Kamis, 29 Maret 2012

kitab berkeliling dialam neraka XII (Giok Shi Thum Chi)

BAB 61
MENGUNJUNGI KOLAM KOTORAN DARAH DAN GUNUNG TIMUR
TAHUN 1978, LAK GWEE JI CAP GO

Chi Hoet:
Telah banyak melewati jalanan di Alam Baka, yang terlihat adalah Roh, setelah saya dilahirkan yang jadi saya ini sebelumnya siapa? Kini sayapun lahir, siapa diriku ini? Kedua mata kini suram, juga tidak tahu siapakah saya ini? Para umat bingung seperti murid yang suka bolos dari sekolah, hanya membawa tas belajar dari rumah, namun bermain di luar sekolah, setibanya waktu ujian, satu pertanyaan, tiga tidak bisa menjawab, percuma dikirim ke sekolah oleh kedua orang tua, membesarkan anak sampai pikun tidak tahu apa-apa, saya disini mengharap para umat di seluruh dunia, sebagai manusia jadilah orang yang bertanggung jawab, banyak-banyaklah berbuat kebaikan, jangan berbuat kucing-kucingan, berbuat kejahatan, jangan sampai setelah meninggal menjadi setan yang kurang ajar, karena waktu masih hidup kebiasaannya jalan di tempat gelap, kinipun jadi Roh dosa yang jalannya merabah, maka celakalah dirinya. Hari ini siap mengelilingi Alam Baka lagi, Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen:
Hari ini kita tiba di tempat ini, kenapa di depan hanya terlihat sebuah kolam besar, dilihat dari kejauhan seperti di kolam banyak terapung bayangan orang dan terdengar suara yang minta tolong, oh, rasanya saya sudah mencium bau yang amis.
Chi Hoet:
Di depan itulah KOLAM KOTORAN DARAH, hari ini mengajak kamu kemari, kamu harus bersemangat, mari kita menuju kesana.
Yang Shen:
Di jalanan terlihat banyak prajurit Alam Baka sedang mengawal, jalan Roh dosa juga menuju ke kolam itu.
Chi Hoet:
Mereka akan dihukum ke kolam itu.
Yang Shen:
Bau amisnya semakin menyesakkan, juga terdengar suara minta tolong yang begitu kencang, oh air di kolam ini seperti kotoran darah, sungguh amis baunya.
Jendral Penjaga Kolam:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen, kami sudah dapat pemberitahuan, bahwa kalian akan datang, silahkan masuk menyaksikan.
Yang Shen:
Dari sini sudah cukup jelas melihatnya, saya pikir tidak usah terlalu dekat ke kolam ini, harap Jendral cukup ceritakan keadaan disini sajalah.
Jendral:
Ya, kolam ini dinamakan KOLAM KOTORAN DARAH tempatnya di bawah jembatan NAI HO CHIAO (JEMBATAN TIDAK BISA BERBUAT APA-APA), letaknya di ujung kali itu, Roh dosa setelah jatuh dari atas jembatan NAI HO CHIAO ke dalam jurang ular beracun, dimakan, digigit oleh ular sehingga darahpun terkumpul jadi kali darah dan mengalir ke dalam kolam ini, yang dihukum disini adalah Roh yang berbuat dosa juga.
Yang Shen:
Coba Jendral jelaskan lagi.
Jendral:
Dewa tidak boleh dihina karena kesuciannya, namun masih juga banyak orang memaki atau memaki orang tua menggunakan bahasa yang kotor, mengadu domba karena iri hati, memfitnah orang lain, semua termasuk hati pikiran yang kotor atau yang berbuat asusila hubungan badan pada siang hari bolong, tidak takut sinar matahari, tidak takut dilihat orang, sungguh kotor perbuatan tersebut, juga ada yang mencari uang dengan menjual diri, berbicara bahasa yang kotor, karena terlalu banyak melacur, kotoran rohaninya atau di mulutnya suka makan kotoran yang anggapannya untuk kesehatan badan, karena terpengaruh pelajaran yang menyesatkan atau sebagai manusia suka membunuh, mematikan nyawa kehidupan, menghina atau mengotori tempat-tempat ibadah, setelah meninggal harus dihukum dalam kolam ini.
Chi Hoet:
Ada yang mengatakan, wanita yang sedang mengandung dan meninggal akan dimasukkan dalam kolam kotoran darah, ini tidak benar, mengandung karena ciptaan Langit dan Bumi sudah meninggal karena mengandung sudah kasihan nasibnya, mana ada alasannya dihukum ke Kolam Kotoran Darah, maka kalau ada umat yang saudaranya meninggal karena melahirkan haruslah banyak sembahyang, berbuat kebaikan atau banyak mencetak buku amal, membagikan ke orang lain, supaya jasa amal kebaikan itu bisa membantu dan menolongi hatinya yang penuh kaget dan tegang itu, sebab waktu wanita yang mau melahirkan hatinya bimbang, bercampur takut dan sakit, kalau sampai meninggal, maka rohaninya tidak tenang, karena itulah sebagai suami atau saudaranya harus banyak berbuat amal, jasa kebaikan memohon Dewa Budha bisa menolong.
Jendral:
Yang dikatakan Chi Hoet benar, harap manusia camkanlah hal ini.
Chi Hoet:
Karena kami mau menuju ke tempat lain, juga sudah tahu keadaannya KOLAM KOTORAN DARAH ini, kami permisi.
Yang Shen:
Terima kasih atas penjelasannya Jendral.
Jendral:
Oh tidak apa. Kalau ada kekurangan harap memaklumi.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai, siap ke Istana Gunung Timur.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
ISTANA GUNUNG TIMUR sudah tiba, Yang Shen turun.
Tun Ih Ta Tee (Penguasa Gunung Timur):
Menyambut kedatangan Chi Hoet dan Yang Shen, kalian berdua atas Titah mengarang buku hari ini baru tiba kemari, kami sudah lama menanti.
Chi Hoet:
Karena kekuasaan Ta Tee yang tinggi, maka saya mulai mengunjungi dari yang Tingkat Pertama, tingkat Ta Tee diatur kebelakangan maksudnya "Dari Bawah ke Atas", harap Ta Tee jangan menyalahkan.
Ta Tee:
Chi Hoet tidak usah sungkan, sudah datang kemari saya sudah senang, Vihara Shen Shien di Tai Chung mengembangkan ajaran-ajaran suci, banyak menerbitkan buku dan kitab kebaikan untuk dibagikan, menasehati manusia, sudah banyak menolong manusia, saya banyak berterima kasih atas atas perjuangan kalian, hari ini Yang Shen bisa ikut Chi Hoet kemari, saya harus mengadakan perjamuan, silahkan masuk dan kalian istirahat di dalam, kita ngobrol-ngobrol.
Yang Shen:
Terima kasih Ta Tee.
Ta Tee:
Kalian silahkan duduk. Jendral, cepat sediakan jamuan untuk tamu.
Jendral:
Siap...sudah sediakan.
Ta Tee:
Kalian tidak usah sungkan, silahkan coba.
Chi Hoet:
Terima kasih jamuannya Ta Tee.
Yang Shen:
Teh wangi buah manis, rasanya lain daripada yang lain, bolehkah saya bawa pulang sebagain ke dunia?
Ta Tee:
Buah-buahan cukup makan disini, paling enak.
Chi Hoet:
Yang Shen jangan serakah, pohon buah di rumah kamu sudah banyak berbuah, yang penting rawatlah yang benar sudah cukup buat kamu makan.
Ta Tee:
BUAH AJARAN baru bermanfaat, buah-buahan yang berbentuk biar bisa dimakan, namun bisa busuk, kurang bermanfaat, kamu mengerti?
Yang Shen:
Atas perkataan Guru dan Ta Tee, saya menjadi sadar, sungguh malu, sungguh malu.
Chi Hoet:
Silahkan Ta Tee perkenalkan tugas tingkatan ini.
Ta Tee:
Baiklah, Gunung Timur sebagai GUNUNG TAI adalah gunung yang tertinggi dibanding keempat gunung tinggi yang lain, juga bisa menembus ke sepuluh tingkat yang berada di Alam Baka, boleh disebut bagian tersendiri yang penuh kekuasaan, seperti pengadilan yang tertinggi yang terdapat di dunia. Tugas disini juga mengurus Roh yang bergentayangan, mengatur memberikan tugas untuk setan maupun Pejabat Dewa yang terdapat di dunia dan di Alam Baka. Karena tingkat ini boleh melapor langsung ke Giok Tee, sehingga bisa memberikan perintah tugas, seperti Dewa Gunung, Dewa Bumi, Dewa Perbatasan, termasuk dalam kekuasaan tingkat ini. Kalau di Tingkat Sepuluh terdapat persoalan yang tidak bisa diatasi, maka tugas perkara persoalan tersebut diserahkan disini, jadi kedudukan disini masih di atas ke sepuluh tingkatan. Namun di atas Tingkat Gunung Timur masih terdapat YIN MING CHIANG CHU (PENGUASA ALAM BAKA) yang mengatur urusan pertolongan dan tugas saya mengawasi langsung keadaan Alam Baka, masing-masing punya tugas sendiri.
Yang Shen:
Saya ada satu pertanyaan, mengapa penjelasan Ta Tee tentang tugas tingkat ini mengurus Roh yang bergentayangan, kenapa masih sering terdengar di dunia bahwa si anu pernah diganggu oleh setan gentayangan, apakah hukum di Alam Baka juga terdapat pembocoran?
Ta Tee:
Hukum Langit tegas, longgar namun tidak bocor. Hukum Bumi menyeramkan, biar ada kebocoran namun tidak akan lama, benar apa yang dikatakan Yang Shen, memang di dunia masih terdapat banyak Roh yang bergentayangan. Hukum Alam Baka biarpun tegas namun masih punya pengampunan, diartikan BAGI ADIL LIHAT SUDUT PERKARANYA, karena banyak Roh yang meninggal karena penasaran, atas aduannya maka keluhannya ditanggapi, kemudian diberikan izin baginya mengadakan perhitungan, cuma setibanya di dunia karena perasaannya tidak mau membeda-bedakan sehingga ketemu siapapun diganggunya, tetapi kalau manusia itu memiliki rohani yang kuat, atau tinggi ajaran agama yang dimilikinya maka Roh juga tidak berani mendekatinya, jika Roh tidak mengikuti peraturan Hukum Alam Baka dan berbuat macam-macam di dunia, jika ketahuan akan ditangkap oleh Dewa yang berada di dunia atau petugas patroli sampai waktunya itupun Roh tidak bisa berbuat apa-apa sehingga ditangkap, dibawa pulang ke Alam Baka dan dihukum, karena Dewa juga tidak tega atas nasibnya Roh yang mati penasaran, sehingga diberikan kebebasan untuk mengadakan pembalasan, hal demikian seperti terhukum yang sudah bebas atau keluar dari penjara di Alam Dunia, ada yang tidak bertobat atas kesalahannya, malah kini lebih buas setelah keluar dari penjara, maka ada manusia yang diganggu oleh setan gentayangan, di dunia sama seperti hal ini.
Yang Shen:
Benar yang dikatakan oleh Ta Tee.
Chi Hoet:
Terima kasih atas penjelasannya Ta Tee, waktu sudah tiba, kami mau permisi.
Ta Tee:
Sungguh merepotkan kalian, semoga buku Berkeliling di Alam Baka cepat selesai, bisa menolongi para umat sehingga jasa kebaikan ini terlaksana. Perintahkan Pejabat berbaris mengantar tamu.
Yang Shen:
Terima kasih Ta Tee dan Pejabat Dewa, kami mau permisi. Saya sudah duduk. Silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.
BAB 62
MENGUNJUNGI TI CHANG WANG PHO SAT MENGADAKAN PESTA BAGI TERCIPTANYA BUKU INI
TAHUN 1978, LAK GWEE JI CAP LAK




Chi Hoet:
Hari ini adalah hari yang gembira, karangan buku ini setelah memakan waktu dua tahun kini sudah selesai, buku yang tersohor ini penuh berisi ajaran-ajaran kemanusiaan, mungkin ada orang yang tidak percaya, namun yang disaksikan dan pengalaman para murid di Alam Baka ini, seperti sebuah film yang berkisah kenyataan, karena itu saya mengharap para umat di seluruh dunia lebih baik percaya dari pada tidak, bisa menyadari bahwa KEHIDUPAN adalah satu permulaan yang kecil, namun setelah mengenal KEMATIAN adalah menyambung hidup yang tiada batasnya, maka sekarang jangan punya anggapan bahwa setelah meninggal, bebaslah segala urusan, coba kamu lihat Roh itu, sedang menuju ke Alam Baka, namun yang meninggal sebagai pahlawan, sinar Rohnya akan melayang naik ke Surga, pertanda betapa kesetiaannya berbakti pada negaranya, sebaliknya bagi manusia yang berbuat kejahatan, setelah meninggal Rohnya kotor sehingga dimasukkan ke dalam Neraka, semoga para umat setelah membaca buku ini bisa sadar, bagaikan bangun dari mimpi, jangan mabuk kepayang dalam Alam Baka yang penuh godaan ini, sehingga masuk ke jurang yang semakin dalam dan tidak tertolong lagi. Hari ini adalah kunjungan ke Alam Baka yang terakhir. Yang Shen bersemangatlah, berpakaian yang bersih dan rapi, bersiaplah menerima hadiah di Alam Baka nanti.
Yang Shen:
Guru, saya sungguh senang, tugas ini hampir selesai, kita bisa melepas lelah nanti.
Chi Hoet:
Punya cita-cita kini terlaksana, Langitpun tidak menyia-nyiakan perjuangan manusia, lebih giatlah berjuang, cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Hari ini Kembang Teratai kok kelihatannya begitu besar, juga memancarkan sinar?
Chi Hoet:
Dalam dua tahun ini karena tugasnya membantu kita, keluar masuk ke Alam Baka dilatih menjadi besar dan bersinar.
Yang Shen:
Oh begitu, sungguh ajaib.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen:
Oh, lapangan yang di depan itu sungguh ramai, terdengar musik-musik Dewa, meja perjamuan yang berbaris-baris, semua terbuat dari batu Giok, orang-orang yang mondar-mandir belum saya kenal, ada yang berjubah imam, pendeta atau yang berpakaian seperti Nabi berpakaian dari negara lain, mereka ini datang dari mana?
Chi Hoet:
Karena buku Berkeliling ke Alam Neraka atas Titah kini selesai ciptaannya, maka YIN MING CHIAN CHU mengadakan pesta perjamuan di depan ISTANA TI CHANG. Hari ini kita sebagai tamu agung, coba kamu lihat para Dewa, imam, pendeta, Nabi dan para undangan yang lain, Ti Chang Wang Pho Sat telah keluar mau menyambut kita, cepat kamu berikan salam.
Yang Shen:
Selamat berjumpa Ti Chang Wang Pho Sat dan para Dewa, saya adalah Yang Shen dari Tai Chung, Vihara Shen Shien telah dapat Titah ikut Chi Hoet ke Alam Baka untuk mengarang buku, banyak dapat bantuan dari Ti Chang Wang Pho Sat atas perintahNYA bagi Pejabat di Alam Baka bisa saling membantu tugas ini agar bisa selesai, kini ikut Guru Chi Hoet khusus kemari mengucapkan terima kasih, sungguh saya tidak berani merepotkan Yang Mulia mengadakan perjamuan ini, saya jadi ketakutan.
Chian Chu:
Yang Shen cepat bangun, kamu dan Chi Hoet sungguh lelah mondar-mandir ke Alam Baka dalam dua tahun ini, sungguh hati yang mulia untuk menolong umat di dunia, hari ini saya mengadakan perjamuan ini sebagai pesta, pertanda buku sudah selesai diciptakan, silahkan Chi Hoet dan Yang Shen duduk di dalam.
Yang Shen:
Saya tidak berani.
Chi Hoet:
Hari ini YIN MING CHIAN CHU TI CHANG WANG PHO SAT (PENGUASA ALAM BAKA) mengadakan pesta perjamuan untuk kita, saya pikir tidak usah sungkan lagi, sudah cukup sibuk dalam dua tahun ini, kita bisa santai, cepat duduklah.
Yang Shen:
Guru sudah duduk, saya mau tidak mau harus duduk juga, dalam perjamuan ini para tamu undangan semakin banyak yang datang, setiap undangan di atas kepalanya menimbulkan sinar emas, pertanda betapa tinggi ilmu pelajarannya.
Chian Chu:
Perjamuan ini khusus diadakan untuk terciptanya buku Berkeliling ke Alam Baka, karena Neraka memang diakui oleh semua agama di dunia, maka hari ini para Nabi dari agama masing-masing berikut murid-muridnya diundang kemari, karena itu dari Langitpun mendatangkan wakil-wakil Dewa serta malaikat ikut dalam pesta ini, juga Yau Chi Chin Mu (Ibunda Kolam Yau Chi dari Langit), juga mengirim buah SIAN TO (BUAH DEWA DARI LANGIT) dan minuman Chiun Chiang. Yang Shen, kamu sungguh Hoki (beruntung).
Yang Shen:
Terima kasih atas perhatian para Dewa dari Langit dan Alam Baka, kini musik Dewa berbunyi.
Chian Chu:
Pesta akan dimulai, para Nabi dan Kwan Im tiba.
Kwan Im:
Hari ini bertemu lagi. Chi Hoet dan Yang Shen.
Yang Shen:
Menyembah Kwan Im.
Chian Chu:
Sekarang pesta dimulai, musik mengiringi. Apa kabar semuanya? Para undangan semua datang dari Langit, hari ini bisa tiba ke Istana Bumi sehingga memancarkan sinar yang terang di Alam Baka, karena di Taiwan, kota Tai Chung, Vihara Shen Shien dapat Titah Giok Tee untuk berkeliling ke Alam Baka, mengarang menjadikan buku untuk menasehati manusia di dunia, agar menimbulkan kembali suasana hawa damai, sifatnya Budha Chi Kung suka berhumor maka disenangi oleh umat dunia, dengan mempergunakan sifatNYA ini yang pura-pura gila untuk menolong umat dunia, apa yang dikatakannya seperti obat embun segar, bisa banyak menolong, karena inilah beliau ditunjuk Giok Tee sebagai perantara jalanan sekaligus mengadakan ajaran di samping tugas mengantar Yang Shen berkeliling Alam Neraka, Yang Shen sebagai murid pertama Vihara Shen Shien rohaninya murni dan polos mengikuti Chi Hoet mengunjungi seluruh tingkatan, hari ini bukunya sudah selesai tercipta, maka diadakan pesta perjamuan ini, pertama sebagai tanda upacara, kedua pertanda walaupun dunia ini besar namun di alam rohani tidak berbeda pendapat di antara umat agama. Seperti sekarang para Nabi dan umatnya bisa berbaris duduk bersama dalam suasana yang penuh kedamaian telah mencerminkan pemandangan yang tidak membedakan ajaran agama masing-masing, harap para umat juga bisa melaksanakan ajaran-ajarannya, melatih diri, banyak bersembahyang, melaksanakan tugas sebagai manusia yang benar, untuk mendorong ke dunia yang penuh dengan perdamaian, tidak menyia-nyiakan kehidupan ini, demikianlah harapan saya, perjamuan dimulai.
Chi Hoet:
Yang Shen tidak usah sungkan lagi, ini minuman Chiun Chiang dan buah Sian To, setelah dimakan dan diminum akan menguatkan badanmu dan panjang umur.
Yang Shen:
Terima kasih Guru. Saya tidak usah sungkan lagi menggunakan kesempatan ini untuk banyak makan.
Chian Chu:
Menyambut kedatangan Hoet Co Li Chun Yang.
Hoet Co:
Tidak usah repot-repot, saya atas Titah Giok Tee kemari membawa hadiah bingkisan tulisan agar Yang Shen bawa pulang ke Vihara Shen Shien sebagai tanda penghargaan dari Langit.
Yang Shen:
Terima kasih Yang Maha Kuasa.
Chian Chu:
Silakan Hoet Co, kita sama-sama makan jamuan ini.
Hoet Co:
Terima kasih.
Chian Chu:
Karena terbatasnya waktu, jika ada kekurangan dalam perjamuan ini, harap para Yang Mulia bisa memaklumi, Chi Hoet dan Yang Shen bisa mengikuti acara ini, saya sangat senang, mengembangkan ajaran kebaikan mengikuti perkembangan Alam Baka memang satu tugas yang mulia. Buku ini bisa jadi dengan menggunakan cara kuno melalui kemasukan rohani, menjelma dan menulis sehingga terciptanya buku ini, manusia di dunia harus mengerti bahwa tujuan Langit sesungguhnya mau benar-benar menolong manusia jangan sampai dihukum ke Alam Neraka setelah meninggal, julukan saya sebagai TI CHANG PHO SAT di dalam pintu Budha, kalau umat lain memanggil menjadi PENGUASA ALAM BAKA, manusia di dunia mungkin tidak tahu, manfaatkan bagian akhir ini saya sekalian memberitahukan.
Chi Hoet:
Kembang Teratai kini melayang di tengah Langit, ini hasilnya ajaran yang dilaksanakan oleh para murid di Vihara, saya tidak memiliki benda apa-apa, maka saya menghadiahkan Kembang Teratai ini kepada Yang Shen sebagai kenang-kenangan, harap yang Shen bisa menyayanginya.
Yang Shen:
Terima kasih Guru, biar saya bisa menerimanya, namun saya juga malu, kini hanya bisa mengikuti ajaran Guru untuk menjadi manusia yang benar, saya memohon Guru bisa mendidik saya.
Chi Hoet:
Budha ada di sebelah kiri atau di sebelah kanan kamu, kalau kamu bisa melaksanakan pelajaran hati Budha, maka kamupun akan berhasil.
Chian Chu:
Minuman Chiun Chiang ini saya titipkan Yang Shen bawa pulang ke Vihara untuk para murid disana minum, mereka disana dalam dua tahun ini juga akan dilaporkan oleh Dewa-Dewa, petugas patroli agar terdaftar nama-namanya ke dalam berkas-berkas di Istana Alam Baka, kalau punya permintaan akan dikabulkan, baik-baiklah memanfaatkan kesempatan ini, menasehati manusia, jasa ini sungguh besar, terakhir saya mengucapkan selamat berjuang paramurid di Vihara.
Chi Hoet:
Yang Shen kita siap pulang.
Yang Shen:
Terima kasih Yang Maha Kuasa, Chian Chu, para Nabi, Guru atas ajarannya, saya tidak akan melupakannya, selamat tinggal.
Chian Chu:
Harap para yang mulia berdiri, mengantar Chi Hoet dan Yang Shen pulang.
Chi Hoet:
Simpan yang baik minuman Chiun Chiang itu, ini hasilnya dalam dua tahun ini.
Yang Shen:
Saya sudah simpan dengan baik, hadiah bingkisan tulisan ini, gunung tenanglah dan berangkatlah.
Chi Hoet:
Demi siapa kita sibuk begini? Perbatasan Alam Baka dan dunia, pintu hantu, sudah habis mengelilingi seluruhnya neraka dalam dua tahun ini, hanya mengharap umat mau melepaskan kejahatan, berbuat kebaikanm tugas sudah selesai, tunggallah para umat, apakah mau berubah sikap atau tidak, saya sekarang tidak peduli lagi, mau ke Surga atau jatuh ke Neraka, tentukanlah tujuan kamu, nasehati lagi para umat supaya bisa insyaf. Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan, saya dan Giok Shi Thum Chie pulang ke Langit lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;