Rabu, 27 Juni 2012
Vajrasekharasutrayoga Manjusri Bodhisattva Sadhana
Manjusri Prajna Sword
by True Buddha Student Yamantaka999
copyright
Sebuah Kutipan
《Vajrasekharasutrayoga Manjusri Bodhisattva Sadhana》
Semua artikel adalah karunia dan budi jasa Mulaguru Agung
Buddha Liansheng
Pada suatu ketika, Manjusri Bodhisattva berada ditengah pasamuan Agung Vairocana, bangkit dari tempat duduk Nya dan bernamaskara pada kaki Sang Buddha, kemudian berkata :
“Baghavan, sekarang Aku babarkan Mula Pancaksara Dharani, bila ada putera dan puteri yang berbudi, melafalkannya sekali saja, maka pahalanya bagaikan melafalkan sutra makna ajaran Dharma yang dibabarkan oleh Para Tathagata.”
Buddha Vairocana mengatakan kepada Manjusri : “Babarkanlah sesuai dengan kehendak Mu !”
Kemudian, Manjusri membabarkan mantra vidya : “Alabazhana” (ket : Hanyupinyin lafal mandarin)
“Dengan hanya membabarkan Dharani ini, mampu membuat para insan mencapai keberhasilan Prajnaparamita, karena semua Dharma yang dibabarkan oleh Para Tathagata terkandung dalam Pancaksara Dharani ini.”
“Sekarang akan Aku babarkan Tata Cara Mandala, pilihlah penanggalan tanggal 14 atau 15, pilihlah sebuah lokasi yang sangat bersih untuk mendirikan mandala, borehkan gomutra pada lantainya, kemudian borehkan lagi lumpur wewangian cendana putih. Ukuran mandala terserah besar kecilnya, ditengah mandala semayamkan gambar Manjusri dengan rupa kumara bersanggul lima, tubuh berwarna emas, diperagung oleh berbagai macam untaian permata, tangan kanan membawa Prajnakhadga, tangan kiri membawa sutra. Duduk ditengah cakra candra, dan di empat sisi cakracandra gambarlah Pancaksaradharani secara melingkar. Dihadapan mandala ini, Acarya membentuk mudra Khadga dan melakukan penjapaan. Saat itu Manjusri akan mengadhistana Acarya tersebut, sehingga memperoleh siddhi kefasihan berbicara tanpa rintangan. Manjusri akan menampakkan diri Nya, dan menjelaskan satu persatu makna mendalam dari Dharani ini. Kemudian Acarya tersebut hendaknya bernamaskara dan keluar mandala, memberikan Bodhisattva sila kepada siswanya, dengan kain merah tua (atau ungu ?) menutup mata siswanya, dituntun untuk maju dan berdiri dihadapan pintu mandala. Saat itu hendaknya Acarya mengatakan kepada siswa : Kini engkau memperoleh Prajnaparamita Para Tathagata, sejak saat ini sampai seterusnya jangan mengungkapkan vidya ini kepada orang lain, jangan melanggar Samaya Anda. Dharani ini sangat rahasia, Alabazhana bermakna menyempurnakan semua harapan, kenapa demikian :
Aksara “A” bermakna bersuka cita pada Bodhi
“La” bermakna tidak mencampakkan insan
“Ba” bermakna Paramarthasatya
“Zha” bermakna aktifitas luhur
“Na” bermakna tiada sifat inti
Bersuka cita dalam Boddhi , tidak mencampakkan insan, dengan mendalam masuk pada aktifitas Paramarthasatya, untuk menekuni Sarvadharma yang tanpa inti. Bila melakukan bhavana ini, maka inilah penyempurnaan semua harapan, dari tengah semua harapan merealisasikan kedudukan Tathagata dan Vajradhara. Akan memperolehnya tanpa perlu memohon.
Sekarang Aku akan membabarkan mudra dan mandala, gambarlah Pedang Prajna ditengah mandala, dikeempat sisinya digambar mudra astapujana dan mudra catur samgraha, kemudian lakukan penjapaan dengan menghadap mandala ini, tak lama akan mencapai keberhasilan.
Sekarang akan Aku jelaskan mengenai Samayamandala, di tengah mandala, gambarlah lima aksara dan bijaksara astapujana serta catursamgraha. Lakukan penjapaan dihadapan mandala ini dan mengucapkan : “Bija “A” adalah semua dharma pada hakekatnya tak terlahirkan.”
Dengan melakukan penjapaan demikian setiap hari, tak lama kemudian semua karmaearana akan sirna dan memperoleh keberhasilan.
Sekarang Aku akan menjelaskan Karmamandala, ditengah mandala semayamkanlah Sutra Prajnaparamita, setiap hari lafalkanlah sutra tersebut dan lakukan penjapaan mantra Manjusri Bodhisattva, haturkanlah berbagai pujana, tak lama kemudian akan memperoleh keberhasilan.
Sekarang Aku akan menjelaskan mengenai Sadhana Menggambar, gambarlah diatas sutra putih atau kertas putih, Manjusri Bodhisattva duduk ditengah cakra candra, gambarlah lima aksara mantra melingkar dalam cakra candra tersebut, di keempat sisi Manjusri gambarlah Astapujana (ket : astapujana tantra timur, lain dengan Tibetan) dan Catursamgraha, ini bagaikan sebuah mandala agung. Lakukan penjapaan sesuai dengan tata Dharma dihadapan pratima ini, kemudian ucapkan :
“keberhasilan Sarvadharma adalah Sifat Sejati.”
Lakukan penjapaan sampai genap 500,000 kali, maka akan memperoleh kefasihan berbicara tanpa batas (ket : Dalam berbicara selalu bermanfaat bagi para insan , mencerminkan kecerdasan , Prajna , yang mendengar suaranya pun senang, tiap kata-katanya memberi kesejukan di hati pendengar.) bagaikan Manjusri Bodhisattva sendiri. Mampu terbang di angkasa (astral), semua lokiya maupun lokuttara akan berhasil.
Kemudian jika melakukan penjapaan genap seratus juta kali, terhindar dari segala penderitaan dan klesha.
Genap dua ratus juta kali, semua karma berat seperti lima dosa berat tanpa batas, selamanya akan sirna tanpa sisa.
Genap tiga ratus juta kali, akan mencapai pencerahan dalam semua samadhi.
Genap empat ratus juta kali, akan memperoleh pengetahuan agung dan tidak akan lupa.
Lima ratus juta kali, merealisasikan Anuttarasamyaksamboddhi.
Ada lagi sebuah metode, dimana di keempat sisi Stupa Sarira, secara melingkar ke kanan, gambarlah Dharani Lima Aksara, kemudian lakukan paradaksina sambil menjapa tanpa terputus sampai genap lima ratus ribu kali. Pada saat itu, Sang Tathagata, Manjusri Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva dan lainnya akan menampakkan diri Nya di angkasa untuk memberikan Dharmadesana.
Namo Manjusri Kumara
Berdasarkan Yoga Aku babarkan mengenai penjapaan
Dengan tubuh, ucapan dan pikiran dalam penjapaan Vajra
Merealisasi triguhya Tathagata yang mendalam
Sadhaka harus terlebih dahulu membangkitkan tekad Samanthabara
Harus terlebih dahulu menerima sila Vajra dari seorang Guru
Membangkitkan Maitrikaruna tanpa melekat pada nyawa sendiri
Dengan tekad bulat memasuki Mokshacakra
Seperti yang dituturkan sutra,
Harus menerima Samaya , mudra dan mantra dari seorang Guru Akar
Harus menghormati Acarya Guru Akar bagaikan kepada Buddha
Memiliki perhatian kepada saudara Vajra
Pilihlah lokasi gunung atau hutan
Dimana sumber air mengalir dengan pepohonan yang asri dan indah
Dirikan mandala seperti yang diajarkan
Dekorasi ruangannya dengan agung demikian juga dengan Adinatanya
Haturkan pujana sesuai kemampuan dengan sepenuh hati
Visualisasikan lautan sepuluh penjuru Buddha
Haturkan pujana dan sujud pada kaki Tathagata
Demi menjadi Triguhyavajra,
Visualisaiskan kedua tangan dan lidah menjadi Vajra Pancajnana
Dengan adshitana ini, maka semua akan berhasil
Kemudian membentuk mudra membangunkan
Kedua tangan membentuk mudra Tinju Vajra
(kemudian sebuah mudra rahasia dan dilanjutkan tata cara rahasya , semua tata cara dan mudra yang sah hanya diperoleh dari seorang Guru. Memperoleh dari seorang Guru berarti memperoleh langsung dari Manjusri Bodhisattva sendiri, instruksi Guru lebih valid daripada kitab manapun , sebab sebuah kitab melalui perjalanan waktu tak lepas dari tambah dan kurang, selain itu juga tak lepas dari pemahaman dangkal kita sendiri. Ucapan Guru adalah instruksi ajaran dari Buddha )
~ End ~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar