Sabtu, 24 Maret 2012

Guru Padmasambhava -- Lian Hua Sheng Da Shi (Guru Rinpoche)--

  Guru Padmasambhava
 -- Lian Hua Sheng Da Shi (Guru Rinpoche)--
Guru Rinpoche ("Precious Guru")
Mantra: Om Ah Hum Bie Zha Gu Lu Bei Ma Xi Di Hum Xie
Om Ah Hum Vajra Guru Padma Siddhi Hum Hrih

8 Manifestasi Guru Padmasambhava



8 Manifestasi Guru Padmasambhava


蓮花生亦名為蓮師或海生金剛,釋迦牟尼佛曾預言此上師將把佛法傳入西藏。烏仗那國的帝釋力國王由於幼子早逝 及國家面臨嚴重飢荒,而歷經人生種種考驗。觀世音菩薩因悲憫國王,祈求阿彌陀佛慈悲救度,於是阿彌陀佛從舌 間發光射向達那郭夏海,海中即現一朵大蓮花,花上端坐一位八歲的小孩。小孩被國王帶回宮中如親子般撫養,也 因其出生事蹟而名為蓮花生。

蓮花生長大後逐漸理解無常即娑婆苦惱之本質,因此為教導困於娑婆苦海的眾生領悟佛法而放棄王位和家人。經過 數年的傳法,蓮花生因由各別特殊機緣得到不同的尊稱以代表他在佛法各方面的證量。

蓮花生大士所化現的海生金剛是西藏偉大上師與佛陀之顯現,其右手持金剛杵,代表堅固不變的究竟實相之本質, 左手持顱器,左肩有三叉杖靠著,由兩位明妃和八位主要神變圍繞,這一切皆是幫助修行者了悟本性 的表徵。

Padmasambhava (Guru Rinpoche) disebut juga sebagai Padmaguru dan Sagarasambhavavajra (Haisheng Jingang ~ Vajra Guru yang Terlahir dari Samudera) . Sakyamuni Buddha pernah meramalkan bahwa kelak Sang Guru ini akan membabarkan Dharma ke Tibet.
Di Uddiyana, putera Raja Indrabhuti mati muda, terjadi bencana kelaparan dan berbagai macam petaka. Avalokitesvara Bodhisattva berbelas kasihan dan memohon kepada Amitabha Buddha untuk menolong mereka, maka Amitabha Buddha memancarkan sinar dari lidah ke arah Samudera Danakosha , kemudian munculah sekuntum teratai besar dan diatasnya berdiri seorang kumara yang agung. Kumara tersebut dibawa ke istana oleh Raja Indrabhuti dan dibesarkan seperti puteranya sendiri, oleh karena fenomena yang istimewa mengiringi kelahirannya, maka Kumara tersebut dinamakan Padmasambhava.

Setelah Beliau beranjak dewasa, Beliau memahami menganai anitya dan dukha, maka demi mengajarkan Buddha Dharma kepada para insan supaya terlepas dari dukkha , Beliau melepaskan kedudukan Raja.

Dalam masa pembabaran Dharma Nya, oleh karena nidana yang istimewa, Padmaguru menerima gelar sebagai bukti realisasi Nya dalam Buddha Dharma.

Sagarasambhavavajra adalah Padmaguru sebagai Mahaguru manifestasi dari Sakyamuni Buddha, tangan kanan membawa vajra, sebagai simbol sunyata yang kokoh tak berubah. Tangan kiri membawa kapala dan mengapit Khatvanga Trisula, ada dua Vidyarajni mengiringi dan Delapan manifestasi mengelilingi, semua ini merupakan simbol untuk membantu para sadhaka menyadari Sifat Sejati.

蓮花鄔金金剛總持
(Lian Hua Wu Jin Jin Gang Zong Chi ~ Guru Uddiyana Vajradhara ~ Guru Orgyen Dorjechang)



蓮花生大士為了更深入理解佛法,決定起程到本初佛普賢如來的淨土-色究竟天-參學。普賢如來是一切佛法的源流。蓮 花生大士在色究竟天精通大瑜伽密續的心要,進入三三摩地中,最後體證一 切聲音為咒語。普賢如來教導蓮花生大士如何與五在定佛融合為一無二無別,並授記他為上師鄔金金持,即來自鄔 金的金剛持者,通常身現藍色,擁抱白色明妃,其右手持金剛杵,左手持鈴,明妃手執顱器。

蓮花生這時證得十八如來之成就,獲得普賢如來之密名。

Demi lebih pemahaman terhadap Buddha Dharma yang lebih mendalam, Padmasambhava memutuskan untuk belajar ke Tanah Suci Samanthabadra Tathagata yang terletak di Surga Akanistha. Samanthabadra Tathagata merupakan sumber dari semua Dharma Buddha. Di Surga Akanistha, Padmasambhava menguasai semua kiat Mahayogatantra, memasuki Samadhi dan merealisasikan semua suara menjadi suara mantra. Samanthabadra Tathagata mengajarkan kepada Padmasambhava bagaimana menyatu dengan Pancadhyani Buddha dan memberikan vyakarana sebagai Guru Uddiyana Vajradhara (Vajradhara dari Uddiyana) , bertubuh biru, memeluk Vidyarajni Putih, tangan kanan membawa Vajra dan tangan kiri membawa gantha. Sedangkan Vidyarajni membawa kapala.
Padmasambhava telah merealisasikan keberhasilan Tathagata bhumi 18 , maka disebut juga sebagai Samanthabadra Tathagata.


蓮花生貝瑪桑巴哇
(Lian Hua Sheng Bei Ma Sang Ba Wa~ Padmasambhava ~ Pemasambhava)




蓮師身穿佛陀的三衣,蓮花生上師(Guru Padmasambhava)法號"蓮花生" 藏音:"貝瑪桑巴哇"(Padmasambhava), 集一切知識於一身的蓮花生上師,著比丘裝,頭戴紅色 通人冠,身穿密乘衣,右手持充滿甘露的顱器,左 手結施法印,半跏趺坐姿。藏史云:大教主貝瑪桑巴哇,從教主巴爾巴哈帝,所聞密法續部甚多,且從國王因紮菩 提(King Indrabhuti,即其義父)聞法。

Padmaguru memakai jubah lapis tiga seperti Buddha, dengan nama keagungan Guru Padmasambhava, yaitu Guru yang merupakan kumpulan semua pengetahuan dalam satu tubuh, memakai jubah biksu dan jubah tantra, mengenakan mahkota merah. Tangan kanan membawa kapala yang berisi penuh dengan amrta, tangan kiri membentuk mudra memberi ajaran, duduk setengah bersila.

蓮花王上師
(Lian Hua Wang Shang Shi ~ Guru Padma Raja ~ Guru Pema Gyalpo)



蓮師身穿的藍色法衣,代表其第三種化現,法號為“蓮花王”。

藏音:“白瑪嘉波”(Pema Gyalpo),統治三世三界的蓮花王,著國王裝束,纏頭巾,戴寶冠珠鍊,右手持雙面頭骨鼓,左手持寶鏡, 國王坐姿。

藏史雲:

當蓮花生大士抵達烏仗那國後,他的出現立即終止飢荒,國家馬上恢復繁榮。這種種興旺盛況促使帝釋力王為兒子 安排與品德兼優的持光女公主成婚,從此蓮花生大士得名蓮華國王,其左手持明鏡,右手高舉大顱鼓 。

蓮花生大士不久後就對宮裡的生活感到憂慮不安,因為他發現身為國王是無法了脫生死,因此決定設法離開王宮。 當時印度的法律規定殺人犯必須被放逐,於是蓮花生大士故意殺死一個男孩,這男孩基於所造諸惡業注定往生惡道 ,但因被蓮花生大士殺死,他結果往生至佛陀淨土。蓮花生大士從此被放逐出境,自由自在毫無約束地尋求證悟解 脫之道。

Padmaguru mengenakan jubah biru yang menyimbulkan manifestasi yang ke 3 sebagai Padmaraja (Pema Gyalpo). Padmaraja yang memimpin Triloka Tiga Masa (lampau, sekarang dan yang akan datang). Memakai jubah kebesaran Raja dan segala perhiasan serta atributnya. Tangan kanan membawa damaru dari tengkorak, tangan kiri membawa cermin mestika, dengan posisi duduk seorang Raja.

Dalam sejarah Tibet dikatakan :

Saat Kumara Padmaguru tiba di Uddiyana, dengan seketika bencana kelaparan terhenti dan negara kembali makmur. Oleh karena kondisi negara yang semakin membaik, maka Raja Indrabhuti berpikir untuk menikahkan Padmasambhava dengan istri yang sempurna, yaitu Puteri Bhasadhara. Sejak saat itu Padmaguru memperoleh gelar sebagai Padmaraja.

Namun tak berapa lama, Beliau mulai berpikir bila menjadi seorang Raja , maka tidak akan sanggup terbebas dari tumimbal lahir dan menyia-nyiakan kesempatan untuk memberikan manfaat bagi para insan, sehingga Beliau memutuskan untuk meninggalkan istana .
Namun ayahnda Baginda Raja tidak memberikan ijin. Maka dalam satu hari itu Beliau menciptakan lalita tandava (Tarian permainan kosmik) , dengan ilusi membunuh anak menteri mara yang selalu berbuat onar dan sudah pasti akan terjerumus dalam alam rendah, dan menyeberangkan kesadarannya ke alam Surga Akanistha. Oleh karena itulah atas dasar hukum saat itu, membunuh maka harus diasingkan, maka Padmasambhava pun dapat memperoleh kebebasan dalam menekuni Dharma di pengasingan Nya.


釋迦獅子
(Shi Jia Shi Zi ~ Sakyasimha ~ Sakya Senge)



釋迦獅子,藏音:“夏迦星給”(釋迦聖吉),法身裝束,頂髻,具足三十二妙相和八十種隨好,右手持金剛杵結 施願印,左手托缽,金剛跏趺坐姿。

藏史雲:蓮師赴孟加拉從巴爾巴哈帝論師出家,號“釋迦獅子”。從八大持明受八部修行密乘,從佛密論師受幻化 網密續,從師利辛哈受以大圓滿為主的眾多顯密經教。

據說也有兩種記載。第一種說法是當蓮花生大士以蘇梅扎菩薩身顯現時,自阿難尊者處獲得四種法 - 輪,四聖諦,十二因緣緣起法等教授後,證獲釋迦師子之形象。

第二種說法來自另一本經典,其中提及當蓮花生大士放棄羅剎鬼的形象後,得帕拉哈巴斯帝比丘授予真性要集及瑜 伽密續的心要,蓮花生大士獲得指示後在未入定的狀況下,立即觀見瑜伽密續的卅七本尊,故此得名 釋迦師子


Guru Sakyasimha adalah salah satu manifestasi Padmasambhava yang dalam bahasa Tibet disebut Sakya Senghe. Terbentuk usnisa di kepala, berjubah Dharmakaya, memiliki 32 tanda Devatimsamahapurissalaksana, tangan kanan membawa vajra dengan mudra memberi , tangan kiri membawa patra. Duduk dengan sikap Vajrasana.


Menurut catatn sejarah Tibet :

Padmasambhava menuju ke Benggala menerima upasamapada dari Guru Baerbahadi, dengan nama Sakyasimha, menerima delapan bagian tantra dari Delapan Resi Mantra Agung, menerima Mahamayatantra dari Guru Fomilun, dari Srisingha menerima ajaran sutra esoterik dan eksoterik dengan Mahaparipurna sebagai yang utama.


Ada lagi dua peristiwa, yaitu :

1. Dari Arya Ananda menerima Empat macam Dharmacakra, caturaryasatyani , paticcasamupada dan lain sebagainya, barulah kemudian memperoleh keberhasilan rupa Sakyasimha.


2. Dari kitab yang lain disebutkan bahwa setelah Padmaguru melepaskan rupa rakshasa, Beliau memperoleh Kumpulan Kiat Sifat Sejati dan Yogatantra dari Biksu Balabahasidi , setelah memperolehnya, didalam kondisi belum memasuki samadhi, Beliau memperoleh pengelihatan 37 yidam Yogatantra, oleh karena itulah disebut sebagai Sakyasimha.


日光上師
(Ri Guang Shang Shi ~ Guru Surya Rasmi ~ Guru Nyima Ozer)



蓮花生大士在寒林墳地僅用棉製的裹屍布披身,食人們遺留給往生者的供品,其瑜伽密行神速進展,結果調伏眾空 行母使之成為護法。另有數據記載蓮花生大士於此寒林墳地顯露恐怖的羅剎鬼形象,其身披人皮,手執一弓與五支 鐵箭。

後來蓮花生大士起程到位於寶益達國的聚身屍林,其中央有座普陀寶塔,蓮花生大士在此為眾空行母說法五年,被 尊稱為日光上師或'太陽之金光',其右手持三叉杖,左手放射如太陽般的光芒,通常以大成就者形象顯現,身形 稍顯瘦弱。

Padmasambhava membina diri di pekuburan, kulit sebagai jubah Nya, bekas persembahan yang ditinggalkan di kuburan sebagai makanan Nya, yogi tantrik ini dengan cepat mencapai kemajuan, bahkan menaklukan berbagai dakini supaya menjadi Pelindung Buddha Dharma. Padmasambhava di areal pekuburan menampilkan rupa raksasa yang menakutkan, tubuh berbalut kulit mayat, tangan membawa sebuah busur dan lima anak panah.


Kemudian Padmasambhava menuju ke areal penumpukan mayat yang ditengahnya terdapat Stupa Ratna Pota, disitulah Padmasambhava membabarkan Dharma kepada para dakini selama lima tahun dan dijuluki sebagai Guru Surya Rasmi (Guru Cahaya Keemasan Matahari), tangan kanan Nya membawa trisula Khatvanga, tangan kiri memancarkan cahaya matahari, senantiasa muncul dalam rupa seorang Mahasiddha bertubuh kurus.


愛慧上師
(Ai Hui Shang Shi ~ Guru Loden Chogse)



蓮師腰間有金剛寶杵,代表上師的第六種變身,法號為"愛慧"。蓮師八變--愛慧上師 (Guru Loden Chogse)博學者愛慧,藏音:"羅登楚瑟"(Loden Chogse),著上師咒裝,右手持雙面頭骨鼓,左手持顱碗,國王坐姿。藏史云:蓮師從室利辛哈(Shri Simha)受以大圓滿為主的眾多顯密經教。雲遊孟加拉及鄔丈那等地,教化有緣歸依佛門,人稱"蓮花王"。


Di pinggang Padmaguru terdapat sabuk mustika vajra merupakan manifestasi keenam dari Yang Arya dengan julukan Guru Loden Chogse, tangan kanan membawa damaru kapala dua sisi, tangan kiri membawa mangkuk kapala, duduk dalam posisi raja.

Menurut catatan sejarah :

Dari Guru Sri Simha, Padmaguru menerima ajaran esoterik dan eksotrik dengan Mahaparipurnatantra sebagai yang utama. Melakukan perjalanan menuju Benggala dan Udiyanna, menyelamatkan yang berjodoh untuk bersarana kepada Triratna, orang memanggil Nya "Padmaraja."


忿怒金剛
(Fen Nu Jin Gang ~ Vajra Krodha ~ Dorje Drollo)



蓮師外現靜善忿怒相,代表上師的第七種變身,法號為"忿怒金剛"。

蓮師八變--忿怒金剛上師(Guru Dorje Drollo)

忿怒金剛,藏音"多傑卓勒"(Dorje Drollo)是蓮花生大師的忿怒化現,譯為金剛力士。一頭二臂三目,身棕紅色,上披棕色錦袍,下身著舞裙 ,右舉天鐵金剛杵,左持普巴撅,踏於母虎之背,以蓮花口輪天魔座,安住智能烈焰中。

本尊功德為:能將地水火風四大病氣消除,轉五毒為五智,摧伏死魔、天魔、煩惱魔、大力鬼神等,特別降服不相 信佛法作障礙之眾。

忿怒蓮師"多傑卓勒"為蓮師八變之一,此乃蓮花生大士的忿怒化現,屬寧瑪巴(紅教) 巖傳法門。經典記載其化現的地方為墳地"讓卡這",在不丹王國附近地名(門巴都達昌),有很多危害眾生之邪 神惡鬼和毀壞佛法製造障礙之眾。 而蓮師弟子降服一切邪惡眾生,變現此忿怒本尊。


Rupa Padmaguru dengan mimik krodha merupakan manifestasi yang ketujuh, dengan gelar "Vajra Krodha"


Fennu Jingangshangshi atau Guru Dorje Drolo merupakan manifestasi krodha dari Padmaguru, satu kepala dua lengan, mengenakan jubah merah kecoklatan, tubuh bagian bawah mengenakan jubah tarian, tangan kanan membawa vajra, tangan kiri membawa vajraphurba, menunggangi induk macan, berdiam dalam api kebijaksanaan.


Guru Dorje Drollo mempunyai kemampuan menyingkirkan penyakit dari keempat unsur, mengubah lima racun menjadi lima kebijaksanaan, menaklukan mara kematian, mara dewaputra, mara kerisauan, setan Mahabala dan lain sebagainya, terlebih adalah menaklukan makhluk yang tidak percaya dan selalu merintangi Buddha Dharma.
Dalam kitab tercatat lokasi manifestasi ini di areal pekuburan Rangkazhe, di sebuah tempat dekat Bhutan, dimana terdapat banyak dewa dan setan serta orang - orang yang suka merintangi dan merusak Dharma.


獅子吼聲
(Shi Zi Hou Sheng ~ Simhahanada ~ Senge Dradog)



蓮花師身上的虎皮嚴飾,則代表上師的第八種變身,法號為"獅子吼聲"蓮師八變--獅子吼聲(Guru Simhanada)

獅子吼聲藏語稱"星給紮佐"(Senge Dradog);藏史云:在金剛座有五百外道導師反對佛法,蓮師與之辯論及此法力,均勝之,彼等乃念惡咒修 行作為抵禦。
時空行母頓都瑪獻極極猛烈咒,蓮師遂以此咒回遮,念咒時天空突然霹靂一聲,外道全被消滅,城市起火,餘人盡 皈依佛教,於是即在其地,高樹法幢,因此又名獅子吼聲。其為蓮花生大師之忿怒化現。


Padmaguru yang mengenakan kulit macan sebagai gaun ini merupakan manifestasi kedelapan, dengan gelar : Guru Simhanada (Shizihousheng) atau Senge Dradog.

Dalam catatan sejarah disebutkan : Di Vajrasana ada lima ratus kaum sesat yang menentang Buddha Dharma, Padmaguru berdebat dan memperoleh kemenangan, namun mereka semua membalasnya dengan mantra dan doa doa jahat penuh kelicikan. Saat itu Dakini mewariskan mantra yang sangat keras, Padmaguru dengan menggunakan mantra ini membalikkan semua kutukan dari kaum sesat, saat mantra dijapakan tiba-tiba suara halilintar bergemuruh, kaum sesat termusnahkan semua oleh api, yang tersisa bersarana pada Triratna, sehingga di tanah itu didirikan Panji Dharma, oleh karena itulah Beliau dinamakan Simhanada. Merupakan manifestasi krodha dari Padmaguru.



Om Ah Hum Biezha Gulu Beima Xidi Hum Xie
Om Ah Hum Vajra Guru Padma Siddhi Hum Hrih
Om Ah Hung Benza Guru Pema Siddhi Hung Hrih

5 Murid Utama Wanita dan Consort dari Guru Padmasambhava

gw comot dari group budhist di fs:..

Mereka adalah:
1. Mandarava - emanasi tubuh Vajra Varahi
2. Khandroma Yeshé Tsogyel – emanasi ucapan Vajra Varahi
3. Sakya Devi - emanasi pikiran Vajra Varahi
4. Kalasiddhi - emanasi kualitas VajraVarahi
5. Tashi Chidren - emanasi aktivitas Vajra Varahi

1. Putri Mandarava / Machig Drupa Gyalmo

Merupakan putri di India Utara dari Raja Vihardhara, Mandi, Zahor dan ratu Mohauki yang lahir pada abad ke-8 M dan pasangan dari Guru Padmasambhava. Mandarava merupakan emanasi dari tubuh Vajravarahi. Ia disebut juga sebagai “Putri Putih”. Nama Mandarava diambil dari nama bunga yang tumbuh di Tanah Suci Sukhavati.

Kelahirannya ditandai dengan berbagai tanda ajaib. Tanda-tanda spiritualnya telah muncul sejak ia masih muda.
Mandarava menolak untuk menikah dan lebih memilih untuk menjadi bhiksuni, padahal wajahnya cantik, sehingga banyak raja-raja India dan Tiongkok yang melamarnya. Ayahnya tidak setuju kalau ia tidak menikah dan Mandaravapun pergi dan akhirnya menjadi pengemis. Mandarava kemudian ditahbiskan oleh Bhiksu Shantarakshita. Raja Zahor kemudian setuju terhadap jalan yang ditempuh anaknya dan membangun sebuah kuil untuknya dan murid-murid wanitanya.

Ketika Guru Padmasambhava tiba di mandi dari Orgyen, Mandarava tiba-tiba pingsan ketika Sang Guru terbang di angkasa. Kemudian Mandaravapun menjadi muridnya. Namun gossip segera tersebar bahwa terjalin hubungan yang tidak benar antara Mandarava dengan Guru Padmasambhava. Sang raja, yang merupakan ayah dari Mandarava sangat marah mendengar hal tersebut dan memerintahkan penangkapan Guru Padmasambhava dan kemudian berusaha membakarnya hidup-hidup sebagai pengorbanan. Namun Sang Guru Padma diselamatkan oleh para Dakini dan api yang akan membakar Guru Padma berubah menjadi danau yang berasap selama 7 hari. Di hari yang kedelapan, sang raja menemukan Guru Padmasambhava berwujud sebagai bocah berumur 8 tahun duduk di atas teratai di tengah-tengah danau. Mandarava saat itu telah dilempar ke dalam lubang yang ditutupi oleh duri-duri. Sang raja yang menemukan bahwa anaknya masih hidup sangat berterima kasih dan akhirnya sang raja sendiri berusaha untuk mempersatukan kembali Guru Padmasambhava dengan Mandarava. Guru Padmasambhava dan mandarava benar-benar pasangan yang tidak dapat dipisahkan dan hubungan mereka sangat erat, setidaknya sebelum Guru padmasambhava pergi ke Tibet.

Guru Padma menetap selama beberapa waktu di Zahor dan setelah menjadikan orang-orang sebagai pengikut Buddhis, guru Padma dan Mandarava (yang telah berusia 16 tahun) pergi ke Gua Maratika di Heileshe, Nepal, di mana mereka mempraktekkan yoga keabadian dalam Mandala Amitayus. Guru Padmasambhava dan Mandarava kemudian mencapai tingkatan Vidyadhara. Dari Nepal mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Bangala, di mana Mandarava berubah menjadi Dakini berwajah kucing dan menjadikan masyarakat di Bengal sebagai umat Buddhis.

Mereka akhirnya kembali ke tanah asal mereka, namun karena tidak ada guru spiritual yang diakui di tanah asal mereka, maka Guru Padma dan Mandarava bersama-sama dibakar namun mereka sekali lagi tidak sedikitpun terluka. Maka dari itu Mandarava berubah menjadi Machig Drupa Gyalmo, ratu dari Orgyen Dakini. Orgyen adalah Tanah Suci para Dakini, tanah nirmanakaya Buddha. Ketika Guru padmasambhava pergi ke Tibet, Mandarava tetap menetap di India. Menjelang akhir hidupnya, Mandarava muncul di hadapan Tsogyel ketika bermeditasi di Phukmoche dan memohon agar Tsogyel mengajarkannya 27 sila rahasia yang Guru Padma tidak ajarkan di India.

Mandarava pernah memanifestasikan Sambhogakayanya di Roda Dharma di Tramdruk ketika berdialog tentang mantra dan mudra dengan Guru Padmasambhava. Mandarava kemudian akhirnya berhasil mencapai “Tubuh Pelangi”.

Mandarava tampil sebagai yidam panjang umur, memakai ornament layaknya bodhisattva dan kulitnya berwarna putih. Tangan kanannya memegang sebatang panah dengan berhiaskan panji yang menyimbolkan tradisi Dzogchen dan tangan kirinya memegang melong, cermin bundar yang menyimbolkan sifat dasar dari pikiran yang kosong dan bumpa, vas panjang umur. Mandarava duduk seperti layaknya Tara dengan kaki kanan diturunkan yang menyimbolkan kehendaknya menolong para makhluk hidup. Namun terkadang Ia digambarkan berdiri menari menyimbolkan aktivitas pencerahan dan seorang dakini. Apabila bersama dengan sang Guru, maka Mandarava berada di sebelah kiri Guru Padmasambhava.
Mandarava juga mempunyai banyak emanasi di antaranya adalah: yogini Mirukyi Genchen pada waktu Marpa, Risulkyi Naljorma pada waktu Nyen Lotsawa dan Drubpey Gyalmo pada masa rechungpa. Chusingi Nyemachen, pasangan wanita dari Maitripa adalah juga emanasi Mandarava. Niguma juga dianggap sebagai Mandarava. Melalui praktek dan ketekunannya, mandarava mencapai pencapaian spiritual yang seimbang dengan pencapaian Guru padmasambhava, sehingga mendapatkan gelar Machig Drupa Gyalmo. Mandarava juga pernah menolong Kalasiddhi ketika masih kecil.

2. Yeshe Tsogyal (Dechen Gyalmo)
Ia adalah pasangan wanita dari Tibet dan murid utama dari Guru Padmasambhava. Tsogyal adalah emanasi dari ucapan Vajravarahi. Tsogyal banyak mendapat ajaran yang langka dari Guru Padmasambhava. Terkadang digambarkan dalam bentuk Nirmanakaya dengan pakaian Tibet sehari-hari, duduk dan memegang Kartri dan kapala. Ia disebut juga Dechen Gyalmo dengan wujud bertubuh merah dalam posisi berdiri dan memegang damaru di tangan kanannya yang diangkat dan Kartri di tangan kirinya. Yeshe Tsogyel juga dikenal sebagai emanasi dari Dewi Sarasvati dan reinkarnasi dari Dorje Phagmo.

Yeshe Tsogyal (777-837 M) terlahir di antara keluarga kerajaan Kharchen di Taiyespa. Ayahnya bernama Namkhai Yeshe dan ibunya bernama Gewabum. Ketika ia terlahir, semburan air segar tiba-tiba muncul dari dalam tanah dan akhirnya membentuk sebuah kolam tepat di sebelah rumahnya. Kolam atau danau tersebut kemudian dikenal dengan nama “Lha-tso”, Danau Ilahi, yang kemudian menjadi tempat ziarah oleh para umat dari generasi ke generasi.

Ia tumbuh lebih cepat dari anak-anak lain. Ketika bermain dengan anak-anak lain, ia meninggalkan bekas telapak tangan dan kakinya pada batu-batu. Sifatnya welas asih dan selalu siap menolong siapa saja. Pikirannya tajam dan memiliki Bodhicitta. Ia juga berkeyakinan pada Triratna dan rajin melaksanakan meditasi sehingga pikirannya menjadi seimbang. Semua yang melihatnya menjadi senang. Banyak orang ebrusaha melamarnya pada saat ia berumur 13 tahun. Namun orangtua tsogyel tidak mau memberikan anaknya. Tsogyel selalu ingin lebih banyak belajar dan menolong orang. Ia ingin mendapatkan kebijaksanaan yang diraih Sang Buddha.

Namun hidup Yeshe Tsogyal juga tak terlepas dari kendala. Ia diperkosa oleh pelamarnya yang pertama sendiri dan bertengkar dengan yang kedua. Ia juga melarikan diri dari pelamarnya yang kedua.

Ketika popularitasnya dan welas asihnya diketahui seluruh Tibet, Trisong Deutsen yang mendengar tentangnya langsung mengirim menterinya ke rumah Tsogyel untuk meminta dan menyerahkan Tsogyel kepada raja. Ketika Tsogyel mendengarnya, ia berlari dari rumah ke tempat yang terpencil. Ia melepas semua permatanya, menghancurkannya sampai menjadi debu dan melemparkannya ke sepuluh penjuru. Ia berdoa kepada Buddha dan Bodhisattva agar menghilangkan rintangannya dalam mencapai pencerahan.

Ketika ia berdoa, anak laki-laki berumur 16 tahun muncul dengan mala di tangan kanannya. Ia berkata bahwa menangis dan merusakkan perhiasan tidak akan membantunya. Anak laki-laki tersebut berkata bahwa engkau harus terus berdoa pada Buddha dan Bodhisattva tanpa hentinya. Doamu akan didengar dan harapanmu akan terkabul. Kemudian laki-laki tersebut berkata, “Ikutlah aku dan aku akan menunjukkan jalan menuju pencerahan. Ia mengambil tangan Tsogyel dan secara tiba-tiba mereka sudah berada di tempat terpencil di Tsang namun indah dan tenang.

Anak laki-laki itu sebenarnya adalah manifestasi Guru Padmasambhava. Anak tersebut mengajarkan pada Tsogyel tentang hidup dan samsara. Ia memberitahu agar Tsogyel tetap berada di tempat itu. Tsogyel bertanya kepadanya bagaimana ia akan praktek setelah ia (anak laki-laki) pergi. Anak laki-laki tersebut memberikan instruksi tentang sifat alami pikiran dan memberitahunya bagaimana untuk berpraktek. Tsogyel berterima kasih padanya dan bertanya siapa dan dari mana sebenarnya anak laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut berkata, “Aku datang dari Dharmakaya dan apapun yang aku katakan padamu engkau harus praktekkan.” Yeshe Tsogyal memintanya untuk tinggal, namun anak laki-laki tersebut harus pergi sekarang, karena ia tak bisa berlama-lama, nanti tiba saatnya mereka dapat bersama. Setelah itu anak laki-laki tersebut menghilang.

Yeshe Tsogyel merasakan kesedihan sekaligus kegembiraan. Ia bingung apakah itu nayata atau mimpi. Namun ia sadar itu bukanlah mimpi. Ia sangat senang berada di tempat yang indah. Ia menjadikan tanaman liar sebagai makanannya dengan tak lupa minuma ir yang tersedia di daerah tersebut. Ia terus berlatih dan tumbuh beberapa pemahaman dalam dirinya. Terkadang ia bermeditasi di luar dan terkadang di dalam gua apabila hujan tiba.

Orang tua Tsogyel menyalahkan menteri tersebut atas hilangnya anak mereka. Namun menteri tersebut tidak tahu apa-apa dan ia melapor pada raja atas apa yang terjadi. Sang raja kemudian memerintahkan banyak orang untuk mencarai Yeshe Tsogyal di seluruh Tibet dan membawanya kembali. Bagi siapapun yang berhasil akan mendapatkan imbalan yang sesuai.

Beberapa peziarah menemuklan Yeshe Tsogyal sedang bermeditasi. Mereka kagum melihat gadis secantik itu berada di tempat yang terpencil. Setelah bercakap-cakap dengan tsogyel, mereka memberikannya tsampa dan theh. Setelah itu para peziarah itu menyebarkan berita bahwa ada seorang bhiksuni yang bermeditasi di sebuah tempat terpencil ketika mereka kembali ke desa.
Menteri raja mendengar hal tersebut dan tiba di tempat Yeshe Tsogyal. Ia mengajak Tsogyel untuk tinggal di istana yang mewah ketimbang di tempat terpencil dan liar seperti itu. Namun Tsogyel menolak karena ia ingin mempraktekkan Dharma. Namun akhirnya sang menteri memaksa membawa Tsogyel kepada raja tanpa memperdulikan tangisannya. Pada saat siang ia membawa Tsogyel dan malamnya Tsogyel dijaga dengan ketat. Dengan cara ini ia diambil dan ditempatkan di kediaman raja Trisong Deutsen. Kemudian raja tersebut memberikannya pada Guru Padmasambhava yang datang ke Tibet.

Guru Padmsambhava kemudian membebaskannya dan Tsogyal pun menjadi muridnya. Baru saat itu ia merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Pada saat Yeshe Tsogyal berumur 16 tahun, tepatnya pada tahun 749 M, ia menerima inisiasi dari Guru Padma yang memberinya nama Dechen Gyalmo, di mana bunganya jatuh ke dalam Mandala Vajrakilaya dan dengan mempraktekkan sadhana yang benar, Tsogyal dengan cepat meraih berbagai pencapaian termasuk siddhi di mana ia bisa mengingat segala ajaran Guru Padma tanpa ditulis terlebih dahulu. Tsogyal kemudian menerima semua ajaran Guru Padmasambhava dan menjadi penerus garis silsilahnya.
Yeshe Tsogyal kemudian berusaha untuk kebahagiaan semua makhluk. Ia pergi ke alam neraka dan membebaskan para makhluk disana. Guru padma juga mengirim Tsogyel untuk membebaskan seorang Acharya di Nepal. Bahkan Yeshe Tsogyal juga mengampuni dan memberikan pencerahan bagi para perampok yang memperkosanya.
Yeshe Tsogyal juga mempunyai ingatan yang tajam sehingga memungkinkannya untuk mengingat sejumlah besar isi teks tanpa kesulitan. Keseluruhan ajaran Khadro Nyingtig tersimpan dalam ingatannya.

Putri Yeshe Tsogyal kemudian pergi menuju Nepal pada tahun 795 M untuk mencari seorang Acharya sebagaimana yang diminta oleh Guru Padmsambhava. Ia menemukan seorang laki-laki yang masih muda yang kemudian ia sadari bahwa laki-laki tersebutlah yang dimaksud Guru padmasambhava sebagai Acharya. Laki-laki tersebut bernama Atsara Sahle. Namun orang tua Sahle memberikan syarat bahwa mereka akan memberikan anak mereka pada Guru Padmasambhava apabila tsogyel memberi mereka sejumlah uang emas. Tsogyel menyanggupinya dan mendapatkan emas seetalh membangkitkan kembali anak dari sebuah keluarga dari kematian. Setelah itu orang tua Sahle pun setuju menyerahkan anaknya. Atsara Sahle kemudian menjadi pujaan hati dan pasangan dari Yeshe Tsogyal. Tsogyel dan pasangannya pergi melakukan perjalanan ke berbagai gua pertapaan dan mereka rajin melakukan Sadhana.

Tsogyal mempunyai kepribadian yang lebih kokoh ketimbang pasangannya, karena sejak kecil ia sudah menderita. Ia sudah mempunyai ketetapan hati dalam meraih pencerahan. Yasodhara juag mempunyai rasa cinta kasih dan kebaikan yang besar. Atsara Sahle berasal dari lembah Kathmandu, di mana ia tidak pernah merasakan udara dingin Tibet yang menusuk. Oleh karena itu lebih sulit baginya untuk menjalankan pertapaan di gunung-gunung yang tinggi. Namun mereka berusaha sebaik-baiknya yang mereka bisa untuk mencapai pencapaian spiritual.
Dan tibalah suatu saat, di mana Tsogyal tinggal sendirian di gua Nering Senge dan pasangannya ketika itu pergi ke tempat yang iklinya lebih hangat. Tsogyal kemudian harus mulai menghadapi segala iblis dalam pikirannya. Dengan tetap bermeditasi, ia mengatasi segala macam iblis yang datang kepadanya baik itu iblis pikiran maupun iblis-iblis lain yang menakutkan, penuh nafsu maupun yang jahat. Tsogyal harus menghadapi mereka selama berhari-hari hingga akhirnya ia berada dalam kedamaian dan ketenangan batin. Brahma juga datang mengetes welas asih Tsogyel dengan cara menyamar menjadi seorang penderita kusta.

Setelah itu, di gua terpencil di Paro Taksang, dataran tinggi Bhutan, dengan pasangannya Atsara Sahle, ia mendisiplinkan dirinya melalui puasa, meditasi yang panjang dan praktek spiritual yang bernama karmamudra, untuk menyatukan positif dan negatif bindu dari Cakra hati dan sistem saraf (nadi), tempat di mana 5 energi biologis (vayu) utama dan 5 energi biologis sekunder berasal; dan dengan tujuan untuk mengkristalkan keseluruhan keberadaannya sebagai basis dari inti tubuh vajra. Melalui penyatuan yang tepat antara inti syaraf yang dihaluskan (bindu merah dan putih) dengan melepaskan ikatan psikologis yang terakhir pada Chakra hati, maka pencapaian ke-Buddhaan dalam masa waktu satu kehidupan dapat tercapai.

Di Paro Taksang, setelah mencapai tujuannya dengan usaha yang sangat tekun dan rajin, Yeshe Tsogyal mencapai tingkatan Vidyadhara, di mana Ia mengimbangi pencapaian Guru Padmasambhava. Dan dari itu ia mencapai tahap dasar dari pencerahan.

Setelah itu bersama dengan Guru Padmsambhava, Tsogyal melakukan perjalanan mengelilingi Tibet membabarkan Dharma, memberkati bebagai lokasi dan menaruh berbagai terma. Kemudian ia menjalankan rtreat meditasi di tempat terpencil tahun 796 M dan tidak keluar sampai pada tahun 805 M, setelah Guru Padmasambhava meninggalkan Tibet. Namun sekarang ia kembali sebagai Buddha Yang Tercerahkan. Dan pada tahun 837 M, ia menembus keberadaan duniawinya dan dengan tubuhnya menuju Tanah Suci dari Gunung Merah, tempat Guru Padmasambhava berada.
Biografi Yeshe Tsogyal ada dalam teks “Autobiografi Rahasia Yeshe Tsogyal” yang ditulis oleh Namkhai Nyingpo (abad 9 M). Biografi tersebut ada dalam bentuk terma. Yeshe Tsogyal sendiri juga menulis tentang biografi Guru Padmasambhava.

3. Putri Sakyadevi

Putri Belmo Sakyadevi adalah anak dari Raja Sukkhadhara (Punyedhara?) dari Nepal dan emanasi dari pikiran Vajravarahi. Ibunya meninggal pada saat melahirkan dan ia digantikan oleh ratu selanjutnya dan ditinggalkan oleh kaum kerajaan. Sakyadevi dibawa ke pemakaman bersama dengan jasad ibunya dan ditinggalkan di sana. Kemudian ia dirawat oleh para monyet namun tangan dan kakinya berselaput.

Saat Sakyadevi tumbuh, ia menjadi Yogini dan bertempat tinggal di dekat Parphing, di pegunungan di luar Lembah Kathmandu. Di Vihara Sankhu, sebelah timur laut dari lembah Kathmandu, ia bertemu Guru Padmasambhava dan menjadi murid wanita Guru Padmasambhava dan menerima ajaran darinya. Keduanya hidup di gua yogi Yanglesho di mana mereka menguasai praktek Vajrakilaya dan Mahamudra dengan menggunakan mandala Yangdak dan Dorje Phurba. Ketika Tsogyel berkunjung ke Yanglesho beberapa tahun kemudian, Sakyadevi masih tinggal di sana sebagai yogini. Ia kemudian mencapai “Tubuh Pelangi” sebagai seorang yang telah terealisasi menjadi Buddha. Ia juga mencapai Mahamudra dan menguasai zap-lam yoga, togal yoga dan yoga tidur(mimpi?).

Rakyat Tibet meyakini bahwa Raj Kumari, “Dewi Hidup” dari Basantapur Kumari Bahal di Kathmandu yang terkenal itu, adalah emanasi dari Sakyadevi.


4. Kalasiddhi

Belwong Kalasiddhi dari Nepal adalah anak gadis dari penenun Bhadana dan Nagini di kota Balbong Jur. Nama aslinya adalah Dakini. Pada saat itu memang Nepal terkenal dengan kain wolnya. Ibunya meninggal karena kelaparan dan dia dibuang dan ditinggalkan bersama tubuh ibunya di pemakaman oleh ayahnya sendiri.

Seorang wanita Yogini bernama Mandarava yang ketika itu berwujud harimau wanita, menemukan bayi Kalasiddhi yang sedang menyusu pada ibunya yang telah meninggal. Kemudian Mandarava menyelamatkannya dari kondisi kritis dan membesarkannya, mengajarkannya berbagai ajaran rahasianya. Ketika remaja, Dakini bekerja memintal benang pada siang hari dan menenunnya pada malam hari. Kalasiddhi akhirnya mendapat pentahbisan dari Bhiksu Sakyadeva. Setelah Kalasiddhi mencapai pencerahan, Ia meneruskan silsilahnya kepada anak laki-laki petani yang akan menjadi Guru besar Vajrahunkara.

Dalam tradisi terma dari Terton Tagsham, Kalasiddhi bertemu dan menjadi murid dari Guru Padmasambhava dan Yeshe Tsogyal. Ketika berumur 14 tahun, Dakini ditemukan oleh Tsogyel yang saat itu melakukan perjalanan keduanya ke Nepal untuk mengajarakan sila rahasia dari Guru Padmasambhava. Tsogyel memberinya nama Kalasiddhi. Di Mangyul, menyebrangi batas Tibet dari Trishuli-kola, Kalasiddhi menerima inisiasi dalam Tantra Lama Mandala dan setelah ia mempraktekkan meditasi dengan tekun dan rajin, kalasiddhi akhinya mencapai siddhi. Kalasiddhi juga menemani Tsogyel ke istana Mutri Tsenpodi Samye dan tempat retreat di Chimpu di mana ia bertemu dengan guru Padmasambhava. Guru Padmsambhava segera merasakan bahwa Kalasiddhi memiliki potensial sebagai mudra dalam prakteknya untuk mengembangkan tantra di Tibet dan meminta Tsogyel untuk memberikan Kalasiddhi padanya. Setelah itu dalam waktu yang singkat, Guru Padmasambhava pergi ke arah Barat daya dan meninggalkan Kalasiddhi di bawah bimbingan Tsogyel.

Kalasiddhi berhasil mencapai Pencerahan Sempurna dari Pemegang Ajaran (Vidyadhara). Ia adalah emanasi dari kualitas Vajravarahi. Sebagai tanda perpisahan, Tsogyel memberikan instruksi zap-lam secara detail pada Kalasiddhi.

5. Tashi Khyidren / Mangala

Tashi (abad ke-8 M) adalah murid wanita Guru Padmasambhava yang berasal dari Bhutan. Ia adalah pemberian dari Bhutan kepada Padmasambhava untuk dijadikan murid-Nya dan membantunya menyebarkan Dharma melalui Tantra. Ia adalah anak dari Raja Kerajaan Iron (Shinduraja), yang mengundang Guru Padmasambhava ke Bhutan untuk menyembuhkan penyakitnya. Sumber lain mengatakan ia adalah anak dari Raja Hamra. Di usianya yang ketiga belas, Tashi bertemu dengan Yeshe Tsogyal yang saat itu sedang bermeditasi di Gua Nering Drak dan sering menjadi sasaran tipu muslihat para iblis lokal. Penuh kekaguman terhadap yogini tersebut, Khyidren kemudian selalu membawakan susu dan madu untuk Yeshe Tsogyel. Setelah Tsogyel berhasil menundukkan para iblis dan penduduk lokal yang memusuhinya, ayah Khyidren memberikan hormat padanya dan Tsogyel meminta anaknya, Khyidren. Raja Hamra memenuhi permintaannya dan Tsogyel mengganti nama Khyidren menjadi Chidren. Tak lama kemudian, Khyidren pergi menemani Tsogyel menuju ke Womphu Taktsang di Tibet untuk menemui Guru Padmsambhava.

Padmasambhava meminta Tsogyel agar membawa Khyidren kepadanya agar ia dapat melakukan mudra dalam inisiasi Dorje Phurba, di mana Guru Padmasambhava lakukan untuk melindungi Tibet. Khyidren berperan sebagai pasangan kedua dalam inisasi ini. Dalam simbolisasi Phurba-Tantra, Khyidren disimbolisasikan sebagai macan wanita yang ditunggangi Phurba dan pasangannya (Padmasambhava dan Tsogyel) dalam menakukkan para dewa dan iblis di Tibet.Setelah meninggal, Khyidren juga berinkarnasi kembali menjai anak perempuan Machig Labdron.

Dan satu lagi murid wanita Guru Padmasambhava:

Lacham PemaSel

Lacham PemaSel (Pematsal) adalah anak perempuan dari Raja Trisong Deutsen dari Tibet dan Ratu Dromza Changchub. Pada saat berumur delapan tahun, ia sakit dan mati. Padmasambhava, yang pada saat itu berada di istana kerajaan, dipanggil. Ia tiba-tiba datang ke ruangan di mana Lacham PemaSel terbaring dan menulis huruf ‘Nri’ berwarna merah di hatinya dangan mengucapkan mantra. Memasuki kesadaran tak sadarkan diri(Antarabhava?), Guru Padmasambhava memanggil kembali kesadarannya dan mengembalikan hidup ke tubuhnya. Keajaiban membangkitkan orang mati ini menghebohkan istana dan mengakibatkan Sang Raja memiliki keyakinan yang absolut terhadap kekuatan Guru Padmasambhava.

Setelah Lacham bangkit dan dapat berbicara, Guru Padmasambhava menganugrahkan inisiasi Khadro Nyingt'ig, instruksi esoterik yang langka. Di kehidupan yang selanjutnya sebagai yogi laki-laki Peme Ledrel Tsal (1291-1315) ajaran Padmasambhava mengembalikan kesadarannya untuk bangun kembali. Kesadarannya terus bereinkarnasi dan akhirnya mencapai realisasi sebagai Guru Agung tradisi Nyingma yaitu Longchenpa (1308-1363).

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;