Rabu, 09 Mei 2012

Pusaka Kebutan Buddha/Dewata

Pusaka Kebutan Buddha/Dewata

Sumber: Buddha’s Duster (拂尘)

Pusaka Kebutan berwarna putih

[拂尘] dieja sebagai Fúchén /Fo Chen/, dengan karakter “Fú”ditulis dengan aksara Han di sebelah kiri yang menunjukkan fungsi aksi (sebagai kata kerja). Nama lainnya adalah Kebutan atau ekor kebutan.
Alat tersebut terbuat dari bulu rambut atau serat rami dan diikat di bagian ujungnya dengan tongkat yang panjang. Fungsinya adalah untuk menyapu (membersihkan) atau mengusir nyamuk, oleh karenanya istilahnya menjadi kebutan atau alat pengusir.
Ordo Vinaya (Disiplin) punya peraturan bahwa para bhiksu boleh menggunakan kebutan ini untuk mengusir gangguan nyamuk, tapi Kebutan yang berwarna Putih dilarang digunakan karena merupakan obyek yang dianggap berharga.

Yaochijingmu membawa Pusaka Kebutan di tangan kanan-Nya

Di dharani-dharani tercatat ada banyak Bodhisattva dan Sesepuh Yogi yang membawa/memegang kebutan putih ini. Begitu juga saat Buddha memberikan Ceramah Dharma kepada ibunda-Nya di Surga Trayatrimsa (dari 33 surga), di sana nampak Brahma memegang Kebutan Putih ini dan berdiri di samping kanan Sang Buddha.
Para Guru Taois juga sering terlihat membawa Kebutan Putih ini di tangan mereka.
Para Guru Zen menganggap kebutan ini sebagai obyek yang melambangkan martabat tinggi. Ia digunakan oleh para kepala biara atau wakilnya saat memberikan ceramah kepada khalayak di aula-aula besar. Ia juga merupakan simbol “memimpin”. Jadi dikatakan bahwa kebutan ini juga melambangkan “memberikan Ceramah Dharma”.
Kemudian ia juga merupakan salah satu senjata Taois.

Saat digunakan di dalam seni bela diri

Di dalam Kungfu dari Ordo Wu Dang, ada banyak macam senjata yang unik, kebutan ini adalah salah satunya. Ada pepatah yang mengatakan: Ia yang memegang Pusaka Kebutan Buddha bukanlah insan biasa.
Dalam tradisi Taois, kebutan ini  punya arti: menyapu/menyingkirkan jodoh samsara. Ia juga dibawa oleh para Guru Taois saat mereka bepergian.
Alat ini juga digunakan sebagai perangkat ritual dalam sistem Taois. Para Guru dapat merubahnya menjadi sebuah senjata yang masuk dalam kategori senjata lembut dan fleksibel.
Kebutan ini punya gaya yang khusus dan hidup serta dapat digunakan sebagai senjata lembut atau keras. Saat dilambaikan/dilayangkan bagaikan koreografi tarian, variasi fleksibilitasnya sungguh menakjubkan.

Saat digunakan dalam koreografi

Ia juga digunakan dalam gerakan Memotong, Menjerat, Menarik, Menggetarkan, Menyapu sebagai fungsi utamanya; lalu bisa berisikan pisau, pedang, cambuk, anak panah, dan berbagai kemampuan senjata lainnya.
Sewaktu melatihnya, si praktisi harus menyatukan bentuk dan pikiran, pikiran dan qi, qi dan roh. Ia harus mampu mempertahankan gerakannya yang alami dan berkesinambungan – semuanya dilakukan dalam satu nafas. Pusaka ini bisa digunakan untuk bertahan dan juga disukai oleh banyak penggunanya.
Kebutan ini juga merupakan benda pusaka para peri dan guru besar. Banyak orang yang membelinya untuk keperluan pemberkatan dan keberuntungan (manggala).

Hahaha! Jadi kalian butuh juga?
Tak perlu kalau bisa mendapatkannya secara astral, dan oleh karenanya tak perlu dibawa-bawa secara fisik pula!

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;