Kamis, 29 Maret 2012

kitab berkeliling dialam neraka II (Giok Shi Thum Chi)

BAB 7
MENGUNJUNGI PUU CIN SO(TEMPAT KURSUS KENG KEMBALI)
TAHUN 1976, LUN PE GWEE CHE KAUW

Chi Hoet:
Hari ini siap berangkat ke Alam Baka. Yang Shen harus duduk mantap di Teratai, tidak boleh bimbang hati.
Yang Shen:
Ya guru. Memandangi Alam Baka sungguh menyedihkan, benar-benar tidak tega melihatnya.
Chi Hoet:
Para Roh sudah pantas dihukum, kamu tidak usah merasa kasihan. Berangkat! Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Rumah ini kenapa begitu gelap, dan terdengar suara rintihan dari dalam.
Chi Hoet:
Inilah tempat KURSUS KENG KEMBALI, kita meninjau dan lihat.
Yang Shen:
Mari jalan ..... di atas pintu tertulis PUU CIN SO, tiga huruf. Disana sudah datang dua Jendral Tidak tahu siapa.
Chi Hoet:
Mereka adalah Jendral penjaga pintu.
Jendral:
Menyambut kedatangan Chi Hoet dan Yang Shen.
Chi Hoet:
Tidak usah sungkan, hari ini saya ajak Titah suci Yang Shen kemari meninjau PUU CIN SO, harap Jendral antar.
Jendral:
Ya, ikutlah saya, kalian boleh masuk ke dalam lewat pintu samping karena pintu depan tidak terbuka jika bukan hari besar, maka akan datang para Dewa Hoet dari arah barat, ada Hoet Co (BUDHA sebutan dalam agama Budha) dan Tao Co(TAOIST sebutan dalam agama TAO) yang datang kemari untuk berceramah pada Ho Sang(biarawan), pendeta, Imam dll.
Yang Shen:
Bisa masuk kemari saja sudah mujur, lewat pintu manapun sama. Di dalam ruangan PUU CIN SO gelap tidak bercahaya, saya lihat disini juga tidak ada apa-apa, tidak usah masuk ke dalam.
Jendral:
Tidak apa-apa, saya ajak kamu jalan, tidak usah takut.
Yang Shen:
Baiklah! Ruangan ini seperti terbuat dari kayu, seperti sudah lama tidak diperbaiki dan agak rusak. Di sekeliling ruangan banyak lubang kecil, di dalamnya terdapat ribuan orang yang berpakaian pendeta, imam atau Ho Sang dengan lampu minyak yang kecil sedang membuka buku-buku KENG(Doa Kitab suci), membaca dan keadaannya sangat menderita.
Chi Hoet:
Mereka itu pendeta, Ho Sang atau Imam, waktu hidup di dunia kerjanya membaca doa Keng untuk orang yang sedang kesusahan(kematian) tetapi tidak sungguh-sungguh membaca doanya, ada yang baca doa bahasanya dikurangi, atau salah baca doa, maka setelah meninggal harus kemari(PUU CIN SO) untuk mengikuti kursus doa-doa lagi dan bahasa Kengnya, dan hanya mengandalkan sinar yang kecil, sekecil kunang-kunang itu untuk membaca. Jika tertinggal satu huruf saja maka akan dihukum baca ulang sampai seratus kali. Setelah lulus membaca, baru ditentukan lagi jasa kehidupannya.
Yang Shen:
Kalau begitu, buku-buku Keng karangan Vihara kami siapa yang berani baca, biar banyak orang yang sungguh-sungguh membaca Keng, namun karena bahasanya tidak tepat suaranya, apakah kemudian dihukum kemari juga?
Jendral:
Bukan begitu, yang datang kemari adalah orang-orang yang kerjanya waktu masih hidup di dunia terima uang orang-orang lain dan kerjanya baca doa untuk orang yang sedang kesusahan. Maksudnya baca Keng untuk menghilangkan kecelakaan, tetapi tidak sungguh-sungguh baca doa hingga habis, maka dihukum kemari, kalau sendiri yang baca Keng (Doa Kitab Suci) karena tujuannya lain dan bukan bermaksud untuk cari uang, biar ada kesalahan namun akan dimanfaatkan oleh Yang Maha Kuasa.
Yang Shen:
Api lampu yang sekecil kunang-kunang itu, seakan-akan mau mati bila ditiup oleh angin Alam Baka. Para pendeta, Ho Sang itu seperti umurnya sudah tua, matapun suram, seperti tidak kelihatan, masih melihat dan membaca huruf-huruf Keng(Doa) yang begitu kecil, sungguh kasihan. Setiap orang kelihatannya sudah kecapaian(lelah) dan sengsara.
Jendral:
Uang satu barangpun satu, sudah menerima uang orang lain, namun tidak beres kerjaannya, harus dihukum sedemikian.
Chi Hoet:
Nasehati para pendeta, Imam dan Ho Sang di dunia. Membaca Keng(doa) sebenarnya bisa untuk sembahyang yang benar dan juga bagus untuk dirinya, namun jika untuk kerjaan maka haruslah hati-hati dan dibaca sungguh-sungguh, tidak boleh asal baca atau mengurangi bahasa Keng(Doa). Kalau tidak, sudah tidak bisa buat selamat bagi orang lain. Sendiripun jadi dapat kecelakaan. Setelah mati harus dihukum baca Keng sampai beribu-ribu kali.
Jendral:
Setiap Che It dan Cap Go(tanggal 1 dan 15 menurut kalender Cina), Hoet Tao (BUDHA TAOIST) dua ketua akan mengajak para muridnya kemari, meninjau dan mengajari bahasa Keng yang benar dan tepat, para umatnya sudah berbuat kesalahan, masih merepotkan para Dewa Hoet turun kemari ikut menderita. Sungguh mulia para Dewa Hoet, maka umat di dunia harus menyadari bahwa setitik, setetes juga tidak dapat terhindar dari tindakan di Alam Baka.
Yang Shen:
Kini saya sudah mengerti, banyak terima kasih atas petunjuk Jendral.
Chi Hoet:
Yang Shen kamu boleh tanya pada Ho Sang ini, kenapa dia sampai kemari?
Yang Shen:
Baik! Ho Sang, kenapa bisa sampai kemari?
Ho Sang:
Kau jangan panggil saya Ho Sang, waktu di dunia saya hanya Ho Sang berkepala merah, kerjanya sehari-hari hanya membaca Keng untuk keluarga yang sedang kesusahan, seperti membaca Keng untuk mengantar Roh. Karena saya tidak sekolah dengan baik maka ada bahasa Keng yang saya sendiripun tidak tahu maka saya hanya mengikuti suara lonceng dan gendang membaca NGI-NGI NGO-NGO. Orang lain tidak tahu apa yang saya baca. Kadang-kadang kalau mau mengejar waktu, maka bahasa Keng saya kurangi membacanya, yang penting saya dapat uang, tidak peduli mereka yang sudah meningggal bisa tiba ke Surga atau tidak, maka setelah saya meninggal, saya dikawal ke TINGKATAN PERTAMA dan dihukum disini, sudah satu tahun tambah dua bulan lagi, seumur hidup. Karena sudah banyak menghilangkan bahasa Keng pada saat membaca, maka saya harus menderita sengsara di sini. Sudah lelah membaca belum juga lulus membaca semua Keng, mata saya sekarang merah dan sangat sakit. Setelah lulus membaca Keng disini, mungkin saya akan dibawa ke TINGKATAN KEDUA untuk menerima hukuman lain. Karena waktu masih hidup saya juga pernah jahat terhadap orang lain, biarpun sekarang saya meyesal sudah terlambat, harap kamu memberitahukan para pendeta, Imam, dan Ho Sang di dunia. Kalau disuruh orang untuk membaca Keng harus benar-benar kerjanya dan jangan seperti saya ini. Sekarang hanya bisa minta tolong pada orang lain.
Yang Shen:
Ho Sang ini sungguh kasihan, apakah guru bisa menolong dia?
Chi Hoet:
Dosa yang diperbuat olehnya harus ditanggung sendiri. Waktu hidup di dunia dia cukup senang. Sekarang biar dia menderita, jangan kamu banyak mencampuri urusan orang lain. Kita disini dapat Titah untuk mengelilingi Alam Baka, urusan lain jangan kita ikut campur, karena ini wewenangnya hukum Alam Baka. Waktu sudah tiba, mari siap untuk pulang.
Yang Shen:
Terima kasih jenderal, kalian para pendeta, Ho Sang baik-baiklah membaca.
Chi Hoet:
Cepat naik ke atas Teratai, Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 8
MENINJAU KOTA MATI PENASARAN
TAHUN 1976, LUN PE GWEE CAP LAK




Chi Hoet:
Tahun ini dua kali TAN CIU sejak menerima Titah untuk mengarang buku MENGELILINGI ALAM BAKA sampai kini sudah hampir satu bulan, waktu cepat benar berlalu. Harap manusia di dunia cepat sadar dari mimpi, apakah bulan selalu purnama? Tahun kapan lagi bisa ketemu dua kali TAN CIU? Betapa gembiranya manusia di dunia, mengobrol dan cari angin di bawah sinar bulan purnama. Namun sebaliknya di Neraka tidak nampak sinar matahari dan cahaya bulan. Para Roh disiksa sambil menjerit-jerit, benar-benar menyedihkan, Yang Shen siap keliling Alam Baka.
Yang Shen:
Ya, waktu cepat berlalu, sudah satu bulan, masih belum selesai mengarang buku yang seperti sepuluh tahun rasanya. Saya takut sulit menyelesaikan tugas ini.
Chi Hoet:
Yang penting berprinsip teguh dan jujur. Tetapkan hati nurani, niscaya pintu Neraka sepuluh tingkatpun akan terbuka lebar-lebar agar kamu bisa jelas melihatnya. Jangan bimbang, cepat naik ke atas Teratai.
Yang Shen:
Sudah mantap duduknya, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Hari ini ke tempat KOTA MATI PENASARAN. Di depan terdapat sebuah kota, pintunya sedang tertutup dan di atasnya tertulis HUANG SI CHEN (Kota Mati Penasaran). Tiga huruf, apakah mau masuk ke dalam untuk meninjau?
Chi Hoet:
Ya, memang hari ini kita mau meninjau KOTA MATI PENASARAN, mari kita masuk ke dalam.
Yang Shen:
Kenapa pintu kota ini tertutup, bagaimana kita bisa masuk?
Chi Hoet:
Pintu kota ini adalah pintu otomatis. Seperti pintu otomatis yang terdapat di toko serba ada di dunia, para Roh yang mati penasaran pasti dikawal kemari, karena dia matinya tidak wajar. Hawa Rohnya tidak rela sampai di depan pintu, terjadilah kontak, hingga pintupun terbuka sendiri, karena benda-benda yang terdapat di Alam Baka semua terbuat dari Hawa Langit dan Bumi (IM dan Yang) berubah menurut hati, mari saya kipaskan dan pintu akan terbuka.
Yang Shen:
Guru, ilmumu sungguh hebat, bolehkah saya pinjam kipas ini ke alam dunia dan menunjukkan kehebatan, biar manusia di dunia melihatnya?
Chi Hoet:
Kau jangan serakah, terlalu serakah akan cepat kemasukan setan, orang yang bertapa tidak usah meminta Dewa untk menjelma, bertapa harus tenang hati, biar tidak ada urusan hati harus tetap bersemangat, ialah "Dewa Kecil" buat apa mengambil kipas ini, akan merepotkan.
Yang Shen:
Ya, terima kasih atas petunjuk guru. Saya jadi malu, di depan sedang datang sebaris orang, siapa mereka?
Chi Hoet:
Mereka adalah Pejabat dan Jendral dari Kota Mati Penasaran, siap menyambut kita.
Pejabat:
Menyambut Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia untuk meninjau kemari, silahkan ikut kami masuk ke dalam kota.
Jendral:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen di sini sudah dapat pemberitahuan bahwa kalian akan kemari untuk meninjau dan mengarang buku menasehati dunia.
Yang Shen:
Selamat bertemu para Dewa, saya dan guru hari ini tiba di sini harap diberikan banyak petunjuk.
Pejabat:
Tidak usah sungkan, cepat berdiri, ikut kami ke dalam kota.
Yang Shen:
Di sini seperti penjara yang besar, luasnya tidak terhitung, apakah manusia begitu banyaknya dalam Kota Mati Penasaran ini.
Pejabat:
Tiap hari ada Roh yang mati penasaran kemari, saya ajak kamu meninjau dari kamar penjara pertama.
Yang Shen:
Kamar ini terdapat banyak anak-anak kecil, pada berdarah di mukanya dan tidak berhenti menangis, ada yang sedang tiduran di tanah, sungguh menyedihkan dan kasihan. Kenapa tidak dibebaskan?
Jendral:
Mereka adalah anak-anak yang keguguran, dibuat manusia di dunia, karena sudah jadi manusia, hati nuraninya sudah meninggal hingga kemari, karena manusia di dunia tidak mau melahirkan lalu kandungannya digugurkan atau anak-anak hasil hubungan gelap, sehingga belum dilahirkan sudah dibuat meninggal digugurkan dalam kandungan, kini hati nuraninya menjadi benci kepada kedua orang tuanya, selain menghambur-hamburkan uang, kedua orang tuanya di Alam Baka ini juga masih ada lagi pembalasan bila orang tuannya meninggal dunia, karena itu nasehatilah para manusia di dunia, jangan sembarangan menggugurkan kandungan, perbuatan itu sungguh tidak berkemanusiaan. Masih terciptanya hubungan badan yang tidak benar, maka bagi yang pernah menggugurkan kandungan mulai kini harus memperbaiki perbuatan masing-masing dan berbuatlah banyak amal kebaikan supaya bisa mengurangi dosa nantinya di Alam Baka.
Yang Shen:
Oh begitu, saya mau tanya Jendral, apakah orang yang meninggal karena kecelakaan juga datang ke kota Mati Perasaan ini?
Jendral:
Tidak demikian seperti para Jendral atau prajurit yang meninggal karena membela negaranya mereka berkorban demi negara, yang dijuluki sebagai pahlawan, mereka selain tidak usah ke Kota Mati Penasaran. Namun Roh mereka akan diperlakukan istimewa, ada yang masuk ke Surga, ada yang menjadi Dewa, ada yang bereinkarnasi kembali menjadi manusia yang benar, seperti di dunia juga terdapat Tugu Pahlawan untuk disembahyangi. Itulah pembalasan kebaikan para pahlwan, dengan para manusia dinasehati haruslah mencintai negara, sejak dulu yang telah berbakti dan berjasa pada negara akan selalu dikenang.
Yang Shen:
Benar apa yang dikatakan Jendral.
Jendral:
Langit dan Bumi mencintai KEBAKTIAN. Sejak dulu para pahlwan demi berbakti pada negaranya sehingga mengorbankan nyawanya, bisa menggemparkan Langit dan Bumi, Dewa dan setanpun menangisinya. Karena itu banyak yang menjadi Dewa, hari ini waktunya sudah tiba, saatnya kita pulang. Yang Shen cepat permisi pada Jendral dan Pejabat.
Yang Shen:
Terima kasih Pejabat dan Jendral. Karena waktu tidak mengijinkan kami mau permisi sekarang.
Pejabat:
Kalau ada kekurangan harap Chi Hoet dan Yang Shen memakluminya.
Chi Hoet:
Tidak apa-apa, kami guru dan murid sekarang mau pulang. Yang Shen naik ke atas Teratai.
Yang Shen:
Guru, saya sudah duduk.
Chi Hoet:
Menyesali manusia di dunia benar-benar kejam, hanya tahu percintaan hingga tega membuang yang masih dalam kandungan, sungguh sedih. Para Dewa Hoet pun tidak tega melihatnya. Wahai manusia perbaikilah perbuatan kalian, jangan hanya karena nafsu belaka hingga berbuat dosa, lebih baik berumah tangga yang benar, hidup rukun dan menyambung keturunan dari kenikmatan sementara. Lebih baik menyimpan tenaga yang benar dan berbuat kebaikan untuk masyarakat. Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.
BAB 9
MENGUNJUNGI KEMBALI KOTA MATI PENASARAN
TAHUN 1976, LUN PE GWEE CAP KAUW




Chi Hoet:
Kini hati manusia sudah condong ke zaman kemajuan, serta modern sehingga terhadap pelajaran batin dan kepercayaan dianggap omong kosong, tidak tahunya benda bisa rusak. Namun hati nurani tetap hidup. Surga dan Neraka karena pilihan manusia yang sekejab, Surga tidak jauh, mau insyaf bisa ketemu, dan Neraka juga dekat, mau bertapa bisa hindari. Betapa sedihnya pemandangan di dalam Kota Mati Penasaran. Yang Shen bersemangatlah, hari ini kita mengelilingi Alam Baka lagi.
Yang Shen:
Guru, saya sudah siap. berangkatlah.
Chi Hoet:
Sudah tiba.
Yang Shen:
Bukankah kita pernah kemari? Kenapa tidak kita berhenti di luar kota "Kota Mati Penasaran" dan langsung menunggu di sini.
Chi Hoet:
Budha memandang EMPAT KELIHATAN sebagai kelihatan kosong, pintu Nerakapun terlewati, karena KELIHATAN KOSONG, bebas melintasi, tidak akan terhalangi. Pertama kali ketika kamu kuajak kemari, berhenti di luar pintu kota Mati Penasaran supaya kamu bisa maju selangkah demi selangkah, karena hari ini waktunya terbatas, maka langsung menerobos kemari, harap manusia di dunia mengerti, jika bertapa bisa menghilangkan nafsu birahi, akan bebas dari tahanan di penjara, akan seperti saya ini, bebas ke sana kemari.
Yang Shen:
Guru, apa yang kamu ajarkan akan saya terima. Oh di depan ada Pejabat dan Jendral sedang menuju kemari.
Chi Hoet:
Cepat berikan salam.
Yang Shen:
Selamat bertemu lagi, Pejabat dan Jendral, banyak terima kasih atas petunjuk kalian tempo hari, hari ini merepotkan lagi, mohon harap maklum.
Pejabat:
Tidak berani, silahkan Chi Hoet dan Yang Shen ke dalam dan meninjau kembali Kota Mati Penasaran, jelaskan keadaan di sini di dalam buku untuk menasehati para manusia di dunia.
Yang Shen:
Banyak terima kasih, guru. Mari kita ikuti mereka ke dalam.
Chi Hoet:
Kamu ikut Jendral dan Pejabat saja, saya ada urusan lain, mau pergi sebentar.
Yang Shen:
Guru mau kemana, nanti siapa yang mengajak saya pulang.
Chi Hoet:
Kamu tidak usah bingung, setelah waktunya tiba, saya akan kembali menjemput anda.
Jendral:
Yang Shen, kamu tenang saja, ikut saya, jalan!
Yang Shen:
Dalam kamar yang dua ini memisahkan tahanan laki-laki muda dengan wanita muda, ada yang rambutnya terkulai, wajahnya kelihatan sangat pucat dan memandangi saya terus. Pejabat, kenapa mereka dikurung di sini.
Jendral:
Mereka itu pacaran tapi tidak disetujui, sehingga nekat minum obat atau bunuh diri, setelah mati ditahan disini, harap manusia di dunia jangan berbuat nekat karena percintaan, tidak ada artinya. Sudah tidak bisa berpasangan dan sulit untuk hidup berdua.
Yang Shen:
Dalam penjara ini kenapa terkurung orang-orang yang patah kaki, hilang tangan atau otaknya hancur bermandikan darah, sedang merintih, kelihatannya sungguh kasihan.
Pejabat:
Mereka itu meninggal karena kecelakaan atau meninggal ketabrak mobil, karena ajal sesungguhnya belum tiba, termasuk mati penasaran, Rohnya akan ditahan disini, sampai ajalnya yang benar sudah tiba baru diserahkan kepada Yiam Wong untuk disidang, supaya adil.
Yang Shen:
Mana bisa begitu, sudah meninggal karena kecelakaan sudah kasihan, kini ditahan lagi disini, tidak boleh bereinkarnasi lagi, saya pikir ini kurang adil.
Pejabat:
Kamu hanya mengerti urusan pertama, tapi tidak tahu urusan (alasan) lain lagi. Ada yang memang ajal kematiannya ditakdirkan begitu, ada yang karena hal-hal tertentu sehingga dirinya sengaja mati ditabrak mobil. Karena itulah manusia, di dunia suka memaki langit maupun bumi, kenapa orang yang sering berbuat amal kebaikan meninggalnya sering ketabrak mobil. Benar-benar tidak adil atau bertapa cara Budha demi kebaikan, kenapa masih diganggu setan atau cobaan lainnya. Apakah langit tidak punya mata melihatnya? Tidak itu karena sudah takdir yang ditentukan, supaya bisa melatih hati manusia lulus dari segala ujian baru menjadi manusia di atas manusia yang lain. Apalagi badan hanya tubuh belaka biar sudah hancur namun hati dan semangatnya tidak mati.
Yang Shen:
Sudah ada takdir Karmanya dalam TIGA KALI KEHIDUPAN DI DUNIA, KENAPA ADA LAGI YANG DISEBUT MATI PENASARAN. Apakah itu bukan saling bertentangan? Kalau begitu manusia di dunia tidak akan percaya adanya Hukum Karma, coba Pejabat jelaskan, jangan sampai saya kebingungan.
Pejabat:
Karma TIGA KALI KEHIDUPAN di dunia hanyalah sebagian dalam kehidupan manusia, sebenarnya manusia sejak dulu, lahir ke dunia sudah melewati beberapa kalinya kembali menjadi manusia dan Karma kehidupan yang telah terkumpul berapa banyaknya. BUDHA membicarakan TIGA KALI KEHIDUPAN DI DUNIA karmanya. Maka sebutlah Karma yang telah terbuat di KEHIDUPAN TERDAHULU, KEHIDUPAN KINI dan KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG, tetap yang disebut kehidupan dulu adalah kehidupan yang lalu, kehidupan beberapa kali yang dahulu manusia di dunia salah menangkap artinya, bahwa Karma yang terdapat di kehidupan sekarang ini karena akibat perbuatan di kehidupan dulu, bukan begitu yang boleh dikatakan bahwa KEHIDUPAN DULU HANYA BISA DINILAI 7 BAGIAN, KEHIDUPAN SEKARANG HANYALAH 3 BAGIAN artinya takdir tidak bisa dirubah, namun nasib bisa digeser.
Yang Shen:
Oh begitu, sebagian manusia di dunia, apapun yang terjadi dianggap Karma yang dari kehidupan yang dulu sudah takdirnya begitu, hingga timbul pemikiran yang salah, sebetulnya tidak begitu, coba di kamar kurungan depan, terdengar jeritan kesakitan tidak henti-hentinya. Yang dikurung adalah Roh-roh yang berdosa apa lagi?
Pejabat:
Mereka adalah Roh-roh yang mati dibunuh atau roh yang meninggal karena saling membunuh.
Yang Shen:
Apakah membunuh orang atau dibunuh karena Karma, sudah ajal kematian tiba kenapa dikurung di Kota Mati Penasaran juga?
Pejabat:
Alasan yang sama, benar, ada yang memang pembalsan Karma, sehingga mati saling membunuh, namun ada sebagian manusia waktu hidup di dunia tidak berbuat amal kebaikan, namun berbuat jahat itupun asalnya mati penasaran, harap manusia di dunia bisa mengerti uraian ini. Jangan bilang saya membunuh dia karena dia punya hutang nyawa pada saya di kehidupan dulu. Ada pepatah bilang MUSUH BISA DIDAMAIKAN TETAPI JANGAN CARI PERMUSUHAN. Biar saling punya hutang, bisa tidak ditagih, lebih bagus dan dapat jasa kebaikan pula. Jika para manusia bisa menghilangkan pikiran yang mau menang sendiri, rukun dengan orang lain kehidupan yang akur seperti di langit tidak menggangu bumi. Maka penghuni di Neraka akan kosong, Karmapun tidak ada lagi. Karena itu manusia harus menyayangi badan sendiri, jaga perbuatan dan banyak sembahyang dan yang disebut Karma KEHIDUPAN DULU kini terbalas, hanya kebetulan. Tetapi kalau benar-benar berbuat kejahatan, ini merupankan perbuatan dosa baru dan ini menimbulkan Karma di kehidupan yang akan datang.
Jendral:
Yang dikatakan Pejabat benar-benar tepat alasannya. Manusia di dunia harus sadar, jika tidak percaya alasan itu, manusia di dunia tidak perlu bertapa lagi, menyebutkan yang punya tulang Budhapun dasarnya Dewa yang bisa lulus jadi Dewa Hoet atau bilang saya ditakdirkan kaya tetapi tidak mau bekerja itu sudah salah besar.
Chi Hoet:
Saya sudah kembali, yang dikatakan oleh Pejabat dan Jendral tadi adalah alasan yang dari ajaran yang tepat, bisa menyadarkan manusia sejak terciptanya dunia ini, setiap manusia adalah Dewa-dewa Hoet. Karena berbuat kesalahan dengan memikirkan keduniawian saja hingga menutupi hati nurani asalnya. Maka tidak bisa kembali ke asalnya, karena itulah diturunkan ajaran yang benar, agar setiap manusia mau bertapa untuk menyucikan diri dan bisa menghapuskan KARMA hingga kembali ke waktu asal dulu. Para umat di dunia jangan bermimpi lagi, maka cepatlah bertapa agar jadi Dewa dan bagi yang tidak bertapa akan terjatuh ke alam jalanan reinkarnasi. Dewa dan setan juga berasal dari manusia yang dijadikan dan bukan ditentukan oleh langit, lihatlah KOTA MATI PENASARAN bisa dibuktikan. Waktu sudah tiba, bersiaplah Yang Shen untuk pulang dan banyak terima kasih pada Pejabat dan Jendral atas bantuannya untuk mengarang buku ini dan menjelaskan keadaan KOTA MATI PENASARAN dan menghilangkan kepercayaan yang menyesatkan.
Yang Shen:
Benar-benar suatu ilmu pengetahuan yand dalam, jika tidak dapat petunjuk Pejabat serta guru. Manusia di dunia tidak akan mengerti. Harap guru bisa memberikan penjelasan tentang ALASAN AJARAN lebih banyak agar bisa lebih menyadarkan manusia, biar orang yang bertapa dapat pegangan dan petunjuk jangan sampi sudah meninggal masih belum atau tidak mengerti artinya AJARAN.
Chi Hoet:
Itu adalah kewajiban saya untuk menolong manusia menjadi benar dan sempurna, cepat siap pulang.
Yang Shen:
Saya sudah siap dan sudah mantap duduknya, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien telah tiba. Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.
III. Alam Neraka Tingkat ke-2
BAB 10
MENGUNJUNGI TINGKATAN KE-2 DAN MENGOBROL DENGAN CHUU CHIANG WUANG DAN MENINJAU TEMPAT BERCERAMAH
TAHUN 1976, LUN PE GWEE JI CAP LAK
Chi Hoet
Keliling Alam Baka untuk mengarang buku, sungguh membuat repot manusia dan para Dewa. Demi menolongi manusia di dunia maka rela berkorban, namun MENYENANGKAN BERBUAT AMAL, para murid ikut-ikutan menjadi lelah menunggui sampai tengah malam. Budha, sayapun terharu dan kini tiga lapisan saling menunjang, lapisan atas tembus ke Langit, lapisan tengah ke para manusia dan lapisan bawah tembus ke Alam Baka. Manusia dan Langit sibuk bersama dan pintu kesucian terbuka, menurunkan ajaran yang benar, bagi yang bertapa ada jodohnya bisa lulus dari tapaan. Yang tidak berjodohpun bersembahyang demi kebaikan. Dari jalanan yang jauh di Surga, melihat Vihara amal pada berdiri dan dimana-mana nampak kedamaian tertolong oleh Roh-roh dosa di Alam Baka. Hari ini akan mengajak Yang Shen keliling Neraka satu lagi, menjelaskan keadaan Neraka kepada dunia. Yang Shen siap berangkat!
Yang Shen:
Saya sudah siap.
Chi Hoet:
Hari ini yang akan kita kunjungi adalah Tingkatan kedua, harus bersemangat.
Yang Shen:
Siap! Jika terdapat kesalahan atau kekurangan, harap guru memarahi saya.
Chi Hoet:
Tidak apa-apa. Cepat duduk yang benar. Siap berangkat. Sudah tiba. Cepat turun.
Yang Shen:
Di depan adalah tempat apa? Terlihat manusia berduyun-duyun dan dikawal oleh Kepala sapi berwajah kuda.
Chi Hoet:
Ini adalah Tingkatan kedua, cepat jalan.
Yang Shen:
Di depan sudah datang sebaris orang dan di tengah nampak seorang yang kokoh badannya dan berpakaian jubah yang kuno seperti pakaian Dewa yang ada di dalam photo di Vihara dan mengkilap lagi, sungguh gagah serta di sampingnya ada jendral pengawalnya.
Chi Hoet:
Dia adalah Chuu Chiang Wuang (Yiam Wong Chuu Chiang) dari Tingkatan Kedua, cepat beri hormat.
Yang Shen:
Salam berjumpa, Chuu Chiang Wuang dan para pejabat Dewa.
Yiam Wong:
Tidak usah beri hormat, cepat bangun. Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen kemari. Tingkatan di sini telah menerima titah bahwa Vihara kamu mau mengarang buku KELILING ALAM NERAKA serta meninjau ke sepuluh tingkatan neraka dan tadi baru menerima surat dari Chi Hoet. Mengetahui hari ini kalian mau datang. Maka menyambut kemari. Silahkan masuk ke dalam ruangan.
Chi Hoet:
Terima kasih. Yang Shen mari kita ikut Yiam Wong Ke dalam.
Yiam Wong:
Silahkan duduk di ruangan tamu ini. Jendral, tuang teh!
Yang Shen
Terima kasih, malam ini kami merepotkan, harap dimaafkan dan mohon Yiam Wong banyak memberikan petunjuk dan menjelaskan keadaan dari Tingkatan Kedua ini.
Yiam Wong:
Tidak usah sungkan. Tingkatan Kedua boleh dikatakan yang mulai menggunakan hukuman dalam sepuluh tingkatan. Roh-roh yang diserahkan dari Tingkatan Kesatu, dosa-dosanya dibuat jelas namun masih ada Roh dosa yang bandel, karena sudah kebiasaan biar sudah masuk ke Neraka tetap tidak mau insyaf, maka sesampainya disini akan dibukakan BUKU PERBUATAN yang menunjukkan dosa-dosanya. Jika termasuk kuasa di Tingkatan Kedua ini, maka akan dihukum ke dalam enam belas Neraka kecil atau Neraka kecil yang baru didirikan untuk dihukum di sana. Karena keadaan di dunia kian diperbaharui, maka di dalam Neraka ditambah banyak penjara, artinya mengikuti jaman dan juga untuk menghukum para Roh yang berdosa.
Chi Hoet:
Perubahan ilmu Matematika terjadi di bumi dan banyak menciptakan benda yang menjadi pemandangan di Langit. Perubahan apapun yang ada di dunia maka baik di Surga maupun di Neraka akan terlihat keadaannya. Maka apapun perbuatan manusia, yang terjadi di rumput atau di pohon, Langit akan seperti kaca yang besar dan langsung mencerminkan dan memancar ke Istana bumi dan terlihat jelas, jangan menganggap bahwa dunia sudah maju. Dewa dan setan bisa menghilang, menciptakan segala benda yang kelihatan untuk memenangkan benda yang tidak kelihatan. Tidak tahunya justru yang tidak kelihatan itu yang berkuasa dan itu karena gerakan para Dewa dan setan, manusia hanya dipergunakan.
Yang Shen:
Oh begitu! Manusia di dunia bilang tidak pernah melihat Neraka, tidak tahunya kini pemandangan itu jelas terlihat oleh saya. Sungguh aneh dan menakutkan. Seperti saya sudah datang ke dunia yang lain.
Yiam Wong:
Karena saya banyak tugas, tidak bisa lama-lama menemani kalian. Suruh jendral mengajak Yang Shen keliling.
Jendral:
Siap laksanakan.
Yang Shen:
Roh-roh yang di depan ruangan ada yang kepalanya dijepit oleh papan dan tangan diborgol rantai besi, lebih kasihan kelihatannya dibanding terhukum di dunia. Yiam Wong membuka sidang, memukul meja dan berteriak seperti orang desa yang memarahi kerbau.
Jenderal:
Waktu terbatas, Yang Shen jangan lama-lama di sini, ikuti saya keluar ruangan.
Chi Hoet:
Mari jalan, jangan lihat di sini lagi.
Yang Shen
Kenapa tempat ini banyak orang yang berkumpul namun pada diam tidak bersuara?
Jendral:
Karena sekarang sedang waktunya TIGA LAPISAN SALING MENUNJANG, maka TI CHANG WANG PO SAT di setiap tingkat didirikan tempat untuk berceramah. Setiap Roh dosa yang di Neraka, jika masih terdapat hati nurani yang baik atau Roh yang waktu disiksa terlihat kelakuannya menurut, maka diberikan kesempatan untuk bergiliran ke tempat berceramah untuk mendengarkan ceramah para Dewa Hoet, itulah sebabnya mereka berjalan hati-hati dan tidak berani bersuara, coba kamu lihat, mereka sedang antri masuk ke dalam ruangan itu.
Yang Shen
Berarti di dalam Neraka juga terdapat tempat berceramah untuk menyadarkan serta menolong Roh-roh yang berdosa supaya cepat insyaf, tidak kalah dengan Vihara di dunia serta tempat agama-agama lain yang tujuannya mengajarkan kebaikan pada manusia. Sungguh mulia hati para Dewa Hoet, tidak kenal lelah, turun ke bumi/dunia dan ke Neraka untuk menolong sesama dan Roh-roh.
Chi Hoet:
Kita ikuti Roh masuk.
Yang Shen:
Baik, di depan pintu besar atasnya ada sebuah palang nama yang tertulis TEMPAT BERCERAMAH DI TINGKAT SATU, setiap Roh jika masuk harus mampir ke sebuah pos kecil yang seperti pos keamanan di pabrik untuk lapor diri, kemudian masuk ke dalam.
Jendral:
Itu tempat tinggal jendral yang jaga pintu. Tugasnya mengawasi Roh-roh yang keluar masuk, kalau tidak memegang kartu rekomendasi yang boleh ikut dengar ceramah dari Neraka kecil masing-masing, tidak diperbolehkan masuk. Saya mau lapor dulu maksud kalian kemari adalah mau mengarang buku, kalian tunggu sebentar, saya sudah lapor dan sekarang ikutilah saya ke dalam kelas dan tunggu di bangku barisan depan, tunggu Dewa Hoet datang.
Chi Hoet:
Sekarang waktunya Kwan Si Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisatva) dari laut selatan tiba kemari, Yang Shen bersujud menyambut kedatangannya.
Yang Shen
Siap terima perintah Kwan Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisatva) sudah naik ke panggung siap berceramah, kursi-kursi di dalam kelas seperti kursi yang ada di dunia. Kurang lebih ada dua ribu Roh, nampaknya mereka semua pada tersenyum dan Kwan Im Po Sat berdiri di atas Teratai di panggung. Pakaiannya serba putih dan menyebari air dalam botol dengan mempergunakan daun Liau Niu. Guru, apa maksudnya?
Chi Hoet:
Air suci untuk dinikmati bersama, embun suci ditebar pula, yang berjodoh dapat pertolongan, artinya hati Langit sungguh mulia tidak membedakan antara umat jika mau insyaf, memperbaiki kesalahan, maka akan ditolong, itulah cita-citanya Kwan Im Po Sat, janganlah bertanya. Coba dengarkan ceramah Kwan Im Po Sat.
Kwan Im:
Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia hari ini berkumpul kemari, saya sangat senang, harap Yang Shen setelah mendengarkan ceramah saya, kembali ke dunia menerangkan dan menasehati para manusia di dunia. Juga para murid Vihara Shen Shien demi menolong manusia hingga mengorbankan segalanya, untuk berbuat kebaikan, benar-benar semangat yang terpuji dan di kemudian hari dapat kedudukan SHEN SHIEN/SUCI NAN MURNI, harap berjuang dengan sungguh-sungguh.
Chi Hoet:
Yang Shen cepat berterima kasih atas pujian Kwan Im.
Yang Shen:
Terima kasih atas dukungan Ma Kwan Im. Setelah kembali ke Vihara Shen Shien, saya akan memberitahukan semua murid agar jangan mengecewakan harapan KWAN IM PO SAT.
Kwan Im:
Sekarang ceramah dimulai: "Manusia dari dulu hingga lahir dan meninggal, meninggal dan lahir, walaupun wujud badan sudah mati tetapi rohani tetap hidup. Roh kalian hari ini tiba di Alam Baka belum sadar bahwa badan atau tubuh adalah kepalsuan, hati nurani baru aslinya. Berat rasanya jika saat perpisahan sehingga timbul hati yang kurang puas, kini harus sadar bahwa pandangan di dunia hanyalah impian belaka. Jodoh dan kasih sayang hanyalah karena Karma, berputar dan saling membalas. Satu Karma dilunasi dan sau di-impaskan, maka kalian harus sadar jika diantara kalianmasih ada keinginan niat ke dunia, reinkarnasi tidak akan ada habisnya. Bayi lahir di dunia pintar dan disayangi walaupun rahasia Langit menonjolkan diri namun seperti lampu apinya tidak tahan ditiup angin maka tidak tahan lama karena sifat manusia cepat lupa diri asalnya, sehingga berbuat kesalahan karena liciknya hati, hingga tidak memancar kembali sinar murni aslinya atau asalnya. Perbuatan jahat dan dosa-dosapun timbul, dunia jadi kacau. Maka hilanglah prikemanusian, kini kalian jatuh ke Neraka, Walaupun badan sudah rusak namun dosa kejahatan tetap mengikuti, ketahuilah bahwa bayangan tetap mengikuti badan. Jangan menganggap bahwa tidak terang maka tidak ada bayangan. Apa yang dipikirkan otomatis hati bergerak dan pembalasanpun segera tiba. Kalian kini berada di Alam Baka masih terdapat hati nurani yang benar, bisa menyesali perbuatan kalian. Sekarang saya menasehati kalian, cepatlah insyaf, baik-baiklah terima hukuman sebagai latihan diri, agar impas dosa-dosa. Sabar dan tahan kesakitan, hilangkan pikiran yang tidak puas, saya pasti mau menolong kalian nanti.
Chi Hoet:
Cepat antar.
Yang Shen:
Ya, terima kasih Ma Kwan Im. Semua Roh bersujud mengantar kepergiannya Kwan Im dan banyak yang terharu dan menangis.
Chi Hoet:
Kwan Im merasa kasihan pada para Roh, maka memberikan ceramah dan nasehat. Benar-benar hatinya Po Sat (Bodhisatva) tergugah, harap para umat di dunia cepat sadar. Jika masih terdapat badannya maka bertapalah diri sekarang agar bisa menghindari penderitaan di Neraka. Kalau tidak mau berlatih nanti agak susah. Sekarang waktunya tiba, saatnya kita kembali ke Vihara.
Jendral:
Jika ada kekurangan harap Chi Hoet dan Yang Shen sudi memaafkan.
Yang Shen:
Mana, sayakan manusia biasa, tidak berani bicara memaafkan. Justru nanti saya yang kurang ajar. Guru, kini di setiap tingkatan disediakan tempat berceramah, kapan Roh dosa bisa menghapus dosanya dan bebas kembali.
Chi Hoet:
Yang disediakan tempat berceramah di setiap tingkatan adalah dasar-dasarnya untuk melatih hati nurani para Roh, kemudian dilatih lagi ke tempat ceramah yang lebih tinggi pelajarannya dan jangan bertanya lagi. Sebab waktu sudah habis, naik ke atas Teratai, siap pulang dan jangan lupa berterima kasih kepada para jendral yang mengantar kita. Vihara sudah tiba. Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;