Kamis, 29 Maret 2012

kitab berkeliling dialam neraka III (Giok Shi Thum Chi)

BAB 11
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL TANAH KOTORAN AIR SENI DAN TINJA
TAHUN 1976, CAP GWEE CHE SA

Chi Hoet:
Kematian dan kelahiran adalah urusan besar di dunia dan manusia tidak lepas dari kematian dan kehidupan. Pepatah Chang Chu: SAYA SEBENARNYA TIDAK MAU LAHIR TETAPI SAYA LAHIR JUGA KE DUNIA INI, SAYA JUGA TIDAK RELA UNTUK MATI NAMUN AJAL KEMATIANPUN TIBA. Artinya kematian atau kelahiran bukan kekuasaan manusia, juga tidak bisa menentukan kelahiran atau kematian, karena manusia tidak tahu ajaran kematian dan kelahiran atau kehidupan. Lahir dari mana, setelah mati pergi kemana? Karena tidak tahu maka dikuasai oleh Yiam Wong (Raja Neraka) disebut: DITENTUKAN YIAM WONG MATINYA JAM TIGA PAGI, MAKA SULIT HIDUP SAMPAI JAM LIMA PAGI, kini sedang jumpa saatnya TIGA LAPISAN SALING MENUNJANG, jika manusia bisa mengenal ajaran kehidupan dan banyak bertapa, melatih diri, pasti bisa melewati kematian dan kelahiran serta tidak Reinkarnasi kembali, karena itu sayangilah badan sendiri, kini saatnya sadar dan tahu melatih diri masih belum terlambat. Yang Shen siap mengelilingi Alam Baka.
Yang Shen:
Ya. Guru tidak bosan-bosannya memberikan ajaran dan nasehat kepada manusia, sungguh membuat orang jadi terharu.
Chi Hoet:
Menolong manusia adalah kewajiban saya, sebagai Dewa Hoet harus menganggap menolong manusia adalah tanggung jawabNYA. Cepat naik ke atas Teratai.
Yang Shen:
Sudah duduk, boleh berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba di Tingkat Dua. Yang Shen turun.
Yang Shen:
Kenapa malam ini kita kemari lagi?
Chi Hoet:
Setelah bertemu Chu Chiang Wuang kemudian meninjau bagian Neraka.
Yang Shen:
Yiam Wong sudah keluar, mari masuk. Selamat berjumpa lagi Chu Chiang Wuang dan para pejabat.
Yiam Wong:
Tidak usah sungkan, cepat bangun dan silahkan masuk.
Chi Hoet:
Karena waktu terbatas saya pikir tidak usah ke dalam lagi dan ajak Yang Shen langsung meninjau ke tempat hukuman di Neraka ini.
Yiam Wong:
Beginipun boleh, perintah Jendral ajak Chi Hoet dan Yang Shen untuk meninjau.
Jendral:
Siap. Kalian berdua ikuti saya jalan.
Yang Shen:
Kenapa tempat ini begitu bau seperti kotoran manusia.
Jendral:
Di depan adalah NERAKA KECIL TANAH KOTORAN AIR SENI DAN TINJA, maka baunya tidak sedap, harap dimaafkan.
Yang Shen:
Baunya kian menyengat, mau bernapaspun susah. Guru, saya tidak tahan, tidak mau pergi ke sana.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, saya punya benda permata, kamu ambil ini.
Yang Shen:
Ini benda apa?
Chi Hoet:
Ini adalah KOTORAN AIR SENI DAN TINJA penyaring udara, cepat pakai, pasti terasa udara yang segar, segala baupun akan hilang.
Yang Shen:
Enak pakainya dan bau-bauan tadi sudah hilang. Oh, di depan ada sebuah papan berdiri dan tertulis: NERAKA TANAH KOTORAN AIR SENI DAN TINJA dan terdengar suara-suara jeritan serta kepala manusia terlihat, naik turun dalam air dan kedua tangannya meronta-ronta seperti sedang berenang.
Jendral:
Inilah tempatnya Neraka itu. Coba maju ke depan dan lihat.
Yang Shen:
Baiklah Guru, apakah kamu tidak mencium baunya?
Chi Hoet:
Tidak ada rasanya. Saya sudah jadi Budha. Melihat kotoran semua ini seperti tidak melihat. Cium baunya tapi tidak masuk ke hidung dan tidak seperti kamu yang masih manusia biasa, melihat dan mendengar suatu benda saja sudah tergoda.
Jendral:
Kolam yang besar. Ini tidak terlihat ujung pangkalnya seperti lautan saja, di dalam ada pria dan wanita, yang tua dan yang muda dan di dalam kolam terlihat segumpal-gumpal tinja, dan air seni berbaur menjadi satu. Mereka timbul tenggelam sambil menjerit-jerit, terbuka mulut maka tertelanlah kotoran tersebut, sungguh memuakkan. Guru, saya ingin muntah.
Chi Hoet:
Tenangkan hatimu, jangan sampai terganggu oleh pemandangan ini.
Yang Shen:
Saya sungguh tidak tahan, Jendral. Mereka berbuat dosa apa hingga dihukum kemari?
Jendral:
Semua pelacur yang dari dunia, waktu masih hidup di dunia menjual badannya demi uang kotor, atau wanaita baik-baik ditipu dan dijerumuskan ke lembah hitam untuk menjual diri, atau menghisap ganja, yang tidak punya pekerjaan tetap namun tukang menipu orang lain, yang suka melacur tidak mau menjaga badannya yang bersih, yang semasa hidupnya menjadi pengawal di masyarakat hitam dan geng suka sengaja berbuat arisan dan membawa kabur uang orang lain dengan alasan bangkrut. Pejabat yang suka korupsi dimana-mana minta bagian atau yang membangun rumah dan sengaja mengurangi bahan-bahan bangunannya, karena perbuatannya waktu masih hidup di dunia kotor atau mengisap ganja/morfin jadilah kotor mulutnya. Setelah meninggal maka dihukum kemari biar merasakan kotoran tersebut. Para Roh di Neraka ini sungguh menderita, yang dicium dan dihirup adalah bau kencing dan tinja. Mulut terbuka akan kemasukan gumpalan tinja, perutnya juga lapar dan haus, ingin makan tiada makanan, karena di dunia hanya makan makanan yang kotor dan sampai di Neraka dihukum demikian. Tinja berbaur air seni seperti tanah, makin berontak semakin tenggelam.
Yang Shen:
Sungguh kasihan. Sekarang di dunia ada bau sedikit sudah menggunakan obat untuk meghilangkan bau yang tidak sedap. Tetapi jika menggunakan uang hasil keuntungan yang tidak benar, biar badannya bagus enak dipandang namun hatinya bau seperti bau tinja, kini dihukum kemari benar-benar adil.
Chi Hoet:
Yang Shen benar ucapannya. Di setiap gedung mewah di dunia, barang-barang mewah, pakaian yang bagus-bagus, dilihat dari luar memang indah dan rapi, namun jika hatinya hanya tahu mempergunakan akal bulus untuk mendapatkan keuntungan yang besar tetapi bukan dari usaha yang benar, maka akan seperti kotoran tinja. Biar bisa senang seumur hidup akan tetapi tiba di Neraka ini, keadaannya menjadi lain. Hanya bisa makan kotoran untuk melewati hari demi hari.
Jendral:
Tidak usah kasihan pada mereka. Mereka adalah makluk yang memang bisa besar hidupnya karena makan makanan yang tidak bersih, untuk ini nasehatilah manusia di dunia, urusan apapun yang dikerjakan haruslah jujur. Jangan karena uang maka gelaplah mata hingga tega mempergunakan akal yang tidak sehat untuk mencelakakan manusia lain atau kerja pada usaha yang tidak benar, cari uang kotor, setelah mati pasti akan dikirim kemari.
Yang Shen:
Kapan para Roh dosa ini boleh bebas?
Jendral:
Ditentukan berdasarkan dosanya yang berat atau ringan, yang pasti minimal direndam sampai kulit dagingnya hancur. Setelah bebas dari hukuman baru diserahkan ke Tingkat lain untuk disidangkan lagi tentang dosa-dosa lain.
Yang Shen:
Sungguh menakutkan Neraka itu.
Chi Hoet:
Waktu sudah habis, perjalanan hari ini sampai di sini saja dulu. Yang Shen siap untuk pulang dan berterima kasih kepada Jendral atas petunjuknya dan salam untuk Yiam Wong.
Yang Shen:
Masker ini sekarang boleh dilepas ya?
Chi Hoet:
Setelah duduk di Teratai baru dilepas, kalau tidak kamu tidak akan tahan.
Yang Shen:
Saya sudah duduk.
Chi Hoet:
Sekarang boleh dilepas, berangkat pulang. Angin di Alam Baka terasa dingin, berlapis-lapis dan berbau. Wahai manusia di dunia, cepatlah melatih diri demi kabaikan agar lepas dari Neraka, hilangkan kesedihan. Vihara Shen Shien telah tiba. Yang Shen turun Roh kembali ke badan.
BAB 12
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL KELAPARAN
TAHUN 1976, KAUW GWEE CHE KAUW




Chi Hoet:
Demi mengarang buku lelah kesana kemari. Karena siapa lelah demi siapa sibuk! Jalanan di dunia memang ramai dengan manusia dan mobil, tetapi ajaran kebaikan kian menipis, perbuatan jahat di duniapun kian bertambah! Jeritan dan tangisan para Roh di Neraka telah menggetarkan gunung dan bumi. Vihara Shen Shien telah menerima perintah atau Titah untuk mengarang buku : BERKELILING DI ALAM NERAKA untuk menjelaskan keadaan hukuman yang terdapat di Neraka dan nasehat ajaran kebaikan untuk menyadarkan manusia, membuka pintu hati manusia. Buku ini jangan dianggap buku yang buat bersantai saja, harap manusia bisa insyaf setelah membaca buku ini. Yang Shen siap untuk berangkat.
Yang Shen:
Saya sudah siap, Guru. Mari kita berangkat.
Chi Hoet:
Manusia bisa duduk di atas Teratai adalah perlakuan istimewa yang diberikan, harap Yang Shen menghargainya. Sudah tiba dan turunlah, hari ini kita meninjau ke NERAKA KELAPARAN.
Yang Shen:
Di daerah ini seperti dataran tandus, tidak nampak seorang manusiapun. Kita mau menuju ke arah mana?
Chi Hoet:
Tidak jauh dari sini, lewati bukit itu sudah tiba ke Neraka Kelaparan.
Yang Shen:
Tidak kelihatan orang, nah Roh masuk ke Neraka melalui jalan mana?
Chi Hoet:
Coba kamu lihat di sebelah kiri, kamu akan tahu.
Yang Shen:
Oh! Di sebelah kiri kita itu terdapat sebuah jalan kecil, di jalanan terdapat Roh yang sedang berduaan atau bertigaan. Mereka dikawal Jendral Kepala Sapi Berwajah Kuda sedang berjalan.
Chi Hoet:
Kita jalan di sebelah kiri juga, jalan bersama mereka?
Jendral:
Manusia biasa dari mana? Berani datang kemari?
Chi Hoet:
Kamu buka matamu dan lihat yang jelas, baru bisa memergokinya.
Yang Shen:
Jendral Sapi ini kelihatan jelek dan galak lagi, tangannya memegang rantai besi dan trisula besi, dia sedang menuju kemari seperti mau mengajak ribut.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, saya akan menjelaskan kepadanya.
Jendral:
Kalian berdua siapa? Cepat jawab, kalau tidak akan saya tangkap, hadapkan ke Yiam Wong.
Chi Hoet:
Jendral, kamu menjadi petugas di Alam Baka sudah berapa lama? Kenapa tidak kenal pada saya?
Jendral:
Saya menjadi petugas baru dua bulan lebih, semua disini menuruti peraturan, yang tidak memegang kartu rekomendasi semua dilarang masuk, ini adalah tugas saya.
Chi Hoet:
Saya adalah Budha Chi Kung. Yang ini adalah Yang Shen dari kota Tai Chung Vihara Shen Shien, murid Kuang Kung, menerima Titah Yang Maha Kuasa mengelilingi Alam Neraka, dibuatkan buku untuk menasehati dunia, Hari ini mau menuju ke Neraka Kelaparan, lewat disini, jika Jendral tahu kami memiliki Titah tidak boleh menghalangi, kalau tidak bisa dihukum.
Jendral:
Titah di atas bersujud menyambut, kalau begitu kamu adalah Ho Sang gila yang dijuluki Chi Kung di dunia, karena saya meninggal dunia belum lama, tidak pernah bertemu Budha Chi Kung, maka harap kamu dan Yang Shen ini sudi memaafkan kesalahan saya, jika mau ke Neraka Kelaparan, melewati bukit depan itu sudah tiba, mari saya antar.
Chi Hoet:
Boleh, Yang Shen, kita ikuti Jendral dan jalanlah.
Yang Shen:
Baik, jalanan kecil ini penuh batu-batu kecil, berlubang dalam dan penuh air lumpur, jalan diatasnya terasa sakit telapak kaki seperti ditusuk jarum, di depan nampak dua Jendral lain¸ sedang mengawal wanita yang dandanannya seperti nyonya kaya, tapi tangannya diborgol rantai besi. Dia telah berbuat dosa apa?
Chi Hoet:
Di dunia ini banyak orang yang kaya raya, kehidupannya enak, sehingga tidak menyayangi lima macam makanan, sembarangan membuang nasi maupun sayuran, karena sudah terlalu kenyang makannya, maka kini dikurung dalam Neraka Kelaparan, biar dia merasakan apa yang namanya kelaparan.
Yang Shen:
Bukit ini tidak begitu tinggi, namun pohonnya lebat, subur, tumbuh rumput-rumputan dan rotan. Keadaannya seperti bukit yang terdapat di dunia dan di dalam bukit ada sebuah jalanan yang lebarnya bisa muat tiga orang.
Chi Hoet:
Lewatlah bukit ini, coba kamu lihat di depan adalah Neraka Kelaparan, berada di bawah bukit ini.
Yang Shen:
Saya sudah melihatnya, di sekeliling bangunan dikawati, juga di atas rumah, warnanya hitam kecoklatan. Sekarang kita sudah tiba di kaki bukit.
Jendral:
Kalian tunggu disini sebentar, saya mau lapor dulu ke dalam.
Yang Shen:
Huruf NERAKA KECIL KELAPARAN dipahat di atas papan dan tidak begitu jelas, di depan pintu dijaga oleh prajurit dan jendral. Terhukum perempuan yang tadi telah masuk ke dalam dengan menunjukkan kartu rekomendasi.
Jendral:
Saya sudah lapor pada Pejabat dalam Neraka, kalian berdua ikut saya masuk ke dalam.
Pejabat:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia, kami terlambat menyambut kalian, harap memaafkan kelalaian kami.
Chi Hoet:
Oh, tidak apa-apa. Kami mau merepotkan kalian, karena Vihara Shen Shien mendapat Titah mengarang buku, maka saya mengantar Roh Yang Shen untuk meninjau keadaan supaya mendapatkan bahan-bahan di Neraka untuk menasehati dunia dan hari ini kami tiba disini berharap Pejabat bisa memberikan banyak petunjuk.
Pejabat:
Neraka kecil ini termasuk wilayah yang dikuasai TINGKAT KEDUA dan dinamakan NERAKA KELAPARAN. Saya akan mengajak Yang Shen berkeliling. Chi Hoet boleh istirahat sebentar disini.
Yang Shen:
Baik, saya ikut Pejabat. Barisan kurungan disini setiap kamar lebarnya hanya muat tiga dipan kecil. Setiap orang yang di dalam walaupun berpakaian bagus namun badannya kurus dan mukanyapun pucat pasi dan merintih.
Pejabat:
Mereka adalah pedagang atau pengusaha besar, waktu masih hidup di dunia, hidupnya kaya berkecukupan, boros dan royal dalam menggunakan uang tetapi terhadap pengemis atau orang miskin tidak memiliki hati yang belas kasihan. Setelah meninggal dihukum disini, saya panggilkan seorang Roh yang berdosa keluar, kamu boleh tanya pada dia.
Yang Shen:
Tuan, saya ingin tanya kenapa kamu dihukum kemari?
Roh Pria:
Waktu hidup di dunia, saya memiliki pabrik karena usaha saya lancar, maka banyak untung. Karena hubungan dagang tiap hari ke restoran, rumah makan sudah seperti dapur di rumah sendiri, bermain, minum bersenang-senang. Sekali makan bisa menghabiskan uang puluhan ribu tetapi sayang, sebaliknya terhadap karyawan sendiri, selain tidak memperhatikan kesejahteraan pekerja, gajinya juga kecil, tidak saya naikkan. Merasa sayang bila memberikan uang tunjangan, sehingga karyawan mengeluh. Kalau organisasi yang datang minta sumbangan untuk kemanusiaan, paling banyak saya berikan lima ratus. Jangankan untuk berbuat amal, apabila ada pengemis minta uang atau saudara, teman-teman yang miskin ke rumah mau pinjam uang. Saya selalu pesan ke pembantu, saya tidak ada di rumah. Sebaliknya di rumah tersedia makanan yang serba mahal, tidak mau hemat sedikitpun. Di luar saya masih banyak wanita simpanan, diberikan rumah untuk ditinggalkan, satu bulan harus menanggung beberapa puluh ribu uang sebagai uang tanggungan untuk perempuan yang saya pelihara, dua tahun yang lalu saya meninggal karena penyakit darah tinggi dan dihukum kemari. Walaupun ada setelan jas tetapi tidak ada makanan enak yang bisa dimakan, dalam satu minggu hanya tersedia sekali bubur campur sayuran untuk makan, melewati tiga hari saya pingsan karena kelaparan namun disadarkan oleh Kepala Sapi Berwajah Kuda menggunakan air kembalikan Roh dan disiram ke badan, sungguh menderita dan perut saya benar-benar lapar. Kamu punya makanan apa? Tolong berikan saya makanan.
Pejabat:
Brengsek, cepat masuk! Jangan mengganggu, rasakan kamu sekarang kehidupanmu sudah cukup enak, jangan menangis disini. Coba suruh Roh dosa wanita keluar dan beritahukan kepada Yang Shen dosa apa yang telah kamu perbuat.
Roh Wanita:
Waktu di dunia saya adalah istri seorang pengusaha. Suami saya kerjanya membangun rumah sehingga menjadi kaya, dari rumah yang kecil sampai pindah ke rumah gedung, karena banyak uang, sehingga punya kebiasaan buruk. Jadi bisa main Mah Yong, siang malam berjudi terus sudah tidak memperdulikan urusan dapur, masih sering mengajak teman-teman ke night club, bergadang, makan dan bermain seumur hidup, tidak pernah sedikitpun mau hemat uang, namun terhadap pengemis maupun urusan sosial tidak pernah sedikitpun mau hemat uang. Kini meninggal, Yiam Wong tidak kasihan, menghukum saya kemari, sekarang saya sungguh kelaparan.
Yang Shen:
Roh wanita dosa ini kelaparan sampai tidak tahan, sehingga memasukkan jari tangannya ke mulut untuk digigit.
Pejabat:
Cepat masuk.
Yang Shen:
Saya mohon Pejabat memberikan penjelasan, mengapa setiap Roh yang terdapat di setiap kamar sel tidak berbeda pria maupun wanita, biar pakaian mereka bagus namun semuanya seperti pengemis di dunia, merintih di tanah, rambutnya acak-acakan dan menjulurkan tangan minta bantuan.
Pejabat:
Setiap manusia di dunia jika sembarangan membuang makanan yang asalnya ciptaan dari Langit, tidak menyayangi lima bahan makanan terlalu boros, tidak tahu hemat uang. Punya uang hanya untuk dipakai sendiri, tidak mau berikan kepada orang miskin atau menyumbang ke organisasi sosial, amal sosialnyapun sedikit atau pria yang sudah kaya meninggalkan istrinya yang tadinya sama-sama susah, sehingga punya wanita simpanan di luar atau wanita yang kini sudah terkenal, seperti penyanyi, bintang film terkenal, sehingga memandang rendah pria atau suaminya sendiri, minta cerai demi kekayaan. Bagi setiap manusia yang sudah kaya namun meninggalkan pasangan sehingga berbuat kelakuan yang tidak pantas tersebut, setelah meninggal pasti dihukum kemari, mengharapkan orang-orang yang kaya di dunia harus banyak menggunakan uang untuk membantu orang lain, jangan hidup terlalu mewah, hanya bersenang-senang. Ingatlah, setelah rezeki habis kecelakaanpun tiba, jika bisa kaya tapi jangan angkuh, lebih-lebih harus berbuat amal, sering membantu orang susah bila sedang membutuhkan atau mencetak buku amal untuk menasehati manusia, setelah meninggal selain dapat nama yang harum dan Rohnyapun bisa bebas dari segala hukuman.
Chi Hoet:
Karena waktu sudah mau habis, Yang Shen kita siap kembali.
Pejabat:
Baiklah, jika ada kekurangan harap maklum.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk Pejabat, kami mau permisi.
Chi Hoet:
Cepat naik ke Teratai, Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 13
MENGUNJUNGI NAI HO CHIAO (JEMBATAN YANG TIDAK BISA BERBUAT APA-APA) DAN MENINJAU UU CHII IH (NERAKA MELANTAI)
TAHUN 1976, KAUW GWEE CAP KAUW




Chi Hoet:
Para murid di Vihara Shen Shien benar-benar bertapa sungguh-sungguh, benar-benar semangat yang terpuji dan kini menerima Titah untuk mengarang buku MENGELILINGI ALAM NERAKA. Giok Tee (Sang Maha Kuasa) sekali-kali memesan dan menginstruksikan agar buku ini bisa dijadikan buku yang tidak ada duanya, untuk menasehati manusia turun temurun. Maka saya sedang mengajak Yang Shen mengelilingi Neraka.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk Guru, para murid di Vihara Shen Shien sungguh mengorbankan waktu dan segala benda untuk menunjang ajaran kebaikan, mencetak buku dan menyebarkan untuk menasehati manusia di dunia. Semoga Yang Maha Kuasa mau melindungi dan mengurangi percobaan maupun melindungi mereka lepas dari segala dosa.
Chi Hoet:
Niat bertapa kebanyakan karena keadaan yang memaksa, saya akan menolongi biar mereka lancar melaksanakan niat yang benar-benar itu. Hari ini siap keliling ke Alam Baka. Yang Shen naik ke atas Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, boleh berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, turunlah
Yang Shen:
Ini tempat apa? Kenapa terdengar suara jeritan panas kesakitan tidak putus-putusnya? Di depan ada sebuah jembatan, Roh yang berada di atas pada berjatuhan ke bawah dan menjerit.
Chi Hoet:
Ini tempat NAI HO CHIAO, manusia yang telah mati dan berdosa kebanyakan harus melewati jembatan ini. Mari kita ke depan tanya Jendral agar jadi jelas.
Yang Shen:
Jembatan ini tidak henti-hentinya bergoyang seperti jembatan gantung. Di atas jembatan terlihat banyak Jendral Kepala Kerbau Berwajah Kuda, masing-masing mengawal para Roh dosa. Setelah tiba di tengah jembatan, Roh didorong ke bawah, sungguh kejam.
Jendral:
Tadi dapat surat pemberitahuan. Ti Chang Wang Pho Sat tahu bahwa Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia mau datang untuk mengarang buku buat menasehati manusia di dunia, selamat datang.
Chi Hoet:
Tidak apa. Kami hanya merepotkan kalian saja.
Jendral:
Kalian berdua ikuti saya. Saya akan antar kalian ke atas jembatan.
Yang Shen:
Saya tidak berani naik ke atas jembatan, biar saya lihat dari sini saja.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, Jendral Sapi Berwajah Kuda tidak akan mendorong kamu ke bawah.
Yang Shen:
Kalau begitu bolehlah. Namun Guru harus memegang tangan saya karena jembatan bergoyang terus, saya takut jatuh.
Chi Hoet:
Baiklah, saya memegang tangan kamu, cepat jalan.
Yang Shen:
Ai, ai! Di bawah jembatan terdapat banyak ular, ada beratus ribu ekor ular. Semua jenis ular ada di sini, sungguh menakutkan. Ada yang besarnya seperti pohon kelapa, menjulur lidahnya, terbuka mulutnya dan Roh yang jatuh ke bawah digigit hingga sakit menjerit. Kaki saya jadi lemas dan tidak berani lihat lagi. Guru, kita balik yuk!
Jendral:
Yang Shen, kamu tidak usah takut, di bawah jembatan ini disebut JURANG ULAR BERACUN, setiap orang jahat setelah mati, karena hatinya jahat penuh berbuat penipuan, demi harta keuangan, mengadu domba orang agar manusia saling membunuh, disebut Sungguh Jahat Hatinya dan semua ular beracun ini merupakan jelmaan dari hati manusia yang beracun juga. Para Roh yang tiba di jembatan ini pasti kaget dan kaki menjadi lemas, maka didoronglah mereka ke bawah oleh Jendral Sapi Berwajah kuda. Biar dimakan ular karena di bawah terdapat banyak ular. Jika ular terinjak akan berbalik menyerang manusia dan digigit lalu dimakan.
Yang Shen:
Sungguh menakutkan, melihat seekor saja sudah menakutkan, apalagi kalau melihat begitu banyak ular, bagi yang penakut tidak usah didorong oleh Jendral Sapi Berwajah Kuda. Setiba di atas jembatan itu sudah takut dan tidak bisa berbuat apa-apa hingga jatuh sendiri ke bawah.
Chi Hoet:
Kita cepat lewati jembatan ini. Hari ini begitu banyak Roh dosa pada berdesakan di atas jembatan. Setiap Roh menangis, siapa suruh mereka berbuat kejahatan waktu masih hidup. Sekarang jalanpun tidak mantap. Sehingga jatuh ke bawah digigit ular.
Yang Shen:
Sudah tiba di ujung jembatan, saya sungguh takut, begini keadaannya NAI HO CHIAO. Di atas jembatan tidak terdapat pegangan, bila melewati rasanya tangan dingin dan kakipun lemas, apalagi melihat ular-ular di bawah, bisa bikin hatiku ciut.
Chi Hoet:
Sungguh penakut, nih saya kasih tiga buah Pil Tenangkan Hati, cepat makan jangan sampai terlihat muka yang begitu pucat dan berkeringat lagi, cepat permisi pada Jendral penjaga jembatan. Kita masih mau ke tempat lain.
Yang Shen:
Banyak terima kasih pada Jendral penjaga jembatan karena waktunya terbatas tidak berani lama-lama disini.
Jendral:
Selamat jalan!
Chi Hoet:
Yang Shen cepat naik ke atas Teratai. Kita tinjau tempat lain.
Yang Shen:
Saya sudah duduk. Guru berangkatlah.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun, di depan adalah UU CHIU TI IH, Neraka yang baru didirikan di alam Neraka ini termasuk wilayah yang dikuasai TINGKAT KEDUA.
Pejabat:
Menyambut Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia tiba disini. Tadi kami sudah terima pemberitahuan dari Yiam Wong, mengetahui maksud kedatangan kalian, silahkan masuk.
Yang Shen:
Terima kasih. Saya mau tanya Pejabat, kenapa di dalam Neraka sinar cahaya yang berwarna merah dan hijau itu suram dan terdengar jeritan kesakitan?
Chi Hoet:
Yang dihukum disini adalah para hostes (perempuan yang menemani lelaki berdansa atau menari) atau orang yang suka menari. Kita masuk lihat yang jelas. Kamu akan mengerti.
Yang Shen:
Ya, oh! Di dalam berdesakan banyak pria maupun wanita, yang tua maupun yang muda dan pakaiannya modern dan memakai jas. Wanita yang masih muda berpakaian gaun tipis yang menggairahkan. Banyak orang barat, setiap menginjak lantai menjerit-jerit dan berjingkrak-jingkrak tidak hentinya. Pejabat, itu hukuman apa?
Pejabat:
Setiap hostes yang tidak menjaga kelakuannya atau orang yang sengaja mencari kesenangan untuk menari di tempat dansa, setelah mati akan dihukum kemari, biar merasakan betapa enaknya menari tetapi disini tidak bisa mabuk kepayang lagi seperti di Alam Dunia, bersenang-senang, berdempet-dempetan dengan wanita karena tempat berdansa disini terbuat dari besi di bawahnya api menyala, masih menimbulkan cahaya merah, jika diinjak pasti kesakitan sehingga melompat-lompat dan menari seperti masih hidup di dunia, cukup buat mereka bernostalgia, tidak terlupakan sehingga kakinya melepuh dan bengkak daging-dagingnya.
Yang Shen:
Pejabat, keteranganmu sungguh masuk akal. Hidup senang berdansa, setelah meninggal dia lebih puas menari lagi, tetapi karena zaman sudah banyak berubah, menari itu bukan semuanya urusan jahat. Ada tarian yang bisa membuat kesehatan badan, jika yang suka menari dan pasti di hukum di Neraka, sepertinya tidak adil ya.
Pejabat:
Saya akan menjelaskan yang dihukum disini, tetapi bagi orang yang waktu masih hidup suka menari hanyalah alasan belaka, bukan buat kesehatan tapi karena wanita, nah yang jadi perempuan atau hostes biar dirinya dipeluk, diraba, untuk mendapatkan uang setelah berdansa, maka diajak keluar berbuat mesum atau ada pemuda yang tidak mendengarkan nasehat orang tua tidak cari tempat yang sehat untuk berolah raga, tapi suka berdansa sebagai alasan untuk bermain dengan wanita, bagi orang yang suka menari demi kesehatan tidak akan dihukum karena itu nasehatilah manusia di dunia untuk memakai uang atau kesukaan buat hiburan yang benar dan sehat. Kalau tidak niscaya akan dihukum kemari.
Yang Shen:
Kalau bilang begitu baru adil, karena sudah zaman di negara kita juga ada kegiatan latihan silat atau di negara barat juga terdapat tarian yang menyehatkan badan. Yang dihukum di Neraka adalah orang yang sengaja berolah raga namun tujuannya yang tidak sehat.
Chi Hoet:
Hari ini waktunya sudah habis, kami berdua akan pulang ke Vihara Shen Shien. Terima kasih Pejabat. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, permisi Pejabat.
Chi Hoet:
Berangkat pulang, Vihara sudah tiba. Yang Shen turun Roh kembali ke badan.
BAB 14
MENGELILINGI NERAKA ES MEMBEKU
TAHUN 1976, KAUW GWEE JI CAP KAUW




Chi Hoet:
Musim gugur habis, maka tibalah musim dingin, cuaca kian berubah, para kehidupan akan menghadapi timbulnya macam-macam penyakit karena belum terbiasa, hari ini saya mengajak Yang Shen berkeliling ke NERAKA ES MEMBEKU dan sedang menghadapi musim dingin pula. Tidak tahu Yang Shen kuat bertahan atau tidak.
Yang Shen:
Guru, demam saya baru sembuh, hari ini cuaca begini dingin, saya pikir lain hari baru mengunjungi Neraka Es Membeku. Kita ke tempat lain hari ini, bolehkah guru?
Chi Hoet:
Mana boleh, sudah aturan dan pemberitahuan hari ini mau mengunjungi Neraka Es Membeku kok dibatalkan. Kalau tidak tahan kedinginan, mari saya berikan Pil Hangat, cepat makan, jangan menunda waktu lagi.
Yang Shen:
Terima kasih atas Pil Hangatnya. Guru, saya sudah memakannya. Oh, badan terasa menjadi hangat, tidak terasa dingin lagi.
Chi Hoet:
Cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, boleh berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Di depan sini tidak kelihatan bayangan manusia, gunung yang tandus berwarna putih seperti disaljukan, tidak terlihat pohon-pohonan yang hijau maupun tumbuhan yang lain, hanya ada beberapa pohon yang layu, tidak berdaun, ini tempat apa?
Chi Hoet:
Tempat ini dekat ke NERAKA ES MEMBEKU. Karena pengaruh dingin sepanjang tahun hanya turun salju, sungguh dingin, kita kemari bukan melewati jalanan yang dari Istana Bumi maka tidak kelihatan manusia disini, juga karena kita menumpang Teratai jalannya beterbangan, kamu ikuti saya jalan melewati gunung ini di sebelah kiri, akan tiba ke Neraka Es Membeku.
Yang Shen:
Tempat ini begitu sepi, rumput-rumputan mati kedinginan dan sayapun merasa semakin dingin. Apakah pil obat tadi sudah hilang khasiatnya?
Chi Hoet:
Kekuatan obat belum hilang, itu hanya karena wasiat obat sedang memutar, nanti juga kamu terasa hangat dan kuat bertahan sampai tiga hari, tenang saja kamu. Masa saya mau membiarkan kamu mati kedinginan.
Yang Shen:
Di depan ada sebaris rumah dan semuanya terbuat dari kayu, dicat dengan warna hitam. Di atas rumah masih terdapat segumpal-gumpal salju dan di depan rumah didirikan dua tiang kayu dan di atasnya ada papan palang bertuliskan: NERAKA ES MEMBEKU. Di bawahnya ada sebuah jalan kecil menuju ke dalam rumah itu. Kok keadaannya begini sederhana.
Chi Hoet:
Tempat ini dikurung oleh salju, para Roh dosa kedinginan sampai beku badannya. Maka mereka tidak bisa lari, karena itulah maka bangunan ini cukup sederhana.
Yang Shen:
Di jalanan ada beberapa prajurit Alam Baka sedang mengawal sepuluh lebih Roh pria dan wanita. Apakah mereka akan dihukum ke Neraka ini?
Chi Hoet:
Ya, di depan Pejabat dan Jendral sudah kemari, Yang Shen siap memberikan hormat.
Yang Shen:
Salam jumpa Pejabat dan Jendral, kami dapat Titah mengelilingi alam Neraka, harap banyak memberikan petunjuk.
Chi Hoet:
Chi Hoet dan Yang Shen tidak usah sungkan, tadi kami sudah menerima pemberitahuan Chu Chiang Wuang, bahwa kalian akan kemari untuk meninjau. Sekarang silahkan masuk.
Yang Shen:
Terima kasih.
Chi Hoet:
Kita langsung menuju ke Neraka Es Membeku dan meninjau. Tidak usah lagi mampir ke dalam rumah.
Pejabat:
Baik!
Yang Shen:
NERAKA ES MEMBEKU ada di dalam sini. Di sebelah kiri dan kanan terdapat dua gunung yang tinggi. Neraka ini seperti kolam renang seperti yang terdapat di dunia dan terbagi beberapa puluh ribu kolam, sampai tidak kelihatan di kejauhan. Di dalam kolam ada pria dan wanita hanya berpakaian dalam, sudah tidak kelihatan badan yang separuh lagi, karena sudah tertutup air es yang telah membeku. Setiap muka Roh sudah berubah warna menjadi hijau, bibir hitam dan tangan bergemetaran, sudah tidak ada tenaga lagi untuk menjerit dan kini hanya merintih saja. Di barisan depan ada dua orang tua yang sedang memandangi saya dan kelihatannya ingin berbicara dengan saya. Angkat mereka keluar biar bebas dari dingin yang membekukan ini.
Pejabat:
Saya akan tarik keluar beberapa Roh dosa, agar bisa ditanya.
Yang Shen:
Baik-baik, coba dengan orang tua ini, bagaimana rasanya disini?
Roh:
Langit es bumi salju, badanpun jadi beku, hanya berpakaian celana dalam. Saya sudah tidak kuat lagi untuk berbicara, saya sudah hampir koma.
Pejabat:
Jendral cepat ambil Kuah Jahe biar dia minum.
Jendral:
Cepat minum, baiklah ceritakan pada kami tentang kejahatanmu untuk dimuat dalam buku amal sebagai nasehat buat manusia di dunia. Jangan seperti kamu, setelah mati dihukum disini.
Roh:
Waktu saya masih hidup, kesukaan saya mengumpulkan perangko, uang kuno atau benda antik, dll. Waktu berusia 45 tahun, berkenalan dengan seorang teman yang juga mempunyai kesukaan yang sama, maka kami jadi akrab seperti saudara sendiri. Suatu hari dia mau keluar negeri, tetapi khawatir barang koleksinya yang mahal dicuri orang, maka dititipkan di tempat saya dan akhirnya saya jadi serakah. Barang titipannya saya pindahkan lagi ke tempat lain. Setelah dia kembali dan mau mengambil barangnya kembali saya bilang:"Sungguh menyesal, pada setengah bulan yang lalu telah terjadi pencurian disini sampai barang barang koleksi sayapun disikat habis". Setelah mendengar cerita saya yang palsu, teman saya menjadi sedih dan menangis karena percaya bahwa barangnya telah dicuri orang. Dia tidak bisa ngomong apa-apa lagi dan pada waktu saya berumur 56 tahun dapat penyakit kanker paru-paru. Setelah meninggal, Roh tiba di Alam Baka, tidak tahunya di Alam Baka sudah tercatat perbuatan jahat saya itu, dicerminkan dosa-dosa saya, akhirnya sayapun mengaku, hingga dihukum kemari waktunya lima tahun. Setiap hari badan ditindih es beku, badan dingin dan badanpun terasa membeku, sungguh tersiksa. Mau menyesalpun sudah terlambat, harap kamu bisa mohon pada Pejabat untuk memaafkan dosa-dosaku, biar bisa bebas dari penderitaan ini.
Yang Shen:
Harap Pejabat bisa memaafkan dosa-dosanya boleh atau tidak?
Pejabat:
Ini adalah hukuman mereka, tidak ada perintah dari Yiam Wong. Saya tidak punya hak untuk merubah nasibnya. Sekarang dikasih minum Kuah Jahe sudah cukup bijaksana buat dia. Jangan memohon lagi, sekarang coba tanya nenek ini apa sebabnya dihukum disini.
Yang Shen:
Nenek ini sudah tidak tahan kedinginan lagi hingga jatuh ke tanah, bagaimana suruh dia menjawab, tolong Jendral berikan dia Kuah Jahe biar dia minum, biar bersemangat lagi.
Jendral:
Boleh. Cepat diminum. Ceritakan perbuatan kamu, dosa apa yang telah kamu buat hingga dihukum kemari.
Roh:
Oh, saya sungguh tersiksa kedinginan disini seperti di kamar mayat yang terdapat di Alam Dunia. Cobalah kamu lihat badan saya pucat dan tidak terdapat warna merah. Waktu masih di dunia saya menjadi germo dan mendirikan tempat pelacuran, ada beberapa kamar saya beli sepuluh lebih perempuan muda, ada yang dari udik, ada istri orang dan pelajar yang kabur dari sekolah. Setiap hari saya menyuruh mereka menerima tamu, jika tidak menurut, maka saya kurangi gaji mereka atau menyuruh pengawal memukuli mereka. Sayapun menjadi kaya dari hasil uang kotor tersebut. Di antaranya ada tamu atau keluarganya yang mau menebus badan mereka agar bisa bebas dari lembah hitam dan saya buka harga yang tinggi. Yang cukup uangnya maka dapat ditebus, tetapi yang uangnya tidak cukup maka mereka tidak bisa ditebus. Mereka tidak bisa bebas dan menjadi pelacur seumur hidup. Waktu saya berumur 51 tahun, karena terbiasa minum terlalu banyak alkohol dan merokok hingga meninggal karena pembuluh darah di otak pecah. Setelah meninggal saya baru tahu bahwa umur saya sudah dipotong sepuluh tahun oleh Yiam Wong. Karena dosa saya berat maka saya dihukum di Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja selama lima tahun. Setelah bebas kini dihukum lagi di Neraka Es Membeku selama 31 tahun. Setelah bebas dari sini, tidak tahu harus dihukum ke Neraka mana lagi. Sampai sekarang cukup menderita tersiksa makan kotoran dan badan ini membeku. Masih tidak tahu nanti disiksa hukuman apa lagi, kini hidup hanya bisa mengeluh pada diri sendiri karena perbuatan saya yang banyak dosanya itu.
Pejabat:
Terakhir panggil Roh wanita muda itu. Cepat katakan dosamu dan Jendral berikan minuman Kuah Jahe. Biar dia lancar bicaranya.
Jendral:
Siap, sudah minum dia.
Yang Shen:
Permisi nona, kenapa kamu dihukum kemari?
Roh:
Dibicarakan sungguh saya jadi malu, waktu umur 18 tahun saya ikut rombongan tari. Ikut mereka mengadakan pertunjukan dimana-mana dan untuk menarik penonton diadakan tarian telanjang. Akhirnya bubar karena penonton sepi dan rugi, maka pindah kerjaan menjadi "wanita panggilan". Sering menemani tamu atau pergi menonton tarian telanjang. Kemudian saya kenal seorang pengusaha yang kaya, dan menjadi wanita simpanannya. Pada umur 36 tahun karena kami tidak akur lagi hingga ribut mulut dan pikiran buntu hingga nekad makan obat bunuh diri. Setelah mati dikurung dalam Neraka Mati Penasaran selama lima tahun. Kemudian dihukum kemari sudah tiga tahun, sisa 12 tahun lagi baru boleh bebas, sungguh menderita. Setiap hari ditindih dalam es. Badan, kaki dan tangan menjadi beku. Kini mau menyesalpun sudah terlambat. Nasehatilah, wanita di dunia agar tidak mengikuti jejak saya ini.
Pejabat:
Roh ini waktu masih hidup di dunia tidak bekerja di jalan yang benar, namun menunjukkan tarian telanjang. Sungguh memalukan adat. Waktu hidup sudah tidak suka berpakaian, setelah mati dihukum ke Neraka Es Membeku. Biar dia mau cari pakaian yang tebal untuk menutupi badan yang kedinginan tidak bisa, demikianlah pembalasannya. Kalau waktu hukuman para Roh sudah habis akan diserahkan ke Tingkat lain untuk diproses lebih lanjut. Harap wanita di dunia jangan mencontoh. Jendral, cepat masukkan lagi ketiga Roh ini.
Yang Shen:
Keadaan di Neraka ini seperti asap putih dan terasa dingin.
Chi Hoet:
Ini karena hawa dingin.
Pejabat:
Setiap orang di dunia yang menerima titipan uang, harta benda, namun dengan sengaja memilikinya atau mengurangi nilainya atau usaha pelacuran dan tidak boleh ditebus anak buahnya atau hidup terlalu mewah, boros dan memandang rendah orang lain, tidak mau barang buatan dalam negeri dan hanya memakai barang atau pakaian luar negeri saja. Menonjolkan dirinya kaya hingga tidak menyisakan untuk membeli kasur, selimut atau pakaian lain untuk dipakai oleh orang miskin. Wanita yang suka menonjolkan bagian tubuhnya untuk memancing perhatian pria atau suka model-model pakain rok mini. Perbuatan yang tidak takut masuk angin, serakah akan model pakaian, setelah mati harus dihukum kemari, biar mereka merasakan kedinginan.
Chi Hoet:
Hari ini sudah tiba waktunya untuk pulang ke Vihara.
Yang Shen:
Banyak terima kasih atas penjelasan Pejabat dan Jendral, selamat tinggal.
Jendral:
Antar tamu.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke atas Teratai, berangkat. Vihara Shen Shien telah tiba. Turun, Roh kembali ke badan.
BAB 15

MENINJAU TINGKAT KE-TIGA BERJUMPA DENGAN SUNG TI WUANG
TAHUN 1976, CAP GWEE CHE KAUW




Chi Hoet:
Hari ini keliling Alam Baka masuk ke TINGKAT KE TIGA. Kita meninjau ke SEPULUH TINGKAT dalam Neraka yang dimanapun mencari yang tempatnya bisa mewakili tingkatan masing-masing. Kalau tidak, mau keliling habis sepuluh tingkatan masing-masing Neraka bisa makan waktu sampai beberapa tahun. Karena buku MENGELILINGI ALAM BAKA harus lahir di dunia untuk menyadari para umat manusia, maka kita cari yang penting saja untuk ditulis. Yang Shen siap untuk berangkat, naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk. Silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Di depan ada sebuah tembok, tersedia tempat pengumuman dan tertempel kertas merah, dibaca oleh banyak Pejabat dan prajurit di Alam Baka ini. Mari kita kesana, apa yang tertulis disitu?
Chi Hoet:
Saya sudah tahu, kamu mau melihat juga boleh.
Yang Shen:
Kenapa setelah melihat kita berdua datang kok mereka, para prajurit dan Pejabat Alam Baka pada kaget, minggir dan pergi.
Chi Hoet:
Mereka tahu bahwa kamu adalah manusia dari bumi, di dalam badan terdapat Titah, maka mereka tidak boleh menghalangi. Coba lihat apa yang terdapat di papan pengumuman.
Yang Shen:
Itulah pengumunan dari GIOK HUANG SHANG TEE (Yang Maha Kuasa) tertulis: Kepada para penguasa Alam Baka, saya menetap di Langit, duduk mengatur tiga ribu, memegang hak menentukan hidup dan mati dari sembilan lapisan Alam Baka, enam jalur kehidupan. Sejak Roh asal lahir ke dunia dan sejak zaman dahulu, hati manusia sebenarnya jujur, asal sifat yang murni, hidup jadi manusia setelah meninggal pulang ke Langit. Tidak tersedia Neraka, setibanya zaman pertengahan abad dunia, mulailah hati manusia jadi jahat, sifat asal telah dikotori, selain: setia, berbakti, jujur atau yang bertapa untuk mencari kebaikan, satu persatu akhirnya jatuh ke Neraka. Kemudian hari disediakan dan terjadilah Reinkarnasi enam kehidupan, kini melihat dunia sekarang, berlebih-lebih hati manusia berbuat kejahatan. Tidak banyak yang mengenal kebaikan lagi, hawa kebenaran telah hilang, terjadilah kecelakaan, bencanapun tidak putus-putusnya datang silih berganti, namun Langit sebenarnya menyayangi manusia dan tidak tega melihat semua umat menjadi tersesat, maka menurunkan ajaran kebaikan untuk menghindari kecelakaan dan malapetaka, menolongi umat yang baik dermawan. Kini ada kekuasaan Langit selatan di kota Tai Chung Vihara Shen Shien banyak berbuat amal. LANJUTKAN CITA-CITA Nabi Kong Hu Chu menerima ajaran Budha untuk mengembangkan pendidikan kebaikan. Menolong para umat di dunia, hasilnya menggembirakan dan kini saya mau kasih tahu keadaan sebenarnya di Neraka. Maka memberikan Titah ke Vihara Shen Shien untuk mengarang buku BERKELILING DI ALAM NERAKA. Memerintahkan Budha Chi Kung untuk mengajak Titah Suci Yang Shen agar Rohnya mengelilingi sepuluh tingkatan Neraka, agar tugasnya para Pejabat di Neraka untuk menghukum para Roh dosa dan keadaannya diberitahukan pada dunia dan sambil mengelilingi Alam Neraka juga sambil membeberkan nasehat ajaran yang benar. Menghilangkan ajaran yang menyesatkan dalam karangan buku itu. Jika Chi Hoet ajak Yang Shen tiba, perintahkan para Pejabat Neraka untuk menyambut dan membantu mengarang buku itu, supaya buku itu cepat jadi dan diterbitkan di dunia. Pengumuman ini harap ditaati dan jika ada yang melanggar akan dihukum dan tidak diberi ampun, tertanggal 1976 Pe Gwee Cap Go. Oh, ini adalah pengumuman Giok Tee untuk para Pejabat di Neraka.
Chi Hoet:
Ya, mau mengarang buku MENGELILINGI ALAM NERAKA. Selain menurunkan Titah ke alam manusia, juga diumumkan di Alam Baka. Cepat jalan ke depan ke TINGKAT KE TIGA menemui Sung Ti Wuang.
Yang Shen:
Apakah tingkat ke Tiga jauh dari sini? Di jalanan hanya terlihat para Roh dan prajurit Alam Baka mundar-mandir dan tidak terlihat adanya Istana Baka.
Chi Hoet:
Tidak jauh lagi. Naik ke Teratai untuk mengirit waktu.
Yang Shen:
Baiklah, berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun. Itulah tempat TINGKAT KE TIGA, cepat menyembah Yiam Wong, lihat Sung Ti Wuang, Pejabat dan hakim sedang keluar dari Istana Baka menyambut berdua.
Yang Shen:
Ya, salam jumpa Sung Ti Wuang dan para Pejabat Dewa. Hari ini kami atas perintah Titah mau mengarang buku kemari, harap banyak berikan petunjuk.
Yiam Wong:
Silahkan bangun, tidak usah sungkan. Sering mendengar Vihara kalian demi mengembangkan ajaran suci telah banyak menyadarkan orang yang jahat sehingga insyaf dan banyak menolong orang yang mau bertapa buat kebaikan untuk mencapai kesempurnaan, sungguh mengagumkan. Silahkan kalian berdua masuk ke Istana dan mengobrol.
Chi Hoet:
Cepat! Kalau sampai tenggelam ke dasar kolam akan menjadi repot nantinya.
Yang Shen:
Terima kasih atas pujian Yiam Wong, kami tidak bisa apa-apa hanya dipimpin oleh ketua Chiu, semua murid bekerja sama menyebarkan ajaran hanyalah tugas kami saja tidak bisa bilang jasa.
Chi Hoet:
Tidak usah sungkan, mari kita masuk duduk istirahat.
Yiam Wong:
Silahkan duduk, meja dan bangku kayu kasar, tidak seperti meubel di dunia enak diduduki, Jendral, tuang teh.
Jendral:
Siap, kalian berdua silahkan minum.
Yang Shen:
Terima kasih, ruangan tamu ini sungguh bersih, banyak bergantungan lukisan-lukisan seperti ruangan yang sangat santai.
Yiam Wong:
Ya, tempat ini memang untuk para Pejabat santai dan istirahat disini, karena para Pejabat juga dari dunia. Mereka waktu masih hidup banyak melakukan amal kebaikan, kini diangkat maka bisa punya lingkungan yang santai. Di Neraka seperti saya bisa berkelakuan bebas, jika hati tidak pernah berbuat jahat namun banyak berbuat amal kebaikan di dunia, setelah meninggal Rohnya ke Istana Tanah, kamipun menghormatinya. Hal ini supaya manusia di dunia tahu, jika sering berbuat jahat dan setelah mati akan diborgol rantai besi, kepala dijepit papan, dicambuk dan dihukum, mana bisa bersenang-senang lagi.
Chi Hoet:
Hari ini waktu sudah habis. Yang Shen siap pulang, banyak terima kasih atas petunjuk Yiam Wong. Lain hari jika ada jodoh kita akan ketemu lagi.
Yang Shen:
Terima kasih atas jamuan Yiam Wong, karena waktu terbatas, kami mau permisi.
Yiam Wong:
Tidak usah sungkan, antar tamu, harap kalian kemari lagi.
Chi Hoet:
Cepat ke depan siap pulang.
Yang Shen:
Waktu cepat berlalu, sudah waktunya pulang.
Chi Hoet:
Tidak usah banyak omong. Kita siap pulang. Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;