Kamis, 29 Maret 2012

kitab berkeliling dialam neraka VIII (Giok Shi Thum Chi)

BAB41
MENGUNJUNGI MARKAS BESAR CABANG KOTA MENYAKSIKAN KEADAAN MANUSIA SETELAH MENINGGAL
TAHUN 1977, CAP GWEE JI CAP KAUW

Chi Hoet:
Sore tadi murid Vihara Shen Shien yang bernama Lai Shen Kuan, suaminya Wuang Wun Thak telah meninggal, sehingga saya berpikir "Sungguh pendeknya kehidupan ini, karena itu buat apa banyak perhitungan di segala bidang, bisa bekerja kalau napasnya masih ada, suatu hari si Hitam dan si Putih datang menjemput, tamatlah ajal ini, yang dinamakan uang, anak cucu kini kemana semuanya? Punya rumah tinggal kinipun terlepas, sebentar lagi badannya juga akan ditanam di kuburan. Manusia...sebenarnya apa yang sudah ia miliki?"
Yang Shen:
Guru, coba kamu lihat tuan Wuang sudah meninggal, Rohnya akan menuju kemana?
Chi Hoet:
Perjalanan di Alam Baka lewatlah sudah waktu ini, manusia setelah meninggal kemana lagi? Gunakan kesempatan mengarang buku ini biar saya beritahu keadaan manusia setelah meninggal.
Yang Shen:
Bagus, bagus, ini memang pertanyaan yang benar, manusia di dunia tahunya hanya setelah meninggal akan menuju ke Alam Baka, namun tidak tahu keadaan terjadinya meninggal, mohon Guru menjelaskannya.
Chi Hoet:
Boleh, kamu naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Tempat ini, saya tadi sudah kemari.
Chi Hoet:
Ya, coba kamu lihat, jasadnya tuan Wuang masih berbaring di ranjang, di depan terlihat para murid Vihara, kalian sedang membacakan doa dan anak-anaknya tuan Wuang sedang sedih kelihatannya.
Yang Shen:
Kenapa hanya terlihat jasadnya, tidak telihat Rohnya?
Chi Hoet:
Kamu naik lagi ke Teratai, saya akan mengajak kamu ke suatu tempat.
Yang Shen:
Saya sudah duduk lagi di Teratai, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba,cepat turun.
Yang Shen:
Kota ini kelihatannya sangat ramai, di depan terdapat sebuah markas besar, manusia di dunia tidak bisa melihat keadaan disini.
Chi Hoet:
Mari kita masuk ke dalam markas besar itu, temui kepalanya.
Kepala:
Selamat datang Chi Kung Budha dan Yang Shen, ada keperluan apa sampai kalian datang kemari?
Chi Hoet:
Karena wakil ketua Vihara Shen Shien suaminya meninggal dan Vihara Shen Shien yang ditunjuk atas Titah mengarang buku MENGELILINGI ALAM BAKA untuk membuka rahasia KEMATIAN, maka kami meninjau kemari.
Kepala:
Oh begitu, baiklah, silahkan kalian duduk, Jendral tuangkan teh.
Jendral:
Siap, silahkan minum.
Yang Shen:
Terima kasih, saya mau tanya, tugas apa yang dikerjakan markas ini?
Kepala:
Markas ini adalah cabang kota Tai Chung, markas semacam ini juga terdapat di kota lain di seluruh dunia, manusia di dunia tidak tahu ada tempat begini, markas ini seperti markas polisi yang terdapat di dunia, tugasnya khusus mengawal kelakuan manusia di dunia, Kelenteng Hoki/Dewa Bumi seperti kantor polisi sub-cabang masing-masing dibagi tugas, kalau manusia sudah mau tiba ajalnya, prajurit Alam Baka akan datang kemari membawa perintah, setelah mencocokkan berkas-berkas manusia tersebut, kemudian ke sub-cabang ke Kelenteng Hoki/Dewa Bumi bersama-sama menuju ke rumah manusia tersebut, maka terjadilah kematian itu.
Yang Shen:
Saya masih banyak pertanyaan, bagaimana caranya membawa orang yang jahat dan orang yang baik oleh prajurit Alam Baka.
Kepala:
Prajurit Alam Baka seperti Jendral Sapi Berwajah Kuda, si Hitam dan si Putih kalau sampai di rumah orang baik hanya menepak orang itu, diapun tidak sadarkan diri dan Rohnya sudah diajak pergi. Terhadap orang yang jahat digunakan borgol tangan untuk menangkap Roh tersebut kemudian dibawa, caranya seperti menangkap penjahat di dunia, lalu dibawa ke markas besar,coret namanya di dunia, mendaftarkan sebagai setan di Alam Baka.
Yang Shen:
Terhadap orang baik atau Pertapa, apakah diperlakukan dengan baik?
Kepala:
Ya, setiap manusia yang sudah berbuat amal kebaikan sehingga banyak jasa kebaikannya di Alam Baka, maka prajurit Alam Baka hanya melapor ke markas besar, kemudian Rohnya diajak oleh Dewa Hoki menuju ke Alam Baka, bagi Pertapa yang sudah sempurna atau umat yang sudah lulus, maka akan diajak oleh Gurunya masing-masing menurut kepercayaannya, ada yang diajak ke Alam Baka mengurusi berkas-berkas, ada yang ke Lapisan Sembilan untuk diuji lagi, untuk yang benar-benar sempurna, kebanyakan langsung diajak ke Surga.
Yang Shen:
Karena kepercayaan agama berbeda-beda, apakah naik ke Surga pun berbeda-beda caranya?
Kepala:
Biar lain agama, namun ajarannya sama, kalau mau naik ke Surga, harus jaga kelakuannya waktu masih hidup di dunia, kalau tidak perjalanan ke Surga pasti banyak halangannya, belum tentu bisa lancar kesana.
Chi Hoet:
Benar yang diutarakan oleh Kepala Umat Agama, paling pantang jika keras kepala, saling mengejek antara umat agama, berbuat jahat, kalau hati manusia sudah timbul keduniawiannya sehingga apa yang dilakukan mau menang sendiri, maka hatinya sudah hilang keseimbangan, harus dihukum di Neraka untuk dilatih kembali kalau mau menjadi manusia yang benar di dunia lagi.
Yang Shen:
Saya mau tanya pada kepala, sekarang Rohnya tuan Wuang ada dimana?
Kepala:
Saya akan mengajak kamu ke dalam ruangan sambil melihat-lihat.
Yang Shen:
Oh, tuan Wuang sedang duduk di dalam ruangan, keadaannya disini seperti di dalam kelas sekolah, hanya terdapat 5-6 orang di dalam. Tuan Wuang melihat saya, dia menganggukkan kepalanya, apakah saya boleh berbicara dengan dia?
Kepala:
Boleh, silahkan!
Yang Shen:
Apa kabar tuan Wuang?
Roh Wuang:
Terima kasih atas perhatian kamu,ai...u.
Yang Shen:
Tuan Wuang sekarang hanya bisa menangis menatap saya, tidak bisa banyak bicara lagi.
Chi Hoet:
Wuang Wun Thak, janganlah bersedih lagi, anak-anak kamu sudah besar-besar,punya istri yang baik, anak-anakpun berbakti, apa yang dikhawatirkan lagi?
Yang Shen:
Menangisnya Tuan Wuang kian menjadi.
Chi Hoet:
Pikirlah yang panjang, kita hanya sebagai tamu di kehiduapn ini, anggaplah bermain dan meninjau ke dunia ini, apa yang dipikirkan?
Roh Wuang:
Terima kasih atas nasehat Chi Hoet, saya mohon Chi Hoet banyak memperhatikan anak cucu saya, didiklah mereka ke ajaran yang benar, sering datang membantu ke Vihara, kini saya sudah jauh dari mereka, menjadi Roh disini atas lindungan jasa baik istri saya sehingga saya bisa diperlakukan baik oleh Dewa Hoki dan kepala markas, hanya hatiku masih sedih.
Yang Shen:
Harap tuan Wuang bisa tenang, Chi Hoet pun sudah banyak bicara. Yah, perjalanan kotor sudah habis, masih ada perjalanan suci yang harus dilewati, janganlah banyak bersedih.
Roh Wuang:
Saya hanya menyesal tidak sering berbakti ke Vihara...u...Terima kasih atas perhatian kamu dan para umat di Vihara.
Chi Hoet:
Karena waktu terbatas, tidak bisa lama-lama disini, mari kita ke kantor.
Pejabat:
Silahkan duduk, Yang Shen masih ada pertanyaan?
Yang Shen:
Mengenai KEMATIAN, sudah banyak orang bertanya pada saya, namun yang saya ketahui masih terbatas, bisakah kepala markas menjelaskannya lagi?
Kepala:
Tidak usah sungkan, ada pertanyaan silahkan tanya, Chi Hoet ada disini, kalau tidak mengerti akan dijelaskan juga olehNYA.
Yang Shen:
Bagaimana proses sesungguhnya kematian itu?
Kepala:
Manusia kalau mau meninggal kebanyakan ada tanda-tandanya, misalnya sakit. Kenapa bisa sakit, karena umur manusia hampir habis, seperti pohon jika mau roboh, daun-daunnya akan berjatuhan dan batang pepohonpun layu, begitu ditiup angin besar, pohonpun roboh dan mati. Manusia setelah lahir di Alam Baka langsung ada daftarnya, berkas-berkasnya seperti satu pohon, pohon itulah tandanya masing-masing manusia di dunia, kalau terdapat kelainan di pohon itu pertanda ada manusia yang akan tiba ajalnya, maka Pejabat di Istana Alam Baka akan periksa BUKU HIDUP DAN MATI, setelah waktunya tiba, prajurit Alam Baka akan membawa perintah ke dunia, memanggilnya pulang, begitu prajurit Alam Baka tiba, pohonpun layu dan roboh disebutlah KEMATIAN, Rohnya karena sudah melekat di badan sampai beberapa puluh tahun seperti tangkai pohon sudah menjadi satu dengan pohonnya, kini mau melepaskan diri dari badan, tangkai putus berikut kulit pohon, seperti kura-kura akan melepaskan kulit batok badannya akan terasa sakit,bisa dilihat wajah orang yang meninggal yang kelihatannya melotot, yang mengancing menggigit, perubahan wajah itu seperti habis berontak, tidak rela atau yang ketakutan pertanda dosanya berat atau masih penasaran, kalau wajahnya tenang seperti dalam tidur wajahnya seperti masih hidup pertanda kepergiannya tenang, rela dan ikhlas, itu terdapat kebanyakan pada orang yang baik hatinya.
Chi Hoet:
Manusia jika berhenti bernapas belum termasuk meninggal, contohnya batu batere, kalau lampu senter tidak menyala bukan berarti strumnya sudah habis, hanya karena sudah lemah, maka tidak memancarkan sinar lampunya. Jika manusia berhenti bernapas, lebih pantas disebut dalam keadaan "Koma", karena Rohnya belum benar-benar pergi hanya masih terikat "Diri sendiri di duniawi." Orang sudah meninggal namun hatinya belum bagaikan dalam mimpi masih teringat semuanya, hanya tidak bisa berbicara lagi, karena itu sebagai anak cucu harus menenangkan hatinya,berbisik di telinganya "Tenang, pergilah, segala urusan disini kami akan selesaikan, jangan khawatir lagi", tujuannya untuk menenangkan perjalanannya di Alam Baka dan jangan banyak khawatir apa yang jadi beban pikirannya,bagi yang percaya agama Budha boleh membaca Amitaba atau menurut caranya masing-masing agama membacakan doa di sampingnya akan menenangkan hatinya untuk menuju ke Alam Baka tidak usah takut lagi, karena orang yang meninggal, Rohnya masih bimbang seperti berjalan dalam kegelapan,jika dipanggil dengan nama Dewa Budha atau nama Nabi yang lain, selain menguatkan Rohnya berjalan juga memberanikan dirinya jadi tidak takut lagi. Dalam masa berkabung, sebagai anak-anaknya harus melakukan Ciak Cai, mengadakan upacara yang sederhana, tidak boleh minum minuman keras, makan daging maupun berhubungan badan, hal ini akan mengharukan kepala markas di cabang kota masing-masing dan mengirim surat ke Yiam Wong, ini bisa mengurangi dosa Roh itu, sebagai anak-anak orang harus perhatikan karena inipun satu cara yang baik untuk berbakti kepada orang tua. Waktu sudah tiba, kita siap pulang.
Yang Shen:
Tunggu dulu, akan kemana lagi setelah dari sini?
Kepala:
Karena surat pemberitahuan dari Dewa di Vihara Shen Shien, Roh tuan Wuang akan ke Istana Alam Baka dulu, kemudian diatur tempatnya setelah diperiksa jasa-jasa kebaikannya.
Chi Hoet:
Hal ini Yang Shen tidak usah banyak tahu, karena tidak boleh dibocorkan dulu, siap pulang.
Kepala:
Para Jendral berbaris, antarkan tamu.
Yang Shen:
Terima kasih, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun Roh kembali ke badan.
BAB 42
MENGUNJUNGI TINGKAT KE-TUJUH MENEMUI THAI SAN WUANG MENINJAU NERAKA BESAR PANAS NAN MENJENGKELKAN
TAHUN 1977, CAP IT GWEE CAP LAK




Chi Hoet:
Zaman dulu di bumi bagian timur, pernah ada seorang imam yang bernama TAI CHII CHUUN CHE atas Titah Giok Tee Rohnya berkeliling meninjau ke Neraka di Tingkat sebelumnya, menyaksikan Keadaan Yiam Wong sedang menghukum para Roh dosa, setelah Rohnya balik ke dunia, dia menulis dan menjadikannya sebuah buku yang isinya apa yang telah disaksikan oleh dia, buku tersebut pernah menyebar ke seluruh dunia, sehingga banyak orang yang sadar setelah membaca buku itu, penjahat menjadi orang baik, yang tersesatpun banyak yang insyaf, bagi yang pernah mencetak buku itupun dapat pembalasan kebaikan yang berlimpah-limpah. Ini adalah kenyataan dalam sejarah yang tidak boleh dihapus, sekarang karena Alam Dunia sudah banyak berubah sehingga hukuman di Neraka pun mengikuti perkembangannya Alam Dunia, diperbaiki dan banyak didirikan Neraka yang baru, kini Giok Tee memilih pulau Taiwan, kota Tai Chung, Vihara Shen Shien, menunjuk Yang Shen kembali berkeliling di Alam Neraka lagi dengan cara kemasukan dan memanfaatkan Tinta Suci langsung menulis keadaan yang dialaminya di Alam Baka, sungguh aneh namun bisa dipercaya, buku MENGELILINGI ALAM NERAKA terciptanya sesuai dengan zaman dan untuk menggantikan buku yang pernah ditulis oleh Tai Chii Chuun Che itu, karena situasi keadaan telah matang waktunya, sebab itu diharapkan bagi umat di seluruh dunia bisa menyayangi buku ini setelah membaca, cetaklah banyak-banyak buku ini untuk orang lain, bacalah, pasti bisa menghilangkan kecelakaan, datangnya kebaikan bagi diri sendiri, buku ini selain membocorkan keadaan Neraka juga berisi ajaran-ajaran yang bisa membantu memahami kata-kata buku ini untuk membantu cepat menuju kemuliaan, banyak mencetak buku ini untuk disebarkan, akan meringankan dan menghapuskan dosa yang pernah dibuat, sungguh menjadi buku yang benar-beanr beramal bagi umatnya. Siap mengelilingi Alam Baka lagi. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Ini di tempat mana?
Chi Hoet:
Coba kamu lihat di depan adalah TINGKAT KE-TUJUH, THAI SAN WUANG sudah menyambut kita, cepat berikan salam.
Yiam Wong:
Selamat datang Chi Kung Budha dan Yang Shen, silahkan masuk ke dalam.
Yang Shen:
Terima kasih Thai San Wuang, tidak tahunya hari ini mengunjungi TINGKAT KE-TUJUH dan terlihat Pejabat dan Jendral sudah berbaris menyambut kita, sungguh merasa bangga, di depan Istana masih banyak Roh dosa, kini dikawal oleh prajurit Alam Baka ke samping, Yiam Wong pun karena kedatangan kami sidangnya menjadi tertunda.
Yiam Wong:
Kalian tidak takut lelah, sehingga datang ke Istana Alam Baka untuk mengarang buku, sungguh mengagumkan. Cepat silahkan masuk, perintahkan Jendral sediakan Teh Dewa.
Jendral:
Siap, silahkan kalian minum.
Yang Shen:
Terima kasih atas jamuan Yiam Wong.
Yang Shen:
Ya, ajaran di dunia bagaikan musim yang sedang musim gugur, bagusnya timbul Vihara Shen Shien di Taiwan, Dewa Budha menjelmakan diri berceramah menasehati manusia agar bangkit kembali ajaran kebaikan, jasa ini sungguh besar, buku MENGELILINGI ALAM NERAKA atas Titah jadi diterbitkan, jasa amal ini luar biasa besarnya, kalian hari ini baru tiba kemari, rasanya agak terlambat.
Chi Hoet:
Terima kasih Thai San Wuang, satu hati untuk menolong dunia, hari ini baru bisa sampai kemari, harap banyak memaklumi dan berikanlan petunjuk.
Yiam Wong:
Ha ha ha, bagus, bagus, manusia di dunia setelah meninggal keluarganya mengadakan upacara Tujuh Kali Tujuh mengundang Bikhu, membacakan doa Keng untuk melindungi Rohnya di Alam Baka, memohon Rohnya bisa masuk ke Surga, maksudnya TUJUH PERTAMA (7 hari setelah manusia meninggal) Rohnya tiba di Tingkat PERTAMA. TUJUH KEDUA Rohnya tiba di TINGKAT KEDUA. TUJUH KETIGA Rohnya tiba di TINGKAT KETIGA, demikian seterusnya. TUJUH KEEMPAT sampai TUJUH KETUJUH manusia di dunia menganggap tujuh hari sebagai seminggu, diadakanlah upacara membacakan doa Keng oleh Bikhu atau Cai Ma/Ni Ko (Biarawati), namun tidak tahunya manusia itu waktu masih hidup pernah banyak berbuat dosa, bukan hanya 7 kali 7 menjadi 49, Roh itu bisa melewati semua tingkatan dan untuk menuju TINGKAT 8, 9 lalu ke TINGKAT 10 untuk Reinkarnasi lagi. Kelakuan manusia sungguh aneh, daripada setelah meninggal diadakan upacara membaca doa Keng lebih baik waktu masih hidupnya doakan dia banyak melakukan amal kebaikan, kalau begitu setelah dia meninggal, dia akan diantar oleh Dewa Hoki biar tidak didoakan Keng, pasti lancar jalannya, biar punya ilmu setinggi apapun, tidak akan bisa lolos dari Neraka, hal ini harap manusia di dunia bisa mengetahuinya.
Yang Shen:
Kenapa manusia di dunia hanya membicarakan TUJUH TUJUH, tidak bicarkan DELAPAN TUJUH, SEMBILAN TUJUH atau TUJUH BELAS.
Yiam Wong:
Tingkatan di Alam Baka diutamakan Tingkat Satu sampai Tingkat Tujuh dan tugasnya Tingkat ke-8 dan seterusnya hanya menghukum sisa dosa artinya setelah lolos dari Tingkat ke-7, kini tinggal sisa dosa yang menantikan di Tingkat ke-8 dan seterusnya, manusia di dunia bisa punya pikiran begitu untuk kepentingan almarhumnya, maka diadakan upacara tersebut sebetulnya suatu kelakuan yang berbakti, hanya sebagai manusia kurang perhatiannya ialah lebih bagus melakukan amal kebaikan ketimbang diadakan upacara.
Chi Hoet:
Manusia setelah meninggal Rohnya akan disidang menurut dosa dalam masa hukuman, dipanggil ROH, ROH SETAN karena di kemudian hari akan Reinkarnasi, lahir kembali sebagai manusia DI KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG, dalam masa tersebut juga dipanggil BADAN JELMAAN untuk menolong Roh lepas dari hukuman di Neraka, keluarganya atau keturunannya harus banyak melakukan amal kebaikan, supaya bisa mengharukan Yiam Wong untuk memaafkan dosa Roh tersebut, tentang upacara membacakan doa Keng untuk Roh dosa, itu hanya adat tradisi manusia, namun sia-sia kalau mau menolong Roh dosa agar manusia di dunia bisa mengerti, kalau mau benar-benar berbakti kepada orang tua , sebaiknya selagi hidup disuguhkan makanan dan berbakti kepada orang tua, daripada setelah orang tua meninggal disuguhkan makanan yang enak, itu tidak ada artinya, lebih baik banyak melakukan amal kebaikan, banyak mencetak buku-buku amal untuk menasehati manusia, dengan cara begini paling mudah mengharukan Yiam Wong, Pejabat atau Dewa. Cara yang paling bagus untuk membalas budi orang tua, juga bisa menolong orang tua lepas dari siksaan-siksaan di Neraka.
Yang Shen:
Yang dikatakan Guru benar-benar menuju ke hati manusia dan sungguh bermanfaat daripada di waktu orang tua masih hidup dimaki, namun setelah orang tua telah tiada baru diadakan upacara kebaktian ini sama juga menghina orang tua namanya bukan "Bakti". Saya mau tanya Guru, kenapa Roh Alam Baka badannya sama seperti waktu masih hidup di Alam Dunia, jasadnya sudah hancur, nah, dari mana datangnya badan-badan Roh ini?
Chi Hoet:
Itulah yang disebut Badan Jelmaan, Badan Palsu atau Badan Bayangan, karena waktu terbatas, silahkan Thai San Wuang kenalkan tugas-tugas disini.
Yiam Wong:
Tingkat ke-7 ini mengurus Neraka besar yang panas namun menjengkelkan, juga 16 Neraka kecil yang lain, setiap Roh dosa setelah diserahkan kemari saya sidangkan lagi, setelah itu melihat dosanya Roh, baru dihukum lagi sesuai perbuatan dosanya, untuk lebih jelasnya saya akan mengajak kalian meninjau.
Yang Shen:
Baiklah, terima kasih atas petunjuk Yiam Wong.
Yiam Wong:
Pejabat dan Jendral mengawal, antarkan Yang Shen ke NERAKA BESAR PANAS NAN MENJENGKELKAN untuk meninjau.
Pejabat:
Siap, silahkan kalian ikut Yang Mulia jalan.
Yang Shen:
Ikut jalan di belakang Yiam Wong, terasa perjalanan di Alam Baka sungguh sedih, tiada persaudaraan maupun persahabatan, hanya ajaran baru bisa lancar jalannya.
Chi Hoet:
Yang Shen kamu melihat kenyataan ini, jadi timbul pikiran tersebut, memang berada di Neraka, sudah hilanglah persaudaraan dan persahabatan, yang kita ikuti hanya perbuatan jahat atau baik di badan, yang jahat diikuti manusia, jauhkan kejahatan, berbuatlah kebaikan jangan sampai dihina habis-habisan di Alam Neraka.
Yang Shen:
Sudah terasa panasnya hawa mendesak badan, di depan terlihat api yang sedang menyala, menjadi pandangan warna merah yang sampai kemana-mana, di Pintu Neraka tertulis NERAKA BESAR NAN MENJENGKELKAN, temboknya terbuat dari batu bata.
Chi Hoet:
Inilah batu bata yang paling kuat menahan panas, dibakar makin panas batanya semakin kuat.
Pejabat:
Selamat datang Yang Mulia.
Yiam Wong:
Saya mengajak Chi Hoet dan Yang Shen kemari meninjau, cepat berbaris menyambut tamu.
Pejabat:
Siap.
Yiam Wong:
Inilah NERAKA BESAR PANAS NAN MENJENGKELKAN.
Yang Shen:
Panasnya bisa menyesakkan orang, satu jalanan yang luas dan panjang terbuat dari batu bata semuanya dan di bawah jalanannya api menyala begitu hebatnya, Roh dosa jika berjalan di atasnya jadi terguling dan menjerit, Roh dosa lain yang baru tiba dari luar, begitu melihat pemandangan tersebut jadi menjerit dan menangis, tidak berani melangkah lagi, namun didorong oleh prajurit Alam Baka, dengan kaki telanjang Roh dosa terpaksa maju juga, kinipun bergelimpangan dan menjerit, namun semakin berguling badan semakin panas terpanggang di atas jalanan batu bata itu, dosa apa yang telah mereka perbuat?
Yiam Wong:
Neraka ini namanya PANAS NAN MENJENGKELKAN, setiap manusia di dunia terlalu mau cari nama dan kedudukan sehingga menggunakan cara yang keji untuk kepentingan sendiri dan mencelakakan orang lain, terhadap perempuan berusaha menyanjung-nyanjung, sengaja memanasi orang lain, kalau sedang ribut mencari kesempatan dalam kesempitan, jika orang lain lagi kesusahan atau sifatnya suka marah-marah, memaki Langit dan menyumpah Bumi, suka pada kekayaan dan meremehkan kemiskinan, keras kepala, angkuh dan sombong akan kedudukan, sengaja melanggar AJARAN, semuanya harus dihukum kemari dan hukuman yang terdapat disinipun sederhana, jika bisa melewati jalan ini sejauh 300 KM, maka dosanya akan dihapus, namun untuk bisa melewati jalanan lintas batu bata yang panas memanggang itu, bisa memakan waktu selama tiga sampai lima tahun, inipun ditentukan dari berat atau ringannya dosa masing-masing, kalau bagi yang ringan dosanya, kaki menginjak batu bata itu panas suhunya yang dirasakan kaki akan berkurang, maka agak gampang melintasi, namun sebaliknya bagi yang dosanya berat, suhunya lebih panas. Neraka ini memang panas namun menjengkelkan hati Roh dosa, untuk terhukum yang akan dibawa ke enam belas NERAKA KECIL, melewati jalanan yang kecil di samping Neraka ini, jalanan itu juga sama keadaannya, itu hanya panasnya banyak berkurang cukup mengagetkan Roh dosa saja, terasa pula sedikit "kepahitan" setelah tiba di 16 Neraka Kecil baru dihukum dengan siksaan yang lain.
Chi Hoet:
Karena waktunya sudah tiba, lain kali kemari lagi, kami sekarang mau permisi.
Yiam Wong:
Waktunya sudah tiba, kami tidak bisa memaksakan, perintahkan Pejabat dan Jendral berbaris mengantar tamu.
Yang Shen:
Terima kasih atas kebaikan Yiam Wong, permisi.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Terima kasih, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 43
MENGUNJUNGI NERAKA PRESS JARI-JARI TANGAN
TAHUN 1977, CAP IT GWEE JI CAP LAK




Chi Hoet:
Musim salju telah datang, tidak lama lagi tahun baru tiba, nasehati manusia, cepatlah insyaf, jangan banyak berbuat dosa baru lagi. Hari ini mau mengelilingi Alam Baka lagi. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Sungguh dingin hawanya, saya takut tidak kuat menahannya, mohon pada Guru, bisakah memberikan Pil Dewa lagi?
Chi Hoet:
Jangan banyak pikir yang bukan-bukan, apakah rohani kamu takut kedinginan, kalau ingin Pil Dewa, ini saya berikan satu Pil, jangan menganggap saya pelit yah, cepat minum, ayo berangkat.
Yang Shen:
Terima kasih atas Pil Dewa yang diberikan oleh Guru dan mohon dimaafkan keserakahan saya, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, silahkan turun.
Yang Shen:
Hari ini kita mengunjungi Neraka yang mana? Kenapa tidak melihat Pejabat yang menyambut, hanya Roh dosa yang dikawal oleh prajurit Alam Baka yang sedang jalan.
Chi Hoet:
Kita ke depan terus, kamu akan tahu.
Yang Shen:
Di depan adalah Neraka Besar Panas Nan Menjengkelkan, tempo hari kita sudah kemari, sekarang mau meninjau lagi?
Chi Hoet:
Hari ini kita mau meninjau Neraka Press Jari-jari Tangan, untuk menuju Neraka itu harus melewati jalanan kecil yang terdapat di samping Neraka Besar Panas Nan Menjengkelkan itu.
Yang Shen:
Panasnya sudah terasa dari depan, bagaimana kita jalan, pernah mendengar jalanan kecil itu juga adalah jalanan yang panas dan sepasang kaki saya ini bagaimana bisa melintasi, apa akan dipanggang juga?
Chi Hoet:
Kamu tidak usah takut, ada saya disini jalanan panas bisa menjadi jalanan yang dingin.
Yang Shen:
Harap Guru mengeluarkan ilmu, sudah mau sampai ke jalanan yang kecil itu terlihat jalanan itu berwarna merah, bagaiman kita melewati?
Chi Hoet:
Lihat ilmu saya, mengipas tanah duniawi jadi tempat yang sejuk nan bersih, sekarang jalanlah.
Yang Shen:
Sungguh hebat ilmu Budha, satu jalanan merah yang panas, kini menjadi tanah yang sejuk dan tenang, Roh yang sedang berjalan di depan menjadi kaget dan merasa aneh, mereka jadi melihat kesana kemari dan juga cepat-cepat jalan.
Chi Hoet:
Cepat ikut saya jalan, kalau tidak nanti berbalik jadi panas lagi, kamu bisa menemui kesulitan.
Yang Shen:
Saya jadi berlari-lari mengikuti Guru, di samping kiri jalanan ini sudah menanti Pejabat Neraka dan Jendral dengan barisannya.
Chi Hoet:
Mereka adalah Pejabat dan Jendral dari Neraka Press Jari-jari Tangan, cepat beri salam.
Yang Shen:
Salam jumpa Pejabat dan Jendral, saya adalah Yang Shen mengikuti Guru Chi Kung Budha, datang kemari untuk meninjau, harap banyak memberikan bantuan.
Pejabat:
Selamat datang kemari, kami merasa bangga atas kedatangan kalian, karena Neraka ini akan dicantumkan dalam buku, mari silahkan masuk meninjau.
Yang Shen:
Terima kasih, tulisan NERAKA PRESS JARI-JARI TANGAN terdapat di pintu Neraka masuk, di samping pintu ada penjagaan yang ketat, juga ada bangunan pos-pos yang kecil.
Pejabat:
Silahkan masuk.
Yang Shen:
Terima kasih, kini sudah terdengar suara-suara jeritan.
Chi Hoet:
Di masing-masing Neraka juga terdengar suara jeritan demikian seperti dalam kesakitan, menyedihkan dan mengharapkan bantuan.
Yang Shen:
Dalam Neraka ini perlengkapannya sudah modern, kedua tangan Roh dosa diikat dengan menggunakan pir baja bersambung ke satu baris rel besi itu, rel besi itu berwarna merah kepanasan sepertinya ada sentrum, tangan Roh dosa tidak bisa lepas lagi karena pir baja mulai bergerak, semakin tangannya digerakkan semakin kencang ikatannya dan panasnya setrumpun menyengat, sehingga kedua tangannya hangus terbakar, Roh dosa menjadi lemas terkulai.
Pejabat:
Hukuman di Neraka ini dulunya menggunakan gosokan untuk menggosok tangannya Roh dosa, untuk mengimbangi kelihaian manusia, maka diganti dengan cara ini. Saya akan panggil beberapa Roh dosa untuk menceritakan perbuatan jahatnya.
Yang Shen:
Benar-benar ada yang tinggi, kini ketemu yang lebih tinggi lagi.
Pejabat:
Para Roh dosa dengarkanlah, hari ini Chi Kung Budha dan Yang Shen dari kota Tai Chung, Vihara Shen Shien kemari meninjau serta mencari bahan dosa kejahatan yang telah dibuat oleh kalian untuk menasehati manusia di dunia, kalian harus jujur menceritakannya, agar manusia jangan berbuat dosa lagi.
Roh:
Waktu di dunia perbuatan saya sungguh kurang ajar, sering melakukan colak-colek pada wanita yang lewat di jalanan, setelah meningal dihukum disini.
Pejabat:
Sepasang tangan kamu itu sungguh jahil, pantas dihukum. Roh yang kedua bicaralah.
Roh:
Saya sering memanas-manasi orang lain, mencari keuntungan melalui pengaduan yang berlebihan, setelah meninggal, Yiam Wong marah dan menghukum saya karena sering mempergunakan kedua tangan ini menlis pengaduan yang sifatnya mencelakakan orang lain, harus disetrum tangan ini, hukuman ini sungguh sakit buat saya, mohon Chi Kung Budha menolong saya.
Chi Hoet:
Kamu pandai menulis, kenapa kamu tidak menulis surat kepada Yiam Wong supaya mohon diampuni.
Roh:
Yiam Wong tegas dan adil, saya tidak berani mencari penyakit sendiri.
Chi Hoet:
Kalau begitu sayapun sama.
Pejabat:
Tidak boleh sembarangan memohon, Roh ketiga cepat ceritakan dosamu.
Roh:
Waktu di dunia saya jadi bandar judi di sebuah kasino, sering melakukan kecurangan, sehingga banyak mendapatkan uang haram. Karena gampangnya mencari uang, maka hiduppun mewah dan sering melakukan kejahatan yang melanggar hukum, menjadi orang yang tekenal di masyarakat hitam, tidak tahunya setelah meninggal Yiam Wong marah-marah dan menghukum saya ke Neraka ini selama 30 tahun, setiap hari disini sungguh tersiksa.
Chi Hoet:
Sudah jadi bandar kasino masih berbuat curang, sungguh dosa yang besar, setelah habis hukuman disini akan Reinkarnasi menjadi manusia, kedua tangan ini pasti cacat, karena Karma pembalasan, harap manusia di dunia cepat sadar dan berhenti main judi. Roh ke-4, kamu ceritakanlah dosamu.
Roh:
Waktu di dunia, saya pernah membuka cheque kosong, melakukan penipuan, setelah meninggal dihukum kemari. Waktu masih hidup, jika saya kabur ke tempat yang jauh, orang yang menagih hutang pasti tidak berdaya, walaupun bisa lolos di dunia, namun sebaliknya saya tidak bisa terlepas dari hukuman di Alam Neraka.
Pejabat:
Punya hutang harus dibayar biar sesenpun, kalau tidak, di Neraka tidak akan ada ampunnya.
Chi Hoet:
Sekarang sangat banyak manusia yang membuka cheque kosong, setelah membuka cheque kosong atau membayar dengan cheque tersebut, orangnya kabur sehingga merugikan orang yang menerima cheque tersebut, setelah meninggal harus dihukum berat, setelah Reinkarnasi akan menjadi sapi, jadi kuda sebagai pembayaran, pembalasan Karma ini pasti terjadi, camkanlah baik-baik.
Pejabat:
Roh ke-lima, kamu tidak gagah lagi, cepat ceritakan perbuatan yang kamu banggakan itu.
Roh:
Mohon pejabat jangan meledek saya lagi, waktu di dunia saya adalah anggota satu geng yang sering melakukan keributan, mengacau keamanan masyarakat, asal ketemu urusan yang tidak menyenangkan atau ada orang yang memandang saya terus menerus, pasti saya pukul. Urusan berkelahi adalah kerjaan saya setiap hari, setelah meninggal disidang oleh Yiam Wong dan menyuruh Kepala Sapi Berwajah Kuda memukul saya dan tanya pada saya menyerah atau tidak, dipikir-pikir kelakuan saya memang tidak boleh dilakukan.
Pejabat:
Waktu kamu masih muda gampang benar marah, kerjaannya hanya mencari keributan, merusak ketenangan masyarakat, tanganmu memang keras, sekarang rasakan rel baja ini kuat atau tanganmu yang lebih keras, biar kamu pikir.
Chi Hoet:
Waktunya sudah tiba. Yang Shen siap pulang.
Yang Shen:
Terima kasih atas bantuannya Pejabat dan Jendral,kami mau pulan, permisi.
Pejabat:
Harus, harus, perintahkan Jendral berbaris, antar tamu.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 44
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL MENCABUT USUS
TAHUN 1977, CAP IT GWEE JI CAP KAUW




Chi Hoet:
Roh manusia di dunia bisa mengunjungi Alam Baka, ini bukan CERITA DEWA atau KATA BOHONG, sejak zaman dahulu sampai sekarang sering terdapat manusia yang sudah meninggal bisa hidup kembali, kebanyakan merekalah yang bisa menceritakan keberadaannya Neraka, ini bisa sebagai bukti apa yang tertulis di buku, kitab-kitab itu benar adanya, Kenapa manusia masih ada yang tidak percaya? Karena tidak menyaksikannya sendiri, itulah sebabnya bisa dikatakan PINTAR, bisa juga disebut TOLOL, Kenapa? Coba isi badan sendirikan tidak kelihatan, maka nyawa inipun tenang dan aman, tetapi kalau sudah dilihat oleh matamu sendiri atau merasakannya, waktu itulah pertanda kecelakaan sudah tiba. Kalau bukan sakit disini atau sakit disana, perlu difoto dengan sinar-X , diadakan operasi badan, manusia biasanya tidak melihat isi dalam badan, apakah isi dalam badan memang tidak ada? Neraka juga tidak kelihatan, namun Neraka itu memang ada, hanya jarang dilihat oleh manusia, kalau mau melihat Neraka berarti ajal kematian sudah tiba, maka saya mau menasehati manusia BARANG YANG TIDAK KELIHATAN maka KEBERADAAN BARANG ITU ADA NILAINYA. Pikiran kamu, napas kamu, perasaan kamu tidak kelihatan, namun bisa dirasakan, justru yang tidak kelihatan oleh kamu itu yang mempengaruhi jiwa kamu, yang bisa melanjutkan kehidupan kamu.
Yang Shen:
Memang masuk akal, banyak hal yang tidak bisa dlihat di dunia ini, seperti seorang yang buta matanya, karena dia tidak bisa melihat apa-apa, tidak akan mengakui keberadaannya dunia ini. Kenapa dia bisa hanya mengandalkan sebatang tongkat sanggup kemana-mana, jawabannya biar matanya buta, namun hatinya tidak, karena manusia sudah tertutup mata hatinya, akhirnya jalannya tersesat, jadi tidak mengenal adanya Neraka.
Chi Hoet:
Betul, manusia sudah tahu tidak boleh melanggar hukum, tapi tetap melakukannya, tidak seperti orang yang buta, menentukan perjalannya menggunakan tongkat, itu depannya jurang dia kan menghindari, namun kebanyakan manusia sekarang sudah tahu itu adalah jurang dosa, masih mau menjatuhkan diri ke dalamnya, untuk bisa keluar dari jurang dosa lagi, betapa sukar harus tersiksa baru bisa bebas lagi, waktunya tidak banyak. Yang Shen siap keliling Alam Neraka lagi, cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Suda siap.
Chi Hoet:
Lihat pakaianmu banyak kotoran, kenapa tidak dicuci bersih, ini agak kurang sopan kalau berada di Alam Baka.
Yang Shen:
Pakaian dikotori oleh debu, saya kurang memperhatikannya, harap Guru bisa memaafkan.
Chi Hoet:
Manusia mau ke Alam Baka, selain harus Ciak Cai (vegetarian), pakaian harus bersih, lain kali perhatikan, cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun, cepat berikan salam kepada Pejabat.
Yang Shen:
Siap, salam jumpa Pejabat dan Jendral.
Pejabat:
Selamat datang Chi Kung Budha dan Yang Shen, kami sudah tahu maksud kedatangan kalian, sungguh tugas yang mulia, Neraka ini dinamakan NERAKA KECIL MENCABUT USUS, silahkan masuk meninjau.
Yang Shen:
Terima kasih, nampak banyak Roh dosa keluar masuk dikawal oleh prajurit Alam Baka, juga sudah terdengar suara jeritan.
Chi Hoet:
Cepat kita masuk ke dalam.
Yang Shen:
Sudah kelihatan cara hukuman di Neraka ini, Roh dosa berbaris telanjang dada, diikat di tiang, prajurit Alam Baka menggunakan pisau yang tajam, menusuk ke perut Roh dosa dan membelah ke bawah sehingga kulit perutnya terbuka, isi usus keluar bercampur bau amis darah dan isi dalam perut sehingga jatuh ke tanah dan di samping banyak anjing hitam, merebut dan memakannya, biar usus sudah keluar namun masih bersambung ke hati, kini dimakan sambil ditarik-tarik oleh anjing, Roh dosa menjerit kesakitan sehingga menjadi pingsan, saya tidak berani melihat lagi. Tanya Pejabat, mereka berbuat dosa apa sehingga dihukum kemari.
Pejabat:
Mereka waktu masih hidup kebanyakan sebagai koruptor atau hatinya jahat, usus yang beracun, setelah meninggal dihukum kemari, untuk lebih jelasnya saya akan mengeluarkan beberapa Roh, biar mereka bisa menceritakan dosanya.
Yang Shen:
Ya, begitu lebih bagus dengan pengakuan ini, manusia di dunia baru mau percaya.
Pejabat:
Saya sudah mengeluarkan beberapa Roh dosa, silahkan Yang Shen bertanya.
Yang Shen:
Saya mau tanya tuan ini, kenapa kamu dihukum disini?
Roh:
Waktu masih hidup, saya sebagai Pejabat yang memanfaatkan kedudukan, melakukan banyak korupsi atau mencari keuntungan dari tanah yang diperjual-belikan, pokoknya setiap ada kesempatan, saya akan cari keuntungan buat pribadi sendiri, setelah meninggal dikawal ke Panggung Cermin Dosa, terlihat jelas apa yang telah saya lakukan, sehingga saya kaget, setelah disidang lalu dihukum di beberapa tingkat, akhirnya saya diserahkan ke Tingkat ke-Tujuh, Thai San Wuang menghukum saya masuk ke Neraka ini, setiap hari usus-usus isi badan keluar direbut makan oleh anjing, sungguh menyakitkan.
Pejabat:
Kamu sebagai Pejabat pemerintah harus mementingkan kesejahteraan rakyat, melakukan kebaikan untuk umum, namun kamu serakah, apa yang bisa kamu telan kamu pasti telan, isi usus ini sungguh kotor, nasehatilah orang yang jadi Pejabat harus banyak berbakti untuk umum, membela rakyat kecil, setia pada negara, maka akan berjasa, janganlah hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri, sebagai tujuan kehidupan setelah meninggal akan dihukum berat.
Yang Shen:
Saya juga mau tanya nenek ini, kamu sudah tua kenapa masih dihukum, sudah berbuat dosa apa?
Roh:
Memang sekarang saya sudah menyesal, waktu berusia 48 tahun dagangan saya bangkrut, maka saya mendirikan Arisan, satu kali saya khilaf, memutuskan membawa kabur uang milik orang lain kemudian pindah ke kota lain. Waktu umur 54 tahun meninggal karena sakit dan diserahkan keTingkat Tujuh, Yiam Wong lalu menghukum saya disini.
Pejabat:
Membawa kabur uang orang lain, ditelan dan dimakan, sekarang harus dimuntahkan isi usus badan, berapa banyak yang telah kamu telan kini harus dimuntahkan keluar beberapa kali banyaknya hukuman baru adil, ini semuanya akibat perbuatan kamu sendiri. Setelah habis dihukum baru Reinkarnasi ke dunia untuk melunaskan uang yang sudah kamu bawa kabur itu.
Yang Shen:
Saya mau tanya kakek ini, kamu sudah lama dihukum kemari?
Roh:
Sudah tiga tahun lebih, waktu hidup sebagai seorang petani, menanam sayur-sayuran untuk dijual, tidak tahu sebab apa sayur-sayuran sering dimakan hama kutu, harus dibasmi menggunakan obat. Waktu harga sayur lagi bagus, saya memetik sayur-sayuran yang baru disemprot oleh obat satu atau dua hari yang lalu, hanya karena perbuatan ini, saya dihukum oleh Yiam Wong ke Neraka ini.
Pejabat:
Kamu hanya memikirkan mencari keuntungan sehingga menjual sayuran yang masih terdapat obat pembasmi serangga, sehingga mencelakakan orang lain yang memakan sayuran tersebut, sehingga mendapat penyakit, hati kamu sungguh kejam, maka harus dihukum.
Yang Shen:
Dan nenek ini, kenapa kamu juga dihukum disini?
Roh:
Aiya... Langit dan Bumi disini, saya sungguh kasihan, minta tolong Guru.
Chi Hoet:
Saya bisa merasa kasihan, tapi kenapa kamu tidak merasa kasihan terhadap orang lain? Cepat ceritakan perbuatan kamu.
Roh:
Baiklah, saya punya satu anak pungut, sejak kecil tidak saya sayangi, sering dipukuli oleh saya, setelah dia dewasa, rupanya wajahnya cukup cantik, lalu sayapun memaksanya menjadi pelacur untuk mencari uang buat saya, setelah saya meninggal, Yiam Wong tidak melepaskan saya lagi.
Pejabat:
Sungguh kejam hati kamu, menganggap anak wanita pungut sebagai pohon yang bisa diperjual-belikan untuk mendapatkan uang, kamu memang pantas dihukum.
Chi Hoet:
Waktunya sudah tiba, Yang Shen siap untuk pulang.
Yang Shen:
Saya masih ada satu pertanyaan, kenapa Roh dosa ini setelah dihukum, sudah tidak sadar dan pingsan, kenapa bisa hidup lagi dan menerima hukuman lagi?
Chi Hoet:
Kamu pernah bermimpi tidak? Seperti dibunuh oleh orang lain, badan terluka dan sangat sakit, setelah sadar dari mimpi, hanya berkeringat dingin, tapi tidak meninggal, besok malam begitu lagi mimpinya, namun kamu tetap tidak apa-apa, tidak terluka, badan kamu biasa saja, contoh ini seperti orang yang sudah meninggal, Rohnya seperti dalam mimpi, walaupun badan Roh disiksa dan dihukum, namun setelah disiram oleh Air Kembalikan Roh, dia akan sadar lagi dan badannya tidak apa-apa, perbuatan yang dilakukan semua ini biar Roh dosa bisa tersiksa dalam kenangannya, maksud hukuman semua ini agar Roh bisa sadar, maka orang yang meninggal disebut Mimpi Yang Panjang, Rohnya seperti tersiksa dalam mimpi. Saya berikan satu contoh lagi: Seperti kita mimpi dapat banyak emas, sehingga girang benar, namun setelah sadar dari mimpi apapun tidak ada, ketahuilah mimpi itu hanya khayalan belaka, orang yang tolol akan mabuk dalam mimpi, orang yang bertapa harus menyadari akan hal ini, jangan berkeras kepala hanya melihat kenyataan, karena semua ini juga bisa bagaikan satu impian.
Yang Shen:
Oh begitu. Guru, saya sudah duduk di Teratai, permisi para Pejabat dan Jendral.
Pejabat:
Antarkan tamu.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 45
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL BERJONGKOK BADAN MENGANGKAT BATU
TAHUN 1977, CAP JI GWEE CHE KAUW




Chi Hoet:
Tahun Ular akan berakhir dan tahun Kuda segera tiba, harapan di tahun Kuda bisa lebih maju dan berhasil, namun kalau kamu berhasil harus lebih giat mencari, memacu diri seperti memacu kuda, tidak takut kesulitan maupun kesusahan, berjuang bagaikan sifatnya kuda, lebih-lebih bagi orang yang bertapa, belajarlah sifat kuda yang tidak kenal lelah itu, maju terus sampai tecapai cita-citanya, jangan sampai kudanya sudah tua, akan ketinggalan. Hari ini siap mengelilingi Alam Baka lagi, Yang Shen cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan berangkat. Hari ini kita mau menuju ke Neraka mana?
Chi Hoet:
Ke NERAKA KECIL BERJONGKOK BADAN MENGANGKAT BATU di wilayah Tingkat ke-Tujuh, siap berangkat...sudah tiba, Yang Shen cepat turun.
Yang Shen:
Benar-benar cepat jalannya, terasa baru duduk di Teratai, menutup mata seperti menumpang pesawat yang super cepat, hanya terdengar suara angin, sekarang sudah tiba.
Chi Hoet:
Manusia juga ibarat pesawat yang sedang terbang, di dalam mesinnya tidak boleh ada gangguan sedikitpun, kalau tidak bisa berbahaya, jatuh ke jurang dalam tidak ada ampun lagi, ini bisa terjadi hanya dalam sekejap mata waktunya, seperti manusia juga mau naik atau mau turun, hanya dalam keputusan yang sesingkat itu, telah terjadi apa yang diinginkan atau yang tidak dinginkan itu, maka nasehatilah manusia, kemudikanlah tujuan yang benar, menuju arah yang benar biarpun dalam badai, namun tetap melaju menurut Kompas Hati baru tidak akan terjadi kecelakaan, seperti Teratai ini biar terapung di atas air yang sungguh kotor, namun jika kita tenang bisa mendudukinya, kalau tidak dia akan tenggelam, kamu memang Hoki (beruntung) bisa duduk di Teratai ini, baik-baiklah menggunakan kesempatan yang baik ini, cepat beri salam kepada Pejabat dan Jendral.
Yang Shen:
Siap, salam jumpa Pejabat dan Jendral, saya adalah Yang Shen dari Vihara Shen Shien, hari ini bersama Guru atas Titah kemari meninjau, harap Pejabat banyak memberikan bantuan.
Pejabat:
Selamat datang, atas Titah mengarang buku adalah tugas yang mulia, silahkan masuk meninjau.
Yang Shen:
Terima kasih, di dalam sedang ada kerjaan mau membangun. Roh dosa yang kecil maupun yang besar masing-masing mengangkat batu, apakah disini mau membangun rumah baru?
Pejabat:
Disini sudah tidak perlu membangun rumah lagi, ini hanyalah hukuman.
Yang Shen:
Pantas mereka pindahkan batu-batu sampai menarik napas terus, batu yang besar diangkat ke atas kepala, dipegang kedua tangan, badanpun hanya bisa berjongkok jalan, karena batu sangat berat, jalannya hanya bisa selangkah demi selangkah, ada Roh dosa yang sudah tidak kuat lagi sehingga jatuh dan akhirnya ditindih oleh batu besar sehingga badan, tangan dan kakinya patah, orangnya pingsan dan disiram Air Mengembalikan Roh oleh prajurit Alam Baka. Dia sadar lagi dan memegang batu lagi untuk diangkat kembali, hukuman ini kelihatannya agak kaku, namun justru sebagai sebagai hukuman yang ampuh.
Pejabat:
Roh dosa ini sedang melatih ilmu Kepala Besi karena waktu masih hidup, mereka keras kepala, sombong atau menjadi Guru orang lain, tidak tahu akan derajat diri sendiri atau yang tidak menghormati Guru, melanggar peraturan, setelah meninggal terpaksa berlatih disini.
Yang Shen:
Pejabat, apakah boleh memanggil beberapa Roh dosa, biar bisa menceritakan perbuatan mereka di masa hidupnya?
Pejabat:
Boleh, saya akan panggil mereka, silahkan Yang Shen bertanya.
Yang Shen:
Saya mau tanya tuan ini, kenapa kamu dihukum kemari memindahkan batu?
Roh:
Sungguh malu kalau diceritakan, saya menjadi Guru di sekolah, karena melihat di antara murid saya ada yang cukup cantik, sehingga memanfaatkan peluang mengajar, setengah menggoda dan memaksakan sehingga terjadi hubungan badan, walaupun urusan ini tidak pernah terbongkar, namun setelah meninggal tidak bisa lolos dari Yiam Wong, setelah masuk ke Neraka, selain dihukum di tingkat lain, saya juga diserahkan ke Tingkat ke-7, Thai San Wuang sunguh marah besar, memaki saya sebagai seorang Guru tidak bisa menjaga citra diri, malahan berbuat kehinaan menyiksa murid, maka harus dihukum di Neraka ini mengangkat batu biar kepala ini tidak bisa menengok lagi.
Pejabat:
Kamu adalah seorang Guru, tapi tidak tahu malu, memperkosa murid, sungguh dosa yang besar, sekarang biar batu itu menindih kepala kamu, jangan melihat orang lagi, rasakan malu itu. Untuk ini nasehatilah manusia, baik yang menjadi Guru di sekolah maupun Guru di bidang lain, ciptakanlah hubungan yang rukun antara murid-muridnya, saling menghormati bagaikan hubungan orang tua dengan anak-anaknya. Yang Shen teruskan bertanya.
Yang Shen:
Tuan ini wajahnya kelihatan seperti orang yang cukup terlatih dan kepalanya botak, kenapa kamu melatih ilmu disini.
Roh:
Janganlah bercanda, justru karena kepala saya botak maka lebih terasa sakit hukuman ini. Waktu masih di dunia, saya sebagai umat Budha, setelah masuk Pintu Suci sudah banyak membaca buku Keng (Kitab Suci), dan saya menganggap diri cukup pandai, mungkin sudah melebihi Guru, maka saya menganggap diri sendiri yang pantas menjadi Guru, maka sering menceritakan kekurangan Guru lain kepada murid-murid, setelah meninggal, karena dosa menghina Guru sehingga saya disidang, Yiam Wong mengatakan pada saya bahwa saya sudah cukup pintar, namun harus menggunakan kepintaran untuk menolong orang lain bukan sebaliknya membanggakan diri sebagai Guru, karena itu harus dihukum, setiap hari mengangkat batu, berjalan jongkok agar dosa itu bisa terhapus.
Chi Hoet:
Murid punya bakat, manfaatkanlah sebaik-baiknya, biar kita punya kelebihan, namun harus tetap menghormati Guru, harus mengerti karena muridnya berhasil atas jasa Gurunya. Sayang manusia sekarang kebanyakan hanya melihat kenyataan, belum lulus benar dari pelajarannya, sudah meninggalkan perguruan, hanya mementingkan mencari uang sehingga melupakan ajaran Guru.
Yang Shen:
Saya mau tanya tuan ini, kenapa kamu juga dihukum kemari?
Roh:
Waktu di dunia, saya memang kaya dan pintar berbicara, karena itulah menjadi sombong, sering memandang rendah orang yang miskin atau menindas orang yang susah, menggunakan kedudukan saya, sering menjelekkan orang lain, karena dosa ini saya sampai dihukum disini, sebetulnya saya tidak rela. Mohon Chi Kung Budha bisa membantu memberikan saya keadilan.
Chi Hoet:
Boleh, boleh, berikan dulu uangmu, kalau tidak ada uang bicaranya agak sulit dan tidak mau didengarkan orang lain, jika ada uang saya akan memohon Pejabat Neraka mengurangi dosamu.
Roh:
Terima kasih Chi Hoet mau menolong saya, hanya sekarang saya tidak punya uang, semua tertinggal di dunia, dipakai anak cucu saya, bagaimana ya?
Chi Hoet:
Jangan bermimpi lagi, punya uang, punya kedudukan, orang lainpun menunduk. Tidak punya uang, tidak punya kedudukan, sendirilah yang menunduk, kenapa kamu begitu sombong waktu masih hidup, sekarang mana uang dan kedudukanmu? Baik-baiklah terima hukuman disini.
Pejabat:
Kamu sungguh jahat, sampai sekarang masih ingin menggunakan kedudukan menindas orang lain. Yiam Wong tegas tidak bisa disogok oleh uang, tadi Chi Hoet hanya meledek kamu, tapi kamu tidak mengerti. Lain kali jangan sembarangan bicara, kalau tidak, hukumanmu akan ditambah lagi.
Chi Hoet:
Jalanan dibuatkan biar orang bisa melewati, bukan untuk dimiliki, manusia tidak akan selamanya berkedudukan tinggi dan duduk di atas terus, setelah kehilangan kedudukan, maka dia akan diludahi, apalagi terlalu sombong, menghina orang lain, angkuh, tidak mau merendah sedikitpun, setelah meninggal biar dia merasakan beratnya batu itu. Waktu sudah tiba, permisi kami mau pulang.
Yang Shen:
Terima kasih Pejabat dan Jendral, kami sudah merepotkan kalian, selamat tinggal.
Pejabat:
Ini memang tugas kami, para Jendral berbaris, antar tamu.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen rurun, Roh kembali ke badan.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;