Sila dalam Tantrayana lebih ketat dibandingkan dengan sila non Tantra, Tantrayana diawali dengan 14 Mula Sila Tantrayana. Sehingga semua sadhaka vajrayana wajib memahami dan menaati dengan sepenuh hati sila dari Vajra Tantra. Terutama tidak boleh melanggar 14 Mula Sila Tantrayana.
1. Tidak menghormati Mulacarya melalui ucapan, pikiran dan perbuatan.
Penjelasan: Mulacarya mewakili Buddha membabarkan Dharma, merupakan perwujudan dari Tri Ratna. Dalam Tantrayana, Catur Sarana yang pertama adalah bersarana kepada Mulacarya, untuk itu sehari-hari hendaknya memperlakukan Mulacarya layaknya seorang Buddha. Sebelum bersarana, hendaknya seorang siswa terlebih dahulu memahami Mulacarya, agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari, yang mengakibatkan tidak menghormati Mulacarya melalui ucapan, pikiran dan perbuatan. Begitu bersarana, hendaknya menghormati serta menghargai Mulacarya, dengan demikian akan memperoleh karma baik dan kelak mencapai keberhasilan dalam mempelajari Buddha Dharma. Sebaiknya apabila mengecam Mulacarya, berarti telah melanggar sila ke-1 dari '14 Mula Sila Tantrayana' dan kelak akan terjerumus ke dalam Neraka Vajra. Bila setelah bersarana kepada mulacarya ternyata Mulacarya tersebut memang tidak benar, dan tidak memiliki kemampuan dalam Buddha Dharma, maka jauhilah Mulacarya tersebut dan bersarana kepada Mulacarya lain yang sejati. Namun sebagai seorang sadhaka Vajrayana, janganlah mengecam mantan Mulacarya tersebut.
2. Tidak mematuhi Tata Sila dalam Tantra maupun non Tantra.
Penjelasan: Dalam Tantrayana maupun non Tantra terdapat banyak sila, dan sila-sila ini bermaksud untuk mencegah umat Buddha melakukan perbuatan jahat, antara lain Pancasila Budhis, Kusala Karmapatha dan 250 sila. Kekuatan yang diperoleh dari mematuhi sila disebut kekuatan sila. Sadhaka Vajrayana wajib mematuhi Tata Sila dalam Tantrayana maupun non Tantra.
3. Menaruh dendam pada sadhaka sedharma.
Penjelasan: Sesama saudara sedharma baik Tantra maupun non Tantra, hendaknya tidak menaruh rasa dendam ataupun menghujat. Oleh sebab itu dalam Satya Buddhagama terdapat sila yang amat penting, yaitu 'Menghormati saudara sedharma dan menghormati Mulacarya'.
4. Tidak memiliki maitri karuna.
Penjelasan: Sadhaka Vajrayana hendaknya memiliki maitri karuna, janganlah beriri hati.
5. Gentar akan kesulitan dan meninggalkan Bodhicitta.
Penjelasan: Hendaknya memiliki maitri karuna dalam upaya membebaskan sesama mahluk dari samsara, sekalipun terhadap insan yang berwatak jahat. Tidak gentar dan tidak patah semangat dengan menyadarkan bahwa semua mahluk memiliki sifat Buddha. Gentar terhadap kesulitan akan mengakibatkan lenyapnya Bodhicitta, padahal dalam mengembangkan Bodhicitta yang utama adalah membantu bebaskan sesama mahluk dari samsara.
6. Mengecam sutra Tantrayana maupun non Tantra bukan berasal dari Buddha.
Penjelasan: Dewasa ini di kalangan masyarakat banyak orang mengecam bahwa sutra yang ini palsu, sutra yang itu palsu. Hendaknya jangan sembarangan memberi komentar bila belum mengerti dengan jelas, sebab salah komentar dalam hal ini merupakan kecaman yang juga melanggar sila.
7. Mengajari Sadhana Tantra tanpa memiliki kwalifikasi.
Penjelasan: Hanya orang yang meiliki kwalifikasi seorang Acarya, yang telah diakui keabsahannya oleh seorang Mulacarya dan Adinata, baru diperkenankan mengajari Sadhana Tantra, dan itupun setelah ia mampu melebur dalam samudera kemurnian sifat Vairocana. Jadi kalau belum memperoleh abhiseka dan keabsahan dari Mulacarya, seseorang tidak diperkenankan mengajari Sadhana Tantra.
8. Melekat pada panca skandha yang merugikan sesama.
Penjelasan: Seorang Vajracarya layaknya seorang Buddha, dan sadhaka Vajrayana juga layaknya Pewaris Dharma. Perbuatan merugikan orang lain dan menyakiti diri sendiri yang penuh dengan kemelekatan pada panca skandha, semua ini tidak sesuai dengan vinaya Buddha Dharma.
9. Mengabaikan sunya dan ada.
Penjelasan: Sunya dan ada kedua-duanya amat penting. Dan jangan mengabaikan upaya pelatihan mencapai sunyata.
10. Bersekutu dengan orang yang mengecam Buddhadharma dan merugikan sesama.
Penjelasan: Sila ke-10 ini kelihatannya bertentangan dengan sila ke-5, sebenarnya tidak demikian. Kita boleh berupaya membantu bebaskan mereka yang mengecam Buddhadharma agar meninggalkan samsara, begitu pula mereka yang perbuatannya merugikan orang banyak; namun kita tidak bersekutu dengan mereka, artinya kita tidak melibatkan diri dengan perbuatan mereka, juga tidak bersenda gurau dengan mereka.
11. Memamerkan kekuatan spiritual dan melupakan makna mulia sebenarnya.
Penjelasan: Sering memamerkan kekuatan spiritual pribadi, dan telah melupakan makna mulia semula belajar Sadhana Tantra, yaitu mencapai ke-Buddha-an, membantu bebaskan sesama mahluk dari samsara serta mengembangkan Bodhicitta.
12. Tidak mengajarkan Sadhana Tantra yang sejati berarti merusak akar kebajikan.
Penjelasan: Seorang Acarya yang sejati wajib mengajarkan Sadhana Tantra yang sejati pula, dan membantu bebaskan sesama mahluk dari samsara. Kalau tidak, maka ia telah merusak akar kebajikan dan termasuk melanggar sila.
13. Tidak memiliki Dharmayudam yang lengkap.
Penjelasan: Setiap pelatihan dan pengajaran Sadhana Tantra harus menyediakan perlengkapan Dharmayudam yang komplit, agar tidak melanggar sila.
14. Mengecam kebijaksanaan kaum wanita.
Penjelasan: Tidak mengecam kebijaksanaan kaum wanita, berarti menjalani konsep persamaan derajat.
Demikianlah 14 Mula Sila Tantrayana. Seorang sadhaka yang telah menerima abhiseka, wajib memahami dan mematuhi 14 Mula Sila Tantrayana; kalau tidak, berarti telah melanggar Tata Dharma, dan menekuni ilmu sesat.
(Sumber: Buku Lu Sheng-yen "Pencerahan Maha Guru" hal.179)
0 komentar:
Posting Komentar