyyam̊ punaretīti.
Inilah yang patut dikerjakan
Oleh ia yang pantas dalam hal yang berguna yang mengantar
ke jalan kedamaian:
Sebagai orang yang cakap,jujur,tulus,
Mudah dinasehati, lemah-lembut, tidak sombong;
Merasa puas atas yang dimiliki, mudah dirawat,
Tidak repot, bersahaja hidupnya,
berindra tenang, penuh pertimbangan,
Sopan,tak melekat pada keluarga-keluarga;
Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil yang
dapat dicela oleh para bjaksana
Senantiasa dengan ujaran cinta kasih:
Semoga semua mahluk berbahagia dan tenteram.
Semoga semua mahluk hidup bahagia.
Makhluk hidup apa pun yang ada;
yang goyah dan yang kokoh tanpa terkecuali,
yang panjang atau yang besar,
yang sedang,pendek, kecil,kurus atau pun yang gemuk;
yang tampak atau pun yang tak tampak,
yang berada jauh ataupun dekat,
yang telah menjadi atau pun yang belum menjadi,
semoga mereka semua hidup bahagia.
Tak sepatutnya yang satu menipu yang lainnya,
Tidak menghina siapa pun di mana juga;
Dan, tak selayaknya karena marah dan benci
Mengharap yang lain celaka.
Sebagaimana seorang ibu mempertaruhkan jiwa
melindungi putra tunggalnya;
demikianlah terhadap semua makhluk
kembangkan pikiran cinta kasih tanpa batas.
Cinta kasih terhadap makhluk di segenap alam,
patut kembangkan tanpa batas dalam batin
baik ke arah atas, bawah, dan diantaranya;
tidak sempit tanpa kedengkian, tanpa permusuhan.
Selagi berdiri, berjalan atau duduk,
ataupun berbaring, sebelum terlelap;
sepatutnya ia memusatkan perhatian ini
yang disebut sebagai ’berdiam dalam Brahma’.
Ia yang mengembangkan mettā, tak berpandangan salah,
teguh dalam sila dan berpengetahuan sempurna,
dan melenyapkan kesenangan nafsu indria;
Tak akan terlahir dalam rahim lagi.

13. BRAHMAVIHĀRAPHARAA

(PANCARAN BRAHMAVIHARĀ)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ brahmavihāra-pharaam̊ bhaāma se.
Marilah kita melakukan pemancaran brahmavihāra.
Bersama-sama :
(METTĀ)
Aham sukhito homi.
Niddukkho homi.
Abyāpajjho homi.
Anigho homi.
Sukhi attānam̊ pariharāmi.
Sabbe sattā
Sukhitā hontu.
Niddukhhā hontu.
Averā hontu.
Abyāpajjhā hontu.
Anighā hontu.
Sukhi attānam̊ pariharantu.
(KARUNA)
Sabbe sattā
Dukkhā pamuccantu.
(MUDITA)
Sabbe sattā
Mā laddhasampattito vigacchantu.
(UPEKKHA)
Sabbe sattā
Kammassakā,
Kammadayādā,
Kammayoni,
Kammabandhu,
Kammapaisaranā.
Yam̊ kammam̊ karissanti
Kalyāṇam̊ vā pāpakam̊ vā.
Tassa dāyādā bhavissanti.
Semoga aku berbahagia,
bebas dari derita,
bebas dari mendengki dan didengki,
bebas dari menyakiti dan disakiti,
bebas dari derita jasmani dan batin.
Semoga aku dapat menjalankan hidup dengan bahagia.
Semoga semua mahkluk berbahagia,
bebas dari derita,
bebas dari mendengki dan didengki,
bebas dari menyakiti dan disakiti,
bebas dari derita jasmani dan batin.
Semoga mereka dapat menjalankan hidup dengan bahagia.
Semoga semua mahkluk bebas dari derita.
Semoga semua mahkluk tak kehilangan kesejahteraan1 yang telah mereka peroleh.
Semua mahkluk adalah pemilik perbuatan mereka sendiri,
terwarisi oleh perbuatan mereka sendiri,
lahir dari perbuatan mereka sendiri,
berkerabat dengan perbuatan mereka sendiri,
tergantung pada perbuatan mereka sendiri.
Perbuatan apa pun yang akan mereka lakukan,
baik atau pun buruk;
perbuatan itulah yang akan mereka warisi.
1. Sampatti = segala sesuatu yang telah didapat, keberhasilan, pencapaian, kebahagiaan, keberuntungan, rezeki, kesempurnaan.

14. ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA PATHA

(KALIMAT PERENUNGAN KERAP KALI)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ brahmavihāra-pharaam̊ bhaāma se.
Marilah kita melakukan pemancaran brahmavihāra.
Bersama-sama :
Jarādhammomhi
Jara anatīto
Byādhidhammomhi
Byādhi anatīto
Maraadhammomhi
Maraa anatīto
Sabbehi mepiyehi manāpehi nānābhāvo vinābhāvo
Kammassakomhi
Kammadāyādo
Kammayoni
Kammabandhu
Kammapaisarao
Ya kamma karissāmi kalyāa vā pāpaka
Tassa dāyādo bhavissāmīti
Eva amhehi abhiha paccavekkhitabba

Aku wajar mengalami usia tua,
Aku takkan mampu menghindari usia tua

Aku wajar menyandang penyakit,
Aku takkan mampu menghindari penyakit.
Aku wajar mengalami kematian,
Aku takkan mampu menghindari kematian.
Segala milikku yang kucintai dan kusenangi wajar berubah, wajar terpisah dariku.

Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri,
terwarisi oleh perbuatanku sendiri.
lahir dari perbuatanku sendiri.
berkerabat dengan perbuatanku sendiri…
tergantung pada perbuatanku sendiri.
Perbuatan apa pun yang akan kulakukan,
baik atau pun buruk;
perbuatan itulah yang akan kuwarisi.
Demikian hendaknya kerap kali kita renungkan.
1. Sampatti = segala sesuatu yang telah didapat, keberhasilan, pencapaian, kebahagiaan, keberuntungan, rezeki, kesempurnaan.

15. BHĀVANĀ

(PENGEMBANGAN BATIN)
Pemimpin puja bakti memimpin bhāvanā setelah itu mengakhirinya dengan kalimat:
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Semoga semua mahkluk berbahagia. (atau)
Sabbe sattā sadā hontu averā sukhajīvino.
Semoga semua mahkluk bebas dari kedengkian, senantiasa hidup bahagia.

16. PĀÑCASILĀ-ĀRĀDHANĀ

(PERMOHONAN TIGA PERLINDUNGAN DAN LIMA LATIHAN SILA)
Apabila puja bakti dihadiri oleh bhikkhu/samanera, pembacaan Pañcasīla (nomor 6) dalam Tuntunan puja bakti ini ditiadakan. Selesai membaca wacana-wacana Pāli secara berurut, hadirin memohon Lima Sila kepada bhikkhu/samanera, sebagai berikut:
Hadirin:
Mayam̊ bhante,
tisaraena saha, pañca sīlāni yācāma.
Bhante
Kami memohon Tisarana dan Pancasila
Dutiyampi mayam̊ bhante,
tisaraena saha, pañca sīlāni yācāma.
Untuk kedua kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisarana dan Pancasila.
Tatiyampi mayam̊ bhante,
tisaraena saha, pañca sīlāni yācāma.
Untuk ketiga kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisarana dan Pancasila.
(atau)
Okasa aham̊ bhante,
tisaraena saddhim̊, pañcasīlamdhammam̊ yācāmi,
Anugaham̊ katvā sīlam̊ detha me bhante.
Perkenankanlah Bhante,
saya memohon lima sīla beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sīla itu, Bhante.
Dutiyampi okasa aham̊ bhante,
tisaraena saddhim̊, pañcasīlamdhammam̊ yācāmi,
Anugaham̊ katvā sīlam̊ detha me bhante.
Kedua kalinya, Bhante, perkenankanlah
saya memohon lima sīla beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sīla itu, Bhante.
Tatiyampi okasa aham̊ bhante,
tisaraena saddhim̊, pañcasīlamdhammam̊ yācāmi,
Anugaham̊ katvā sīlam̊ detha me bhante.
Ketiga kalinya, Bhante, perkenankanlah
saya memohon lima sīla beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sīla itu, Bhante.
Bhikkhu:
Yamaham̊ vadāmi tam̊ vadetha
Ikutilah kata yang saya ucapkan.
Hadirin:
Āma, Bhante.
Ya, bhante.
Bhikkhu:
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambusshassa.
(tikkhattum̊)
Terpujilah Sang Bhagavā,Yang Mahāsuci,Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna.
(tiga kali)
Hadirin: (mengikuti)
Bhikkhu: (mengucapkan saraagamana)
Hadirin: (mengikuti)
Bhikkhu:
Saraagamanam̊ paripuṇṇa
Saraagamana telah lengkap diberikan.
Hadirin:
Āma, Bhante.
Ya, bhante.
Bhikkhu: (mengucapkan pañcasila)
Hadirin: (mengikuti)
Bhikkhu:
Imāni pañcasikkhāpadāni
Sīlena sugati yanti
Sīlena bhogasampadā
Sīlena nibbhuti yanti
Tasmā silam visodhaye
Ini adalah lima pelatihan sila.
Dengan merawat sila, tercapai alam bahagia.
Dengan merawat sila, diperoleh kekayaan (lahir dan batin).
Dengan merawat sila, tercapai padamnya kilesa.
Oleh karena itu, rawatlah sīla dengan sempurna.
Hadirin:
Sādhu, Sādhu, Sādhu.
Baiklah, baiklah, baiklah1.
1. Pengertian lain kata ‘sādhu’ adalah ‘semoga tercapai harapan’.

17. PARITTA-ĀRĀDHANĀ 1

(PERMOHONAN PARITTA)
Vipatti-paibāhāya Sabba sampatti-siddhiyā,
Sabbadukkha-vināsāya Paritta brūtha mangala
Vipatti-paibāhāya Sabba sampatti-siddhiyā,
Sabbabhaya-vināsāya Paritta brūtha mangala
Vipatti-paibāhāya Sabba sampatti-siddhiyā,
Sabbaroga-vināsāya Paritta brūtha mangala
Untuk menolak malapetaka,
untuk memperoleh segala rejeki,
untuk melenyapkan semua derita,
sudilah membacakan paritta pemberkahan.
Untuk menolak malapetaka,
untuk memperoleh segala rejeki,
untuk melenyapkan semua rasa takut
Sudilah membacakan paritta pemberkahan.
Untuk menolak malapetaka,
untuk memperoleh segala rejeki,
Untuk melenyapkan semua penyakit,
sudilah membacakan paritta pemberkahan.
Keteranagn:
Permohonan paritta ini pada umumnya dilakukan untuk upacara-upacara khusus tertentu, seperti upacara maṅgala: kelahiran, ulang tahun, pernikahan, membuka usaha baru, menempati rumah baru, dsb.
Pemilik hajat bisa mengundang bhikkhu/sāmaṇera untuk membacakan paritta, baik dirumah, di tempat-tempat tertentu atau di vihāra/cetiya.
Permohonan ini dibacakan setelah permohonan pañcasīla selesai.
1. Dapat dibacakan hanya oleh pemimpin puja bhakti, atau bersama-sama dengan hadirin, atau dibacakan oleh pemimpin puja bhakti kalimat demi kalimat kemudian diikuti hadirin.

18. DHAMMADESANĀ-ĀRĀDHANĀ 1

(PERMOHONAN DHAMMADESANĀ)
Brahmā ca lokādhipatī sahampati
Katañjalī andivaram ayācatha
“Santīdha sattāpparajakkha-jātikā
Desetu dhammam̊ anukampimam̊ pajam̊”
Brahma Sahampati, Sang penguasa dunia
Berañjali2 seraya memohon,
“Di alam semesta ini, ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka.
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka.”
Keterangan:
Permohonan Dhammadesanā ini dibacakan apabila pembabaran Dhamma dilakukan oleh bhikkhu/sāmaṇera, sesuai permohonan pañcasīla. Pembacaan permohonan bisa dilakukan dalam acara pembabaran Dhamma di vihāra, cetiya, atau tempat-tempat lain yang sesuai untuk pembabaran Dhamma.

19. DHAMMADESANA

Hadirin mendengarkan pembabaran Dhamma dengan sikap hormat3 dan penuh perhatian.
1. Ibid
2. Merangkapkan kedua tangan didepan dada.
3. Sikap hormat ini bisa berbentuk sikap duduk tenang beranjali dan sebagainya.

20. ETTĀVATĀ TIĀDIPATTIDĀNA

(PELIMPAHAN JASA BERAWALKAN KATA ETTĀVATĀ)
Pemimpin puja bakti :
Handa mayam̊ ettāvatāti-ādipattidānam̊ bhaāma se.
Marilah kita melakukan pelimpahan jasa dengan kata ettāvatā.
Bersama-sama :
Ettāvatā ca amhehi Sambhatam̊ puññasampadam̊
Sabbe devānumodantu Sabbasampatti-siddhiyā
Ettāvatā ca amhehi Sambhatam̊ puññasampadam̊
Sabbe bhūtānumodantu Sabbasampatti- siddhiyā
Ettāvatā ca amhehi Sambhatam̊ puññasampadam̊
Sabbe sattānumodantu Sabbasampatti- siddhiyā
Ākāsaţţhā ca bhummaţţha Devā nāgā mahiddhikā
Puññam̊ tam̊ anumoditvā Rakkhantu lokasantikam̊
Ākāsaţţhā ca bhummaţţha Devā nāgā mahiddhikā
Puññam̊ tam̊ anumoditvā Imam̊ rakkhantu raṭṭhakam̊1
Idam̊ vo ñātinam̊ hotu Sukhita hontu ñātayo
Idam̊ vo ñātinam̊ hotu Sukhita hontu ñātayo
Idam̊ vo ñātinam̊ hotu Sukhita hontu ñātayo
Devo Vassatu kālena. Sassasampatti hotu ca.
Phito bhavatu loko ca. Rājā bhavatyu dhammiko.
Ākāsaţţā ca bhummaţţhā Devā nāgā mahiddhikā
Puññam̊ tam̊ anumoditvā Ciram̊ rakkhantu sāsanam̊
Ākāsaţţā ca bhummaţţhā Devā nāgā mahiddhikā
Puññam̊ tam̊ anumoditvā Ciram̊ rakkhantu desanam̊
Ākāsaţţā ca bhummaţţhā Devā nāgā mahiddhikā
Puññam̊ tam̊ anumoditvā Ciram̊ rakkhantu mam̊ pare2.
Semoga para dewa turut bersukacita atas timbunan kebajikan
yang telah kami capai dan timbun sebanyak ini demi keberuntungan dan keberhasilan
Semoga para mahkluk halus turut bersuka cita atas timbunan kebajikan
yang telah kami capai dan timbun sebanyak ini demi keberuntungan dan keberhasilan
Semoga semua mahkluk hidup turut bersuka cita atas timbunan kebajikan
yang telah kami capai dan timbun sebanyak ini demi keberuntungan dan keberhasilan
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga4, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga memelihara ketenteraman dunia.
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga melindungi negeri (Indonesia) ini.
Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga
Semoga sanak keluarga berbahagia
Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga
Semoga sanak keluarga berbahagia
Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga
Semoga sanak keluarga berbahagia
Semoga hujan turun menurut waktunya
Semoga tanaman tumbuh dengan subur
Semoga dunia menjadi makmur
Dan semoga pemerintah(raja) bertindak benar
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
Juga para naga, mereka yang perkasa;
Setelah turut bersukacita atas jas ini,
Semoga selalu melindungi Ajaran.
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
Juga para naga, mereka yang perkasa;
Setelah turut bersukacita atas jas ini,
Semoga selalu melindungi pembabaran Dhamma.
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
Juga para naga, mereka yang perkasa;
Setelah turut bersukacita atas jas ini,
Semoga selalu melindungi semuanya5.
1. Saat membaca baris ini, perhatian diarahkan pada negeri Indonesia.
2. Pengharapan perlindungan bagi para dermawan atau bagi tempat seperti vihara dsb. Dapat dilakukan. Melakukannya di saat sebelum mengucapkan bait ini. Untuk pengharapan perlindungan bagi tempat seperti vihara dsb., ulangi tiga baris pertama
3. Bait ini lalu ganti baris keempat dengan, ‘Imam̊ rakkhantu vatthukam̊’. Dan, saat mengucap kata ’vatthukam̊’, arahkan pikiran anda pada vihara atau tempat yang dimaksud. Untuk pengharapan perlindungan bagi para dermawan, ganti baris keempat dengan, ‘Ciram̊ rakkhantu dāyake’. Dan saat mengucap kata ’dāyake‘, arahkan pikiran pada para dermawan yang dimaksud.
4. Naga disini adalah sebutan dewa yang berkuasa atas perairan; dalam syair ini tercakup tiga jenis dewa yang berkuasa atas ketiga wilayah: angkasa, daratan, dan perairan.
5. Untuk pembacaan perlindungan bagi tempat (vatthukam̊) seperti vihara, bangunan dsb. Di sebelum bait ini, ucapkan tiga baris pertama bait tersebut lalu ganti baris ke empat dengan ‘Semoga melindungi vihara … ini;’ ‘ Semoga melindungi gedung … ini;’ ‘ Semoga melindungi tempat ini;’ dsb. Sesuai dengan tempat yang diarah. Untuk pembacaan perlindungan bagi para dermawan (dāyake), ganti baris terakhir dengan, ‘Semoga selalu melindungi para dermawan’.

21. PENUTUP

Apabila puja bhakti dihadiri bhikkhu/sāmaṇera, sebelum penutupan, bhikkhu/sāmaṇera dapat dimohon memberi pemberkahan. Setelah itu, hadirin membacakan ettāvatātiādipattidāna. Puja bakti ditutup dengan namākara.
CATATAN:
Bagian nomor 11 dan 12, dapat dipilih salah satu.
Bagian nomor 13 dan 14, dapat dipilih salah satu.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Pelaksanaannya kapan? Hari apa saja?

Unknown mengatakan...

Pelaksanaannya kapan? Hari apa saja?

BienOs mengatakan...

Pelaksanaanya waktu umat buddha akan mengadakan puja bakti di vihara

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;