Rabu, 27 Januari 2016 0 komentar

Tradisi Membersihkan Altar dan Rupang Dewa ( 24 Sd akhir bulan 12 imlek Dewa-Dewi naik ke langit/ Sang Sien)





KEBAJIKAN ( De 德 )Tradisi bersih-bersih altar yang sudah berusia ratusan tahun ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar altar dan berbagai perlengkapannya yang sudah berusia sangat tua itu tidak rusak dan cacat nantinya. 

Tradisi membersihkan altar dapat dilakukan setiap saat, tapi tradisi membersihkan rupang biasanya dilakukan setiap tahun sekali ketika menjelang Imlek yaitu setelah tanggal 24 (sampai akhir bulan) bulan 12 imlek. 

Karena hal ini dipercaya bahwa pada saat tersebut, Dewa-Dewi naik ke langit dan meninggalkan rupang dan altarnya pada Cap Jie Gwee 24 atau sehari sebelumnya untuk melaporkan apa yang telah dicatatnya selama setahun..

Pada hakekatnya ketika orang bersembahyang, tentunya perlu tempat sembahyang yang bersih dan mulia. Selain di klenteng, kegiatan pembersihan ini juga dilakukan oleh masyarakat Tionghoa terhadap altar sembahyang untuk Dewa dan Arwah leluhur di rumah masing-masing. 

Pembersihan altar di rumah pribadi merupakan simbol tanda bakti etnis Tionghoa kepada leluhurnya juga pada Dewa-Dewi, yang dimaksudkan untuk menyiapkan tempat yang bersih untuk para Dewa-Dewi ketika mereka kembali turun pada hari keempat setelah Imlek dan untuk membersihkan diri supaya bila Imlek tiba semuanya dalam keadaan bersih, hingga menciptakan suasana yang nyaman dalam beribadah. 

Dalam melakukan tradisi ini, tidak hanya membersihkan altar dan memandikan Rupang Dewa saja, namun hampir semua sarana peribadatan haruslah dibersihkan. Mulai dari hiolo atau tempat abu sampai gelas tak boleh ketinggalan juga ikut dibersihkan.

Yang perlu diperhatikan sebelum kita membersihkan altar dan rupang para Dewa adalah badan / tangan yang membersihkan biasanya sudah menjalani ritual yaitu tidak melakukan hal-hal kotor, Ciak Jay atau tidak makan hidangan bernyawa (vegetarian) selama tiga hari hingga seminggu sebelumnya. 

Hal ini dipercaya dapat menyucikan badan agar ketika membersihkan altar setidaknya mereka sudah bersih dari hal-hal duniawi. Acara pembersihan ini sebelumnya juga didahului dengan ritual sembahyang oleh orang yang akan membersihkan altar atau rupang Dewa ini yaitu :

melaporkan semua kejadian yang dicatatnya sepanjang tahun. - See more at: http://www.gangbaru.com/v5/index.php/tradisi/12-bersih-bersih-klenteng.html#sthash.ARubYAPQ.dp
melaporkan semua kejadian yang dicatatnya sepanjang tahun. - See more at: http://www.gangbaru.com/v5/index.php/tradisi/12-bersih-bersih-klenteng.html#sthash.ARubYAPQ.dpuRitual ini pun hanya dilakukan sekali setahun yakni saat menjelang imlek. Dengan melakukan ritual tersebut, masyarakat berharap bisa mendapat berkah serta peruntungan yang baik di masa-masa  mendatang
1. Thiam Hio : Sebelum memulai, terlebih dahulu thiam hio memberitahukan, bahwa pada saat ini kami akan membersihkan altar dan rupang. Altar dan Rupang yang dibersihkan ini, bagaikan kami yang senantiasa belajar membersihkan batin kami dari pikiran maupun ucapan yang jelek. 

Bila ada kesalahan yang tidak disengaja, mohon diampuni. Semoga semua makhluk bersukacita dan berbahagia. Namo Oh Mee Toh Fo (10x). Kemudian hio ditancapkan pada gelas khusus pengganti hio lo. 

2. Meja altar : Meja terlebih dahulu dikosongkan, lalu dicuci dan dibersihkan dengan air bunga, kemudian dikeringkan dengan lap khusus atau yang baru untuk membersihkan altar.

3. Rupang : Kim Sin atau rupang dibersihkan dengan menggunakan air bersih yang dicampurkan 7 rupa bunga dan arak putih, lalu dilap pakai kain merah. Baskom yang dipergunakan harus yang bersih sebagai tempat air yang di gunakan untuk membersihkan Kim Sin.

Dalam tradisi bersih-bersih ini air dicampur arak putih dengan 7 rupa bunga, agar mengeluarkan aroma harum. Sedangkan tujuan pembersihan Kin Sin ( Rupang dewa ) yang dicampur arak
putih adalah untuk menjaga supaya agar Kim Sin tersebut tidak cepat rusak serta tetap awet seperti semula. 

Bila ada kotoran yang sulit dibersihkan, bisa menggunakan pasta gigi yang baru dan spesial untuk membersihkannya, kemudian dikeringkan dengan lap khusus untuk membersihkan rupang. Setelah bersih, bila ingin dapat diolesi minyak wangi khusus yang beraroma cendana / melati / kayu garu, kemudian rupang diletakkan kembali di meja altar.

4. Hio lo : Sebelum membersihkan hio lo, abunya dipindahkan ke gelas khusus, karena abu yang ditempatkan di hio lo akan disaring. Maka siapkan 2 gelas khusus, yang satu diisi beras, digunakan untuk tempat menancapkan hio. Setelah selesai membersihkan altar, beras ini dapat digunakan untuk memasak. Sedangkan, gelas yang satu lagi digunakan untuk tempat memindahkan abu hio loh (abu tempat hio) yang akan disaring. Setelah bersih dan dikeringkan dengan lap khusus, maka abu dipindahkan kembali ke tempat hio lo.

5.  Persembahan : Setelah selesai dibersihkan, dilanjutkan dengan memberikan persembahan, misalnya, buah, bunga, dan lain-lain. 

6. Kim Hua : Setelah dibersihkan, altar dirapihkan dan bila perlu dapat ditambahkan atribut-atribut keagamaan (atribut lama / Kim Hua yang lama dibakar dan diganti yang baru).

Setelah semua selesai dibersihkan baru kim sin para sin beng (patung Dewa) dikembalikan ketempat semula, serta kembali melakukan sembahyang menyampaikan kepada Dewa-Dewi bahwa pembersihkan tempat tinggal sin beng / Dewa telah selesai dilaksanakan. 

Makna membersihkan altar tidak hanya dipandang dari segi kebersihan dan keindahan saja, melainkan dari hakekat altar tersebut, yaitu agung dan mulia. Untuk itu, hakekat membersihkan altar adalah agar orang senantiasa belajar menjadi orang yang mulia dan agung.

Karenanya, belajarlah untuk senantiasa mengingat hal-hal yang baik, maka jiwa akan menjadi baik dan kekotoran batin akan berkurang. Perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari harus berpedoman dan belajar untuk senantiasa menjadi orang yang bajik yaitu dimana pun berada, harus menjadi manusia berguna dan senantiasa memberi serta membawa keberuntungan kepada semua makhluk. 

Oleh karena itu, makna membersihkan altar berarti pula senantiasa mengintrospeksi, membersihkan batin agar selalu mengingat yang baik, merenung dan memperhatikan yang baik. Salam kebajikan 
sumber :
http://kebajikandalamkehidupan.blogspot.co.id/2014/01/tradisi-membersihkan-altar-dan-rupang.html
0 komentar

RITUAL PENGHORMATAN BINTANG UTARA

RITUAL PENGHORMATAN BINTANG UTARA
LI DOU KE YI
礼斗科仪


1.Apa yang dimaksud ritual Lidou ?

Ritual Lidou merupakan ritual agama Tao yang umum dan merupakan ritual
utama untuk memohonkan berkah dan menolak bencana atau yang kita kenal
dengan sebutan ciswak atau po un.
Di Indonesia amat jarang ada ritual seperti ini, tapi Mahayana
Tiongkok di Asia Tenggara sering mengadakan ritual seperti ini, dengan
ciri khas agama Taoisme yang diserap oleh agama Buddha Mahayana Tiongkok.
Hal ini merupakan hal yang lumrah saja dan tidak perlu diperdebatkan.
Yang terpenting adalah tujuan dari ritual itu adalah membantu mereka
yang menderita atau tertimpa malapetaka agar bisa selamat.
Tujuan lain dan yang menjadi doa utama pada saat memanjatkan
permohonan berkah adalah mendoakan agar negara sejahtera dan
kemakmuran berlimpah serta terbebas dari bencana.


2.Kenapa harus melakukan penghormatan kepada rasi bintang utara ?

Agama Tao percaya bahwa manusia hanya bagian dari alam semesta, dan
alam semesta ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dan tidak
dapat dipisahkan.
Agama Tao mempercayai bahwa setiap benda yang ada di alam semesta
memiliki fungsi yang sesuai dengan kaidah TAO.
Dan dipercaya bahwa Beidou menguasai nasib manusia.
Alam semesta ini begitu luas, secara sederhana kita bisa berpikir
bahwa kita yang hidup di bumi saja sebenarnya memiliki keterkaitan
dengan bulan.
Upacara ini bisa dikatakan adalah mengembalikan keseimbangan alam atau
sering disebut ciswak.




3. Siapakah Doumu Yuanjun 斗姆元君 ?

Doumu Yuanjun adalah dewi penguasa atau bunda bintang utara, dimana
Beliau juga merupakan bunda atau pemimpin dari 60 Taisui. Jika kita
melihat aula Doumu atau 斗姆殿, maka terlihat jelas Beliau dikelilingi
oleh 60 Taisui.
Beliau pemimpin 12 ranting bumi dizhi 地支 yang dikontrol oleh 7 bintang.



Aula Doumu dan 60 Taisui di Fengying Xiangong Hongkong.
Yang ada ditengah itu adalah Doumu Yuanjun


4.Apakah ada kitab-kitab yang mendukung bahwa agama Tao mengenal atau
membahas upacara Lidou ?

Banyak sekali, misalnya kitab TaiShang Beidou Zhenjing 太上北斗真经,
JiuTian YingYuan LeiSheng PuHua TianZun shuo Yushu Baojing 九天应元雷
声普化天尊说玉枢宝经, Yunji Qijian 云笈七签.



5.Kitab apa yang digunakan untuk upacara Lidou ?

Kita menggunakan kitab Taishang Beidou zhen jing, atau lengkapnya
adalah Taishang XuanLing Beidou Benming YanSheng zhen jing 太上玄灵北
斗本命延生真经。


6.Apa isi kitab itu ?

Isinya menceritakan bahwa pada tahun pemerintahan pertama YongShou 永
寿 ( 155 masehi ), kondisi dinasti Han sudah berantakan, moralitas
merosot, kejahatan merajalela, rakyat menderita, pejabat korup,
sehingga menimbulkan bencana dimana-mana.
Taishang Laojun melihat manusia menderita sehingga Ia menurunkan cara
agar bisa luput dari marabahaya kepada Zhang DaoLing Tianshi. Cara ini
diturunkan sebelum Zhang Tianshi yuhua 羽化 atau meninggalkan raga
menjadi Xian 仙.
Ditulis dalam kitab itu bahwa manusia harus memberikan penghormatan
kepada salah satu 7 bintang berdasarkan ranting bumi ( di zhi 地支 )
tahun kelahirannya.
Bintang TanLang untuk tahun zi atau shio tikus
Bintang Jumen untuk tahun chou, hai atau shio kerbau, shio babi
Bintang Luchun untuk tahun Yin, shu atau shio macan dan anjing
Bintang Wen Qi untuk tahun mao you atau shio kelinci dan ayam
Bintang Lianzhen untuk tahun zhen dan shen atau shio naga dan shio monyet
Bintang Wuqi untuk tahun shi dan wei atau shio ular dan shio kambing
Bintang Pojun untuk tahun wu atau shio kuda.
Dengan melakukan ritual Lidou, kita sudah berusaha untuk mendapatkan
perlindungan dari bintang kelahiran kita, sehingga bencana dapat
dihindari dan bisa memperoleh rejeki melimpah.
Dan para pelaku ritual Li Dou sudah melaksanakan kebajikan yaitu
dengan mendoakan orang yang dalam kesulitan.


7.Apa ada syarat tertentu untuk ritual Li Dou ?

Bagi mereka yang mengikuti ritual Li Dou dan membaca kitab BeiDou
Jing, artinya mereka sudah melakukan ritual tolak bala untuk orang
lain dan dirinya sendiri. Suatu bentuk karma atau amal yang baik dan
besar jika kita mendoakan orang lain yang dalam kesulitan.
Jadi disini tidak ada syarat apapun, hanya saja mereka harus
bersungguh-sungguh melakukan upacara Li Dou.
Jikapun mau dipaksakan sebagai syarat, kesungguhan hati, keyakinan dan
keinginan mendoakan negara, keluarga dan orang lain itu bisa disebut
sebagai syarat terutama.
Upacara Lidou juga bertujuan agar para pelaku ritual itu mengembangkan
cinta kasih dan memperhatikan orang lain.


8.Apakah Li Dou itu hanya untuk umat Tao ?

Upacara Li Dou dipimpin oleh seorang DaoShi atau pendeta Tao dan
diikuti oleh umat-umat Tao dan simpatisan yang membacakan Bei Dou
Jing. Tapi untuk orang yang bukan beragama Tao boleh saja menititipkan
nama dan tanggal lahir untuk didoakan.
Upacara ciswak ala agama Tao itu boleh diikuti oleh siapapun, karena
dalam agama Tao tidak ada diskriminasi. Dan tidak ada kewajiban mereka
untuk menjadi umat Tao setelah melaksanakan upacara Lidou. Agama Tao
memegang prinsip menyebarkan kebajikan dan kebaikan untuk umat
manusia, alam semesta tanpa memandang tingkatan social, jenis kelamin,
suku, ras dan agama. Ritual agama Tao juga banyak yang isinya adalah
mendoakan seluruh alam semesta dan isinya. Agama Tao tidak boleh
memaksakan kehendak akan kepercayaannya kepada mereka yang meminta
bantuan atau yang didoakan, karena agama Tao percaya bahwa semua yang
ada di alam ini juga berasal dari Tao, jadi semua adalah sederajat.


9.Seperti apa Li Dou dan makna-maknanya itu ?

Dou adalah gantang beras, suatu alat pengukur beras pada masa lampau.
Jadi modelnya adalah 4 persegi.
Dou diisi beras sebagai perlambang bintang-bintang di alam semesta.
Ditengah persis ditaruh lentera sebagai Ben Ming Deng atau Lentera
Kehidupan. Lentera itu melambangkan bintang yang bersinar paling
terang dan memancarkan cahaya kehidupan.
Kemudian menggunakan prinsip 4 bentuk atau Si Xiang sebagai presentasi
dari 4 arah dan simbol 4 binatang suci.
Kaca adalah melambangkan XuanWu atau Bulus Hitam, Gunting melambangkan
ZhuQue atau Burung Merah, Timbangan melambangkan Naga Hijau dan
penggaris melambangkan Macan Putih.


10.Apakah upacara Li Dou ini dipungut biaya ?

Secara tradisi, upacara Lidou pada jaman dahulu hanya ditaruh angpao
kosong di Dou itu. Jadi para umat hanya cukup mengisi angpao itu saja.
Tapi jaman sekarang, biaya mutlak ada dan ada biaya yang bisa
dihitung. Biaya yang dikenakan juga tidak terlalu besar sehingga bisa
dijangkau oleh mayoritas.

11.Kenapa upacara besar Lidou harus dipimpin oleh Gaogong atau daoshi ?

Upacara Lidou yang bersifat massal dan bertujuan mendoakan negara dan
masyarakat umum itu memerlukan seseorang yang berbudi luhur, memiliki
garis silsilah generasi, diberikan warisan pelajaran yang jelas dan
lengkap.
Karena itu pada saat upacara Qingshen atau pengundangan para Dewata,
gaogong akan mengatakan secara jelas nama, garis perguruan dan ilmunya
atau pengetahuannya diperoleh dari guru siapa, tingkatan atau
jabatannya. Jadi upacara Lidou Keyi yang dilakukan massal itu bukan
suatu upacara sembarangan yang bisa dipimpin oleh siapapun, mereka
yang memimpin upacara itu harus memiliki garis jelas gurunya.
Ketentuan diatas hanya berlaku untuk upacara massal.
Untuk umat awam atau jushi, boleh saja melakukan pembacaan kitab
Beidou Zhenjing setiap hari di rumahnya atau juga bersama-sama setiap
tanggal 1 dan 15 Imlek di Kelenteng.
0 komentar

Tata cara sembayang Tridharma (sebelum imlek)

Sebelum imlek ada yang namanya Sembayang Thian, Leluhur, Juga Para dewa serta mengantar Dewa dapur ).
Ini adalah tata cara yang bisa dapat membantu anda

1. Sembayang Thian

Sembayang ini merupakan paling penting dalam saat imlek, Sembayang Thian dilakukan pada 1 hari sebelum Imlek atau Malam menjelang pagi saat detik detik terakhir Tahun. Sembahyang kepada Thian dimulai pada jam 11 pm - 1 am. Maknanya adalah pergantian
qi Yin menuju Yang dan juga jam tersebut adalah jam Zi, dimana Zi
dianggap permulaan dari pergerakan waktu.

, Sembayang Thian atau Tuhan Yang Maha Esa. Merupakan paling penting dalam Sembayang masyarakat Tionghoa.

Sesajian penting :

Pengunaan tebun hanya  orang Hokian , sub etnis lain tidak ada
yang menggunakan tebu.

Penggunaan srikaya dan pepaya biasanya digunakan oleh kaum peranakan,
kaum totok amat jarang menggunakan buah itu.

Hal ini dikarenakan adanya arti bunyi dalam bahasa Melayu atau
Indonesia seperti srikaya menjadi kaya dan pepaya artinya menjadi
payah. Di Tiongkok sendiri tidak ada hal seperti itu.

Jeruk Bali.

Apel Dan jeruk.

Kue Keranjang.

Disarankan mengunakan Hasil bumi seperti buah - buahan dalam hal ini

sembayang kepada Tian bisa menggunakan 3 batang hio atau 1 batang hio besar.


Mengenai masalah menggunakan hio sebagai pengharum ruangan , itu sah-
sah saja.
Pada jaman dahulu , mereka para scholars sebelum mebaca kitab-kitab
klasik banyak yang menggunakan hio sebagai pengharum ruangan dan
membawa ketenangan , ada kemungkinan juga untuk menunjukkan rasa
hormat.

Sebenarnya hio dengan tangkai untuk ditancap itu adalah perubahan
dari model sebelumnya. Sepanjang yang saya tahu , pada masa dinasti
Tang , hio yang digunakan itu seperti hio yang dipakai oleh orang
Jepang masa ini.
Tidak ditancapkan tapi diletakkan dalam kotak.

Pada masa dinati Shang dan Zhou , hio itu disebut Yin dan merupakan
tumpukan kayu harum yang dibakar.


2.Sembahyang kepada Leluhur:

Rangkaian kedua adalah sehari sebelum Sincia, tepatnya tanggal 30 bulan 12 Imlek, kembali diadakan upacara sembahyangan yang dikenal sebagai upacara Sembahyang Tutup Tahun. Sembahyangan ini khusus diadakan untuk menghormati dan memuliakan leluhur, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur. Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao

Perlengkapan: Foto/papan nama, hio lo (tempat hio), Tee liau (teh,
arak, manisan), nasi sayur dll, jeruk, pisang, kue ku (kura), hwat
kwee (kue mangkuk), wajik, cik tai (tempat lilin).
Penjelasan:Meja dibuat lebih tinggi dari meja makan biasa, meja
paling ujung harus lebih tinggi daripada meja didepannya, meja
sembahyang leluhur sebaiknya diletakkan di bagian tengah rumah yang
menghadap pintu luar, Nasi sayur dll terserah keinginan keluarga
boleh lengkap boleh sederhana boleh makanan yang disukai almarhum.


3. Sembahyang kepada Para Dewa (termasuk Dewa Rejeki):
sesajian: sam sheng (ikan, ayam, babi), tapi tidak dipakai untuk Para
Bodhisatva, buah2, kue2, teh, arak, lilin.
Pada Saat Sebelum imlek Terdapat Pembersihan altar Sembayangan para Dewa.
Itu dapat anda lakukan setelah tanggal 15 bulan 12 kalender Tionghoa.
Sebelum anda membersihkan altar disarankan sembayang terlebih dahulu.
Dan dibersihkan mengunakan air bersih dan bunga. Tujuan Tradisi ini adalah Balas budi
Kebaikan Para dewata yang telah membantu kita selama Setahun. Atau bersifat Penghargaan kepada mereka yang telah Membantu Manusia dan menjaga Kedamaian bumi.
0 komentar

LEGENDA TRADISI BERSIH-BERSIH RUMAH SEBELUM IMLEK

sumber :
http://tradisitridharma.blogspot.co.id/2015/03/legenda-tradisi-bersih-bersih-rumah.html

Kebiasaan membersihkan rumah pada tanggal 23 dan 24 imlek itu adalah berasal dari legenda bahwa jaman dahulu itu manusia memiliki dewa yang disebut san shi shen yang mengikuti manusia bagaikan bayangan. Dewa ini adalah dewa yang rese serta suka mengadu yang tidak-tidak kepada Kaisar Jade ( Yu Huang Shang Di).
San Shi Shen suka menghitamkan manusia. Dia sering difitnah orang di depan Kaisar Jade, raja dari semua dewa-dewa Cina, dan membuat Kaisar Jade percaya dunia pria itu adalah tempat berkembang biak kejahatan dan kekotoran.
Suatu hari, Shan Shi Shen melaporkan kepada Kaisar Jade bahwa manusia mengutuk dia dan ingin menggulingkan kekuasaannya. Kaisar Jade demikian marah. Dia segera memerintahkan Shan Shi Shen untuk membuat tanda di rumah yang menyinggung dia, catatan kejahatan mereka dengan menandai rumah-rumah para pelanggar dengan sarang laba-laba.
 
bunga sakura dan pernak-pernik imlek
Lalu ia memerintahkan Wang Ling Guan, dewa di surga untuk turun ke dunia manusia pada malam Tahun Baru Cina dan membunuh mereka yang ada sarang laba-laba di bawah atap mereka. Shan Shi Shen sangat senang. Dia menandai semua rumah dengan sarang laba-laba. Dewa Dapur yang berada di rumah datang untuk mengetahui niatnya dan mendengar hal ini amat sangat terkejut dan membuat suatu rencana bahwa pada tgl 23 hingga tgl 30 ( hari menjemput Zhao Jun ) semua orang harus membersihkan rumah dari segala macam kotoran dan harus sudah bersih sebelum pada tgl.30.
 
jeruk sebagai simbol harapan
Jika rumah itu tidak cukup bersih, Dewa Dapur akan menolak memasuki rumah. Kemudian pada malam Tahun Baru Cina tgl 30 ketika Wang Ling Guan datang, ia terkejut menemukan bahwa dunia manusia itu harmonis, damai dan bersih dan tidak ada sarang laba-laba. dan orang-orang bersembayang kepada para leluhur serta meminta perlindungan untuk tahun depan, semoga tahun yang baru membawa harapan yang baru ( Xin Nian Ru Yi ). Dia kembali ke Surga dan melaporkan apa yang telah dilihatnya pada Kaisar Jade, yang kemudian menyadari Shan Shi Shen telah berbohong padanya. Akhirnya, Shan Shi Shen diperiksa serta digampar mulutnya sebanyak 300 kali dan menghukumnya di penjara langit selama-lamanya.
seluruh desa bersih-bersih
Setelah mengantar Dewa, orang-orang China akan mulai menyapu rumah. Di Cina, itu adalah konvensi untuk melakukan pembersihan menyeluruh rumah sebelum Festival Musim Semi. Jika Anda melakukan perjalanan di seluruh China pada waktu itu, Anda akan menemukan seluruh negeri, pria dan wanita, tua dan muda, sibuk dengan membersihkan rumah, mencuci apapun yang dapat dicuci seperti semua macam peralatan, semua seprai dan gorden, dll membersihkan sering berlangsung selama beberapa hari.
 
pernak pernik imlek
Anda mungkin bingung tentang mengapa itu berlangsung begitu lama. Hal ini karena membersihkan rumah melambangkan menyingkirkan nasib buruk lama untuk membuat jalan bagi masa depan yang baik baru. Oleh karena itu, orang Cina membayar perhatian khusus untuk itu. Mereka sering melakukan pembersihan secermat mungkin.
menganti duilan dan menshen
Selain itu, Anda mungkin mendapatkan perasaan halus bahwa orang-orang Tionghoa yang membuat upaya besar mereka untuk menyambut Festival Musim Semi datang suci.
Membersihkan rumah, mencat dan memperbaiki rumah selama 6 hari adalah hal yang dapat dikatakan kita juga merawat rumah yang telah kita diami selama setahun itu. Kebiasaan membersihkan rumah ini menurut catatan kitab kuno Lu Si Cun Qiu sudah ada sejak jaman pemerintahan Yao dan Sun.
membersihkan Shen Siang dan altar
seiring berkembangnya jaman acara bersih-bersih rumah ini sekarang juga digunakan untuk anggota keluarga mengumpul kerjabakti, merenovasi dan memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan sembahyangan, serta waktu yang tepat pula untuk mencuci  Rupang dan peralatan sembahyang. memulai memasang atribut-atribut imlek (pohon sakura beserta pohon jeruk yang mengelantung, lampion, membungkus angpao dll), menempel kan huruf dan syair-syair harapan kedepan, mengganti sticker dewa pintu (Menshen).
 
mengundang barongsai bersih - bersih aura hitam
hal ini juga di terapkan di kelenteng-kelenteng guna menyambut imlek bersama.
Barongsai setya dharma balikpapan di perumahan elit
ada hal menarik lagi yang mungkin dapat kita lestarikan, imlek tahun lalu saya berada di kalimantan timur, disana ada sebuah kelenteng yang pengurus barongsai nya aktif, sehingga setiap acara imlek mereka dapat order dari orang-orang tionghoa untuk memainkan barongsai dan mampir di ruko-ruko sepanjang jalan, tradisi ini sangat baik memiliki makna yang bagus, setiap ruko sudah menyediakan angpao dari kain merah yang di letakkan diatas pintu ruko, setelah sepanjang jalan tersebut barongsai juga diundang masuk ke perumahan elit, hampir sama tidak hanya orang tionghoa saja yang mengundang barongsai masuk kedalam rumah melainkan hampir semua penghuni perumahan tersebut mendengar bunyi tambur dan teng langsung bersiap2 membuka pintu gerbang ke rumah masing-masing.
tradisi unik dan bernilai tinggi sayang kalo sampai tidak dilestarikan.

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;